3. AWAL HIDUP BERSAMA

Setelah prosesi pernikahan yang penuh drama dan penuh sorot mata tamu undangan, Rei dan Hana akhirnya resmi menjadi suami istri.

Namun bagi Rei, ini bukanlah awal dari kisah indah.

Ini adalah awal dari bencana yang bahkan belum bisa ia bayangkan seberapa parahnya.

Malam itu, setelah resepsi pernikahan yang melelahkan akhirnya berakhir, keduanya tiba di mansion keluarga Adara. Rumah itu kini bukan hanya menjadi tempat tinggal Rei bersama Zayn, Adara, dan kedua adik kembarnya, tetapi juga akan menjadi rumah bagi Hana, seperti yang telah disepakati dalam perjanjian sebelum pernikahan mereka.

Bagi keluarga Evangeline, mungkin ini sebuah penghinaan karena cucu perempuan mereka harus tinggal di rumah keluarga angkat suaminya. Namun, bagi Rei, ini adalah satu-satunya keuntungan kecil dari pernikahan ini—setidaknya, ia masih berada di lingkungan yang familiar.

Begitu memasuki kamar yang telah disediakan untuk mereka berdua, Rei langsung melepas jasnya dengan gerakan kasar, melemparkannya sembarangan ke sofa. Tanpa peduli Hana masih berdiri di dekat pintu, ia menarik dasinya hingga kendur, seolah ingin menghilangkan sisa-sisa acara yang baru saja ia lalui.

Suasana di kamar itu terasa dingin, meskipun tidak ada hujan deras di luar seperti malam ketika ia pertama kali berdiri di hadapan Duke Alastair.

“Jangan berharap aku akan bersikap manis,” kata Rei dingin, tanpa menoleh ke arah istrinya.

Hana, yang tengah duduk di tepi ranjang sambil melepas heels-nya satu per satu, hanya tersenyum santai, seolah sudah menduga hal ini akan terjadi.

“Kukira kau akan bilang begitu,” balasnya dengan nada ringan, sama sekali tidak terpengaruh oleh sikap dingin suaminya.

Rei mendengus pelan, lalu menoleh sekilas ke arahnya. Mata birunya menatap tajam, tapi Hana hanya mengangkat bahu santai, seolah-olah pernikahan ini hanyalah permainan baginya.

Dan entah kenapa, itu semakin membuat Rei kesal.

Ia lalu berjalan ke arah meja rias, membuka kotak perhiasannya dengan tenang, dan mulai melepas anting satu per satu dengan gerakan anggun. Kilauan berlian di telinganya perlahan menghilang, meninggalkan hanya keindahan alami wajahnya yang masih berhiaskan sedikit riasan dari pesta pernikahan tadi.

Rei memperhatikannya sekilas dari kejauhan. Gadis itu benar-benar santai, seolah-olah pernikahan ini bukanlah sesuatu yang mengganggunya sama sekali. Tidak ada tanda-tanda ketegangan, tidak ada kekhawatiran, seakan ia benar-benar menikmati situasi ini.

Hal itu justru semakin membuat Rei gerah.

“Kita perlu bicara.”

Hana, yang sedang mengamati wajahnya sendiri di cermin, menoleh perlahan. Ia menaikkan satu alis, menunjukkan ketertarikan yang tampaknya lebih karena rasa penasaran daripada keseriusan.

“Tentang apa?” tanyanya dengan nada datar, seakan tidak terlalu peduli dengan maksud suaminya.

Rei melangkah mendekat, berdiri di belakangnya, menatap bayangannya di cermin. Mata biru tajamnya bertemu dengan mata coklat keemasan Hana yang masih berkilau meski ruangan hanya diterangi lampu temaram.

“Perjanjian kita,” ucapnya tegas.

Hana terkekeh pelan, lalu tanpa tergesa-gesa, ia berbalik dan duduk di kursi rias dengan santai. Kakinya yang kini bebas dari heels disilangkan, sikapnya benar-benar seperti seseorang yang tidak terbebani oleh pernikahan ini.

“Baiklah, suamiku,” katanya dengan nada menggoda. “Mari kita bahas.”

Rei mengepalkan tangan di sisi tubuhnya. Ada sesuatu dari sikap Hana yang membuatnya tidak nyaman—sebuah ketenangan yang terasa terlalu mengintimidasi, seolah gadis itu tidak akan mudah dikendalikan seperti yang ia harapkan.

