Malam semakin larut, namun suasana hati Ju-Anh tetap saja sama seperti sebelumnya. Dia terus rewel tak bisa tidur. Ju-Anh terus meracau mengatakan 'mama'.
Yu-Seok merasa kesal dan frustrasi karena tidak bisa membuat Ju-Anh tenang dan tidur. Dia mencoba berbagai cara untuk menenangkan Ju-Anh, seperti menyanyikan lagu pengantar tidur, membacakan cerita, dan bahkan memberikan susu hangat.
"Kamu engga ngantuk Ju-Anh?".
Namun, Ju-Anh tetap saja tidak bisa tidur dan terus meracau "mama". Yu-Seok merasa bahwa dia tidak bisa memahami apa yang Ju-Anh inginkan dan merasa bahwa dia tidak bisa menjadi ayah yang baik.
Tiba-tiba, Yu-Seok ingat bahwa dia pernah mendengar bahwa anak-anak yang masih kecil sering kali mengucapkan kata-kata yang mereka dengar dari orang-orang di sekitar mereka. Dia ingat bahwa Ju-Anh sering kali mendengar kata-kata "mama" dari orang-orang di sekitarnya.
Ju-Anh tak bisa berhenti menangis membuat Akhirnya Yu-Seok menyerah. Memberikan kembali Ju-Anh pada bu Kim. Bu Kim diam-diam menelfon Lily meminta bantuan.
"Ju-Anh kenapa bu?". Ucap Lily diseberang sana.
"Ju-Anh agak rewel,Ly". Bu Kim melirik Ju-Anh yang ada dalam pangkuannya. "Coba kamu ngomong sama Ju-Anh yaa, siapa tau Ju-Anh bisa anteng". Pinta bu Kim
Lily merasa khawatir mendengar bahwa Ju-Anh rewel, tapi dia juga merasa lega karena bu Kim meminta bantuannya. Dia langsung berbicara dengan Ju-Anh lewat sambungan telepon.
"Ju-Anh, apa kabar? Kak Lily di sini," kata Lily dengan
Ju-Anh memandang bu Kim dengan mata yang besar dan mengangguk. "Mam...mam..." kata Ju-Anh dengan suara yang masih menangis.
Lily merasa sedih mendengar suara Ju-Anh yang masih menangis. Dia mencoba berbicara dengan Ju-Anh lagi.
"Ju-Anh, Kak Lily di sini. Jangan menangis lagi, ya? Kakak sayang kamu."
Ju-Anh memandang bu Kim dengan mata yang besar dan mengangguk. "Mam...mam..." kata Ju-Anh dengan suara yang masih menangis.
Lily merasa bahwa Ju-Anh masih belum tenang. Dia mencoba berbicara dengan Ju-Anh lagi.
"Ju-Anh, apa yang kamu inginkan? Kamu ingin apa?"
Ju-Anh memandang bu Kim dengan mata yang besar dan mengangguk. "Mam...mam..." kata Ju-Anh dengan suara yang masih menangis.
Lily merasa bahwa Ju-Anh masih belum tenang. Dia mencoba berbicara dengan Ju-Anh lagi.
"Ju-Anh, kak Lily di sini. Jangan menangis lagi, ya? semua sayang kamu. Kamu aman dengan Bu Kim dan papa"
Tiba-tiba, Ju-Anh terdiam dan memandang bu Kim dengan mata yang besar. "Mam..." kata Ju-Anh
"Ju-Anh, kak Lily harap, Ju-Anh bisa lebih anteng sama Bu Kim, sama papa juga yaa". Ujar Lily. Dan dengan baiknya Ju-Anh terdiam seolah faham ucapan Lily.
"Semuanya sayang sama Ju-Anh. Ju-Anh juga harus sayang sama semua yang sudah membantu merawat Ju-Anh". Sambungnya
Ju-Anh memandang bu Kim dengan mata yang besar dan mengangguk. "Mam..." kata Ju-Anh dengan suara yang lembut.
Lily tersenyum mendengar suara Ju-Anh yang lebih tenang. "Iya, Ju-Anh. semua sayang kamu. Jangan lupa, kamu juga harus sayang sama papa dan bu Kim, ya?"
Ju-Anh memandang bu Kim dengan mata yang besar dan mengangguk lagi. "Mam..." kata Ju-Anh dengan suara yang masih lembut.
