Suara jarum jam berdetak di kala sepi. Sebuah kamar gelap gulita dengan sang pemilik di dalamnya sedang menikmati indahnya mimpi dalam balutan selimut.
Berkali-kali suara alarm terdengar tak mengusik sang pemilik kamar untuk bangkit dari tidurnya. Ia semakin menikmati mimpinya dan menarik selimut agar lebih menutupi tubuhnya.
Tapi semua itu tak bertahan lama sebab suara gebrakan dari luar kamar mengganggu ketenangannya. Suara pintu yang diketuk dengan irama tak beraturan.
"Lo mau bangun sekarang atau gua dobrak kamar lo!" teriak seorang wanita yang masih menggunakan piyamanya lengkap dengan roll rambut yang masih menggulung dengan beraturan.
"Bersisik anjir! Gua dah bangun!" dari dalam kamar seorang wanita bersuara, tak mau kalah dengan seseorang yang mengetuk dengan keras pintu kamarnya.
"Rayna!" teriaknya lagi dari luar kamar.
"Iya ini gua bangun." selimut yang sebelumnya membungkus tubuhnya kini ia hempaskan begitu saja. Tangannya berusaha menggapai ponsel yang masih berbunyi dengan nyaring.
Rayna bangkit dari kasurnya, berjalan dengan langkah yang masih belum seimbang untuk membuka jendela kamarnya.
Dering ponsel terdengar, kali ini bukan sebuah alarm yang sengaja ia pasang. Suara dering yang menandakan sebuah panggilan.
"Hallo cantik!" Rayna tersenyum saat layar ponselnya menampilkan wajah sang kekasih.
"Ko pake kamera belakang sayang?" Tanya Rion yang tak senang karena yang ia lihat hanyalah sebuah kamar milik Rayna.
"Baru bangun aku."
"Emang kenapa kalo baru bangun? Kan tetep cantik."
"Males ah, kak Raya ganggu tidurku aja," keluhnya dengan wajah cemberut.
"Pasti karena kamu gak bangun waktu alarm nyala kan?" Satu hal yang sangat Rion pahami adalah Rayna tak bisa bangun pagi.
"Hehe iya sih."
"Aduh sayang, tidurnya jangan kaya Rapunzel dong." Rayna mengerutkan keningnya, berusaha memahami maksud sang kekasih.
"Ko gitu?" tanya Rayna dengan heran.
"Iya puteri tidur kan, yang harus dicium pangeran dulu biar bangun." Rayna menghela napas panjang, paham yang dimaksud dengan Rion.
"Snow white sayang bukan Rapunzel."
"Salah ya? Maaf sayang kan Rion gak suka princess."
"Iyain aja."
"Bagi Ion tuh princess Disney gak ada yang cantik, cuma kamu aja princess Ion yang paling cantik." Rayna tersenyum, pagi hari sudah mendapat pujian manis dari sang kekasih.
"Udah ah mau mandi dulu," ucap Rayna. "Hari ini Ion masuk shift satu ya?"
"Iya sayang."
"Semangat kerjanya!"
"Makasih cantiknya Ion, semangat juga cantik."
"Oke." Panggilan video berakhir. Kini Rayna keluar dari dalam kamarnya dengan handuk di pundaknya.
"Mandi dulu baru ngebucin!" seru wanita yang sedang asyik menonton televisi di sofa ruang tamu. Raya Anastasia, kakak perempuan Rayna. Rambutnya tak sepanjang Rayna tapi memiliki warna hitam berkilau dengan tinggi badan 160cm. Ya, mereka hanya tinggal berdua karena sang ayah berada di luar kota.
"Iri bilang bos!" ledek Rayna.
"Gua sih milih Leon."
"Bacot ah." Rayna menunjukkan satu jari tengah miliknya tepat di hadapan Raya.
"Kapan Rion ke rumah?" tanya Raya yang saat ini sedang duduk di meja makan menikmati sarapan paginya bersama Rayna.
"Ngapain lo nanyain dia?" Rayna tak jadi menyuapkan sendok berisi nasi goreng yang sudah hampir masuk ke dalam mulutnya.
"Izin dulu kocak!"
"Nanti gua yang langsung kabarin ayah," ucapnya kemudian melanjutkan makannya.
"Minta dong telornya!" pinta Raya melihat piring Rayna yang masih penuh.
"Nih ambil, kenyang gua." Rayna menyodorkan piring miliknya kepada Raya. Ia mengambil segelas air dan menenggaknya dengan perlahan.
"Naik apa?" tanya Raya menerima piring milik Rayna.
"Ojol aja, nanti pulangnya jemput ya!"
"Kalo gua dah balik."
"Yaudah gua minta ongkos aja buat pulang pergi." Rayna menyodorkan satu telapak tangannya dengan senyum.
"Nanti gua tf."
"Oke thanks."
"Jangan lupa bagian lo yang cuci piring sekarang!" peringat Raya yang membuat Rayna mendengus tak senang. Ingat! Cuci piring adalah bagian terburuk bagi Rayna.
"Iya."
Toko Bunga Cemara. Sebuah toko bunga tempat Rayna dan ketiga rekannya bekerja. Sebuah bangunan ruko berlantai dua dengan cat dinding berwarna biru muda dan putih.
Bunga mawar biru ia kombinasi dengan putihnya Lily. Dengan sangat teliti ia merapikan tangkai bunga satu-persatu dengan menggunting ujung tangkai tersebut. Menyusunnya dengan rapi sebelum ia bungkus dengan wrap dan memberikan sebuah pita berukuran panjang setelahnya. Sebuah ucapan yang dituliskan oleh pemesan bunga tersebut ia selipkan agar sang penerima dengan mudah membacanya.
Rayna menghirup dalam-dalam aroma bunga segar yang berada ditangannya. Aroma bunga yang selalu menyejukkan dan menenangkan.
Katanya, mawar biru melambangkan kedamaian. Jika saja memang benar seperti yang dikatakan maka Rayna berharap hubungan sang pemesan dengan sang penerima akan selalu damai tanpa ada pertengkaran.
"Udah, kurirnya udah dateng tuh!" tegur Lea membuat Rayna berhenti menghirup bunga yang dipegangnya.
Kalea Anandhita, salah satu teman kerja Rayna yang selalu dikuncir kuda. Tinggi badannya hanya 152cm, tak jauh berbeda dengan Rayna.
"Iya."
Rayna bangkit dari duduknya sambil membawa bungkusan berisi bunga yang sejak tadi sudah disiapkan untuk dibawa oleh seorang kurir.
"Ini alamatnya pak, bawanya tolong hati-hati ya pak!" pinta Rayna kepada seorang kurir yang akan membawa buket bunga tersebut.
"Siap mbak!" Rayna menunggu kurir tersebut menjauh perlahan sampai benar-benar hilang dari pandangannya.
"*Selamat siang cantik*!" Rion menyapa dari layar ponselnya, menampilkan dirinya yang sedang berada di parkiran motor tempat kerjanya.
"Siang juga sayang," balas Rayna.
"*Belum makan siang*?"
"Masih nunggu kak Devi nih gua."
"*Kemana emang*?" tanya Rion penasaran.
"Lagi rapihin dulu barang," jawab Rayna.
"*Sayang, Ion mau makan siang dulu ya sama Faisal*." Rion mengarahkan kamera ponselnya ke arah Faisal yang sedang berada dihadapannya.
"Radit gak diajak?" tanya Rayna.
"*Dia lagi keluar*."
"Oke, makan yang banyak!"
"*Iya bye sayang*."
"Bye." Rayna menyimpan ponselnya kembali ke dalam tas saat ketiga temannya menghampiri.
"Ayok!" ajak Lea.
"Mau nasi Padang aja gak hari ini?" tanya wanita bernama lengkap Manda Shafara Putri. Tingginya 167cm, paling tinggi diantara ketiga teman kerjanya yang lain. Di pelipis mata kirinya terdapat tahi lalat yang menjadi ciri khas.
"Ayok deh," ucap Rayna menerima ajakan Manda.
"Sekalian nanti kita pesen kopi gak?" tanya Manda.
"Pesen deh, pake uang lo dulu ya?" Lea menunjukkan senyum menyebalkannya.
"Nanti gua bayar pake cash ya kak," ucap Rayna yang sedang merapikan rambutnya. Ia menjepit rambut sebelah kirinya dengan jepit rambut berwarna merah.
"Iya santai."
Rayna dan ketiga temannya berjalan masuk ke dalam rumah makan nasi Padang tak jauh dari tempat mereka bekerja. Memilih meja yang terletak di pojok dan menunggu makanan yang sudah mereka pesan datang.
"Mau nasinya setengah gak? Gua lupa minta kurangin porsinya." Rayna menyodorkan piringnya berisi makan siang yang belum ia sentuh sama sekali.
"Sini, gua laper banget soalnya." Lea menerima piring Rayna dan memindahkan setengah nasi ke piringnya sendiri.
"Jangan ditawarin Lea mah nanti juga dia ambil sendiri jatah lo," sindir Manda.
"Lagian lo makannya dikit banget sih Ray," omel Manda.
"Kan diet," jawab Rayna asal. Bukan karena diet sebenarnya, tapi memang Rayna tak makan nasi terlalu banyak.
"Halah segala diet, udah kaya kurang gizi nanti badan lo." Devita Christiani, salah satu teman kerja Rayna dengan umur yang lebih tua dari yang lain. Tingginya 160cm, rambutnya hanya sebatas bahu berwarna hitam lebat.
"Minta kerupuk dong!" Rayna meminta tolong pada Manda yang jaraknya dekat dengan kaleng berisi kerupuk putih.
"Nih!" Manda memberikannya kepada Rayna yang saat ini sedang sibuk dengan ponselnya.
"Chatting sama siapa sih?" tanya Devi.
"Sama siapa lagi kalo bukan sama Rion," sindir Lea.
"Sama kakak gua ko."
"Masa?" pertanyaan Manda seolah tak percaya dengan yang diucapkan Rayna.
"Gua minta ongkos buat pulang." Rayna menunjukkan ponselnya kepada ketiga temannya.
"Idih ngapain lo minta sama dia, mending bareng sama gua pulangnya Ray!" Lea berbicara dengan mulut yang penuh dengan makanan.
"Enggak ah, nanti ngerepotin."
"Kaya baru kenal aja."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Alfaira
menerima saran dan kritik sebagai dukungan!! 🤩
2025-03-17
0