"Terima kasih sayang, akhirnya kamu menerima apa yang menjadi keputusan mama." jawab Mama Alina yang nampak lega akhirnya putrinya menyetujuinya, walaupun Natasya tampak begitu berat menerimanya tapi ini semua dia lakukan untuk menghormati kedua orang tuanya.
"Bagaimana dengan kamu nak, apa kamu bersedia menerima Natasya sebagai pasanganmu nanti?" tanya Mama Alina pada Mario.
Mario pun terdiam sembari melirik kearah mamanya."Baiklah Tante." jawab Mario yang akhirnya bersedia menerima perjodohan mereka.
Mama Anita tampak begitu lega mendengar putranya menerima perjodohan itu.
"Syukurlah,jika semuanya bersedia." jawab Mama Alina yang akhirnya selesai juga rencana mereka .
"Lalu kapan kalian akan menikah?" tanya Mama Anita yang langsung memberikan pertanyaan itu pada putranya.
"Mario belum memikirkan sampai kearah itu ma,mungkin." belum selesai bicara Mama Anita langsung memotong pembicaraan Mario.
"3 Minggu bagaimana?"
"Apa ma,3 Minggu?" tanya Balik Mario yang sedikit kaget mendengar kabar itu.
"Iya, daripada ditunda terlalu lama makin sibuk nantinya kamu dengan pekerjaan yang sedang kamu kerjakan." mama Anita pun sengaja melakukan itu agar putranya tak akan bisa menggagalkan rencananya.
"Maaf Tante,apa tidak terlalu cepat dengan rencana itu.Begitu banyak hal untuk persiapan nantinya?" tanya Natasya yang memberanikan untuk bertanya perihal pernikahan mereka nantinya.
"Kamu tidak perlu khawatir sayang,mama dan Tante Anita yang akan mengurus semuanya.Benarkan Anita?"
"Itu benar, jadi kalian tak perlu khawatir." mendengar apa yang dikatakan oleh mamanya, Natasya hanya bisa terdiam bingung harus bagaimana beralasan.
Pada akhirnya kedua keluarga mereka bersatu dalam rencana ikatan pernikahan mereka berdua,nampak antusias yang begitu diharapkan oleh keduanya agar putra dan putri mereka bersatu dalam ikatan pernikahan.
Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 21.30, keluarga tuan Niko pun berpamitan dimalam itu.
"Aku pulang dulu,besok aku kabari kamu lagi." ucap Mama Anita pada Alina.
"Iya Anita." keduanya tampak berpelukan,dan tidak lupa juga Tuan Andreas dan tuan Niko saling berjabat tangan sebagai tanda perpisahan.
"Kita tunggu sampai diwaktu yang tepat tuan Niko." ucap Tuan Andrea yang langsung dibalas dengan anggukan dari tuan Niko.
Sedangkan Natasya pun juga ikut mengikuti mereka sampai didepan pintu.Hingga akhirnya keluarga tuan Niko pergi dari tempat itu.
Tangan Mario pun ditarik oleh mamanya untuk menaiki satu mobil dengan mereka."Kamu ikut mama ,masalah mobilmu biarkan asistenmu yang membawanya.Ada hal penting yang ingin mama bicarakan dengan mu." ucap mama Anita dengan nada ketus pada putranya.
Mario pun hanya terdiam tak membalas perkataan dari mamanya. Sedangkan diposisi Natasya sekarang,Ia tampak duduk terdiam dengan pandangan kosong .
"Apa menikah,mimpi apa semalam aku sampai mendapatkan nasib seperti ini." batin Natasya yang duduk terdiam di taman belakang dirumahnya .
"Natasya."
Ia langsung menoleh ke arah belakang,ternyata papanya yang memanggil namanya.
"Ada apa pa?" tanya Natasya pada papanya.
"Kenapa kamu belum tidur,ini sudah malam.Bukannya besok kamu harus masuk kuliah?" tanya tuan Andreas pada putrinya.
"Natasya belum ngantuk pa." jawab Natasya dengan senyuman.
"Papa tahu,kamu masih memikirkan kejadian tadi kan?" pertanyaan itu langsung membuat Natasya terdiam.
"Papa tahu pasti kamu sedang bingung,dan kamu masih bimbangkan karena suatu hal bukan." ucap Tuan Andreas yang tahu betul yang di rasakan oleh putrinya.
Tuan Andreas langsung memeluk putrinya yang masih saja terdiam seolah sedang ada yang dia pendam.
"Papa tahu kamu pasti bingung, dan kamu ingin merasakan kebebasan diusiamu yang masih muda merasakan berkumpul dengan teman-teman dan lebih banyak mengenal teman baru.Tapi kenapa kamu tak bicara jujur,jika mana kamu merasa kurang yakin.Lebih baik jangan paksakan hatimu memilihnya." ucap tuan Andreas sembari memeluk hangat putrinya yang semakin diam tak menjawab pertanyaan dari papanya.
"Natasya tak ingin membuat mama kecewa pa, Natasya memilih berkorban untuk kebahagiaan mama pa." jawab Natasya yang akhirnya mengakui perasaannya.
"Tapi jangan kamu korbankan perasaanmu. jika merasa kurang yakin nak.Papa hanya berharap kamu bahagia dan mendapatkan pasangan yang sayang padamu." ucap Tuan Andreas yang merasa sedih pada putrinya.
"Natasya yakin pa,mama melakukan itu semuanya karena mama mengetahui mana yang terbaik oleh putrinya pa."
"Papa paham nak,tapi cobalah pikirkan baik-baik.Pernikahan bukan hal untuk bermain-main.Tapi itu menentukan masa depan kamu dengan pasanganmu dan yang paling penting menyatukan 2 hati yang berbeda bukan hal yang mudah .Butuh belajar untuk memahami dan kesabaran yang begitu besar menerima kekurangan dan kelebihan pasangan kita.Jika kamu sudah mantap dengan pilihanmu , lanjutkan jika tidak sanggup berhentilah sampai disini.Papa tak ingin menjadi orang tua yang terlalu memaksa kehendakan orang tua pada anaknya." tuan Andreas memberikan pesan pada putrinya yang saat itu reaksi Natasya hanya terdiam mendengar apa pesan yang diucapkan oleh papanya.
"Natasya sudah yakin pa,jangan merasa bersalah begitu.Natasya hanya ingin memberikan kebahagiaan untuk papa dan mama." jawab Natasya dengan senyuman.
"Baiklah nak,jika itu pilihanmu.Lebih baik kamu istirahat ini sudah malam." jawab tuan Andreas yang langsung dibalas dengan senyuman dari putrinya.
"Selamat malam pa."
"Malam juga." jawab tuan Andreas pada putrinya yang saat itu hendak akan pergi ke lantai atas menuju kamarnya.
Dari balik tembok,ada Mama Alina yang diam-diam mendengar pembicaraan mereka yang nampak terlihat raut wajah sedikit di wajah mama Alina.
"Mama."
"Papa." ucap mama Alina yang membalas dengan senyuman.
"Papa kira mama sudah tidur." ucap suaminya yang masih duduk santai di taman belakang.
"Mama belum ngantuk pa, Malahan mama merasa bersalah." jawab Mama Alina pada suaminya.
"Maksud mama apa,bersalah apanya?" tanya suaminya yang melihat raut wajah Istrinya yang tiba-tiba bersedih.
"Salahkah mama memaksa Natasya untuk menikah dengan Mario pa?" pertanyaan itu langsung tuan Andreas mengerti jika mana istrinya sedang merasakan sesuatu yang membuatnya sedikit sedih.
"Kenapa mama berpikir sampai begitu?"
"Mama tidak sengaja mendengar pembicaraan papa dengan Natasya tadi.Mama merasa begitu bersalah saja pa." jawab Mama Alina yang menundukkan kepala seperti rasa bersalahnya begitu besar pada putrinya.
"Itulah ma,sedari awal papa pikirkan.Tapi mama tahu sendiri kan sedari awal mama yang merencanakan itu semuanya.Tapi mau bagaimana lagi jika semuanya sudah terlanjur,Kita hanya mengikuti bagaimana putri kita memilih " jawab suaminya yang mengakui betapa sulitnya memilih hal itu dan tidak mudah juga peran orang tua untuk anak mereka.
"Apa kita batalkan saja pa?" pertanyaan itu sontak membuat kaget suaminya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments