4. HARI PERTAMA DI SEKOLAH BARU

Pagi itu, suasana di ruang makan terasa sedikit aneh, seolah ada sesuatu yang tidak terlihat namun jelas terasa di udara.

Hana duduk di kursinya dengan tenang, mencoba bersikap sewajar mungkin, meski dalam hati ada perasaan canggung yang sulit diabaikan. Ini adalah pertama kalinya ia benar-benar menjalani rutinitas pagi di rumah keluarga barunya sejak pernikahan kilatnya dengan Rei—suatu pernikahan yang bahkan tidak pernah ia bayangkan sebelumnya.

Di hadapannya, Rei duduk dengan ekspresi datar seperti biasanya, sama sekali tidak menunjukkan ketertarikan pada situasi di sekelilingnya. Sikapnya tetap dingin, seolah tidak ada perubahan berarti dalam hidupnya meskipun kini ada seorang istri yang tinggal bersamanya.

Hana meliriknya sekilas. Laki-laki itu tampak sibuk dengan sarapannya, tidak berniat memulai percakapan atau bahkan sekadar melirik ke arahnya.

Suasana ini begitu kaku.

Dan Hana tahu, pagi-pagi berikutnya mungkin akan tetap seperti ini.

Di sebelahnya, Adara—ibu Rei—terlihat anggun seperti biasanya. Setiap gerak-geriknya memancarkan ketenangan dan wibawa, tetapi ada sesuatu yang menenangkan dalam cara ia sesekali melirik Hana dengan senyum hangatnya, seolah ingin memastikan bahwa menantunya itu merasa nyaman di rumah ini.

Di sampingnya, Zayn—ayah Rei—duduk dengan tenang, menikmati sarapannya tanpa banyak bicara. Sikapnya tampak santai, namun tetap memiliki aura otoritas yang khas, menunjukkan bahwa ia adalah sosok kepala keluarga yang dihormati.

Namun, suasana yang awalnya kaku itu menjadi lebih hidup berkat kehadiran dua anak kembar—anak kandung Adara dan Zayn yang berusia sekitar sepuluh tahun.

Si kembar duduk berhadapan langsung dengan Hana, menatapnya dengan penuh antusias, seolah tengah mengamati sesuatu yang menarik perhatian mereka. Mata mereka berbinar-binar, mencerminkan rasa penasaran yang sulit disembunyikan.

Hana dapat merasakan tatapan mereka yang terus-terusan tertuju padanya. Sepertinya, mereka berdua sangat bersemangat untuk mengenalnya lebih jauh.

“Aku masih nggak percaya Kak Rei akhirnya menikah!” seru si kembar perempuan dengan suara riang. Wajahnya berseri-seri, matanya berbinar penuh rasa ingin tahu, seolah-olah ini adalah kabar paling mengejutkan yang pernah ia dengar.

Hana tersenyum tipis, tapi ada sedikit kecanggungan dalam ekspresinya. “Aku juga nggak percaya,” gumamnya pelan, lebih kepada dirinya sendiri daripada kepada orang lain.

Tatapan tajam Rei langsung tertuju padanya, tetapi seperti biasa, ia tidak mengatakan apa-apa. Hana bisa merasakan atmosfer dingin yang menyelimuti laki-laki itu, tapi ia sudah terbiasa.

Di sisi lain, si kembar laki-laki tetap diam, tidak menunjukkan ekspresi berlebihan seperti saudari perempuannya. Ia hanya fokus menyendok sarapannya dengan tenang, seolah pembicaraan ini bukan sesuatu yang menarik perhatiannya.

“Namaku Xavira!” kata si kembar perempuan dengan penuh semangat, suaranya ceria seperti lonceng kecil yang berdenting. “Dan ini kembaranku, Xavier.”

Xavier, yang sejak tadi lebih banyak diam, hanya mengangguk kecil sebagai tanda perkenalan. Sikapnya begitu kontras dengan saudari kembarnya—tenang, pendiam, dan tampaknya tidak tertarik ikut dalam percakapan yang sedang berlangsung.

“Kak Hana cantik banget! Aku senang akhirnya ada perempuan lain di rumah ini. Kak Rei pasti bahagia, ya?” Xavira menatap kakaknya dengan penuh harapan, matanya berbinar cerah seperti anak kecil yang baru saja mendapat hadiah.

Rei hanya mendengus pelan, bahkan tidak tertarik melirik adik perempuannya.

Hana terkekeh kecil, merasa geli dengan antusiasme Xavira. “Yakin dia bahagia? Dari ekspresinya sih, sepertinya lebih ke frustasi.”

