10 - Cowok yang misterius.

Dia milikku. Tidak ada yang boleh menyentuhnya kecuali aku.

Kalimat itu terus terngiang-ngiang di kepalaku hingga sepanjang hari, bahkan sampai waktu pulang sekolah telah tiba. Konsentrasiku buyar. Dan sialnya, waktu di kelas olahraga tadi Mr. Paul terus mengomeliku karena sekadar service saja aku payahnya minta ampun. Maggie juga kentara sekali menyimpan dendam padaku.

Ia sengaja mengarahkan bola volinya ke kepalaku sementara Chloris dan Rowena-tim lawan-terus mengejekku dengan sebutan si bodoh. Rasanya aku ingin membalas, tapi mereka pasti bakal mengelak dan malah menuduhku yang mulai duluan. Nilai olahragaku sudah jelek. Aku tidak mau poinku juga dikurangi cuma gara-gara kelakuan tiga cewek resek itu.

Yeah, ternyata menjadi orang sabar itu susah. Ada saja cobaannya.

Angin kembali berembus kencang dan gumpalan awan besar yang berwarna kelabu tampak menggantung rendah di atas kepalaku. Aku keluar dari gedung utama melalui pintu belakang karena kebetulan kelas terakhirku adalah kelas astronomi yang letaknya berada di dekat pintu belakang sekolah.

Lapangan sore ini terlihat kosong. Tidak ada anak-anak tim football dan cheerleaders yang biasanya sedang berlatih untuk perlombaan festival olahraga musim gugur. Mungkin latihan mereka sudah selesai lebih awal. Namun, sewaktu melewati area bangku penonton, aku tahu-tahu justru mendengar ada suara orang yang sedang mengobrol. Mereka seperti tengah membahas sesuatu dengan serius.

Karena terlanjur penasaran, aku pun mencari dari mana sumber suara itu berasal. Di dekat paviliun kedua mataku malah melihat William yang sedang berbicara dengan seseorang. Aku langsung mengenali dirinya lantaran cowok itu memiliki postur tubuh yang tidak asing-tinggi dan tegap.

Sedang apa dia ada di sana? batinku sembari terus memperhatikannya dari jauh.

Aku sama sekali tidak bisa melihat siapa lawan bicaranya karena terhalang oleh tembok. Meski agak samar-samar, pendengaranku masih tetap bisa menangkap topik pembicaraan mereka berdua.

"Kau tidak boleh lengah sedikit pun, William." Suara di ujung sana terdengar waswas. "Ingat tujuan awalmu datang kemari. Jangan sampai kau melupakan hal itu."

"Ya, tidak akan." William membalas ucapan lawan bicaranya dengan yakin.

"Kemarin aku sudah coba mengikuti gadis yang sempat kau ceritakan padaku tempo lalu. Dia ternyata lumayan sensitif dengan keberadaan kaum kita."

Apa? Aku tidak salah dengar, 'kan? Dia bilang mengikuti seorang gadis? Kebetulan sekali waktu pergi ke mall bersama Mom kemarin, aku juga merasakan ada seseorang yang mengikutiku.

"Kau harus menjauhi gadis itu sebelum terlambat. Kurasa dia sudah mulai memiliki perasaan khusus terhadapmu."

"Kau tenang saja, Arthur. Dia hanya penasaran denganku."

"Lalu bagaimana denganmu sendiri? Belakangan ini kau terlihat berbeda dari biasanya."

"Maksudmu?"

Terdengar suara helaan napas.

"Apa kau pikir aku tidak tahu apa saja yang sudah kau lakukan selama berada di sini?"

William menundukkan kepala. "Aku hanya tidak tega melihatnya kesulitan. Entahlah, rasa kemanusiaan itu muncul begitu saja. Mungkin karena aku sudah terlalu sering terlibat dengan mereka."

"Ini peringatan pertama untukmu. Jangan sampai kau jatuh cinta pada manusia. Kau tahu sendiri, itu bukanlah hal yang bagus."

Tanpa kusadari, kedua kakiku serta-merta bergerak menghampirinya. "William, apa yang sedang kau-" ucapanku terpotong karena pada saat aku menengok ke balik tembok tidak ada siapa-siapa lagi selain dirinya di sana.

"Kathleen?" Ia terkejut dan langsung membuang pandangannya ke arah lain. Wajahnya kaku dan ekspresinya mengerut tegang seperti seseorang yang baru tertangkap basah.

