3. Disakiti

Walaupun dilanda kebimbangan, Rafandra tak pernah menunjukkan kepada Lily. Dia bersikap seperti biasa dan menjemputnya untuk berangkat bersama.

"Besok ada waktu gak?"

Rafandra yang tengah fokus ke jalanan menoleh ke arah samping. Lily tengah menanti jawaban darinya.

"Mau jalan?"

Lily mengangguk dengan cepat dan itu membuat Rafandra tertawa. Tangannya mulai mengusap ujung kepala Lily dengan lembut.

"Mau ke mana?"

"Aku mau menghabiskan waktu bersama kamu seharian full. Boleh?"

"Off course."

Senyum merekah di bibir Lily. Tangannya mulai meraih tangan Rafandra. Lalu, menggenggamnya. Lily begitu bersyukur karena apa yang dia mau selalu Rafandra iyakan tanpa banyak perdebatan.

"Hari ini aku full di luar." Lapornya pada Lily supaya Lily tak berpikiran yang tidak-tidak.

"Maaf, jika aku selalu overthinking sama kamu."

"It's okay. Jangan bahas itu lagi, ya." ujar Rafandra dengan senyum hangatnya.

Hari ini Rafandra memang benar-benar sibuk. Baru saja masuk ke ruangan, dia keluar dengan langkah lebar dengan ponsel yang menempel di telinga.

Setelah Makan siang pun Rafandra belum kembali. Sampai jam pulang kantor pun belum ada tanda-tanda Rafandra kembali. Wajah sendu Lily terlihat begitu jelas sebelum dia turun karena sudah ada yang menjemputnya.

Keesokan harinya, Lily minta dijemput bukan di rumahnya. Melainkan di halte dekat kantor. Rafandra mengikuti saja. Di dalam mobil pun dia tak banyak bertanya.

Pantai adalah tempat yang ingin Lily kunjungi. Tak biasanya Lily bergelayut manja pada lengan Rafandra di tempat ramai. Namun, hal aneh itu membuat Rafandra bahagia. Dia meletakkan sejenak kebimbangan tentang hubungan yang tak ada kejelasan. Tak ada salahnya dia menikmati kebahagiaan sekarang.

Menghabiskan waktu berdua di pantai sambil bercanda juga tertawa. Ditambah Lily yang begitu manja. Tak ingin melepaskan tangan Rafandra barang sedetik pun.

Tak terasa hari sudah sore. Mereka berdua masih betah berada di sana. Terutama Lily yang enggan pergi dari sana. Tangannya pun begitu erat melingkar di pinggang Rafandra.

"Are you happy?"

Lily mendongak ke arah Rafandra. Dia tersenyum dengan kepala mengangguk yakin. Lelaki itupun semakin mengeratkan rengkuhannya di pinggang sang puan.

Selama dekat dengan Lily, Rafandra tak pernah melakukan kontak fisik selain genggaman tangan dan pelukan. Bohong jika dia tak ingin mencoba hal lain, tapi dia mampu mengerem nafsunya karena niatnya dari awal ingin menjaga Lily. Bukan merusaknya.

Menunggu senja datang dan melihat matahari terbenam dengan saling berpelukan ternyata begitu menenangkan. Tak ada kata apapun dari bibir mereka berdua. Keduanya begitu menikmati momen ini.

Langit orange sudah berganti hitam. Angin laut sudah menerpa kulit. Rafandra mulai mengajak Lily untuk pulang. Padahal, Lily masih ingin menikmati hari ini dengan lelaki yang sudah menggenggam tangannya.

"Udah malam, Ly. Besok kita masih bisa menghabiskan waktu berdua lagi."

Rafandra merasa aneh ketika ayah dari Lily malah bersikap biasa ketika dirinya mengantar Lily pulang. Sapaannya pun dijawab anggukan walaupun tanpa senyuman.

.

Tibanya di rumah mobil sang paman sudah terparkir di depan rumah. Gavin Agha Wiguna tengah berbincang serius di ruang keluarga.

"Besok sore kita harus menghadiri acara pernikahan anak dari kolega yang kemarin."

Pria yang sudah memiliki anak bujang itu berkata ketika Rafandra mencium tangannya.

"Kok dadakan?"

"Undangannya baru aja nyampe."

Di antara Mas Agha juga papi Rangga tak ada yang menanyakan dari mana Rafandra. Mereka berdua begitu menghargai privasi lelaki tersebut.

Sudah berganti pakaian dan bersiap untuk tidur. Ponselnya bergetar. Ternyata itu pesan dari Lily.

"Besok pagi kita ketemu, ya. Aku ingin sarapan bareng."

Senyum melengkung di bibir Rafandra. Tanpa menunggu lama dia mengiyakan. Inilah yang membuat Rafandra sulit untuk melepaskan. Ketika dia ingin membuat keputusan, Lily pasti datang. Seakan Lily melarang untuk adanya perpisahan.

