Sisi jahat Nadine

  Mario pun menatap tajam kearah asistennya itu."Apa dia berani mengancam ku?" tanya Mario pada asistennya.

  "Tidak tuan,hanya saja beliau sering mengeluh ketidakhadiran tuan disaat rapat penting dan lebih memilih melempar pekerjaan itu pada tuan Deri." jawab Asistennya dengan menundukkan kepala ketakutan dia pada tuannya.

  "Semua sudah Deri lakukan untuk apa dipermasalahkan lagi jika ujungnya aku yang turun langsung walaupun tidak secara langsung." jawab Mario yang nampak terlihat kesal dengan papanya yang selalu menganggu kegiatannya.

  "Baiklah tuan saya mengerti." jawab Asistennya yang hanya bisa mengalah akan perintah tuannya walaupun dia harus di menghadapi masalah dengan tuan besarnya yang selalu ribut dengannya.

  Malam hari

  Natasya tampak sudah rapi dengan baju santainya malam ini,tidak lupa Natasya membawa tas kesayangannya.

  Natasya langsung turun ke lantai bawah , dia terlihat buru-buru takutnya jika nantinya Nadin sudah menunggu dirinya ditempat pertemuan mereka.

   "Sudah mau berangkat?" tanya mamanya pada putrinya yang sudah nampak rapi.

    "Iya ma,Tasya mau berangkat sekarang." pamit Natasya yang langsung lari meninggalkan mamanya.

  Dari belakang nampak terlihat seorang pria berjalan kearah depan."Natasya mau pergi kemana ma?" tanya suaminya yang saat itu menghampiri istrinya.

  "Katanya dia ingin pergi keluar bersama Nadin pa." jawab istrinya dengan senyuman.

  "Kenapa harus dengan dia lagi ." jawab Suaminya dengan ekspresi kesal.

  "Kenapa papa begitu tak suka dengan Nadin?" tanya istrinya yang melihat reaksi suaminya yang tidak begitu suka dengan teman putrinya.

 "Papa hanya merasa anak itu hanya ingin memanfaatkan putri kita ma .Setelah papa tidak sengaja mendengar percakapan dia dengan seseorang."

  "Papa masih meragukan ketulusan Nadin pada putri kita?"

  "Iya,lebih baik Tasya tak usah lagi berteman dengan dia lagi.lama-lama dia makin berani."

  "Maksud papa?"

  "Nanti mama tahu sendiri sifat wanita itu." jawab suaminya dengan nada kesal mendengar nama wanita itu lagi.

  Sedangkan di lokasi Natasya saat itu sudah berada di depan hotel."Apa benar ini alamatnya,tapi kenapa harus ke hotel." gumam Natasya yang merasa heran kenapa dia bertemu ditempat seperti ini.

  Natasya pun terpaksa masuk kedalam hotel dan mendapati Nadine yang sudah menunggu diruang lobi.

  "Hai." terlihat Nadine yang sudah sampai ditempat itu.

  "Nadine." ucap Natasya yang langsung menghampiri temannya itu.

  "Kenapa kita bertemu ditempat ini,aku kira kita ke tempat kita biasanya berkumpul." ucap Natasya yang merasa aneh ditempat pertemuan mereka.

  "Aku baru saja mengantarkan sepupuku menginap di hotel ini, sekalian kita makan disini." jawab Nadine dengan senyuman.

  "Sepupu,memangnya kamu punya sepupu?" tanya Natasya yang nampak terlihat bingung.

   "Punya lah,Ayo kita makan malam disini.Mumpung di sini makanannya enak lho." jawab Nadine yang langsung menarik tangan Natasya.

  Natasya pun hanya terdiam menuruti apa perintah Nadine,mereka pun benar-benar makan malam bersama menikmati beberapa menu yang menurut mereka mewah.

  "Kamu yakin kita makan ditempat seperti ini?" tanya lagi Natasya yang masih ragu.

  "Kamu tenang saja,kita akan makan sepuasnya.Ayo dimakan." jawab Nadine yang nampak menikmati menu makan malam ini.

  Setelah selesai makan malam mereka langsung asyik dengan obrolan mereka.Hingga Natasya berpamitan pergi ke toilet hingga ditempat meja makan hanya ada Nadin yang sengaja menunggu Natasya.

 Diam-diam Nadine memasukkan sesuatu dalam minuman Natasya sembari senyuman sinisnya.

  "Selamat menikmati malam kehancuranmu Tasya,aku pastikan kamu akan menikmati malam indah mu." gumam Nadine yang diam-diam membenci Natasya.

  Nadine mengaduk minuman Milik Natasya hingga tanpa disadari minuman milik dia telah dia campur obat perangsang yang cukup banyak karena diam-diam dia begitu membenci Natasya.

  Nadine pun bersikap seperti biasanya sembari menunggu kedatangan Natasya yang saat itu pergi ke toilet.

  Tanpa dia sadari dari kejauhan ada sosok seorang pria yang tidak sengaja melihat aksi Nadine yang diam-diam mencampurkan bubuk pada minuman itu.

  Pria itu mengernyitkan dahinya seakan penasaran apa yang sedang dicampur oleh minuman itu.

   "Apa yang dia campur dengan minuman itu." gumam pria itu yang penasaran apa yang sebenarnya terjadi.

  Pria itu makin menaruh kecurigaannya pada wanita itu,hingga pria itu kaget melihat kedatangan seorang wanita yang tak begitu asing dia lihat.

  "Dia kan wanita yang waktu itu aku temui di kampus." gumam pria itu yang ternyata pria itu adalah Mario yang saat itu baru saja selesai meeting dengan rekan kerjanya di restoran yang berada di hotel itu.

  Mario pun mengamati mereka berdua dan benar saja minuman yang di campur oleh wanita itu di minum oleh wanita yang baru datang itu.

  Natasya pun saat itu duduk dan langsung menghabiskan minuman miliknya,tanpa dia sadari Nadine tersenyum seperti ada sesuatu yang membuat dia bahagia bahkan masih saja dia menutupi sesuatu tentang apa yang diam-diam yang sedang dia lakukan pada Natasya.

  Beberapa menit kemudian mulailah Natasya merasakan hal aneh pada badannya." Kenapa badanku seperti panas begini?" batin Natasya yang nampak menahan sesuatu.

  "Kamu kenapa?" tanya Nadine pada Natasya yang sebenarnya pura-pura bertanya karena dia tahu reaksi obat itu sudah bekerja.

  "Tidak apa-apa,hanya merasa tak enak badan saja." jawab Natasya yang masih menahan panas dalam tubuhnya.

  "Kalau kamu tak enak badan,aku antarkan ke kamar sepupuku sekarang sekalian kita duduk santai didalam.Nama sepupuku Lisa,dia sepupuku yang akan pindah kampus di kota." ajak Nadine yang diam-diam mempersiapkan sesuatu untuk Natasya.

  "Bagaimana ya." jawab Natasya yang masih bimbang dengan Menahan rasa panas dalam tubuhnya.

  "Kalau kamu mau istirahat di kamar sepupu saja, kebetulan ada dilantai 5 nomor 101 ." ajak Nadine yang diam-diam mempersiapkan rencana untuk Natasya.

  " Ya sudah." jawab Natasya yang terpaksa setuju dengan usulan Nadine apalagi dia sudah tak bisa menahan rasa panas didalam tubuhnya.

  Natasya pun bangkit dari tempat duduknya, ia segera pergi menuju lift dan menuju lantai 5 . Dibelakang nampak Nadine tersenyum puas melihat sahabatnya mulai sempoyongan berjalan.

  "Selamat menikmati malam kehancuranmu Natasya." gumam Nadine yang tersenyum puas melihat kehancuran yang akan datang mendatangi Natasya.

  Natasya pun sampai di lantai 5,dia nampak berusaha mencari dimana kamar itu. Tiba-tiba saja pundak Natasya ditepuk seseorang dari belakang.

  "Kamu." ucap Pria itu.

  Natasya terdiam sembari memegang lehernya.

  "Kamu kenapa?" tanya Mario yang secara berani bertanya pada wanita itu.

  "Panas...." Natasya menggeram kepanasan diseluruh badannya.

  "Sial,pasti wanita itu memberikan obat perangsang." ucap Mario yang tahu betul reaksi yang ditimbulkan oleh obat itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!