Pingsan

2 bulan telah berlalu.

Proses perceraian Naya berlangsung lancar tanpa kehadiran Sendi disana, Naya menghirup nafas lega dan haru begitu hakim mengetuk palu.

"Alhamdulillah, akhirnya.." Lirih Naya.

Rhea memeluk tubuh Naya, mereka sama-sama berlinang menangis terharu. Egi yang datang ke persidangan pun ikut tersenyum dan bernafas lega, ia bisa membantu Naya lepas dari anaknya sendiri.

"Selamat, Nak. Mulai saat ini kejarlah mimpimu, kamu harus bahagia tanpa bayang-bayang mereka lagi." Ucap Egi mengusap kepala Naya.

"Terimakasih, Pa. Ini semua berkat Papa, kalau bukan karena Papa aku tidak mungkin ada di titik ini."Ucap Naya.

"Papa hanya ingin memberikan apa yang sudah menjadi hak kamu." Balas Egi.

Naya dan yang lainny pun memutuskan untuk pulang setelah semuanya selesai.

Sebagai bentuk rasa syukurnya, Naya mengajak Egi dan Rhea makan-makan di cafe yang ramai di kunjungi orang.

Kini mereka sedang duduk dan memesan menu makanan yang ada di cafe, Naya begitu tergiur melihat menu nasi goreng yang terlihat lezat.

"Aku mau nasi goreng, minumnya jus jeruk." Ucap Naya.

Rhea dan Egi pun memesan makanan yang mereka inginkan.

Selang beberapa menit, pelayana cafe datang membawa nampan berikan makanan dan juga minuman ke meja Naya. Begitu melihat nasi goreng datang, Naya terlihat tak sabaran dan ia langsung menyantapnya seperti orang kelaparan.

Rhea menelan makanannya dengan susah payah, ia begitu terheran-heran melihat cara Naya makan. Egi pun sama, ia belum pernah melihat Naya makan selahap ini sebelumnya.

"Kenapa? Apa ada yang aneh?" Tanya Naya menatap Rhea dan Egi secara bergantian.

"Lapar banget ya? Bukannya tadi di kontrakan juga udah makan banyak sebelum berangkat ke pengadilan?" Tanya Rhea.

"Dan bukannya kamu gak terlalu suka nasi goreng ya?" Sahut Egi menimpali pertanyaan Rhea.

"Aku ngerasa laper banget, liat menu nasi goreng bikin ngiler jadinya ya pesen nasi goreng aja." Jawab Naya.

Hanya butuh waktu 5 menit saja, nasi di piring Naya sudah ludes tak tersisa. Naya berdiri memanggil pelayan cafe, ia kembali meminta di buatkan nasi goreng lagi dan hal itu sukses membuat Rhea dan Egi melongo, pasalnya porsi nasi tadi saja sudah cukup banyak.

Rhea dan Egi sudah menyelesaikan makannya, akan tetapi Naya masih mengunyah bahkan jus yang di minumnya pun habis 3 gelas.

"Alhamdulillah, kenyang banget." Ucap Naya mengusap perutnya yang membuncit dan terasa begah.

"Nay, gak salah nih habis 3 piring? Apa lambungmu terbuat karet?" Tanya Rhea penasaran.

"Hahaha, terbuat dari karet ban fuso kali ya. Gak tahu kenapa akhir-akhir ini makin laper mulu, kalo ngadon kue juga kalo gak ngemil ya kayak ada yang kurang." Jawab Naya sambil tertawa.

"Udah kayak orang hamil kamu, Nay. Tapi gak papa sih, selagi kamu bahagia ya Papa juga ikut bahagia melihatnya." Ucap Egi.

Lagi dan lagi mantan ayah mertuanya itu selalu mendukung apapun keputusan Naya, selagi itu bahagia menurut Naya maka ia tak akan melarangnya.

"Makasih, Pa." Naya mengukir senyumannya, entah itu efek bahagia atau apa yang pasti Naya senang dan merasa bebas.

Naya membayar tagihan makanannya sesuai ucapannya kalau ia akan mentraktir temannya dan mantan ayah mertuanya. Mereka pun pulang menaiki driver mobil online menuju kontrakan, Egi juga mengisi kontrakan temannya yang kosong yang artinya masih satu wilayah dengan Naya.

Beberapa menit berlalu.

Naya dan Rhea masuk ke kontrakan, sedangkan Egi menghampiri temannya selaku pemilik kontrakan tersebut. Tidak ada kabar dari keluarga Neti sama sekali, mereka menjalani hidup masing-masing tanpa adanya gangguan maupun tuntutan.

Begitu Naya merebahkan tubuhnya diatas kasurnya, sebuah notifikasi dari media sosial ada yang tertarik dengan kue hasil karyanya.