"Kau sedang berbicara dengan siapa?" tanyaku.

Mulutnya ternganga kecil, tapi tidak melontarkan sepatah kata pun.

"Di mana temanmu yang lain?"

"Teman?" Ia terdiam sejenak. Bola matanya berputar cepat seperti tengah mencari alasan. "Oh, aku ... aku tadi berbicara dengan diriku sendiri. Maksudku, aku sedang berlatih untuk tugas presentasi Bahasa Inggris besok," katanya.

Tidak, William pasti berbohong. Dia tidak mungkin berbicara dengan dirinya sendiri. Aku betul-betul mendengar suara dua orang yang berbeda. Suara William itu sedikit bariton sementara suara lainnya terdengar lebih ringan dan halus.

"Kau yakin?"

"Tentu saja, aku dari tadi sendirian di sini. Memangnya kenapa?"

"Ah, bukan apa-apa. Sepertinya aku yang salah dengar. Kukira kau tadi sedang mengobrol dengan orang lain," balasku sambil tersenyum tipis.

Ia hanya melirikku sekilas.

"Kalau begitu, sekarang aku pergi dulu. Kau juga pulanglah. Kelihatannya sebentar lagi bakal turun hujan."

"Oh, ya. Kau benar. So, sampai nanti!" Cowok itu melambai dengan gerakan kaku. "Hati-hati di jalan."

"Yeah, trim's."

Percuma saja aku bertanya. Orang dingin dan cuek seperti William ini memang paling pandai dalam menyembunyikan rahasia. Sudah pasti ia tidak akan mengatakan yang sebenarnya padaku. Aku harus mencari tahu kebenarannya sendiri.

***

Selain kata-kata William yang masih terngiang-ngiang jelas dalam kepalaku, suara seseorang yang tadi mengatakan, Kemarin aku sudah coba mengikuti gadis yang sempat kau ceritakan padaku tempo lalu. Dia ternyata lumayan sensitif dengan keberadaan kaum kita, itu lebih membuatku penasaran sekaligus merinding.

Benar-benar membingungkan sekali rasanya. Kalau memang benar ada orang lain di sana yang berkata demikian, berarti William juga ada sangkut pautnya dengan orang aneh yang terus mengikutiku di mall. Cara lawan bicaranya yang menyebutkan mereka dengan sebutan manusia secara gamblang juga seakan-akan menandakan kalau dia bukanlah seorang manusia sungguhan.

Tapi, di zaman modern seperti ini, kalau bukan manusia lantas apa? Robot? Vampir? Atau ....

"Kathleen!" panggil Dad lantang seraya mengguncangkan bahuku. "Cangkir tehmu sudah penuh. Kau sedang memikirkan apa?"

Aku langsung tersadar dari lamunanku. Teh hangat yang tengah kutuangkan ke cangkir rupanya telah meluber dan membanjiri meja dapur.

"Uh-oh, I'm sorry, Dad ...," kataku seraya buru-buru mengambil serbet kering lalu menyeka air teh yang tumpah.

"Ada masalah apa? Tidak biasanya kau melamun seperti itu."

Aku bergumam. "Umm, barusan aku cuma sedang memikirkan tugas sekolah yang belum sempat kukerjakan. Kau tidak perlu khawatir. Aku baik-baik saja."

Ia menghela napas. "Ini sudah larut malam. Pikirkan tugasmu besok lagi. Sekarang lebih baik kau segera tidur," anjurnya mengingatkan. "Kemari, biar aku saja yang membersihkannya."

Aku pun mengangguk pelan. "Terima kasih banyak, Dad." Kemudian, berjalan menaiki tangga menuju kamarku.

Kuhempaskan diriku ke atas kasur. Tidak terasa jam weker di nakas telah menunjukkan pukul sebelas malam. Aku meraih ponselku yang baru selesai diisi daya. Baterainya sudah terisi penuh. Kulihat ada sebuah pesan dari nomor tak dikenal yang masuk. Aku membukanya. Ternyata, itu adalah pesan dari William.

-William: "Apa kau sudah tidur?"

Aku langsung bangun dan mengucek-ngucek mataku yang sudah agak sayu. Karena masih belum yakin, kutingkatkan kecerahan layar ponselku sampai maksimal.

