Gara-gara lengkuas

Kembali hembusan nafas panjang terdengar, Tisya lapar tapi entah kenapa dia tidak berselera sama sekali untuk sekedar menyicipi makanan di depannya? Rasanya suasana seperti ini sangat membosankan!

Selama ini, hidupnya diisi dengan pekerjaan. Kerja, kerja dan kerja, setelah itu hanya berdiam diri di rumah. Begitu monoton.

Siulan dari arah samping mau tak mau membuat atensi Tisya teralihkan. Den lagi. Makin lama orang ini kayak jelangkung aja, datang tak diundang pergi tak dicari! Benar gitu nggak sih?

Mata bulat indah gadis itu mengikuti gerakan tubuh Den yang duduk seenaknya tanpa permisi di satu meja yang sama dengannya.

"Kok nggak dimakan?" Den melihat makanan Tisya masih utuh, tak tersentuh.

"Tadi nggak selera, sekarang nggak nafsu karena ada kamu." Jawab Tisya datar.

"Ya jelas nggak nafsu orang yang di depan mu cuma sepiring mi goreng pake udang dua biji, sama timun, tomat ditambah selada. Coba yang kamu lihat itu aku pas abis mandi, nggak pake apa-apa.. Nggak pake babibu, pasti langsung kamu babat di tempat!" Den bicara tanpa peduli hal itu layak atau tidak jika di dengar orang lain.

Tisya melempar sedotan ke arah Den. Lelaki itu hanya cekikikan tanpa melakukan pembalasan yang berarti.

"Mikirin apa sih, serius amat. Cepet tua nanti!" Seru Den mengikis kesunyian di antara mereka berdua.

"Emang udah tua dodol!" Sengit Tisya.

"Dih, kamu ini apa sih... Kalo sama aku bawaannya ngamuk mulu. Dikit-dikit misuh, dikit-dikit ngomel, dikit-dikit ngereog. Tak kutuk bakal cinta ampun-ampunan sama ku baru nyaho!" Den bersuara.

"Situ Mak Rabiah?"

"Bukan. Mak lampir juga bukan. Apalagi mak Erot." Den terkekeh geli.

"Mukaku mirip Malin Kundang?" Tanya Tisya lagi.

"Nggak tau nggak pernah kenal yang namanya si Malin Malin itu. Kenapa emangnya?" Den mengerutkan keningnya. Bertaut lah sudah kedua alis hitam, tebal tapi tidak berkilau milik Den.

"Nggak usah sok-sokan ngutuk orang. Nggak mempan!" Jawab Tisya tanpa melihat ke arah Den. Dia grogi sebenarnya di tatap lelaki sedalam itu.

Mungkin akan lebih baik jika Den menghabiskan makanan di depannya terlebih dahulu. Alasan yang pertama karena dia emang kelaparan, yang kedua karena jam makan siang makin menipis. Dia nggak mau kembali ke ruang kerjanya dengan perut masih keroncongan, dangdutan, atau lebih parahnya lagi.. Para cacing di sana ngadain dugem saking frustasinya mereka sebab asupan nutrisi nggak tercukupi dengan baik!

"Makan itu pelan-pelan. Keselek baru tau rasa!" Perhatian berselimut omelan dari Bu Tis untuk mas Den.

"Bahingan!!!"

Mulut Den masih mengunyah namun sesaat kemudian dia lepehin apa yang tadi dia kunyah. Jelas banget di telinga Tisya kalo lelaki itu mengumpat. Ya, Tisya dengar!

"Kamu maki aku??" Tisya menaikkan intonasi suaranya.

"Eh, bukan!" Den tergugup.

"Tadi kamu bilang 'bajingan' kan?! Sialan kamu, nggak ada orang yang berani maki-maki aku kayak kamu tadi!" Kembali Tisya pake urat ngomongnya.

"Astaghfirullah hal adzim.. Aku nggak maki kamu Ra.. Serius..!" Suara Den melemah. Dia minum dulu. Biar plong.

Bisa-bisanya lagi situasi kayak gitu masih nyempetin diri buat minum. Emang lelaki satu ini minta ditabokin bibirnya nyampe jontor sih. Ada nyebelin nyebelin nya!

Tisya tak ingin mendengar penjelasan Den. Tanpa menyentuh makanan yang dia pesan, wanita itu berangsur pergi meninggalkan meja makannya. Bye mi goreng, sayounara timun dan tomat, selamat tinggal wahai selada, annyeong gaseyo dua udang yang terabaikan...

Den tentu nggak akan membiarkan si judes itu pergi gitu aja. Dia menarik tangan Tisya agar tetap bertahan di sana.

"Tadi aku kaget waktu makan.. Refleks ngomong kayak gitu. Aku kira yang aku masukin mulut itu daging lho.. Sumpah! Udah gede, berbumbu pekat pula, ya langsung aja aku makan. Pas tak kunyah taunya itu lengkuas! Makanya aku bilang 'bajingan'. Serius itu terucap gitu aja, tanpa aku sengaja dan demi apapun.. Aku nggak maki kamu. Kalau nggak percaya, liat aja sendiri."

Den mengambil piring yang jadi saksi kunci di sini. Dan ya, sepertinya Den emang korban dari para koki yang nyeleneh naruh lengkuas segede ukuran daging tersebut. Udah ketar-ketir aja Den, tapi sejurus kemudian Tisya malah tertawa. Iya, wanita itu tertawa lepas karena menyaksikan penderitaan Den di depan mata.

"Kamu makan nggak dilihatin dulu ya, yang mau masuk mulutmu itu apa? Misal aku iseng taruh racun ke makanan mu, apa kamu juga bakal lahap makannya?" Masih dengan sisa-sisa tawanya dia berbicara.

"Ya jangan masukin racun juga kali Ra, kamu mau bunuh calon laki mu sendiri? Dunia akhirat kamu bakal nyesel kalo aku mati duluan sebelum nikahin kamu." Tegas Den tanpa malu.

"Nggak ada hubungannya! Sana komplain ke waiter, minta ganti ulang pesanan makanan mu. Masih laper kan?" Tisya sengaja mengalihkan pembicaraan.

"Nggak ah. Bisa bikin kamu ketawa kayak tadi aja udah suatu kejadian yang langka banget, kayaknya aku malah kudu berterimakasih sama siapapun yang naruh lengkuas di piring ku.. Rela deh ngemil lengkuas satu karung asal bisa bikin kamu happy terus." Canda Den membuat Tisya memutar bola matanya malas.

"Yakin mau ngemil lengkuas sekarung?? Aku pesenin nih ya?" Tantang Tisya.

"Aiiish kamu ini.. Itu bersyanda sayang.. Bersyandaaaa.. Bisa dombleh mulutku digiles lengkuas sekarung!"

Nyatanya, acara makan siang bersama tadi memang gagal total gara-gara sebongkah lengkuas yang udah di cap Den sebagai perusak suasana. Tapi bagi Tisya, kebersamaan singkat tadi mampu membuat hatinya menghangat. Ya sepertinya Den memang harus berterimakasih pada si lengkuas nanti.

Tidak terasa sore pun tiba, Den dengan langkah tegapnya lebih dulu menuju parkiran. Dia masih mengendarai si FU yang katanya kesayangan sejuta betina di endonesa.

"Ngapain pakai helm nggak naik motor?" Seruan Tisya mengagetkannya.

Iya, Den emang duduk di tangga dekat parkiran. Pakai helm. Lengkap dengan jaketnya, tapi motornya berada jauh dari jangkauan pemuda itu.

"Eh, itu tadi panas. Jadi aku pakai aja." Den membuka helm full face NHK Rx9 yang menurutnya membuat kegantengannya bertambah ke tingkat paling maksimal.

Wuuush.. Angin bertiup. Menerbangkan rambut Tisya, ke arah Den. Menyapu wajah lelaki itu dengan harum rambutnya, ah.. Udah kek slow motion adegan di pilem-pilem India ini mah!

"Sorry." Ucap Tisya mengikat rambutnya dengan tangan. Berniat menyepol rambutnya dengan ikat rambut di tangannya.

Den mendekat, dia mengambil ikat rambut dari tangan Tisya dengan mudah. Tisya diam saja saat Den memutar tubuhnya menghadap ke depan, membelakanginya. Dan dengan telaten lelaki itu berhasil mengikat rambut Tisya, meski terlihat berantakan tapi Tisya cukup melting diperlakukan seperti itu oleh lawan jenis.

"Hati-hati pulangnya.. Aku nunggu kamu tadi, bukan untuk pulang bareng. Tapi untuk liat kamu sebelum kita berpisah dan baru ketemu besok pagi, aku takut hatiku nggak kuat nahan rindu selama itu tanpa liat kamu."

Blush. Seperti ada sekelompok kupu-kupu berterbangan di atas kepala Tisya, rasanya dia ingin bilang kalo Den lebay, alay, atau lay lay yang lain.. Tapi dia hanya diam tanpa kata.

Ya salam Bu Tis.. Udahan napa jaimnya! Nanti kalo pejantan mu nyerah ngejar kamu, baru klagepan sendiri..!

Terpopuler

Comments

𝙱𝙰𝙺𝚆𝙰𝙽🎐ᵇᵃˢᵉ

𝙱𝙰𝙺𝚆𝙰𝙽🎐ᵇᵃˢᵉ

So sweet banget kamu den.. untuk saat ini tindakan Untuk mengejar tisya benar² hebat.. bertindak lebih daripada bicara 👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻

2025-03-12

2

🍊 NUuyz Leonal

🍊 NUuyz Leonal

jadi seperti ini rasanya di cintai ugal ugalan ya mbak Tisya 🤭🤭

2025-04-07

2

mamah fitri

mamah fitri

aku suka karakter den.. mengejar cinta bu tisya dengan ugal2an.. bikin aku baper wkwkwkwk

2025-03-12

1

lihat semua
Episodes
1 Apa, hipotermilove?
2 Gara-gara lengkuas
3 Menjauh? No way!
4 KUA, gasskeun!
5 Kedatangan calon suami
6 Berburu restu ibu
7 Malak kado duluan
8 Sad girl
9 Berdiri menantang hujan
10 Fitting ceritanya
11 Sayang kamu juga
12 Kembali bersilaturahmi
13 Warneng, pakde marah!
14 Jadi kawin dong ah
15 Inikah rasanya?
16 Inikah rasanya 2
17 Tumbang
18 Masuk rumah sakit
19 Terusin di rumah
20 Obrolan di gazebo
21 Sampai megap pindo
22 Aura pelakor mu kuat
23 Ara yang lain
24 Ampun Ra
25 Bini ngamuk
26 Marah mu ngajak nganu
27 Dihimpit dobel T
28 What the.. apa lagi ini?
29 Adu mekanik
30 Bala bantuan datang
31 Lowo rempong
32 Dikeroyok
33 Abis dikeroyok lanjut difitnah
34 Kok jadi gini?
35 Viral
36 Bisikin Tisya
37 Masih di Rumah sakit
38 Gara-gara semangka
39 Habis semangka, ganti ke Ninja
40 Di rumah ibu
41 Periksa kandungan
42 Gagal periksa
43 Bertemu masa lalu
44 Mencintai mu sederas hujan
45 Kena mental
46 Ultah
47 Ultah part 2
48 Bangunin singa tidur
49 Ungkapan perasaan
50 My one and only
51 Menyelesaikan masalah
52 Hanya mengimbangi
53 Teja tutup cerita
54 Balada binik bunting
55 Aku cemburu!
56 Ngidam agak lain
57 Ngidam apa dendam?
58 Nggak sambil nyanyi kelez!
59 Lintang Denara
60 Imunisasi
61 Ngalem in the area
62 Buka puasa
63 Sampai sini saja... Sayounara!
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Apa, hipotermilove?
2
Gara-gara lengkuas
3
Menjauh? No way!
4
KUA, gasskeun!
5
Kedatangan calon suami
6
Berburu restu ibu
7
Malak kado duluan
8
Sad girl
9
Berdiri menantang hujan
10
Fitting ceritanya
11
Sayang kamu juga
12
Kembali bersilaturahmi
13
Warneng, pakde marah!
14
Jadi kawin dong ah
15
Inikah rasanya?
16
Inikah rasanya 2
17
Tumbang
18
Masuk rumah sakit
19
Terusin di rumah
20
Obrolan di gazebo
21
Sampai megap pindo
22
Aura pelakor mu kuat
23
Ara yang lain
24
Ampun Ra
25
Bini ngamuk
26
Marah mu ngajak nganu
27
Dihimpit dobel T
28
What the.. apa lagi ini?
29
Adu mekanik
30
Bala bantuan datang
31
Lowo rempong
32
Dikeroyok
33
Abis dikeroyok lanjut difitnah
34
Kok jadi gini?
35
Viral
36
Bisikin Tisya
37
Masih di Rumah sakit
38
Gara-gara semangka
39
Habis semangka, ganti ke Ninja
40
Di rumah ibu
41
Periksa kandungan
42
Gagal periksa
43
Bertemu masa lalu
44
Mencintai mu sederas hujan
45
Kena mental
46
Ultah
47
Ultah part 2
48
Bangunin singa tidur
49
Ungkapan perasaan
50
My one and only
51
Menyelesaikan masalah
52
Hanya mengimbangi
53
Teja tutup cerita
54
Balada binik bunting
55
Aku cemburu!
56
Ngidam agak lain
57
Ngidam apa dendam?
58
Nggak sambil nyanyi kelez!
59
Lintang Denara
60
Imunisasi
61
Ngalem in the area
62
Buka puasa
63
Sampai sini saja... Sayounara!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!