ep 15

" Lo udah cinta sama Angga?" tanya Luhan.

bukan bermaksud apa apa ya. Tapi Luhan penasaran aja. Soalnya Laura tidak seperti pas awal mereka nikah yang sering mengeluh tentang rumah tangganya. Tapi sekarang Laura lebih tenang seperti sudah menerima takdirnya.

Laura menatap tajam Luhan " Lo gila?"

" nanya doang, santai aja kali Ra" ujar Luhan.

" Lo kira hati gw semurah itu? " tanyanya " di usia pernikahan gw yang belum seumur mentimun ini tiba tiba gw langsung jatuh cinta sama Angga? Yang benar aja"

" yaa, siapa tahu kan" ujar Luhan " gw lihat lihat Lo nggak tantrum kek awal pernikahan kalian "

Laura tidak langsung menjawab, dia mengambil satu potong basreng dan memasukkan ke mulutnya. Dia menatap kedepan menerawang ke beberapa hari yang lalu semenjak dia dan Angga tinggal bersama.

" yaa, gw ngerasa percuma juga ngeluh terus" ujar Laura serius " mungkin ini takdir terbaik yang tuhan siapkan untuk gw, jadi yaa gw terima aja"

" hahahaha "

Tawa Luhan meledak mendengar Laura berbicara soal takdir tuhan. Sejak kapan Laura percaya soal takdir yang tuhan siapkan? Itu bukan Laura banget.

Laura memutar mata malas. Laura lagi serius seriusnya tapi Luhan malah tertawa. Gila memang temannya ini. Tapi kapan Luhan pernah waras? dia sudah gila sejak lahir.

" lagian ya han, Angga itu bukan tipe gw" ujar Laura.

Luhan menghentikan tawanya terlebih dahulu dengan mengatur nafasnya " emang Angga gimana?"

" dia tu emang baik, lembut dan mungkin suami idaman bagi cewek cewek di luar sana" ujar Laura seraya membayangkan sikap Angga yang memang baik.

" tapi yaa, dia bukan tipe gw" ujarnya lagi .

" terus tipe Lo kek gimana?"

" tipe gw itu cowok yang gentleman, bisa temenin gw ke bar, temenin gw minum minum, dansa bareng gw di bar terus bisa temani gw belanja di mall, bayarin belanjaan gw tanpa Mandang nominalnya berapa" ujar Laura seraya membayangkan cowok idamannya " dan yang ngasih gw uang bulanan yang banyak, bukan yang ngasih uang 1 juta terus di suruh berhemat"

" gw dong tipe Lo" ujar Luhan Menaik turunkan alisnya sambil tersenyum menggoda.

Laura menatap sinis Luhan seolah mengatakan 'idih!'

" sorry ya, han" ujar Laura " dari pada Lo, Angga lebih masuk ke tipe cowok idaman gw"

" kenapa gitu?"

" Lo terlalu lemah, masa move on aja nggak mampu" ledek Laura.

Luhan memutar mata malas, Laura ini kali ngomong memang suka benar.

•\=\=\=\=\=•

hari ini Angga pulang cepat, dia tidak mengadakan rapat hari ini karena ingin cepat pulang takut Laura bosan di rumah. mau gimanapun Laura adalah tanggung jawabnya.

" motor siapa ni?" gumam Angga saat memasuki pekarangan rumah dan melihat ada sebuah motor sport yang terparkir di depan rumahnya.

motornya terlihat tidak asing, Angga seperti pernah melihat motor ini. Tapi punya siapa?

" Luhan" ujarnya saat mengingat jika motor ini adalah motor Luhan.

Angga buru buru melepaskan helmnya lalu berjalan masuk dengan langkah lebar. Ini tidak bisa di biarkan, di rumahnya hanya ada Laura, dan Luhan kesini? Itu berarti mereka berdua disini.

" Angga" ujar Laura saat melihat angga masuk dengan buru buru.

Angga menatap tajam Laura dan Luhan yang sedang memakan pop mie. Luhan malah terlihat santai saja.

" keknya Lo nggak tau adab bertamu" ujar Angga menatap Luhan.

Luhan menatap Angga binggung. Apa dia melakukan kesalahan? Perasaan tidak.

" dan Lo seharusnya tahu, seorang wanita nggak boleh membawa masuk lelaki yang bukan mahramnya ke dalam rumah saat tidak ada orang lain di rumah" ujar Angga menatap Laura.

Laura dan Luhan kompak menghela nafas panjang. Sepertinya mereka sudah tahu dimana letak kesalahannya.

" maaf ya kepala rumah tangga, gw kesini cuma buat ngobrol sama Laura. Kita nggak ngapain ngapain" ujar Luhan menjelaskan.

" mandi sana, pulang pulang malah marah marah " ujar Laura.

Angga tidak bergerak, dia masih di posisinya, menatap penuh permusuhan pada Luhan yang sama sekali tidak terpengaruh. Luhan malah melanjutkan makan pop mie miliknya nya.

Luhan meminum kuah mienya dari cup nya lansung. dia meminumnya hingga habis. Luhan mengusap mulutnya yang terkena kuah mie lalu meminum air putih miliknya.

" makasih ya Ra, jangan lupa sekolah besok. gw mau pulang dulu" pamit Luhan.

" oke, hati hati " ujar Laura.

Luhan mengambil tasnya lalu berdiri hendak pergi. Saat ingin melewati Angga dia berhenti sejenak " tenang, gw nggak nafsu sama istrinya Lo"

Luhan menepuk pundak Angga lalu berlari keluar sebelum Laura memukulnya.

" LUHAN SIALAN!" teriak Laura.

" bagus ya, nggak masuk sekolah malah berduaan sama cowok lain di rumah" ujar Angga.

" nggak usah sok jadi suami yang posesif " ujar Laura lalu melanjutkan makan pop mienya.

•\=\=\=\=\=\=•

" Lo mau makan siang apa?" tanya Aurel pada Lauris.

Aurel sudah berganti baju, bahkan dia sudah mandi. Sedangkan Lauris baru saja tiba di rumah. Biasalah, suaminya ini harus mengantarkan pacarnya dulu.

" gw udah makan di luar" ujar Lauris.

" ohh, yaudah"

Lauris melangkah masuk ke kamarnya meninggalkan Aurel begitu saja. Tiba tiba Aurel jadi malas masak. Jika hanya untuk dirinya saja lebih baik dia pesankan saja.

" enaknya makan apa ya?" gumam Aurel berfikir seraya mengetuk ngetuk dagunya menatap langit langit rumah.

" bebek panggang keknya enak"

Aurel mengambil ponselnya lalu memesan bebek panggang+ nasi. Karna dia belum memasak nasi.

Aurel duduk ruang tamu, menunggu pesanannya datang. Beberapa menit kemudian, bel rumah berbunyi. Aurel yakin itu pasti Kurir yang mengantar makanannya.

nah kan benar, begitu dia membuka pintu sudah ada Kurir di depan.

" pesanan atas nama Aurel ?"

" iyaa pak, terimakasih" ujar Aurel mengambil pesanannya lalu segera masuk setelah kurir itu pergi.

" enaknya" seru Aurel begitu membuka kotaknya dan melihat satu bebek panggang utuh. Melihatnya saja sudah membuatnya ngiler.

baru saja Aurel mencicipinya, tapi tiba tiba Lauris datang dan duduk di depannya. " gw mau"

Cih! Padahal Aurel tidak menawarkannya.

" katanya Lo udah makan"

" masih lapar" ujar Lauris.

bukan masih lapar, tapi lebih tepatnya lapar lagi karena mencium aroma bebek panggang yang kuat hingga sampai ke kamarnya.

" makanya kalo makan sama pacar nggak usah sok jaim makan sedikit, padahal aslinya makan banyak "

Aurel membagikan nasinya menjadi dua bagian. Masih dalam satu piring yang sama, tapi di buat agak pisah. Aurel terlalu mager untuk ke dapur untuk mengambil piring.

" cuci tangga dulu " ujar Aurel.

" udah tadi di kamar" ujar Lauris.

Tadi dia memang habis dari kamar mandi untuk membersihkan dirinya. tapi saat keluar kamar mandi dia malah mencium aroma bebek panggang.

" yaudah ni bagian Lo"

Mereka berdua pun makan berdua dengan lahap tanpa bersuara. Mereka terlalu fokus pada makanan mereka.

" ah! Kenyang" ujar Lauris mengusap perutnya setelah menghabiskan makanannya " ngantuk gw"

" cuci tangan dulu" ujar Aurel saat melihat Lauris hendak memejamkan matanya dengan posisi bersandar pada sandaran sofa.

" iya iya bawel" ujar Lauris lalu berdiri dan pergi ke dapur.

Lauris dan Laura itu sebelas duabelas. Jadi maklum saja jika tingkah Lauris itu pemalas dan menyebalkan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!