Nafes Galaxy Orion

Senja menatap jam dindingnya, sudah waktunya subuh. Dia bangkit dari kasurnya dan berjalan menuju kamar mandi, sesekali dia menguap. Setelah mengambil air wudhu dia keluar dari kamar mandi, menggelar sajadah dan mengenakan mukena.

Senja melaksanakan subuh dengan khusyu, meminta pada pencipta untuk melindungi seluruh keluarganya dan mengembalikan Xabiru kakaknya yang telah menghilang selama tiga tahun.

Meskipun Alice dan Anres bukan orang tua yang sangat paham agama, namun mereka tetap menanamkan nilai-nilai agama pada kedua putrinya. Senja bahkan pernah mondok selama dua tahun sejak kelas lima SD, sebelum akhirnya saat SMP dia pindah ke Singapura.

Senja merapikan mukena dan sajadahnya, dia mengambil jilbab bergonya lalu turun ke lantai satu.

“Pagi bi Nah. Pagi mba Susi,” sapanya pada dua asisten rumah tangganya.

“Pagi non. Masih pagi non, balik tidur lagi sana. Nanti mba Susi bangunin,” ucap Susi.

“Gak mau. Aku mau bantu bi Nah sama mba Susi,” jawabnya.

“Anak majikan satu ini memang kebiasaan ngeyel. Anak siapa sih non?” canda Susi.

“Kemasan sasetnya mommy Alice. Tapi gen nya daddy Anres,” jawab Senja sambil terkekeh.

Akhirnya bi Nah dan mba Susi hanya bisa pasrah dengan kelakuan Senja, dia memang terbiasa bangun pagi. Senja ikut membantu memotong sayuran sambil duduk di kursi yang ada di meja dapur.

Tidak ada canggung ataupun kesulitan sama sekali, Susi saja heran dengan anak majikannya tersebut.

“Non boleh mba tanya?”

“Tanya apa mba?”

“Non Jingga belajar motong sayuran dari mana?” tanya Susi.

“Ish mba Susi kirain mau nanya apa. Diajarin sama mommy, mommy bilang aku harus bisa masak. Suatu saat aku pasti bakal kuliah dan jauh dari mommy sama daddy dan bisa jadi tinggal sendiri, karena itu harus bisa masak. Kan gak mungkin tiap hari jajan,”

“Nyonya hebat juga ya non,”

“Bukan hebat mba. Itu karena dulu waktu mommy kuliah di Singapur yang masak buat mommy itu mama Kia sama bunda Eris. Maklum mommy kan anak manja jadi gak bisa masak,” Senja langsung menutup mulutnya karena baru saja membongkar rahasia mommynya.

“Nanti mommy ngambek lo non,” seloroh bi Nah menanggapi.

“Makanya bi Nah sama mba Susi jangan bilang-bilang,”

Mereka bertiga terkekeh bersama, Senja tidak merasakan kesepian selama satu minggu ini. Meskipun Alice dan Anres belum bisa ke Indonesia, setidaknya ada bi Nah dan mba Susi yang menemani hari-hari gadis tersebut.

“Selesai! Bi, mba. Aku balik ke kamar dulu ya,”

“Iya non. Masih setengah lima, nanti mba bangunin jam setengah enam.”

“Ish aku gak balik tidur lagi kali mba,” celetuk Senja sambil tertawa.

Senja kembali ke kamarnya, dia memeriksa kembali berkas yang harus dia bawa dan beberapa bukunya. Dia kembali merebahkan dirinya di kasur empuk miliknya.

“Non Jingga? Non sudah setengah enam, non Jingga sudah bangun belum?” mba Susi mengetuk-ngetuk pintu kamarnya.

Si pemilik kamar masih diam tidak merespon, hingga akhirnya mba Susi masuk karena khawatir nona mudanya kesiangan. Terlebih hari ini adalah hari pertama Senja masuk sekolah baru.

“Maaf ya non mba masuk,”

Susi membuka pintu kamar Senja, dengan pelan dia masuk dan melihat nona mudanya ternyata masih tidur. “Tadi bilang tidak tidur, kenyataannya balik tidur lagi.” Susi berjalan mendekati Senja sambil terkekeh.

“Non sudah siang. Hari ini kan non Jingga masuk sekolah,” Susi mengusap lengan Jingga dan memanggil-manggilnya.

“Euungg,” Senja mengeliat membalik tubuhnya ke kiri dan ke kanan.

“Jam berapa mba?”

“Setengah enam non,”

Senja langsung bangun dari tidurnya, dia duduk di tepian ranjang dan mengumpulkan nyawanya terlebih dahulu sambil mengucek kedua matanya.

“Perlu mba siapkan air hangat?” tanya Susi.

“Tidak usah mba. Mba minta tolong buatkan sandwich ya, aku mau bawa bekal makan siang itu saja. Sama jus strawberry tanpa susu dan gula,” pintanya pada Susi.

