rani membawa mobil dengan kecepatan tinggi dan tidak memperdulikan keselamatan dirinya,setelah samapi di rumah orang tuanya, rani langsung naik ke atas masuk ke ruangan orang tuanya dan dia langsung memarahi ayahnya.
" pah apa apan papa membuat onar keluarga herman ???? aku tidak suka papa jahat sama anak anak herman , toh herman juga tidak jahat sama cucu papa tidak juga mengganggu denis . Harusnya papa mikir dong malah bikin ulah , aku peringatkan papa jika membuat ke kacauan lagi aku tidak segan segan membuka semua ke kebusukan papa ke semua orang."
Rani marah besar terhadap papanya karena dia tidak mau membuat orang lain menderita karena papanya,ya dia tau aminah sakit gara gara dia dan herman jarang ada di rumah, karena herman muak dengan rani.yang selalu ingin meminta maaf ke pada anak anak aminah tapi rani selalu tidak ada kesempatan untuk menemui anak herman , rani sempat mau menemui anak ke dua aminah tapi herman ke buru datang jadi dia tidak punya kesempatan untuk menjelaskan.
rani masuk ke kamar dulunya waktu masih tinggal sama papanya
"mam .... Mungkin jika mami masih ada aku tidk akan segila ini sekarang , aku sudah menjadi perebut suami orang mam, aku sudah menyakiti anak anaknya dan membawa cinta pertama anak perempuan aminah mam ."
rani menangis terus samapai akhirnya ke tiduran di tempat tidurnya,ya rani tau kalau herman sudah punya istri umurnya beda 10tahun dengan herman ,dulu waktu rani hamil rani masih ber umur 25 tahun dan herman di umur 36 tahun dan di saat akan bunuh diri rani sedang mengandung 9bln.selama menikah dengan rani herman tidak bercerita ke aminah setelah lama dah papah rani mengirim foto dulu baru dia ingat dan bnr bahwa herman telah mendua . Dari situ herman membawa anak rani dan rani ke rumah aminah tapi aminah malah memboyong ke tingga anaknya pergi dulu waktu amara di bawa sama ibunya umur 17 tahun dan ana umur masih kecil dan ani masih di bayi .
Rani membawa denis yang akan menjadi saksi bahwa herman dan rani menikah karena terpaksa karena papa rani suah membuat karang cerita lain ke pada bu aminah dan dari situ herman mebeci rani sampai saat ini.
Di lain tempat amara masih marah marah kepda semua penjaga ayah nya dan dia ingin bertemu dengan ayahnya tapi tidak bisa .
"hermannnnnnn.... keluar kau bajingan" sambil mebanting pas bunga dan menghancurkan barang barang yang ada di sana.darel melihat kelakuan anak atasanya yang kaya ke rasukan jin malah melihat dengan santai.
" hebat dia barang barang di rumah ini akan hancur semua ulah dia mmmmmm diamana ke 2 adiknya ya ? saya harus cek dulu ke kamar dan melihat adik adiknya amara."
Dan darel masuk ke kamar ana sama ani
"Kalian sudah bangun ?"
"om siapa?ko masuk kamar tidak ketuk pintu?gimana kalau ani gak pake baju sama ka ana lagi tidur itu gak sopan om "
"Ehmmmm kalian harus cepat mandi sarapan terus saya akan mengantar kalian pergi ke asrama dan kalian sekolah di tidak di sini."
"Om kita mau di bawa kemana ?? Apa kita akan di sekolahkan benar? Atau mau om jual kita ber dua ? Celetuk ani yang emang suka ceplas ceplos "
"jangan banyak tanya dan ngoceh cepat."
"Dua siap di sekolah kan, yang satu masih ngamuk entah setan apa yang nempel di amara "darel ngoceh sendiri dan langsung melapor ke pak herman .
Ana dan ani sudah rapi dan amara masuk kamar
kalian mau kemana ? Ko pada rapih?
Ehmmm aku mau di ke asraman ka sama ayah dan ani
"Gak ........ Gakkkk kalian harus di sini sama kaka nanti kak yang akan bilang sama si tua bangkai itu."
amara langsung lari dan pergi ke ruangan ayahnya dan di sana ada darel yang sedang bersiap siap akan pergi .
"Eh kamu yang akan bawa adik adik aku pergi panggil si tua bangkai itu aku mau ngomong sama bos kamu itu "dan amara merasa pernah ketemu sama darel tapi entah dimana ya dia tidak ingat.
"ehm...saya tidak tau siapa si tua bangkai yang kamu maksud,dan di sini sya cuman di tugaskan untuk menyekolahkan adik adik anda nyonya amara. "
amara maju ke depan darel cuman berpa senti dari darel amanda saling melihat
"ingat bang saya akan membuat kamu pusing dan si tua bangkai itu menjadi tambah pusing karena ulah yang akan saya buat ingat itu ." amara langsung mundur dari jarak yang sangat dekat tadi dan
Amara pergi dari ruangan darel langsung masuk ke kamar adik adiknya
"Ka... gimana apa aku harus ikut om om tadi? "
"Ya kalian ikut nanti kaka jemput kalian dan maafin kaka ya gak bisa berbuat apa apa." amara menangis dan memeluk ke dua adiknya , dia memberikan ana gelang kesayangnya dan untuk ani dia memberikannya liontin yang sangat cantik .
"Kalian di sana belajar yang benar ya jangan lupa ingat kak di sini dan jangan lupa selalu mendoakan ibu , kaka .... Jani akan menjemput kalian nanti ya".
"baik ka aku tunggu kak ya "
Di balik pintu darel melihat adegan adik kaka yang saling menyayangi dan di mefotonya lalu mengirim ke herman .
"sudah menjadi teletabisnya ana ani?"tanya darel sambil membawa dua koper.
"Eh....eh.....ehhh si om kita bukan teletabis om kenapa om bilang kita teletabis sih, itu koper siapa ko sudah ada ? " tanya ani
"Yang biru yang kamu ana "
"Yang mera punya kamu ani"
"Ehmmmm kapan om memasukin baju baju kami? Gimana kalau dalaman kami om pegang ? Iiiiiiih gak mau aku jijik kak " ani nyeletuk lagi dan lagi
"Ini semua baru dan yang kamu pakai itu juga barang baru semua aniya putri herman gak yang tidak baru,kalau celana ke gedean paling melorot kamu ha...haaa. .."ana menjawab dan darel hanya diam amara cuman bisa menangis tapi kedua adiknya selalu berisik
"ayooo..... Ana ani pergi nanti kalian ketinggal pesawatnya "
Darel membuka pintu dan membawa semua koper dan ke dua gadis yang akan di masukan sekolah elit itu..
Amara menangis sejadi jadinya karena dia tinggal di rumah itu tidak ada teman tidak ada siapa siapa.
Dirumah herman sedang memarin denis yang baru pulang entah darimana .
"kamu saya sekolahkan yang bagus , kamu saya fasilitasi yang enak malah jadi orang gak bener? Mau kamu apa den? saya cape ngasih tau kamu , kamu susah di atur kamu itu mau sesuka kamu Apa kamu tidak ingin menjadi orang yang sukses ehm jawab?"
"aku INGIN TAU AYAH AKU SIAPA?"sambil pergi ke kamar dan membanting pintu dengan suara yang kearas.
"rani kemana sudan larut belum pulang juga apa bersosialita harus sampai malam, ini bukan rumah tapi neraka bagiku "
Herman pergi keruangnya dan melihat cctv di rumah yang di tinggalin amara,herman terkejut melihat amara tergeletak di kamarnya seorang diri dan darel pasti belum pulang .
"hallow.....kamu dimana cepat ke rumah amara di tertidur di lantai"
di tempat lain darel membawa mobil dengan cepat dan langsung masuk ke kamar dan melihat ana sedang tertidur di lantai dengan wajah yang pucat..
"apa dia sakit? " dari situ darel menelepon seorang dokter yang selalu langgan herman datang dan langsung memeriksa amara dan memberi obat agar bisa tenang.
"Makasih ya jer"
"ini siapa rel?apa lu punya simpan? Gimana dengan astri?"
"ini anak atasan gue jer dia baru kemarin tinggal di sini dan ayahnya maksa gue jaga dia,gue belum bilang sama astri jer" sambil memain kan hp di tanganya.
"Kirain pak herman tidak punya anak cantik rel heee, sebaiknya kamu biacara dan ngomong yang benar kepada astri pasti dia ngerti ko rel, gue mah pasti pilih dua duanya lah heee tapi kalau astri terlalu mahal ah buat gue karena dia harus sama orang kaya dan duitnya banyak gak kaya gue duit juga dikit ."
"ehmmmmmm ............ Lu nyindir geu gak ada duit gitu? Pulang sana gue males liat ocehan gila lu".
"awas lu ada setan rel di sini heeee"
"Lu setanya jer "
"Ya lu tukang ganggu terus "
"Gue lapor astri tau rasa lo rel haaaaaaa"
"Bodo ah giman lu ajh "
Di malam harinya darel akan membikin mie instan dia melihat amara turun dari tangga dengan wajah sangat murung.
"ngapain kamu di sini ?'pergi sana aku muak liat muka kamu"
Amara mebawa minum ke dalam kamrnya
darel cuek di usir sama amara dan dia langsung menelepon pacarnya.
.
.
.
.
Jangan lupa like ya😊
Apa darel akan jujur? Atau darel akan mengrahasiakan semuanya pacarnya bahwa dia tinggal dengan seorang wanita dan akan menikah? Atau darell???????????
Ehmmmm jangan lupa like ya 👍👍👍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Download
Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Comments