Mami Aleena mengerutkan dahi ketika di Minggu pagi sang putra sudah tampan dengan pakaian santai.

"Mau ke mana, anak bujang?"

Rafandra hanya tersenyum. Lalu, mengecup pipi sang mami dengan begitu lembut.

"Abang mau joging sebentar. Terus mau sarapan sama Lily."

Rafandra tak pernah berbohong kepada sang ibunda. Apapun yang dia lakukan pasti dia katakan dengan jujur. Sang mami pun meresponnya dengan seulas senyum.

"Bawa mobil?"

"Motor aja, Mi."

"Hati-hati."

Setelah menyalami sang mami, Rafandra pergi. Mami Aleena hanya bisa menatap punggung sang putra dengan raut sendu.

"Jika, perempuan yang membuat kamu nyaman itu seiman. Pasti akan Mami dukung, Bang."

Syarat untuk menjadi pendamping anggota keluarga singa hanya seiman. Tak mereka pedulikan perihal kedudukan dan kekayaan.

Rafandra dan Lily bertemu di taman area rumah Rafandra. Senyum yang begitu manis Lily berikan.

"Aku telat, ya."

"Enggak kok. Aku emang sengaja datang pagi."

Sama-sama soft spoken dan memiliki attitude luar biasa. Jika, disatukan akan menjadi pasangan yang begitu sempurna. Sayangnya, itu begitu mustahil bagi mereka.

Berjalan santai dan berlari keliling taman sudah mereka lakukan. Kini, mereka berada di kedai bubur ayam langganan yang sedikit jauh dari taman. Tawa canda pun masih tercipta. Hingga mereka harus kembali berpisah. Sebelum Lily masuk ke dalam rumah, tatapan sulit diartikan Lily tunjukkan. Perempuan itupun berhambur memeluk tubuh Rafandra.

"Are--"

"Aku ingin seperti ini dulu, Ndra."

Perlahan tangan Rafandra pun membalas pelukan Lily tanpa bertanya lagi. Pelukan pagi ini terasa berbeda. Terasa menyayat hati. Tak mereka pedulikan orang yang berlalu lalang memperhatikan. Setelah hampir sepuluh menit, pelukan itu pun terurai. Lily menatap serius ke arah Rafandra yang masih melingkarkan kedua tangan di pinggang sang perempuan.

"I Will Miss this moment."

Tangan Rafandra mulai mengusap lembut pipi putih Lily. Tatapannya begitu dalam.

"Aku akan peluk kamu kapanpun kamu mau."

Kalimat yang begitu lembut tersebut terasa seperti belati panjang yang menusuk dada. Mata Lily pun berkaca. Kembali Rafandra memeluk tubuh Lily.

.

Rafandra mengirimkan pesan sebelum dia berangkat ke acara pernikahan anak dari kolega Wiguna Grup. Namun, hanya centang satu. Tak pernah dia berpikiran negatif karena sebulan terakhir Lily sering begini.

Dia berangkat bersama sang paman. Tibanya di tempat tersebut, Rafandra hanya mengikuti Mas Agha.

"Pemberkatan dulu," bisik Mas Agha.

Berdiri di samping jalan menuju altar untuk menyaksikan calon pengantin datang. Mempelai laki-laki sudah berjalan dengan gagah menuju altar. Dan tinggal menunggu mempelai wanita.

Mata semua tamu kini beralih pada perempuan cantik bergaun putih yang sudah menuju altar. Senyum yang mengembang di wajah Rafandra mendadak hilang ketika melihat sang mempelai.

Prosesi pemberkatan pernikahan terus berlangsung dan ketika janji suci pernikahan terucap, seperti ada belati panjang yang menancap. Akhir dari prosesi sakral ketika pengantin baru yang baru sah itu berciuman di depan semua orang. Rafandra sudah tidak sanggup dan mulai memutar tubuh dan menjauh dari sana.

Ketika semua tamu besorak melihat ciuman pertama pasangan pengantin baru, ada bulir bening yang menetes membasahi pipi.

"Ternyata aku yang disakiti."

...*** BERSAMBUNG ***...

Aku tunggu komennya ya ...

Terpopuler

Comments

sum mia

sum mia

sabar bang.... bagaimana pun kalian tidak akan bisa bersatu . karena tidak ada yang mau mengalah . lebih baik sakit sekarang dari pada nanti kamu yang sudah terlalu dalam dengan perasaanmu .
yakinlah suatu saat nanti kamu akan mendapatkan jodoh yang sesuai dan lebih baik lagi .

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍

2025-03-17

1

Salim S

Salim S

bukan kah lebih baik kamu yang di sakiti Pangeran...daripada kamu yang menyakiti dia, lebih baik sakit sekarang daripada setelah kamu jatuh lebih dalam yakinlah akan ada seseorang yang lebih dari segalanya untukmu..seseorang yang bisa menghapus segala duka dan laramu,sabar Pangeran....cewek gesrek sebentar lagi hadir di hidupmu...

2025-03-17

0

Riris

Riris

jangan katakan yang menikah itu lily...
kemarin masih bersama
pagi nya masih bersama
eeeh keesokaan nya menikah dengan orang lain...
sakit nya di mana
disini disini dihati mu ndra
aaah nyesek....akak

2025-03-17

0

lihat semua
Episodes
1 1. Dua Keyakinan Dalam Satu Hubungan
2 2. Kebimbangan
3 3. Disakiti
4 4. Cara Yang Tidak Diinginkan
5 5. Lowongan Pekerjaan
6 6. Manik Mata Itu Lagi
7 7. Didekatkan Oleh Pekerjaan
8 8. Cuma Sayang Kamu?
9 9. Kemustahilan
10 10. Titik Terlelah
11 11. Fakta Yang Tertunda
12 12. Menjaga Saksi Kunci
13 13. Sikap Baik Yang Menurun
14 14. Pertama Bertemu dan Belum Mengenalnya
15 15. Kehangatan
16 16. Terkejut
17 17. Menjaganya
18 18. Terpana
19 19. Membuat Kamu Tak Nyaman
20 20. Ternyata Belum Berakhir
21 21. Tak Sehangat Sebelumnya
22 22. Kesalahpahaman Disaksikan Guyuran Hujan
23 23. Diberi Pencerahan
24 24. Singa Garang
25 25. Ancaman Yang Menyeramkan
26 26. Semakin Lancar Atas Hidupnya
27 27. Clue Baru Yang Nyata
28 28. Fakta Yang Membuat Tak Bisa Berkata
29 29. Seperti Skenario Yang Sudah Disiapkan
30 30. Ungkapan dan Keraguan Hati
31 31. Lelah Diam
32 32. Iblis Jahat dan Malaikat
33 33. Fakta Yang Terkuak
34 34. Memprovokasi
35 35. Dibombardir dan Ditusuk Membabi-buta
36 36. Ingin Menjaga
37 37. Ending Yang Manis
38 38. Tertampar dan Tertusuk Belati Panjang
39 39. First K I S S
40 40. Waktu Yang Tepat
41 41. Satu Hati dan Pemikiran
42 42. Restu Sudah Lengkap
43 43. Merindukan Sebuah Pelukan
44 44. Hati Keras Mulai Terbuka
45 45. Tempat Yang Dibenci
46 46. Kesedihan Yang Akan Diganti Menjadi Kebahagiaan
Episodes

Updated 46 Episodes

1
1. Dua Keyakinan Dalam Satu Hubungan
2
2. Kebimbangan
3
3. Disakiti
4
4. Cara Yang Tidak Diinginkan
5
5. Lowongan Pekerjaan
6
6. Manik Mata Itu Lagi
7
7. Didekatkan Oleh Pekerjaan
8
8. Cuma Sayang Kamu?
9
9. Kemustahilan
10
10. Titik Terlelah
11
11. Fakta Yang Tertunda
12
12. Menjaga Saksi Kunci
13
13. Sikap Baik Yang Menurun
14
14. Pertama Bertemu dan Belum Mengenalnya
15
15. Kehangatan
16
16. Terkejut
17
17. Menjaganya
18
18. Terpana
19
19. Membuat Kamu Tak Nyaman
20
20. Ternyata Belum Berakhir
21
21. Tak Sehangat Sebelumnya
22
22. Kesalahpahaman Disaksikan Guyuran Hujan
23
23. Diberi Pencerahan
24
24. Singa Garang
25
25. Ancaman Yang Menyeramkan
26
26. Semakin Lancar Atas Hidupnya
27
27. Clue Baru Yang Nyata
28
28. Fakta Yang Membuat Tak Bisa Berkata
29
29. Seperti Skenario Yang Sudah Disiapkan
30
30. Ungkapan dan Keraguan Hati
31
31. Lelah Diam
32
32. Iblis Jahat dan Malaikat
33
33. Fakta Yang Terkuak
34
34. Memprovokasi
35
35. Dibombardir dan Ditusuk Membabi-buta
36
36. Ingin Menjaga
37
37. Ending Yang Manis
38
38. Tertampar dan Tertusuk Belati Panjang
39
39. First K I S S
40
40. Waktu Yang Tepat
41
41. Satu Hati dan Pemikiran
42
42. Restu Sudah Lengkap
43
43. Merindukan Sebuah Pelukan
44
44. Hati Keras Mulai Terbuka
45
45. Tempat Yang Dibenci
46
46. Kesedihan Yang Akan Diganti Menjadi Kebahagiaan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!