Episodes
1 Prolog
2 01 - Hari yang buruk.
3 02 - Geng pembuat onar.
4 03 - Di kafetaria.
5 04 - Teman sebangku.
6 05 - Bus sekolah.
7 06 - Tipe cowok ideal?
8 07 - Ada yang menguntitku!
9 08 - Halusinasi?
10 09 - Si playboy.
11 10 - Cowok yang misterius.
12 11 - Makan siang bersama?
13 12 - Mengganggu saja!
14 13 - Undangan untukku?
15 14 - Cara berkencan?
16 15 - Akhir pekan.
17 16 - Pesta ulang tahun.
18 17 - Menciumnya?
19 18 - Pencari perhatian.
20 19 - Liontin.
21 20 - Salahku.
22 21 - 6x-8i > 3(2x-8u)
23 22 - Maksud tersembunyi.
24 23 - Gombalan basi.
25 24 - Sikap aneh.
26 25 - Hanya sebatas teman.
27 26 - Mereka datang.
28 27 - Akhir hidupku?
29 28 - Toko kue.
30 29 - Dia terluka?
31 30 - Ada masalah apa mereka?
32 31 - Berkencan dengannya?
33 32 - Kencan pertama.
34 33 - Makhluk apa mereka?
35 34 - Marabahaya.
36 35 - Svartalheim.
37 36 - Tempat apa ini?
38 37 - Aku mati?
39 38 - Siapa dia sebenarnya?
40 39 - Di mana aku?
41 40 - Bukan di Boston?
42 41 - Dia bukan manusia?
43 42 - Rahasianya.
44 43 - Belajar bertarung.
45 44 - Monster?
46 45 - Salah paham.
47 46 - Apa yang harus kukatakan?
48 47 - Perasaan lain.
49 48 - Dilema.
50 49 - Kitab Merion.
51 50 - Batu rune.
52 51 - Supermarket.
53 52 - Menjadi incaran.
54 53 - Pelindung.
55 54 - Ciuman pertama?
56 55 - Pertanyaan konyol.
57 56 - Insiden kecil.
58 57 - Mimpi buruk?
59 58 - Siapa wanita itu?
60 59 - Rune yang hilang.
61 60 - Dalam bahaya!
62 61 - Aku tidak bisa berenang.
63 62 - Tenggelam?
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Prolog
2
01 - Hari yang buruk.
3
02 - Geng pembuat onar.
4
03 - Di kafetaria.
5
04 - Teman sebangku.
6
05 - Bus sekolah.
7
06 - Tipe cowok ideal?
8
07 - Ada yang menguntitku!
9
08 - Halusinasi?
10
09 - Si playboy.
11
10 - Cowok yang misterius.
12
11 - Makan siang bersama?
13
12 - Mengganggu saja!
14
13 - Undangan untukku?
15
14 - Cara berkencan?
16
15 - Akhir pekan.
17
16 - Pesta ulang tahun.
18
17 - Menciumnya?
19
18 - Pencari perhatian.
20
19 - Liontin.
21
20 - Salahku.
22
21 - 6x-8i > 3(2x-8u)
23
22 - Maksud tersembunyi.
24
23 - Gombalan basi.
25
24 - Sikap aneh.
26
25 - Hanya sebatas teman.
27
26 - Mereka datang.
28
27 - Akhir hidupku?
29
28 - Toko kue.
30
29 - Dia terluka?
31
30 - Ada masalah apa mereka?
32
31 - Berkencan dengannya?
33
32 - Kencan pertama.
34
33 - Makhluk apa mereka?
35
34 - Marabahaya.
36
35 - Svartalheim.
37
36 - Tempat apa ini?
38
37 - Aku mati?
39
38 - Siapa dia sebenarnya?
40
39 - Di mana aku?
41
40 - Bukan di Boston?
42
41 - Dia bukan manusia?
43
42 - Rahasianya.
44
43 - Belajar bertarung.
45
44 - Monster?
46
45 - Salah paham.
47
46 - Apa yang harus kukatakan?
48
47 - Perasaan lain.
49
48 - Dilema.
50
49 - Kitab Merion.
51
50 - Batu rune.
52
51 - Supermarket.
53
52 - Menjadi incaran.
54
53 - Pelindung.
55
54 - Ciuman pertama?
56
55 - Pertanyaan konyol.
57
56 - Insiden kecil.
58
57 - Mimpi buruk?
59
58 - Siapa wanita itu?
60
59 - Rune yang hilang.
61
60 - Dalam bahaya!
62
61 - Aku tidak bisa berenang.
63
62 - Tenggelam?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!