Didalam studio milik Aman, terlihat Zea sedang bernyanyi dengan lagu permintaan dari Aman. Dengan sebisanya dia menyuarakan suaranya dengan sepenuh jiwa dan segenap hati. Zea teramat mendalami lagu yang tengah dia nyanyikan dengan kedua mata memejam.
Aman duduk dikursi menatap Zea sambil mendengarkan suara Zea dengan teliti. Dia terkejut karena suara Zea tidak sejelek yang Zea katakan. Bahkan, suara Zea memiliki nada yang unik dan menarik.
Aman tersenyum bangga dan bertepuk tangan di saat Zea telah selesai menyanyikan satu buah lagu permintaannya.
"Wow, mbak Zea! Suaramu tidak seburuk yang Kamu katakan. Kamu memiliki suara yang khas dan bagus. Mbak Zea memiliki potensi yang besar sebagai penyanyi!" kata Aman dengan senyum.
Zea menatap Aman dan tersenyum. Dia tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh pria dihadapannya tersebut.
"Benar, kah Mas? Aku sungguh tidak percaya. Mas Aman pasti hanya sedang meledekku," kata Zea, dia sama sekali tidak percaya dengan pujian atau malah mungkin sebuah ejekan yang ditujukan oleh Mas Aman untuknya.
Aman mendekati Zea dan menggeleng. "Benar, mbak Zea! Kamu memiliki suara yang unik dan menarik. Aku ingin kamu bergabung dengan grup organ tunggalku. Dan Aku tidak sedang meledekmu Aku mengatakan dengan jujur."
Zea terkejut dengan tawaran Aman. Dia tidak pernah membayangkan bahwa akan mendapat tawaran menjadi penyanyi.
"Tapi, Mas... Aku tidak tahu apakah aku bisa melakukannya. Aku tidak memiliki pengalaman sebagai penyanyi."
Aman tersenyum. "Jangan khawatir, mbak Zea! Aku akan membantumu. Kita akan berlatih bersama-sama."
Zea merasa ragu-ragu. Dia tidak tahu apakah dia harus menerima tawaran Aman atau tidak. Dia juga belum meminta izin pada Mas Andam.
"Bagaimana, mbak Zea? Kamu bersedia menjadi artis wanitaku dan bergabung digroup organ tunggalku?" tanya Aman lagi karena sejak tadi Zea hanya diam saja.
Zea menatap Aman yang tengah menatapnya menunggu jawaban. "Emmm ... Boleh deh. Aku mau Mas, tapi tolong dibimbing ya Mas, supaya Aku tidak melakukan kesalahan," kata Zea, setelah dia lama berpikir.
Aman tersenyum dan mengiyakan permintaan Zea. Akhirnya Aman bisa bernapas lega karena telah menemukan pengganti sementara untuk teman duet nyanyinya yang sedang sakit.
Setelah itu karena waktu satu jam sudah mulai terkikis habis. Aman segera meminta Zea untuk berganti pakaian dan berangkat menuju lokasi job dengan mobilnya. Aman tidak ingin mereka terlambat datang diacara dan mengurangi poin ketenarannya.
Sementara itu, Andam masih mencari Zea dirumah. Dia mulai merasa khawatir karena Zea tidak ada dirumah.
"Dimana,Zea. Mengapa dia tidak ada dirumah?" tanya Andam pada dirinya sendiri. Tapi dia memutuskan untuk menunggu Zea dirumah saja dan semoga Zea cepat pulang.
Andam memilih duduk diruang TV dan menghitung uang hasil berdagangnya. Hari ini, dia merasa senang karena dagangannya habis dan kemungkinan dia mendapat untung yang lumayan.
Dan hari ini pula dia juga mendapat pinjaman uang dari Ajis untuk membelikan motor baru untuk Zea. Waktu dipasar Ajis menyarankan untuk menuruti kemauan Zea membeli motor baru.
Menurut Ajis, jika kita sebagai suami selalu menyenangkan hati istri. Kita sebagai suami juga akan mendapat pahala, dan diperluas rezekinya plus ikut dibahagiakan juga oleh Sang Pencipta.
Sementara itu, Zea dan Aman sudah berangkat menuju lokasi job dengan mobil milik Aman. Zea merasa gembira dan bersemangat karena dia akan menjadi penyanyi untuk pertama kalinya, tetapi dia juga merasakan gugup yang teramat sangat.
"Mas Aman, Aku tidak percaya Kamu memilihku menjadi penyanyi digrup organ tunggalmu," kata Zea dengan rasa tidak percayanya. Zea merasa mungkin ini hanyalah mimpi saja.
Aman tersenyum. "Kamu memiliki suara yang unik dan menarik, mbak Zea. Aku yakin kamu akan menjadi penyanyi yang hebat."
"Ah, Mas Aman bisa saja. Jangan terlalu memuji lah, dicoba juga belum," kata Zea dia merendah.
Tapi, Zea merasa senang karena Mas Aman memujinya, dan pujian tersebut membuat Zea lebih percaya diri. Dia merasa semakin siap untuk mencoba dan menjadi penyanyi. Walaupun masih menjadi penyanyi ditingkat desa.
Mereka berdua tiba dilokasi job dan Zea merasa sedikit gugup. Tapi dengan bantuan Aman, dia bisa mengatasi rasa gugupnya dan siap untuk tampil dipanggung, dan disana dua teman Aman juga sudah siap dengan alat musiknya.
"Semoga aku bisa melakukan yang terbaik," kata Zea pada dirinya sendiri. Dan dengan itu, Zea siap untuk memulai hari ini sebagai penyanyi.
Tapi, apakah Andam akan menyetujui profesi baru Zea?
Zea mengambil napas dalam-dalam dan mempersiapkan diri untuk tampil dipanggung. Aman memberikan semangat dan dukungan kepada Zea sebelum dia naik ke panggung.
"Kamu bisa melakukannya, mbak Zea! Aku percaya padamu," Aman memberi semangat.
Zea tersenyum dan mengangguk. Dia memegang mikrofon dan siap untuk memulai bernyanyi.
Saat Zea mulai menyanyi, suaranya yang unik dan menarik langsung mempesona penonton. Mereka berteriak dan bertepuk tangan, menikmati suara nyanyian Zea.
Zea merasa gembira dan bersemangat. Dia tidak pernah membayangkan bahwa akan ada banyak orang yang menyukai suaranya.
Setelah Zea selesai menyanyikan satu lagu. Aman segera naik ke panggung dan mereka menyanyi bersama, mereka kembali menghibur penonton diacara syukuran para pemuda yang satu minggu lalu baru saja memenangkan pertandingan sepak bola antar kecamatan.
Sementara itu, Andam masih menunggu Zea dirumah. Dia mulai merasa khawatir karena Zea tidak kunjung pulang dan tidak memberikan kabar.
"Dimana kamu Zea?" tanya Andam pada dirinya sendiri. "Mengapa Kamu tidak pulang-pulang? Apa Kamu sengaja menghindariku?" gumam Andam, dia semakin kepikiran dengan tidak adanya Zea dirumah.
Mengingat, kemarin mereka baru saja bertengkar dan tidak menutup kemungkinan jika Zea sebenarnya masih marah, walaupun kemarin dia sudah berkata memaafkannya.
Andam memutuskan untuk menelpon Zea. Dia ingin memastikan keberadaan Zea dan tidak ingin mengkhawatirkannya terus menerus. Tapi hingga tiga kali panggilan, Zea sama sekali tidak menjawab panggilannya.
Andam menghela kasar, dia memijat pangkal hidungnya dan memilih berangkat mencari Zea, dia tidak ingin Zea sampai pulang ke rumah orang tuanya dan mengadu pada mereka.
Andam tidak ingin rumah tangganya yang sudah berjalan bebberapa tahun ini menjadi berantakan karena kesalahannya. Ya ... walau bukan sepenuhnya kesalahannya.
Apakah Andam akan menemukan Zea dan mengetahui tentang profesi baru Zea?
...................
Pukul 04.00, sore.
Zea turun dari mobil Aman tepat didepan rumah sederhananya. Aman kembali pergi dengan mobilnya setelah Zea mengucapkan terimakasih.
Dengan seyum mengembang Zea masuk ke dalam rumah dan menemukan Andam yang tengah menggendong Giska dikamar.
"Mas--"
"Kamu pergi tanpa mengingat anak kita!" Sentak Andam, marah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
DeanPanca
semoga setuju dan kalaupun tidak, kalian jangan gelut.
2025-03-19
0
DeanPanca
istrimu lagi naik satu tangga menuju kesuksesan, ndam.
2025-03-19
0
DeanPanca
Zea lupa anaknya masih di sekolahan
2025-03-19
0