“Siap non. Mba tunggu di bawah ya?”

“Ok,”

Senja berjalan menuju walk in closet miliknya, sia langsung menyambar handuk dan bathrobe. Setelah itu dia masuk ke kamar mandi, tidak butuh waktu lama untuknya mandi.

Dia keluar dengan menggunakan bathrobenya, dia duduk di kursi meja rias. Menyisir rambut sebahunya kemuian mengkuncirnya agar tidak lari kemana-mana.

Dia memakai skin carenya seperti biasa, tidak memakai make up dan hanya membubuhkan sedikit bedak dan juga lip care. Setelah selesai dengan perskincareran kemudian menuju walk in closet untuk berganti baju sekolah.

Sambil sesekali bersenandung, dia sudah terlihat rapi dengan atasan kemeja putih dan rok panjang berwarna abu. Dengan hijab berwarna senada dengan roknya, tak lupa dia mengenakan almamater sekolahnya yang berwarna merah hati.

“Perfect Jingga,” ucapnya bermonolog dengan dirinya sendiri.

Senja melihat arlojinya, sudah hampir setengah tujuh. Dia langsung menyambar tasnya, kemudian turun ke lantai satu untuk sarapan.

Dia mengambil nasi goreng dan air putih dingin untuk minum, menikmati nasi goreng buatan bi Nah.

“Ini non bekalnya,” ucap Susi yang menyerahkan tas berisi bekal yang di minta Senja.

“Terimakasih mba Susi,”

“Sama-sama non,”

Senja selesai dengan sarapannya, dia membereskan sendiri piring dan gelas bekas pakainya. Menaruhnya di tempat cuci piring dan gelas. “Mba maaf ya aku gak cuci sendiri. Aku buru-buru,” ucapnya pada mba Susi.

“Tidak apa-apa non. Itu kan tugas mba,” jawabnya.

“Aku berangkat dulu mba,”

“Iya non hati-hati,”

Senja dengan senyum merekah menuju mobil yang sudah di siapkan, di luar sudah menunggu pak Supri yang tidak lain suami bi Nah.

“Cie pagi-pagi sudah pacaran,” goda Senja yang melihat bi Nah sedang menemani pak Supri ngeteh di pagi hari.

“Ah non bisa saja,” ucap bi Nah.

“Non sudah siap?” tanya pak Supri.

“Siap dong pak. Cuzz berangkat pak.” Jawab Senja.

Pak Supri kemudian pamit pada bi Nah, melihat bi Nah yang mencium tangan pak Supri membuat Senja tersenyum bahagia.

Senja selalu senang melihat adegan romantis kedua orang tuanya saat daddynya hendak berangkat kerja. Mommynya selalu bergelayut manja di lengan daddy Anres, bahkan tidak hanya mencium tangan daddynya. tapi mommy Alice juga mendapatkan kecupan hangat di kening.

“Mari non,” Supri membukakan pintu belakang.

“No ... no pak Supri. Jingga mau duduk di depan,”

“Baik non,”

Senja kemudian masuk ke dalam mobil, pak Supri melajukan kendaraan dengan kecepatan sedang. Dua puluh menit kemudian mereka sudah sampai di depan gerbang sekolah.

Senja turun dari mobil, dia berjalan kearah pak satpam. Karena dia belum tahu di mana ruang guru.

“Pagi pak?”

“Pagi neng. Ada yang bisa bapak bantu?”

“Ah iya pak. Saya murid pindahan, baru masuk hari ini. Mau tanya, kalau ruang guru atau kepala sekolah yang mana ya?” tanya Senja dengan sopan.

“Oh sebentar non,”

“Mas Galaxy,” satpam tersebut memanggil seseorang yang sedang berjalan.

“Iya pak?”

Anak laki-laki tersebut berjalan mendekat ke arah orang yang memanggil. “Ada apa pak?”

“Eh ini mas. Ada anak baru, dia mau ke ruangan kepala sekolah atau ruang guru. Bisa mas Galaxy antar?”

“Oh iya pak tentu,”

“Ayo aku antar ke ruang kepala sekolah,” ajak Galaxy pada Senja.

“Iya. Terimakasih,” senja mengekori Galaxy.

Dia berjalan di belakang Galaxy, ingin menyapa atau berkenalan tapi takut. Karena melihat hawa dingin pria yang ada di depannya tersebut, jadi dia memilih diam saja.

“Nama kamu siapa?” tiba-tiba pria tersebut membuka pembicaraan dan dia mensejajarkan jalannya dengan Jingga.

“Ah iya perkenalkan. Aku Arunika Senja Jingga Manggala, biasa di panggil Senja atau Jingga.” Senja mengatupkan ke dua tangannya di dada sebagai tanda perkenalan.

“Aku Nafes Galaxy Orion. Paggil saja Galaxy,” Galaxy hanya manggut-manggut.

Setelahnya suasana kembali hening, tidak ada pembicaraan diantara mereka berdua.

 

Episodes
1 Senja Jingga
2 Nafes Galaxy Orion
3 Menjadi Murid baru
4 Mampir ke Cafe
5 Alice & Anres Pulang ke Indo
6 Kejutan untuk Senja Jingga
7 Melepas rindu daddy & mommy
8 Tukar tempat duduk
9 VC dari Kala (Revisi)
10 Senja saat bersama daddy Anres
11 Kebersamaan
12 Boleh duduk di sini?
13 Firasat Anres
14 Merindukan Xabiru
15 Kemasan saset Anres x Alice
16 Masalah baru
17 saling kenal
18 Keresahan Jingga
19 Kecelakaan
20 Tindakan operasi
21 Anres siuman
22 Orang yang sama
23 Aku bersedia
24 Koma
25 Lebih kental dari ikatan sedarah
26 Menggantikan daddy menjagamu
27 Jingga siuman
28 Tatapan Jingga
29 Ruang untuk mereka
30 Tau yang sebenarnya Daddy & mommy
31 Kenapa harus Jingga?
32 Pengakuan Gavin
33 Sejauh itu Anres tahu
34 Nasehat Zico pada Kala
35 Jangan muncul di hadapan Jingga
36 Dari aunty menjadi bunda
37 Xabiru Rain
38 Deeptalk Gavin & Xabiru
39 Bukan tipeku
40 Jingga mulai terapi
41 Teman kecil Galaxy
42 Kamu bisa tertawa
43 Tamparan untuk Langit
44 Akhirnya Jingga pulang
45 Pulang ke rumah Galaxy
46 Siapa? apa dia?
47 Selamat malam, Jingga
48 Sampai di Jakarta
49 Kembali sekolah
50 Hari pertama kembali ke sekolah
51 Mo-mom ada dua
52 Rain vs Attar
53 Birunya Jingga
54 Rain sang bintang utama
55 Rain saingan baru Galaxy
56 Gangguan di pagi hari
57 Kelompok Project saint
58 My future
59 I'm here
60 Kita sekarang teman
61 Ruang keluarga manggala
62 Duo pangerannya Jingga
63 Pembawa ceria di saat duka
64 Rencana Xabiru untuk mommy & daddy
65 Pergi ke Sea World
66 Ndak mau sama uncle
67 Kebahagiaan kecil mereka
68 Bertemu
69 Langit Biru
70 Galaxy senja
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Senja Jingga
2
Nafes Galaxy Orion
3
Menjadi Murid baru
4
Mampir ke Cafe
5
Alice & Anres Pulang ke Indo
6
Kejutan untuk Senja Jingga
7
Melepas rindu daddy & mommy
8
Tukar tempat duduk
9
VC dari Kala (Revisi)
10
Senja saat bersama daddy Anres
11
Kebersamaan
12
Boleh duduk di sini?
13
Firasat Anres
14
Merindukan Xabiru
15
Kemasan saset Anres x Alice
16
Masalah baru
17
saling kenal
18
Keresahan Jingga
19
Kecelakaan
20
Tindakan operasi
21
Anres siuman
22
Orang yang sama
23
Aku bersedia
24
Koma
25
Lebih kental dari ikatan sedarah
26
Menggantikan daddy menjagamu
27
Jingga siuman
28
Tatapan Jingga
29
Ruang untuk mereka
30
Tau yang sebenarnya Daddy & mommy
31
Kenapa harus Jingga?
32
Pengakuan Gavin
33
Sejauh itu Anres tahu
34
Nasehat Zico pada Kala
35
Jangan muncul di hadapan Jingga
36
Dari aunty menjadi bunda
37
Xabiru Rain
38
Deeptalk Gavin & Xabiru
39
Bukan tipeku
40
Jingga mulai terapi
41
Teman kecil Galaxy
42
Kamu bisa tertawa
43
Tamparan untuk Langit
44
Akhirnya Jingga pulang
45
Pulang ke rumah Galaxy
46
Siapa? apa dia?
47
Selamat malam, Jingga
48
Sampai di Jakarta
49
Kembali sekolah
50
Hari pertama kembali ke sekolah
51
Mo-mom ada dua
52
Rain vs Attar
53
Birunya Jingga
54
Rain sang bintang utama
55
Rain saingan baru Galaxy
56
Gangguan di pagi hari
57
Kelompok Project saint
58
My future
59
I'm here
60
Kita sekarang teman
61
Ruang keluarga manggala
62
Duo pangerannya Jingga
63
Pembawa ceria di saat duka
64
Rencana Xabiru untuk mommy & daddy
65
Pergi ke Sea World
66
Ndak mau sama uncle
67
Kebahagiaan kecil mereka
68
Bertemu
69
Langit Biru
70
Galaxy senja

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!