5.KESUNGGUHAN

Setelah selesai acara Rara dan orang tuanya kembali pulang.hendra juga ikut karna ada sesuatu yg ingin dibicarakan.

"silahkan masuk nak Hendra...!"ucap nyonya Ananta ramah.

"terima kasih Tante..!"jawabnya.

"aku ganti baju dulu ya,,,!"ucap Rara

kini hanya tinggal 2 orang pria beda usia itu di sana.hendra duduk menegakkan punggung.ia sedikit gugup.ia berdehem untuk mengurangi sedikit kegugupannya.

"om,Hendra ingin membicarakan sesuatu yg penting..!"Hendra berucap dengan gugup

"apa yg ingin nak Hendra bicarakan ?"tanya tuan Ananta.

"mengenai hubungan saya dengan Rara,,,saya ingin melanjutkan ke jenjang yg lebih serius.saya ingin melamarnya"ucap Hendra serius.

"apa kau serius...?bagaimana dengan keluargamu..?apa mereka setuju ?kami hanya orang biasa,jika dibandingkan dengan keluargamu,tentu sangat jauh berbeda..!"cecar tuan Ananta.

sebagai seorang ayah ia merasa khawatir.pria di depannya ini bukanlah orang biasa.ia adalah tuan muda Hermawan,salah satu keluarga terpandang di kota surabaya.ia takut putrinya tidak diterima di kalangan tersebut.

Tidak ada kekurangan pada pria di depannya itu.ia baik,sopan dan tampan.tapi,tetap saja ia khawatir.

"saya serius om,,orang tua saya menyerahkan keputusan sepenuhnya pada saya.hari ini saya ingin melamar Rara secara pribadi.kami akan bertunangan dulu,acara resmi akan dilakukan saat orang tua saya kembali dari luar negri...!"ucapnya tegas.

Mendengar kesungguhan dari pria di depannya itu,tuan Ananta merasa sedikit lega.hanya sedikit.karna ia tahu perbedaan kasta sering kali menjadi masalah utama dalam sebuah hubungan.

"keputusan ada di tangan Rara...!"putusnya kemudian.

"berarti om merestui kami...?"tanya Hendra memastikan.raut bahagia terlukis jelas di matanya.

"om hanya berharap putri om bahagia.dan om harap kamu bisa melindunginya selalu..!"tegas tuan Ananta.

Rara yg sejak tadi berdiri dibalik tembok,tersenyum bahagia.sejak tadi ia mencuri dengar pembicaraan ayah dan kekasihnya itu.ia tak menyangka Hendra akan melamarnya hari ini.

Rara terkejut saat berbalik badan dan menjumpai ibunya sudah berdiri di hadapannya.ia tak tau kalau ibunya itu sudah sejak tadi berdiri di belakangnya dengan membawa nampan berisi teh.

Nyonya Ananta memajukan dagunya,meminta putrinya itu keluar menemui ayah dan hendra.ia menahan senyumnya melihat tingkah putrinya yg terlihat malu2.

Nyonya Ananta melangkah menuju ruang tamu di ikuti sang putri di belakangnya.ia menyajikan minuman untuk suami dan calon mantunya itu.

Rara hanya berdiri sambil menundukkan kepala.ia malu.

Nyonya Ananta kembali kedapur untuk menyiapkan makan siang setelahnya.

"bagaimana...?apa jawabanmu...?"tanya tuan Ananta pada sang putri.

"jjjawaban aaapa ayah?"tanyanya gugup.ia tak berani mengangkat wajahnya.

"bukankah kamu sudah mendengar semuanya...?"timpal sang ayah yg membuat pipi Rara semakin merah.

"atau kamu menolaknya..?"sambung tuan Ananta menggoda putrinya.

Sontak saja Rara menegakkan kepala.

"tidak ayah...!aku menerimanya...!"buru buru Rara menjawab membuat tuan Ananta tertawa terbahak membuat Rara sadar bahwa sang ayah sedang menggodanya.ia melirik sang kekasih dengan ekor matanya,ia malu,gugup dan merasa canggung.

Hendra yg sedari tadi memperhatikan tak kuasa untuk tersenyum.ia bangkit dari duduknya,melangkah menghampiri kekasihnya.tangannya merogoh kantong celananya.ia mengeluarkan kotak cincin dari sana.membuka lalu mempersembahkan di hadapan gadisnya itu.

Rara membulatkan matanya tak percaya,.ia tak menyangka pria itu sudah mempersiapkannya.

"maukah kamu menerima pinangan ku...?"tanyanya tegas.

Rara mengangguk lalu menjulurkan tangannya.hendra meraih tangan lentik itu,kemudian menyematkan cincin di jari manisnya.rara tersenyum bahagia.

"satu Minggu lagi,,aku akan menjemputmu..!kita berangkat ke jakarta bersama..!"ucapnya kemudian.

Rara menoleh pada sang ayah kemudian menganggukkan kepala.

"maaf om,saya ada sesuatu yg harus di urus,,jadi saya mohon pamit..!"ucap Hendra.

Tuan Ananta beranjak dari duduknya.mendekat dan memeluk sang putri dari samping dan hanya menganggukkan kepala sebagai jawaban.

"permisi om,,!Ra,aku pulang dulu..!"pamitnya.

"hati hati kak..!"balas Rara.

Setelahnya Hendra berjalan keluar dari rumah itu.

"putri ayah sudah besar ternyata...!"ucap tuan Ananta sembari mengeratkan pelukannya.rara membalas pelukan sang ayah tak kalah erat.ia bahagia,sangat bahagia.

Temen2 maaf ya kalau alurnya lambat.ini adalah karya pertamaku.aku masih perlu banyak belajar.kalau ada kesalahan harap maklum.mohon sarannya dari teman2 sekalian.terima kasih sudah membaca...!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!