"Rhea, nih ada yang mau pesen kue ulang tahun." Begitu Naya membuka pesan dari media sosial.

"Buat kapan?" Tanya Rhea mendekatkan tubuhnya dengan Naya, ia penasaran dengan pesan yang masuk.

"Waduh, lusa katanya. Mana desainnya ngirim bajak laut, mana gue belum pernah bikin lagi yang kayak begitu." Bingung Naya.

"Gimana jadinya? Mau di terima gak?" Tanya Rhea.

"Bismillah aja, gue yakin pasti bisa." Jawab Naya mantap.

Rhea pun ikut keputusan Naya, ia bertugas membuat adonan dan selagi ia bisa mendesign kue pesanan pasti ia akan ikut membantu Naya.

Hueekkk...

Refleks Naya memegangi perutnya yang terasa di aduk-aduk, ia bangkit dari kasurnya dan berjalan cepat menuju kamar mandi. Rhea mengikuti Naya dari belakang, ia membantu memijat tengkuk Naya saat Naya berusaha mengeluarkan isi di dalam perutnya.

Huekkk... Hueekkk...

"Nay, kamu tuh kenapa? Ah, jangan bikin aku khawatir." Tanya Rhea cukup panik.

"Kayaknya kekenyangan deh." Jawab Naya sambil mengelap mulutnya.

"Masih mau muntah gak? Kalo udah enggak biar aku bantu ke kamar." Tanya Rhea lagi.

"Udah kayaknya mah, maaf ya Rhea aku jadi ngerepotin kamu, kepalaku tiba-tiba kliyengan rasanya kayak muter banget." Ucap Naya. Tangannya memegangi kepala dan sedikit mencondongkan tubuhnya, Naya pun di papah oleh Rhea menuju kamarnya.

Naya berbaring di tempat tidurnya, Rhea menyelimuti tubuh Naya agar tidak kedinginan.

"Aku cari minyak angin dulu ya, Nay." Izin Rhea.

Naya menganggukkan kepalanya lemah, Rhea pun segera keluar dari dalam kontrakan dan sedikit berlari mencari minyak angin, ia khawatir Naya masuk angin.

Rhea dan Naya tinggal bersama, mereka sama-sama sendirian dan akhirnya Naya meminta Rhea menemaninya agar ketika ada banyak orderan pun tidak perlu susah-susah menghubungi Rhea.

Sepeninggalnya Rhea, Naya merasakan kembali tak nyaman di perutnya. Naya mual yang luar biasa dan tak tertahankan, hingga akhirnya ia lompat dari tempat tidurnya dan berlari kearah kamar mandi.

Hueekkkk...

Naya terus muntah-muntah sampai isi perutnya yang keluar hanya air saja, tubuh Naya pun langsung melemas dan akhirnya jatuh tak sadarkan diri.

Tak berselang lama Rhea kembali, ia berteriak begitu melihat Naya tergeletak tak sadarkan diri.

"Naya!" Pekik Rhea.

Rhea segera menghampiri Naya, beberapa kali ia menepuk pipi Naya namun tak ada respon sama sekali.

"Pak Egi, aku harus minta bantuan pak Egi." Ucap Rhea.

Rhea mencari Egi ke rumah Badar, beruntung Egi masih ada disana dan Rhea langsung menarik tangan Egi agar ikut dengannya.

"Hey, Rhea ada apa? Kenapa mukamu kelihatan panik begitu?" Tanya Egi.

"Naya pingsan pak, cepet tolongin." Jawab Rhea sambil membuka pintu kontrakan.

"Ya Allah, Naya!"

Egi langsung menerobos masuk, ia memangku tubuh Naya dan memanggil Badar untuk meminjam mobilnya.

"Badar, aku pinjam mobil buat ke rumah sakit." Ucap Egi.

"Ayo, aku antar!" Sahut Badar bergegas mengambil kunci mobil dari dalam rumah.

Naya pun di bawa ke rumah sakit, Rhea takut terjadi sesuatu pada Naya, ia sampai menangis saking khawatirnya.

Terpopuler

Comments

ir

ir

kak kalo ga salah bukan nya Naya sama papa Egi udah tau ya kalo Naya hamil apa aku yg lupa part awal, soal nya aku baru baca lagi ini, karna notif nya ga muncul tau² udah 18 bab aja maaf ya kak

2025-04-11

0

jaran goyang

jaran goyang

𝒄𝒐𝒄𝒐𝒌 𝒓𝒆𝒂 𝒔𝒎 𝒆𝒈𝒊 𝒌𝒌

2025-04-06

0

Adinda

Adinda

Rhea sama pak Egi saja thor

2025-04-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!