Adara tertawa pelan mendengar celetukan Hana. “Jangan pedulikan Rei, Hana. Dia memang begitu sejak kecil. Dingin, irit bicara, tapi tetap anakku.”

Zayn akhirnya meletakkan sendoknya dan menatap Hana serta Rei bergantian. “Yang penting kalian bisa menjaga pernikahan ini dengan baik.” Suaranya tegas, penuh makna, seolah ingin menekankan bahwa tidak ada opsi lain bagi mereka selain tetap mempertahankan pernikahan ini.

Hana menegakkan punggung dan mengangguk sopan. “Tentu, Paman—eh, maksudku, Ayah.” Ia hampir saja terpeleset menyebut ‘Paman’ karena masih belum terbiasa dengan hubungan baru mereka.

Adara tersenyum puas dengan usahanya. “Bagus. Kalian berdua akan sekolah bersama, kan?”

Hana melirik sekilas ke arah Rei, yang sama sekali tidak menunjukkan ketertarikan dalam percakapan ini.

“Iya, Bu,” jawab Rei akhirnya, singkat dan tanpa emosi.

“Kalau begitu, Rei, jaga Hana baik-baik di sekolah.” Adara menambahkan dengan nada lembut, tapi jelas mengandung ketegasan.

Rei tidak langsung menjawab. Ia hanya menyesap minumannya perlahan sebelum akhirnya berkata dengan datar, “Tentu.”

Hana memutar matanya dalam hati. Nada bicara Rei terdengar seperti seseorang yang sedang dipaksa melakukan sesuatu yang tidak ia sukai.

“Kalau Kak Rei nggak menjaga Kak Hana dengan baik, aku yang bakal melindunginya!” Xavira menepuk dadanya dengan bangga, seperti seorang pahlawan kecil.

Xavier akhirnya membuka mulut untuk pertama kalinya sejak tadi. “Kau bahkan nggak bisa melindungi diri sendiri, Xavira.”

Xavira langsung merajuk. “Ish, Kakak! Setidaknya aku lebih peduli daripada Kak Rei yang dingin itu.”

Rei mendengus. “Kalian berdua terlalu banyak bicara.”

Adara hanya tersenyum melihat interaksi mereka yang riuh.

Tak lama, mereka mulai beraktivitas sesuai jadwal masing-masing. Zayn berangkat kerja sekaligus mengantar si kembar ke sekolah, sementara Rei dan Hana bersiap pergi bersama. Adara tetap di rumah seperti biasa.

Hana menghela napas saat memasuki mobil Rei. Hari ini akan menjadi perjalanan yang panjang.

Dan di atas semua itu, ia masih harus menghadapi satu hal lagi—sekolah barunya.

DALAM PERJALANAN

Di dalam mobil, tidak ada percakapan.

Keheningan menguasai sepanjang perjalanan. Hana hanya menatap ke luar jendela, sementara Rei fokus mengemudi tanpa sedikit pun berusaha mencairkan suasana.

Saat mereka hampir sampai, laki-laki itu akhirnya membuka suara. Suaranya dingin, datar, dan tanpa emosi. “Aku akan menurunkanmu di sini.”

Hana menoleh dengan kening berkerut. “Hah? Tapi ini masih jauh dari gerbang sekolah?”

Rei tetap menatap lurus ke depan. “Tentu saja. Tidak ada yang boleh tahu soal kita.”

Hana mengerucutkan bibir. Ia ingin membantah, tapi apa gunanya? Pada akhirnya, ia tetap harus turun.

Ia membuka pintu dan turun dengan kesal, menutupnya sedikit lebih keras dari seharusnya.

Saat mobil Rei melaju pergi tanpa sedikit pun menoleh ke belakang, Hana mendesah panjang.

Kenapa dia yang harus berkorban?

Sial!

