Ujian sekolah dilakukan serempak di kerajaan Pinra. Di kota Leppa sendiri ada lima sekolah, akademi zirah adalah sekolah tertua, sekolah kerajaan adalah sekolah bergengsi karena menjadi sekolah bagi anak-anak pejabat, sekolah kota adalah sekolah anak-anak orang kaya, akademi teratai adalah sekolah tertutup dari klan kuat tersembunyi, sekolah warrior adalah sekolah khusus anak laki-laki yang didirikan oleh mantan jenderal terkemuka pada raja terdahulu untuk menyeleksi tentara elit.
Setiap kali ujian sekolah, para keluarga akan memberikan pembekalan untuk para murid keluarga. Begitu juga dengan keluarga La Wero, pagi buta para murid keluarga dikumpulkan di aula untuk mendengar wejangan dari para tetua. Mereka juga akan diberikan beberapa hal baik untuk membantu mereka dalam ujian.
Untuk ujian sekolah, ada tiga hal yang harus dilalui para murid. Ujian fase pertama yakni ujian tertulis yang mengharuskan para murid mengetahui teori kultivasi spiritual. Fase kedua, ujian tingkat spiritual dan jiwa. Fase ketiga, ujian praktek dimana para murid akan diuji langsung oleh para petinggi kerajaan.
Ada tiga kali pengujian tiap empat bulan sekali sebelum murid dinyatakan lulus ke tingkat selanjutnya. Murid dinyatakan lulus dari sekolah bila berhasil lulus dari tingkat ke dua. Tingkat berikutnya para murid harus melanjutkan ke sekolah tinggi atau akademi lanjutan di kota provinsi atau kota kerajaan. Di kota Leppa sendiri belum ada sekolah tinggi dan akademi lanjutan. Lagipula, kebanyakan para murid hanya lulus sekolah atau akademi sebelum memilih untuk bekerja atau berkarir dimana. Hanya sedikit yang bisa masuk sekolah tinggi karena ujiannya dan persyaratannya yang sangat ketat.
Di kota Leppa saja, yang lulus dari sekolah tinggi kerajaan untuk generasi saat ini hanyalah La Topa, kakak I Miang. La Raka sendiri baru menjadi junior di sekolah tinggi kerajaan selama dua tahun berturut-turut. Setiap murid hanya diberi waktu enam tahun untuk menyelesaikan pendidikan di sekolah tinggi, bila murid yang sudah enam tahun tapi belum lulus sekolah tinggi tetap akan diberikan surat keterangan perna menjadi murid sekolah tinggi tapi bukan surat kelulusan.
Biasanya, meski tidak lulus. Murid yang perna menjadi murid di sekolah tinggi memiliki status sedikit lebih tinggi dari murid yang hanya lulus sekolah bisa. Namun, bagi murid yang lulus dari sekolah tinggi akan dianggap sebagai talenta berbakat yang memiliki kualifikasi untuk maju mengikuti ujian menjadi pejabat kerajaan atau direkrut sekolah atau sekte menjadi tetua.
Karena lulusnya La Topa dari sekolah tinggi kerajaan dalam tiga tahun pendidikan, keluarga La Wero dianggap keluarga yang memiliki bibit unggul. Makanya, penatua keluarga utama dan penatua serta tetua keluarga bekerja keras untuk membina dan melatih generasi muda mereka.
Untuk ujian sekolah, penatua akan memperhatikan kesehatan dan keselamatan muridnya selama ujian. Para murid akan diberikan suplemen, ramuan dan pil untuk menjaga tubuh. Mereka akan diberi kesempatan mendapat senjata dari gudang keluarga untuk mempersiapkan ujian praktek. Inilah yang dilakukan pagi ini.
Karena kesibukan kepala keluarga dan istrinya dalam mengembangkan obat dan pil pesanan kerajaan, pelepasan para murid untuk ujian dipimpin oleh puang Murni, keponakan kepala keluarga sekaligus nona pertama keluarga La Wero.
Pagi itu, I Miang juga ikut pertemuan pelepasan murid. Dia mengenakan gaun sutra air mengalir, kain putih halus meliuk-liuk yang memberikan rasa adem dan nyaman bagi pemakainya. Gaun ini tahan terhadap api dan angin. Gaun ini dikirim langsung oleh La Topa untuk mendukung adiknya mengikuti ujian. Di kepala juga ada jepit rambut perlindungan.
Dilihat sekilas saja kita tahu kalau itu pakaian spiritual dan membuat orang lain ini.
“Begitu boros, kamu benar-benar memakai pakaian bagus ini untuk ujian.” I Rabia orang pertama yang protes, meski suaranya tidak nyaring namun itu cukup di dengar semua orang di aula.
“Ini niat baik kakakku, kalau aku tidak memakainya nanti menganggap aku tidak menghargainya.”
I Rabia mendengus “Sangat baik memiliki kakak yang baik untuk pamer!.”
“Sangat baik memiliki kakak seperti tuan muda La Topa, bukan.” Hining menimpali.
I Miang menyentuh hidungnya dan tersenyum.”Ya, itulah kakakku.”
“Ingat, ya! Kamu harus lulus ujian lebih baik daripada kita semua untuk tidak mengecewakan kak La Topa.”
“Itulah yang kuinginkan.” Kata I Miang ringan.
“ I Miang! Kamu jangan sesumbar!.” Ramalla berseru.
Sejak melihat I Miang memasuki aula dengan gaun superior, seketika membangkitkan rasa iri dan kebencian dihatinya. Anak desa itu sangat tidak pantas dalam gaun mewah itu. Dia merasa lebih cocok mengenakannya. Sayangnya, dia tidak memiliki kemampuan mendapat hal baik seperti itu dan tidak ada juga orang yang bisa memberikannya.
“Kamu hanyalah murid dari sekolah zirah, sekolah paling rendah di kota ini. Apa menurutmu kamu punya kemampuan bersaing dengan kami para murid dari sekolah kota alih-alih bersaing dengan sekolah kerajaan.”
Menurutnya, kemampuan I Miang biasa saja. Dia hanya beruntung lahir sebagai puteri La Guritcie, hakim wilayah sekaligus kepala keluarga terhormat dan menjadi adik La Topa, genius keluarga La Wero. Sikap rendah hati I Miang sama sekali tidak mencerminkan nona sah dari keluarga terhormat. Ramalla merasa dia lebih memiliki aura sebagai nona besar. Dia anggun dan berwibawa.
Keberadaan I Miang di keluarga La Wero benar-benar mengotori penglihatannya. Karena itu, dia melawan I Miang dimana-mana agar orang-orang tahu kalau si udik I Miang ini tidak pantas menyandang kemewahan sebagai nona sah keluarga. Ada baiknya kalau keluarga inti bisa melihat kelebihannya dan mengadopsinya menjadi keluarga inti. Dia akan memberi kehormatan keluarga La Wero dengan menjadi nona yang anggun dan berkuasa sehingga orang-orang lebih menghormati generasi muda keluarga La wero. Kalau dia diadopsi, La Raka juga akan mempertimbangkannya sebagai calon istri paling potensial.
Tidak ada satupun dari mereka yang menyadari pikiran bengkok Ramalla yang merasa bangga dengan dirinya untuk menjadi puteri sah keluarga.
I Miang mengabaikan Ramalla yang ikut mengkritiknya. Dia terlalu malas berurusan dengan wanita yang isi kepalanya terbalik. Di sisi lain, I Rabia juga tidak senang ikut sertanya Ramalla dalam obrolan mereka.
“Kenapa sih, wanita aneh ini bicara?.” I Rabia ngedumel kesal.
“Dia muncul saja sudah mengotori mata, sekarang dia berbicara malah mengotori udara. Aku merasa keracunan karena menghirup udara sekarang.”
Hining yang ada di dekatnya terkikik. Dia berpikir kalau baik I Rabia ataupun Ramalla sama-sama memiliki cara berpikir unik dan berlidah tajam. Hanya saja, dia masih menoleransi I Rabia karena cara mengemukakan pikirannya sangat lucu.
“Jadi, puang Rabia, kamu jangan menghirup udara banyak-banyak. Tutup hidungmu! Nanti kamu keracunan dan mempengaruhi ujian.”Hining menggoda.
“Tenang, aku membawa pil detoksifikasi. Aku sudah mengantisipasi akan korosi kalau melihatnya jadi aku selalu membawa obat penawar kalau akan melihatnya. Dasar jalang!.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments