Bab 15: Jejak yang Tertinggal

Beberapa bulan setelah Zack kembali ke Indonesia, kehidupan Elly di Jepang berjalan dengan lebih tenang. Meski perasaan tentang kepergian Zack terkadang menghampirinya, ia mulai menerima kenyataan bahwa hidup harus terus berjalan. Rumah sakit tempatnya bekerja semakin berkembang, dan karier medisnya pun semakin cerah. Elly merasa semakin yakin tentang jalannya, meski ada ruang di hatinya yang tak pernah sepenuhnya bisa diisi.

Suatu hari, setelah selesai dengan shift panjangnya, Elly duduk di ruang istirahat rumah sakit, menikmati secangkir teh hangat. Pikirannya melayang, entah ke mana. Terkadang, ia merasa kesepian dalam perjalanan hidup yang semakin sibuk ini, walaupun ia tahu ia dikelilingi oleh teman-teman baik dan rekan kerja yang menghargainya. Namun, kadang-kadang, dalam kesendirian itu, bayangan Zack kembali muncul. Bukan hanya kenangan tentang masa lalu mereka, tetapi perasaan tentang seseorang yang telah meninggalkan jejak begitu dalam dalam hidupnya.

Di Indonesia, Zack menjalani kehidupannya dengan sangat berbeda. Rumah sakit tempat ia bekerja dulu menyambutnya dengan tangan terbuka. Ia beradaptasi dengan lingkungan baru, berkenalan dengan rekan-rekan lama yang kembali ia temui setelah beberapa tahun, dan meski kenangan tentang Elly perlahan-lahan mulai memudar, perasaan tentang gadis itu masih terkadang hadir dalam pikirannya. Meski ia tak ingat masa lalu mereka, ia merasa ada sesuatu yang belum selesai, suatu hubungan yang tidak bisa ia jelaskan.

Suatu pagi, setelah seminggu penuh dengan rutinitas yang padat di rumah sakit, Zack mendapat surat dari rumah sakit di Jepang tempat Elly bekerja. Surat itu bukan tentang pekerjaan atau tugas medis, tetapi lebih kepada pengingat kecil tentang masa lalu mereka. Surat itu datang dari seorang teman bersama mereka di rumah sakit Jepang, yang tahu bahwa Zack dan Elly pernah bekerja bersama.

Surat itu berisi kabar tentang perkembangan karier Elly, yang ternyata semakin sukses dan dihargai di Jepang. Ia merasa bangga mendengar bahwa Elly telah mendapatkan pengakuan atas dedikasinya di dunia medis. Meskipun tidak ada banyak detail tentang kehidupan pribadi Elly, Zack bisa merasakan kebanggaan yang mengalir dari kata-kata temannya.

Zack memandang surat itu lama, sedikit bingung dengan perasaan yang muncul. Tidak ada lagi ingatan spesifik tentang Elly, tetapi sesuatu dalam dirinya merasa terhubung dengan kabar itu. Sebuah perasaan yang menggelitik di dalam dirinya, sebuah rasa ingin tahu tentang apa yang sedang dilakukan Elly, meski dia tidak bisa mengingatnya sepenuhnya.

Di sisi lain, Elly juga merasa ada sesuatu yang mengganjal di hatinya. Sejak perpisahan mereka, ia telah berusaha mengalihkan perhatian kepada karier dan kehidupan di Jepang, namun kadang-kadang ada perasaan kosong yang tak bisa ia sembunyikan. Ia tahu bahwa Zack telah pergi, dan meskipun ia sudah menerima kenyataan itu, ada hari-hari ketika perasaan itu kembali muncul, seperti bayangan samar yang mengikuti langkahnya.

Meskipun jarak memisahkan mereka, keduanya masih memiliki kenangan yang sama, meskipun dengan cara yang berbeda. Kenangan yang akan selalu terpatri dalam hati, meskipun seiring waktu, kenangan itu tidak lagi memberi mereka beban, melainkan hanya sekadar bagian dari perjalanan hidup yang telah dilalui.

Pada suatu malam, Elly duduk di balkon apartemennya yang kecil, menatap langit yang dipenuhi bintang. Tanpa sengaja, ia teringat akan pertemuan terakhir mereka di luar rumah sakit, saat Zack akan meninggalkan Jepang. Ia tak tahu mengapa kenangan itu kembali mengemuka, tetapi ia merasa bahwa itulah cara alam membawanya untuk melihat ke belakang, melihat bahwa meskipun kehidupan berlanjut, kenangan itu selalu menjadi bagian darinya.

Zack juga merasa begitu. Meskipun ia telah menemukan kedamaian di Indonesia, ia masih menyimpan perasaan aneh setiap kali ia mendengar tentang Elly atau mengenang masa lalu mereka. Ia tidak ingat semuanya, tetapi ada bagian dalam dirinya yang merindukan sesuatu yang belum ia pahami.

Elly tahu bahwa ia harus melanjutkan hidupnya, terlepas dari perasaan yang masih ada. Ia tak lagi berharap untuk kembali seperti dulu, tetapi ia belajar untuk menerima kenyataan bahwa ada bagian dari masa lalu yang akan selalu ada di dalam hatinya. Zack, di sisi lain, merasa bahwa ia telah melangkah maju, meskipun kenangan tentang Elly tetap menjadi bagian dari dirinya, seperti bayangan yang tidak bisa sepenuhnya hilang.

Seiring berjalannya waktu, Elly semakin terfokus pada tujuannya, memperdalam kariernya di bidang medis. Ia mulai merasa bahwa hidupnya di Jepang semakin membawanya pada pencapaian yang tak terbayangkan sebelumnya. Ia tidak lagi merasa terbelenggu oleh kenangan masa lalu, meskipun ia tahu bahwa bagian dari dirinya tetap merindukan hubungan yang tak pernah sepenuhnya terungkap.

Zack juga mulai menyesuaikan diri dengan kehidupan barunya di Indonesia. Meskipun masa lalu bersama Elly tak lagi hadir dalam ingatannya, ia merasa bahwa pertemuan mereka dan segala yang telah terjadi membawa pelajaran berharga dalam hidupnya. Ia tahu bahwa hidupnya akan terus berlanjut, dan meskipun ia mungkin tidak akan pernah tahu apa yang terjadi antara mereka berdua, ia merasa beruntung pernah berbagi perjalanan itu bersama Elly.

---

Elly melanjutkan hidupnya di Jepang dengan penuh dedikasi terhadap profesinya. Walaupun perasaan yang ia pendam untuk Zack sudah mulai mengalir lebih ringan, masih ada rasa rindu yang kadang datang begitu saja. Ia tahu, bahwa perasaan itu tidak bisa ia hapus begitu saja, tetapi ia juga menyadari bahwa kehidupan mereka telah berlanjut di jalur masing-masing.

Setiap hari, Elly bekerja keras di rumah sakit, menjadi dokter yang semakin dihormati dan diandalkan oleh rekan-rekannya. Ia sering kali terlibat dalam penelitian dan seminar, semakin mengembangkan dirinya sebagai profesional di bidang medis. Namun, meskipun kariernya berkembang pesat, Elly tidak bisa menahan pikiran tentang masa lalu dan apa yang telah ia lalui bersama Zack. Terkadang, ia merasa seperti ada bagian dari dirinya yang terlepas saat Zack pergi ke Indonesia, dan entah kenapa, perasaan itu tidak mudah dihapuskan begitu saja.

Di sisi lain, Zack, yang sudah kembali ke Indonesia, merasa hidupnya juga telah berubah. Meski masa lalunya di Jepang terkadang mengusik pikirannya, ia terus berfokus pada pekerjaannya di rumah sakit. Ia kembali bekerja dengan penuh semangat, meskipun masih ada perasaan tidak terjawab yang menghantui dirinya. Setiap kali ia bertemu dengan rekan kerja baru atau pasien, selalu ada sesuatu yang mengingatkannya pada seseorang yang pernah sangat dekat dengannya—seseorang yang mungkin ia tak akan pernah benar-benar ingat.

Meskipun mereka berdua terpisah oleh jarak dan waktu, tak bisa dipungkiri bahwa mereka berdua tetap melanjutkan perjalanan hidup mereka dengan penuh semangat. Elly, dengan segala pencapaian dan usahanya di Jepang, dan Zack, dengan kehidupannya yang baru di Indonesia, terus berjuang untuk menjalani hidup dengan tujuan masing-masing.

Namun, kehidupan seringkali membawa kejutan yang tak terduga. Keduanya tidak tahu bahwa takdir akan mempertemukan mereka kembali suatu saat nanti. Semua yang mereka alami, baik suka maupun duka, akan menjadi bagian dari perjalanan hidup mereka yang tak terlepaskan.

---

Suatu pagi yang cerah di Tokyo, Elly berjalan menuju ruang kerjanya di rumah sakit setelah menyelesaikan tugas pagi. Suasana di rumah sakit terasa lebih tenang hari itu, seolah ada ketenangan yang mengisi udara. Ia sedang menyiapkan presentasi untuk konferensi medis yang akan datang. Rencana itu sudah menjadi bagian besar dari perjalanan profesionalnya, dan ia tahu bahwa ini adalah kesempatan besar untuk memperluas wawasan dan jaringan.

Ketika ia sedang sibuk dengan pekerjaannya, telepon di mejanya berbunyi. Elly mengangkat telepon tersebut, dan di ujung sana terdengar suara seseorang yang sudah tidak asing baginya—rekan lamanya yang ia kenal selama bekerja di Jepang.

“Kamu sudah mendengar kabar tentang konferensi medis di Indonesia?” tanya rekannya, yang terdengar bersemangat.

Elly terdiam sesaat. “Saya mendengarnya. Kenapa memangnya?”

“Kabarnya konferensi ini akan mengundang banyak pembicara internasional, termasuk dari rumah sakit besar di Indonesia,” jawab rekannya. “Dan... ada kemungkinan Zack akan datang sebagai salah satu pembicara utama.”

Denyut jantung Elly seketika terasa lebih cepat. Nama Zack muncul begitu saja di pikirannya, seperti bayangan yang muncul dalam kabut yang perlahan memudar. Meskipun ia sudah berusaha melupakan banyak hal, mendengar nama Zack kembali mengingatkan Elly pada kenangan yang tak bisa sepenuhnya hilang.

“Apa... apa kamu yakin?” Elly bertanya, suara lembut namun terkesan terkejut.

“Ya, sepertinya dia akan hadir. Ini kabar bagus, kan? Mungkin saja kalian bisa bertemu lagi, siapa tahu,” jawab rekannya dengan nada ceria, tanpa mengetahui kedalaman perasaan Elly yang sedang bergejolak.

Elly meletakkan telepon setelah percakapan itu, merenung sejenak. Hatinya terasa berdebar-debar. Pertemuan dengan Zack mungkin tidak terbayangkan dalam rencana hidupnya, tetapi kini itu seolah menjadi kenyataan yang hampir di depan mata.

Namun, Elly tidak ingin terjebak dalam harapan yang berlebihan. Ia tahu, meskipun perasaan terhadap Zack masih ada, mereka telah menjalani jalan hidup yang sangat berbeda. Kehidupan Zack di Indonesia, dan kehidupannya di Jepang, sudah cukup untuk menjelaskan bahwa mungkin mereka tak akan pernah memiliki kesempatan untuk kembali bersama.

Di sisi lain, Zack juga tidak bisa menahan perasaan yang sama. Meski ia tidak mengingat semuanya tentang Elly, ada sesuatu yang membuatnya merasa bahwa ada kenangan yang tak bisa terlupakan. Kehidupan di Indonesia membuatnya semakin sibuk, namun kenangan tentang Jepang dan seseorang yang pernah menjadi bagian penting dari hidupnya selalu ada, meskipun samar-samar.

Bersambung...

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***