Episodes
1 1. TAKDIR YANG DITENTUKAN
2 2. PERNIKAHAN TANPA CINTA
3 3. AWAL HIDUP BERSAMA
4 4. HARI PERTAMA DI SEKOLAH BARU
5 5. MURID BARU YANG MENARIK PERHATIAN
6 6. KETEGANGAN DI AULA
7 7. SABAR VERSI REI
8 8. KHAWATIR
9 9. FESTIVAL SEKOLAH
10 10.TERSESAT
11 11. WANITA MEREPOTKAN
12 12. KECURIGAAN SANIA
13 13. BERDUA DI TAMAN
14 14. PEREMPUAN ASING
15 15. MOOD RUSAK
16 16. LIVY
17 17. SISI LAIN HANA
18 BUTIK YUKI
19 18. TRIO EKSPRESI DATAR
20 20. ACARA KELUARGA
21 CURIGA HANA
22 POSISI HANA
23 MENGINTIP REI DAN LIVY
24 DIHUKUM BERSAMA
25 KARYA BARU NIH!
26 HANA PINGSAN
27 MALAM YANG MENCURIGAKAN
28 SISI LAIN REI
29 AURORA DAN HANA
30 PERTENGKARAN DI KAMAR MANDI
31 TIDAK MAU PULANG
32 KETERKAITAN NATHAN
33 KEHIDUPAN LENA
34 EMPAT MATA
35 NASEHAT ZAYN
36 HATI BERDEBAR
37 GOSIP TERPANAS
38 SALAH TINGKAH
39 CEMBURU?
40 RAHASIA HAMPIR TERBONGKAR
41 RAHASIA LIVY
42 DICIUM
43 TRAUMA HANA
44 UNDANGAN PERNIKAHAN
45 DATANG KE PERNIKAHAN
46 MUNCULNYA HANA
47 PERASAAN YANG SEBENARNYA
48 LUCU
49 PEMBALUT SIAL
50 LIVY DAN SUAMI
51 DITINGGAL BERDUA
52 SEKSI
53 MENAHAN DIRI
54 BERTEMU DONY
55 HAMIL YANG DISEMBUNYIKAN
56 MENJELANG KELULUSAN
57 LIVY YANG HAMIL
58 KEKACUAN HANA
59 MALAM PANAS MEREKA
60 LOLOS DAN MENYAKITKAN
61 PERMINTAAN LIVY YANG ANEH
62 LIVY HISTERIS
63 BABY HANA
64 HAMIL
65 TERLIHAT DIRATUKAN
66 SEKALI LAGI
67 AKHIR CERITA
68 Karya Baru!!!
Episodes

Updated 68 Episodes

1
1. TAKDIR YANG DITENTUKAN
2
2. PERNIKAHAN TANPA CINTA
3
3. AWAL HIDUP BERSAMA
4
4. HARI PERTAMA DI SEKOLAH BARU
5
5. MURID BARU YANG MENARIK PERHATIAN
6
6. KETEGANGAN DI AULA
7
7. SABAR VERSI REI
8
8. KHAWATIR
9
9. FESTIVAL SEKOLAH
10
10.TERSESAT
11
11. WANITA MEREPOTKAN
12
12. KECURIGAAN SANIA
13
13. BERDUA DI TAMAN
14
14. PEREMPUAN ASING
15
15. MOOD RUSAK
16
16. LIVY
17
17. SISI LAIN HANA
18
BUTIK YUKI
19
18. TRIO EKSPRESI DATAR
20
20. ACARA KELUARGA
21
CURIGA HANA
22
POSISI HANA
23
MENGINTIP REI DAN LIVY
24
DIHUKUM BERSAMA
25
KARYA BARU NIH!
26
HANA PINGSAN
27
MALAM YANG MENCURIGAKAN
28
SISI LAIN REI
29
AURORA DAN HANA
30
PERTENGKARAN DI KAMAR MANDI
31
TIDAK MAU PULANG
32
KETERKAITAN NATHAN
33
KEHIDUPAN LENA
34
EMPAT MATA
35
NASEHAT ZAYN
36
HATI BERDEBAR
37
GOSIP TERPANAS
38
SALAH TINGKAH
39
CEMBURU?
40
RAHASIA HAMPIR TERBONGKAR
41
RAHASIA LIVY
42
DICIUM
43
TRAUMA HANA
44
UNDANGAN PERNIKAHAN
45
DATANG KE PERNIKAHAN
46
MUNCULNYA HANA
47
PERASAAN YANG SEBENARNYA
48
LUCU
49
PEMBALUT SIAL
50
LIVY DAN SUAMI
51
DITINGGAL BERDUA
52
SEKSI
53
MENAHAN DIRI
54
BERTEMU DONY
55
HAMIL YANG DISEMBUNYIKAN
56
MENJELANG KELULUSAN
57
LIVY YANG HAMIL
58
KEKACUAN HANA
59
MALAM PANAS MEREKA
60
LOLOS DAN MENYAKITKAN
61
PERMINTAAN LIVY YANG ANEH
62
LIVY HISTERIS
63
BABY HANA
64
HAMIL
65
TERLIHAT DIRATUKAN
66
SEKALI LAGI
67
AKHIR CERITA
68
Karya Baru!!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!