Bu Kim tersenyum dan memeluk Ju-Anh erat. "Terima kasih, Ly. Ju-Anh lebih tenang sekarang".
Lily merasa lega mendengar bahwa Ju-Anh sudah lebih tenang. "Iya, bu Kim. Aku percaya kamu. Aku akan kembali ke rumah sekarang."
"Lily, sepertinya Ju-Anh memang benar-benar merindukan kamu". Ujar Bu Kim tertawa pelan
Lily tersenyum mendengar ucapan bu Kim. "Iya, bu Kim. Aku juga merindukan Ju-Anh. Aku tidak bisa percaya bahwa aku sudah tidak bersama Ju-Anh lagi."
Bu Kim memandang Lily dengan mata yang penuh perhatian. "Lily, kamu harus percaya bahwa kamu sudah melakukan yang terbaik untuk Ju-Anh. Kamu sudah memberikan Ju-Anh kesempatan untuk hidup dengan Tuan Yu-Seok, dan sekarang Ju-Anh sudah lebih stabil."
Lily mengangguk, tapi masih terlihat sedih. "Aku tahu, bu Kim. Tapi aku masih merasa kehilangan Ju-Anh. Aku ingin melihat Ju-Anh tumbuh besar dan bahagia. Mungkin dari kejauhan"
Bu Kim tersenyum "Aku percaya bahwa kamu akan melihat Ju-Anh tumbuh besar dan bahagia, Lily."
Lily merasa sedikit lebih lega mendengar kata-kata bu Kim. Dia tahu bahwa bu Kim benar, dan bahwa dia harus percaya pada masa depan yang cerah untuk Ju-Anh.
"Kamu dimana,Ly?". Tanya bu Kim
Ju-Anh dengan senangnya terdiam mendengar suara Lily yang amat sangat ia rindukan. Andai Ju-Anh sudah bisa bicara, mungkin dia tidak akan membiarkan Lily jauh darinya.
"Lily lagi di apartemen Bu, ada apa?". Tanya Lily.
Ju-Anh memandang bu Kim dengan mata yang besar dan mengangguk. "Mam..." kata Ju-Anh dengan suara yang lembut, seperti memanggil Lily.
Bu Kim tersenyum dan memeluk Ju-Anh erat. "Lily sedang di apartemen, Jua-Anh. Kamu tidak perlu khawatir, ya?"
Ju-Anh memandang bu Kim dengan mata yang besar dan mengangguk lagi. "Mam..." kata Ju-Anh
Lily merasa sedih mendengar suara Ju-Anh yang memanggilnya. Dia ingin segera melihat Ju-Anh dan memeluknya erat.
"Bu Kim, aku ingin segera melihat Ju-Anh," kata Lily
Bu Kim menyambungkan dengan panggilan video. Nampak Ju-Anh yang tersenyum dengan mata sembabnya ketika matanya menangkap bayangan Lily dilayar ponsel.
"Adududuh...gantengnya....". Goda Lily. "Kok matanya berembun".
Ju-Anh hanya tertawa, tangan mungilnya mencoba meraih wajah Lily dalam layar ponsel.
Lily tersenyum melihat Ju-Anh yang masih kecil dan menggemaskan. "Aku sayang kamu, Ju-Anh," kata Lily
Ju-Anh memandang Lily dengan mata yang besar dan mengangguk. "Mam..." kata Ju-Anh
Bu Kim tersenyum melihat interaksi antara Lily dan Ju-Anh. "Lily, sepertinya Ju-Anh sudah tidak sabar lagi untuk bertemu denganmu," kata Bu Kim
"Ju-Anh tidur sekarang ya". Ucap Lily. "Tidurnya yang nyenyak, yang lama sampai matahari terbit nanti, oke?".
Ju-Anh merespon dengan senyuman. Lama Lily berbincang dengan bu Kim dalam telfon membuat Ju-Anh terasa dekat dengan Lily. Ju-Anh perlahan menutup matanya, bernafas dengan lembut dan tenang.
"Tidur Ly". Bisik Bu Kim sambil memperlihatkan Ju-Anh.
"Pindahin aja bu, engga akan kebangun kok". Ucap Lily.
Dan benar saja, Ju-Anh tidak tergerak sama sekali oleh suara asing. Dia tidur begitu nyenyak sampai pagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments