Suara Aneh

Bening berusaha menghindari Bintang tapi terus di cegah jalannya oleh pria tampan tersebut.

"Permisi dok saya ingin lewat" ucap Bening formal.

"Sudahlah Bening... jangan berpura-pura tegar seperti itu" ucap Bintang kesal.

"Maaf dokter Bintang Ramadhan saya tidak mengerti maksud anda" ucap Bening dingin.

Dia sebenarnya sudah malas berhadapan dengan pria yang ada di hadapannya ini, karena jujur hatinya masih milik pria ini namun pria di hadapan nya ini tak pernah menghargai cinta nya, bahkan mungkin tak pernah menganggap Bening itu ada di dunia ini.

Greb.

Bintang langsung memegang lengan Bening untuk menghentikan langkah Bening.

"Jangan berpura-pura Bening aku tahu kau sangat mencintai ku tapi kenapa kau malah membatalkan perjodohan semalam?!" tanya Bintang dingin.

Srek.

Bening langsung melepaskan tangan Bintang dengan kasar.

"Hei... pak dokter apa kepala anda terbentur batu hingga anda jadi amnesia? bukankah anda yang menginginkan ini semua terlebih dahulu dan aku mengabulkannya dengan ikhlas" ucap Bening ketus.

Keduanya berpandangan tajam seolah bendera peperangan akan mereka kibarkan setelah ini.

Tapi di saat suasana sedang tegang-tegangnya tiba-tiba ada sebuah suara dari balik pintu, sebuah ruangan yang tertulis di depan pintu nya GUDANG.

"Sesshhhhh ah... mantep ya terus kocok terus ah... seeshhhh mantep bener, ya terus kocok terus nah begitu bagus lakukan itu terus sssshhhh hah..... "

Bening dan Bintang langsung berjalan kearah gudang tersebut setelah mendengar suara yang sangat mengganggu tersebut.

Dan tanpa berfikir panjang Bening langsung mendobrak pintu tersebut, karena dia tak mau ada hal. kotor terjadi di rumah sakit milik ayahnya ini.

Brak.

Ketika pintu terbuka yang kebetulan pintu tersebut memang tak terkunci disana dia melihat Awan bersama cleaning service wanita keduanya sedang berposisi berjauhan, membuat Bening bingung.

"Apa yang kalian perbuat di tempat kerja?" tanya Bening tegas.

"Anda nggak liat dok? " ucap Awan santai sambil menunjuk peralatan yang di pegang cleaning service wanita tersebut berupa kain pel yang sedang di masukan ke dalam ember yang di celupkan dan di angkat oleh cleaning service tersebut.

"Dia lagi ngocok kain pel" lanjut Awan.

"Dia yang mencuci kain pel kenapa kamu bersuara aneh seperti itu Awan?! " Bening mulai kesal.

Bintang hanya diam memperhatikan interaksi keduanya saja.

"Bersuara seperti apa?" tanya Awan polos.

"Am... sessshhh hah... uh mantep banget nih combro" tiba-tiba Awan menyantap sebuah combro di hadapan semua orang yang ada disana.

Bening langsung mengernyitkan matanya melihat kearah combro yang sedang di pegang Awan.

"Bu dokter mau? Pak dokter juga mau mantep tau sehah rasanya mumpung masih anget" jelas Awan sambil menunjukan sebuah plastik bening berisi combro yang masih hangat.

"Dasar gila, jadi cuma gara-gara combro kamu sampai bersuara seperti itu astagfirullah Awan kamu mikir nggak sih kalau orang lain yang mendengar suara seperti itu dengan kata-kata kamu yang seperti tadi bikin orang berfikir_" Bening memutus kata-katanya.

"Berfikir apa? " ucap Awan masih polos.

"Dasar manusia nggak berotak malas ngomong sama kamu" Bening kesal sendiri hingga dia menghentakan kedua kakinya di lantai dan segera pergi dari gudang tersebut.

"Dia itu kenapa sih? " Awan kebingungan.

Bintang hanya memandangi punggung wanita itu dengan pandangan yang sulit di artikan.

Bening yang kesal pada Awan pergi meninggalkan Awan dan Bintang, namun dia masih bergumam kesal di sepanjang lorong.

"Astaghfirullah kenapa sih aku harus bertemu lagi dengan dia?! manusia yang gak ada otaknya" disaat sedang bergumam tiba-tiba dirinya teringat ucapan sang ayah yang berniat menjodohkan nya dengan Awan.

"Tidak... tidak...tidak apa jadinya nanti rumah tangga ku bila harus menikah dengan pria itu" gumamnya lagi.

Tapi tiba-tiba terdengar suara seseorang dari belakang tubuh Bening.

"Kau akan menikah? dengan siapa? " tanya Bintang tiba-tiba.

Bening yang terkejut langsung terdiam membatu ketika mendengar suara orang yang paling dia kenal.

"Jadi kau setuju dengan pembatalan perjodohan ini karena kau ingin menikah dengan pria lain begitu heuh... tak ku sangka, selama ini kau nampak setia ternyata diam-diam kau mencari pengganti aku juga rupanya" singgung Bintang meledek seolah meremehkan Bening.

"Kamu yang membatalkan ini terlebih dahulu Bintang bukan aku?!" ucap Bening tegas.

"Tapi kau berbicara seolah aku lah yang berkhianat heuh... dasar manipulatif" balas Bening.

"Apa kau pernah menghargai perasaan ku selama ini? tidak kan kau bahkan tak pernah menganggap aku ada di dunia ini Bintang?!" ucap Bening tegas.

Di saat sedang bersih tegang tiba-tiba ada seseorang yang muncul.

"Bu... bu dokter ini punya ibu jatuh" dengan polosnya tiba-tiba Awan muncul dan memberikan sebuah pulpen berwarna gold pada Bening.

"Eh... iya terima kasih" Bening menerima pulpen tersebut.

"Kamu tahu dari mana itu punya dokter Bening? " tanya Bintang heran.

"Dari aromanya dok, aroma yang ada di pulpen tersebut sama dengan aroma parfum yang bu dokter pakai" jelas Awan santai.

Bintang nampak berfikir, dia berfikir kenapa Awan bisa sedetail itu pada Bening.

"Saya permisi dulu ya dok masih banyak kerjaan" Awan pamit tapi saat dia pamit tiba-tiba dirinya bernyanyi beberapa bait lirik lagu.

Tak pernah kah kau sadari

Akulah yang kau sakiti...

"Dasar kurang ajar" gumam Bening kesal.

"Awan.... " Bening malah mengejar Awan dan meninggalkan Bintang.

Awan berhenti ketika di panggil oleh Bening.

"Ya bu dokter ada apa? " tany Awan tanpa dosa dia tak sadar kalau lirik lagu yang di nyanyikan tadi menyinggung hati Bening.

"Kenapa kamu tiba-tiba bernyanyi seperti itu?! " tanya Bening kesal.

"Eh... hem... ya nggak apa-apa pengen nyanyi ajah" jawab Awan polos.

"Bohong kamu pasti nyindir aku kan? kamu tahun banget kan perasaan aku sama Bintang dan kamu tahu banget kan hubungan kami seperti apa?" ucap Bening lirih.

Awan yang melihat mata Bening sudah berkaca-kaca pun terdiam, dia tak menyangka kalau lirik lagu barusan membuat luka di hati Bening bertambah parah.

"Eh... maaf gue nggak bermaksud begitu Ning... " Awan merasa bersalah.

"Bohong kamu kan dari dulu memang begitu selalu meledek aku, kenapa sih kamu selalu menyebabkan hiks" Bening akhirnya menangis bak anak kecil.

"Eh... cup... cup... jangan nangis dong bu dokter... nanti pasiennya kabur loh" Awan berusaha menghibur.

"Tuh kan kamu begitu... " Bening merajuk.

"Sebaiknya kamu tinggalkan dia Awan" ucap Bintang dingin.

"Yang seharusnya pergi itu elu sialan" ucap Awan sinis dengan tatapan yang tajam.

"Elu nggak liat dia yang dateng ke gue dan pergi dari elu itu artinya yang dia cari gue dan dia nggak berharap sama elu" ucap Awan tegas.

"Dasar kurang ajar" Bintang kesal.

"Awas kau" ucap Bintang mengancam sebelum meninggalkan Bening dan Awan.

Bintang berjalan dengan langkah kesal ke ruangannya.

"Aku heran dengan Bening kenapa dia selalu bertingkah seperti anak kecil bila di hadapan Awan" gumam Bintang kesal.

Sementara itu Awan mencoba menenangkan Bening.

"Dia udah pergi elu bisa berhenti nangis?"ucap Awan lembut.

Tapi Bening masih menangis sesegukan.

" Udah dong... nanti ada yang liat mereka ngira nya gue yang nangisin elu Bening..."Awan mulai panik.

"Bening... Bening... lihat ini apa? " Awan tiba-tiba mengeluarkan sesuatu dari kantung celananya.

Bening melihat kearah tangan Awan yang sedang mengepal.

"Tada.... makan ini" Awan menyodorkan sebuah permen kearah mulut Bening.

Dengan ragu Bening membuka mulut nya dan memakan permen tersebut.

"Gimana? enak kan? " ucap Awan seperti seorang kakak yang menghibur adiknya yang sedang menangis.

"Sudah jangan menangis laki-laki bukan dia ajah masih banyak yang suka dan mau sama elu kok, elu kan cantik udah cantik elu pintar dan baik lagi masa iya nggak ada yang mau" Awan berusaha menghibur.

Awan sangat tahu bagaimana perasaan Bening pada Bintang, Awan juga sangat tahu bagaimana hubungan mereka berdua dan sering melihat bagaimana Bintang memperlakukan Bening saat mereka SMA dulu, Bintang seolah tak pernah menganggap Bening itu ada padahal Bening sangat mencintai Bintang dan selalu mementingkan Bintang dari pada dirinya sendiri.

Bening menghapus air matanya sendiri saat mendengar ucapan Awan.

Lagian elu kenapa sih suka dan jatuh cinta sama cowok yang beraura bawang kaya dia" celetuk Awan.

"Maksud kamu? " Bening bingung.

"Ck iya tiap deket sama dia elu pasti nangis, apa nggak beraura bawang nama nya, kalo suka sama cowok itu yang beraura coklat atau permen kek ini aura bawang" Awan makin ngelantur dan Bening makin bingung.

"Maksud kamu apa sih? aku makin nggak ngerti? "Bening mulai kesal.

" Iya kalau auranya coklat atau permen kan manis di sukai hampir semua orang,kalo aura bawang kan bikin nangis begono loh gitu ajah nggak ngerti sih"jelas Awan.

"Ya kamu... ada ajah buat istilah lagi pula aku baru dengar ada orang beraura bawang, coklat dan permen" Bening mulai melupakan tangis nya.

"Ya sudah lah jangan di fikirkan, sekarang kembali saja keruangan mu takut ada pasien menunggu, permisi dokter Bening saya juga mau bekerja dulu" Awan pergi meninggalkan Bening dan tanpa sadar Bening tersenyum melihat punggung laki-laki tersebut.

Bening berjalan ke ruangan nya disana dia ternyata di tunggu oleh seorang sahabat lamanya yang memang satu profesi juga dengannya.

"Malika" ucap Bening saat melihat kehadiran sahabat nya itu di ruangannya.

"Dari mana aja lu? tadi gue nyari di ruangan ayah lu nggak ada? " tanya Malika.

"Ya tadi gue lewat lorong yang dekat gudang jadi kita nggak ketemu ya hehe"

"Eh... mata lu kenapa sembab begitu? jangan bilang_"

"Iya biasalah tapi untung nya ada cowok berharap coklat yang datang menghibur gue hihi"

"Heh~~~" Malika bingung.

"Nah elu bingung kan? gue juga awalnya bingung sama tuh cowo yang kasih istilah aura bawang, coklat dan permen" dengan naturalnya Bening curhat pada Malika sahabat nya sejak kecil.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!