Wajah Naya yang memancarkan senyuman, berubah menjadi pucat dan Dokter yang tengah membersihkan area bawah pun terlihat cemas tat kala Naya mengalami pendarahan.
"Dok, ada apa?" Tanya Arzan.
"Pasien mengalami pendarahan, sebaiknya anda tunggu di luar." Jawab Dokter sambil sibuk mengatasi Naya. "Sus, bawa bayinya!" Titah Dokter.
Arzan di bawa keluar oleh salah satu suster yang mendampingi persalinan Naya, sedangkan bayinya di bawa ke tempat khusus bayi. Jantung Arzan berdetak tak beraturan dan iramanya menjadi lebih cepat, ia mondar mandir di depan ruang bersalin dengan cemas.
"Ah, kenapa jadi begini sih? Kalau terjadi sesuatu sama tuh orang gimana? Mana Dokternya ngira gue lakinya lagi." Gerutu Arzan.
Di dalam ruangan. Naya mengeluhkan perutnya yang terasa nyeri luar biasa, darah yang keluar begitu banyak dan wajahnya pun semakin memucat.
Dokter segera menangani Naya, ia mencoba bertanya kepada Naya golongan darahnya dan di sela rasa sakitnya Naya menjawabnya.
"Ambil kantong darah, cepat!" Titah Dokter meninggikan suaranya. Nyawa pasien adalah yang paling utama, Naya harus segera mendapat tranfusi darah bila pendarahannya tak kunjung berhenti.
Suster lantas keluar dari ruang bersalin, Arzan yang melihat suster keluar pun hendak menghampirinya namun, suster tersebut langsung pergi dengan langkah tergesa menyusuri lorong rumah sakit.
"Tuhan, mudah-mudahan dia baik-baik saja." Arzan menunggu dengan penuh harap.
Bagaimana Arzan tidak bingung dan panik, nalurinya mengatakan kalau ia harus menolong Naya, akan tetapi ia tidak tahu harus menghubungi siapa yang akan mendampingi Naya nantinya.
*******
Rhea sudah selesai memberikan pesanan kuenya, ia pun bergegas mengunci kontrakan, tangannya merogoh saku celananya untuk mengambil hp miliknya. Begitu layar menyala, ia melihat ada beberapa panggilan tak terjawab dari Naya, seketika raut wajah Rhea berubah.
"Nay, aku harap tidak terjadi sesuatu sama kamu." Ucap Rhea khawatir.
Beberapa kali Rhea berusaha menghubungi nomor Naya, akan tetapi panggilan tersebut tidak tersambung dan wa nya pun tidak aktif.
"Please, Nay. Jangan buat aku panik!"
Rhea kembali mencoba lagi, namun kenyataannya masih tak bisa terhubung. Tak membuang waktu lama lagi Rhea langsung mencari Egi ke kontrakannya berharap mantan ayah mertua Naya itu berada di kontrakannya.
Dug.. Dug... Dug...
"Pak, bapak ada di dalem gak?!" Panggil Rhea.
Tak ada jawaban dari dalam, tetangga kontrakan Egi pun mengatakan kalau Egi belum pulang dari kantornya.
"Haisshhh, gimana ini?" Bingung Rhea.
Rhea pun berbalik dan mulai mengayunkan langkahnya mencari ojek di pangkalan, lagi dan lagi keberuntungan tak berpihak padanya karena pangkalannya sepi.
"Astaga!" Rhea menjambak rambutnya sendiri frustasi.
"Rhea!" Panggil seseorang.
Rhea membalikkan tubuhnya, ia melihat Egi yang masih lengkap dengan seragan kantornya tengah menatap kearahnya.
"Pak Egi!" Seru Rhea langsung berlari menghampiri Egi.
"Kamu kenapa kayak panik gitu? Dimana anakku Naya?" Tanya Egi begitu Rhea berdiri di hadapannya.
"Pak, tadi kita lagi di mall mau beli perlengkapan bayi, tapi pas disana ada customer nelpon dadakan mau ambil pesanannya. Jadi terpaksa aku balik lagi ke kontrakan, terus tadi lihat di hp ada panggilan dari Naya dan aku takut terjadi sesuatu sama dia, mana lagi hamil gede." Jawab Rhea menggebu-gebu.
"Lah, Bapak juga sekarang buru-buru pulang tuh soalnya Naya telpon dan gak keangkat sama Bapak soalnya tadi ada meeting, ini aja bapak izin pulang." Ucap Egi.
"Udah, yuk kita susulin ke mall!" Ucap Rhea.
Egi menganggukkan kepalanya, ia memarkirkan motornya dan menyuruh Rhea naik ke atas motornya.
Di sepanjang perjalanan, Rhea masih berusaha menghubungi Naya berharap akan ada jawaban. Tetapi nomor Naya masih saja tidak aktif, perasaan Rhea tidak karuan bahkan air matanya pun turun karena merasa bersalah telah meninggalkan Naya di mall tanpa ada yang mendampingi.
Setelah beberapa menit menempuh perjalanan, akhirnya Rhea dan Egi pun sampai di Mall. Mereka berdua mempercepat langkahnya memasuki mall, Rhea mencari Naya di sekitaran tempat perlengkapan bayi namun, Naya sudah tidak ada sampai Rhea frustasi di buatnya.
"Tenanglah nak, bapak yakin Naya pasti baik-baik saja." Ucap Egi mencoba menenangkan Rhea, walau dalam hatinya ia juga sedang khawatir akan Naya dan cucunya.
Rhea menghirup nafasnya dengan perasaan gusar, sedangkan Egi bertanya kepada orang yang ada disana dengan mengungkapkan ciri-ciri Naya seperti apa. Pelayan toko perlengkapan bayi di sana mengatakan kalau Naya sudah pergi sekitar dua jam yang lalu, namun entah kemana lagi perginya Naya setelah itu.
Rhea tetap mencari tahu keberadaan Naya dengan bertanya kepada beberapa orang yang berlalu lalang, sampai ada satpam yang mengatakan kalau ada ibu hamil yang di bawa oleh seorang pria dan feeling Rhea mengatakan kalau ibu hamil tersebut adalah Naya.
"Bapak tahu ibu hamil itu di bawa kemana gak?" Tanya Rhea.
"Saya kurang tahu, saya tadi hanya melihat ada ibu hamil di bawa sama pria masuk ke dalam mobil, lebih jelasnya lagi saya gak tahu soalnya tadi keburu di panggil." Jawab Satpam.
"Ya Allah, Nay. Kamu dimana sih? Hikksss.. Kalu bener kamu di bawa, sama siapa kamu pergi." Tangis Rhea akhirnya kembali pecah.
Rasa resah nan gelisah tak kunjung juga padamz di hati dan pikiran Rhea, meskipun tidak ada ikatan darah dengan Naya namun, mereka sudah seperti saudara dalam keadaan suka maupun duka.
"Kita cari lagi." Ajak Egi.
Rhea mengusap kedua pipinya yang basah, ia kembali menaiki motor Egi dan berharap Naya di temukan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
🌷💚SITI.R💚🌷
cati ke rs trdekat lsh siapa tau ktmu..
2025-04-07
0