PERJANJIAN PERNIKAHAN

Mereka duduk di sofa berhadapan, menciptakan jarak yang jelas di antara mereka. Rei bersandar santai, menyilangkan tangan di dada, sementara Hana duduk dengan tenang, menyilangkan kaki dengan anggun, menunjukkan bahwa ia sama sekali tidak terintimidasi oleh situasi ini.

Rei menatapnya tanpa ekspresi sebelum akhirnya membuka suara. “Aku akan tetap menjalani hidupku seperti biasa. Tidak ada yang berubah.” Suaranya tegas, menekankan batasan sejak awal. “Jangan ganggu aku di sekolah. Jangan buat drama di depan umum. Dan yang paling penting—jangan pernah berpikir kita benar-benar suami istri.”

Hana mengangkat bahu, sama sekali tidak terpengaruh oleh nada dinginnya. Senyum tipis terbentuk di sudut bibirnya sebelum ia bersuara dengan santai, “Tentu. Tapi aku juga punya syarat sendiri.”

Rei mengernyit mendengar pernyataannya. “Apa?” tanyanya singkat, nada suaranya menunjukkan sedikit ketidaksabaran.

Hana hanya menatapnya dengan tenang, siap menyatakan aturannya sendiri dalam perjanjian pernikahan ini.

Hana tersenyum manis, ekspresi lembut yang jelas disengaja. “Aku boleh bersikap manja di depan orang tua kita.”

Rei langsung mendengus, matanya menatap Hana dengan penuh selidik. “Mau cari muka?” tanyanya dengan nada meremehkan.

Hana mengedikkan bahu santai, seolah tak peduli dengan tuduhan itu. “Anggap saja strategi bertahan hidup,” ujarnya ringan. “Lagipula, aku perlu beradaptasi, kan? Mereka juga sudah menjadi orang tuaku, alih-alih hanya mertuaku.”

Rei menatapnya beberapa detik, mencoba mencari celah dalam logika gadis itu. Namun, ia tidak menemukan alasan untuk membantah. Itu memang wajar—dan bisa dibilang masuk akal.

“Baiklah,” gumamnya akhirnya.

Tapi Hana belum selesai. Ia menyandarkan punggung ke sofa, menatap Rei dengan mata penuh arti sebelum melanjutkan, “Satu lagi.”

Rei menaikkan alis, menunggu kelanjutan pernyataannya.

“Kita berbagi kamar,” kata Hana santai. “Tapi ranjang tetap masing-masing.”

Sejenak, keheningan melingkupi mereka. Lalu, sudut bibir Rei tertarik ke atas dalam seringai sinis. “Kau pikir aku tertarik padamu?”

Hana tak langsung menjawab. Sebaliknya, ia menatap Rei dengan ekspresi geli, seolah sedang menahan tawa. “Aku justru lebih khawatir kalau kau tertarik,” balasnya tanpa ragu.

Tatapan Rei berubah. Mata gelapnya sedikit menyipit, menatap Hana seolah mencoba memahami isi pikirannya. Gadis ini benar-benar menyebalkan.

Tapi bukannya membalas dengan kata-kata pedas, Rei hanya menghela napas pelan.

Akhirnya, setelah beberapa kali berdiskusi—atau lebih tepatnya berdebat—mereka mencapai kesepakatan. Mereka akan hidup bersama sebagai suami istri, tapi tanpa benar-benar menjadi pasangan. Hanya status di atas kertas, tanpa ikatan emosional apa pun.

Namun, dalam hati kecilnya, Rei menyadari satu hal.

Pernikahan ini mungkin hanya sementara.

Tapi selama itu berlangsung, pasti akan ada masalah yang datang.

Dan ia harus siap menghadapi semuanya.

Episodes
1 1. TAKDIR YANG DITENTUKAN
2 2. PERNIKAHAN TANPA CINTA
3 3. AWAL HIDUP BERSAMA
4 4. HARI PERTAMA DI SEKOLAH BARU
5 5. MURID BARU YANG MENARIK PERHATIAN
6 6. KETEGANGAN DI AULA
7 7. SABAR VERSI REI
8 8. KHAWATIR
9 9. FESTIVAL SEKOLAH
10 10.TERSESAT
11 11. WANITA MEREPOTKAN
12 12. KECURIGAAN SANIA
13 13. BERDUA DI TAMAN
14 14. PEREMPUAN ASING
15 15. MOOD RUSAK
16 16. LIVY
17 17. SISI LAIN HANA
18 BUTIK YUKI
19 18. TRIO EKSPRESI DATAR
20 20. ACARA KELUARGA
21 CURIGA HANA
22 POSISI HANA
23 MENGINTIP REI DAN LIVY
24 DIHUKUM BERSAMA
25 KARYA BARU NIH!
26 HANA PINGSAN
27 MALAM YANG MENCURIGAKAN
28 SISI LAIN REI
29 AURORA DAN HANA
30 PERTENGKARAN DI KAMAR MANDI
31 TIDAK MAU PULANG
32 KETERKAITAN NATHAN
33 KEHIDUPAN LENA
34 EMPAT MATA
35 NASEHAT ZAYN
36 HATI BERDEBAR
37 GOSIP TERPANAS
38 SALAH TINGKAH
39 CEMBURU?
40 RAHASIA HAMPIR TERBONGKAR
41 RAHASIA LIVY
42 DICIUM
43 TRAUMA HANA
44 UNDANGAN PERNIKAHAN
45 DATANG KE PERNIKAHAN
46 MUNCULNYA HANA
47 PERASAAN YANG SEBENARNYA
48 LUCU
49 PEMBALUT SIAL
50 LIVY DAN SUAMI
51 DITINGGAL BERDUA
52 SEKSI
53 MENAHAN DIRI
54 BERTEMU DONY
55 HAMIL YANG DISEMBUNYIKAN
56 MENJELANG KELULUSAN
57 LIVY YANG HAMIL
58 KEKACUAN HANA
59 MALAM PANAS MEREKA
60 LOLOS DAN MENYAKITKAN
61 PERMINTAAN LIVY YANG ANEH
62 LIVY HISTERIS
63 BABY HANA
64 HAMIL
65 TERLIHAT DIRATUKAN
66 SEKALI LAGI
67 AKHIR CERITA
68 Karya Baru!!!
Episodes

Updated 68 Episodes

1
1. TAKDIR YANG DITENTUKAN
2
2. PERNIKAHAN TANPA CINTA
3
3. AWAL HIDUP BERSAMA
4
4. HARI PERTAMA DI SEKOLAH BARU
5
5. MURID BARU YANG MENARIK PERHATIAN
6
6. KETEGANGAN DI AULA
7
7. SABAR VERSI REI
8
8. KHAWATIR
9
9. FESTIVAL SEKOLAH
10
10.TERSESAT
11
11. WANITA MEREPOTKAN
12
12. KECURIGAAN SANIA
13
13. BERDUA DI TAMAN
14
14. PEREMPUAN ASING
15
15. MOOD RUSAK
16
16. LIVY
17
17. SISI LAIN HANA
18
BUTIK YUKI
19
18. TRIO EKSPRESI DATAR
20
20. ACARA KELUARGA
21
CURIGA HANA
22
POSISI HANA
23
MENGINTIP REI DAN LIVY
24
DIHUKUM BERSAMA
25
KARYA BARU NIH!
26
HANA PINGSAN
27
MALAM YANG MENCURIGAKAN
28
SISI LAIN REI
29
AURORA DAN HANA
30
PERTENGKARAN DI KAMAR MANDI
31
TIDAK MAU PULANG
32
KETERKAITAN NATHAN
33
KEHIDUPAN LENA
34
EMPAT MATA
35
NASEHAT ZAYN
36
HATI BERDEBAR
37
GOSIP TERPANAS
38
SALAH TINGKAH
39
CEMBURU?
40
RAHASIA HAMPIR TERBONGKAR
41
RAHASIA LIVY
42
DICIUM
43
TRAUMA HANA
44
UNDANGAN PERNIKAHAN
45
DATANG KE PERNIKAHAN
46
MUNCULNYA HANA
47
PERASAAN YANG SEBENARNYA
48
LUCU
49
PEMBALUT SIAL
50
LIVY DAN SUAMI
51
DITINGGAL BERDUA
52
SEKSI
53
MENAHAN DIRI
54
BERTEMU DONY
55
HAMIL YANG DISEMBUNYIKAN
56
MENJELANG KELULUSAN
57
LIVY YANG HAMIL
58
KEKACUAN HANA
59
MALAM PANAS MEREKA
60
LOLOS DAN MENYAKITKAN
61
PERMINTAAN LIVY YANG ANEH
62
LIVY HISTERIS
63
BABY HANA
64
HAMIL
65
TERLIHAT DIRATUKAN
66
SEKALI LAGI
67
AKHIR CERITA
68
Karya Baru!!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!