"Kita bisa mulai sekarang." Puang Tompo menghampiri teman-temannya.
"Ayo, masuk!." La Bulla mendorong pintu perpustakaan terbuka.
"Ternyata ada dua lantai di dalam." Guman I Miang.
"Kamu belum perna ke perpustakaan?." La Bulla yang mendengar bertanya.
"Iya." Angguk I Miang.
Sejak masuk akademi, dia sibuk mengejar ketertinggalannya, kemudian di rumah dia harus berlatih keras pengelolaan tubuh bersama murid -murid keluarga sampai fokus dan energi ya terkuras. Setiap kali ke sekolah I Miang menggunakannya untuk beristirahat, termasuk tidur di batu besar bawah pohon langganannya. Dia jadi lupa untuk masuk perpustakaan mencari informasi tentang spiritual.
Sebagai sekolah tertua di kota bahkan di kerajaan ini, akademi zirah pastinya memiliki banyak hal baik yang bisa ditemukan dalam koleksi buku, kitab dan gulungan. I Miang mengakui kelalaiannya untuk belajar. Dia menggaruk ujung hidungnya merasa sedikit bersalah.
"Saya pikir, nona muda ketiga sudah cukup pintar jadi tidak perlu belajar." Ada sarkasme dalam nada bicara puang Uri.
"Ah...puang Uri, kamu menyanjungku." Puang Uri mendengus kasar mendengar ucapan I Miang.
"Mari kita membagi tugas." La Bulla bicara.
"Diatas dibersihkan oleh puang Uri dan puang Tompo. Dibawah, aku, I Miang dan Timang yang bertanggung jawab karena area bawa lebih luas dan banyak perabot."
"Oke."
"Baik."
Semua menerima pengaturan La Bulla. Meskipun mereka diperbolehkan menggunakan keterampilan spiritual tapi mereka harus hati-hati jangan samapi malah merusak. Terlebih ini adalah perpustakaan, hal berharga dalam satu sekolah.
Tak lama, terdengar seruan puang Tompo dari atas.
"Kami sudah selesai disini!."
"Kebetulan, kamu juga sudah menyelesaikan disini." Balas La Bulla berjalan ke batu roh untuk mengkonfirmasi ke pihak petugas dan tetua
Seorang petugas akademik muncul dan melakukan pemeriksaan setelah mengkonfirmasi kalau hasil kerja mereka baik, kartu poin muncul.
Saya dan puang Uri akan membersihkan koridor depan dan kalian bertiga membersihkan tangga dan sekitarnya." Kembali La Bulla membagi tugas.
Puang Tompo, Timang dan I Miang segera menuju tangga.
"Ini sudah pertengahan bulan ke 6. Sebentar lagi akan ada festival perahu." Kata Timang antusias.
Awal bulan ke 7, kerajaan Pinra akan mengadakan festival perahu di seluruh wilayah termasuk kota Leppa, pertanda musim panas telah tiba. Di musim panas, sebagian penduduk akan turun kelaut untuk menangkap ikan dan para petani biasanya memanen ikan di kolam-kolam ikan tengah sawah mereka.
Festival perahu merupakan lomba balap perahu antar kelompok yang sebagian besar diikuti kaum pria dan para wanita biasanya mengadakan lomba hias perahu untuk dipamerkan di darat. Tapi ada juga kelompok wanita yang mengikuti lomba.
Selain itu, akan ada pasar malam selama 7 hari dan di hari ketujuh itulah lomba balap perahu dilakukan.
"Puang Tompo, apa kamu akan memiliki kelompok ikut balap perahu?." Timang bertanya.
"Entahlah. Aku tidak yakin." Puang Tompo mendesah.
"Sebentar lagi ujian awal, kalau nilaiku tidak bagus, puangku akan mengejarku bambu."
"Benar juga. Sebentar lagi ujian. Ibuku juga sudah membicarakan ini beberapa kali." Semangat Timang ikut mengendur seketika.
"Kalau aku gagal, kurasa ibu akan mencincangku." Ujar Timang lesu.
"Standar penilaian sekarang adalah spiritual tingkat empat level menengah."
"Selain itu, kita juga akan menyelesaikan misi perkelompok."
Mereka mengobrol sambil bekerja.
"Lihat tangga sudah selesai!." Seru Timang senang.
"Ayo, lanjut ke trotoar dulu baru kita melapor." Katanya lagi.
Timang menghentikan kegiatannya.
"Oh, aku mau ke toilet dulu."
"Sepertinya, kita harus mengganti bunga." Puang Tompo melihat bunga mulai layu.
"Biar aku mengembalikan ini ke halaman belakang dan mengganti yang baru." Puang Tompo membawa pot bunga ke halaman belakang.
"Apa kalian sudah selesai dibawah?."Tanya La Bulla pada Timang yang kembali dari toilet berbarengan dengan puang Uri.
"Tadi sih belum waktu aku pergi. Nggak tahu sekarang."
"Pergilah dengannya. Kalau belum selesai, kamu bantu mereka. Biar aku menyelesaikan disini dan menyusul nanti."Kata La Bulla pada puang Uri.
"Puang Miang! Kamu mau kemana?." Tanya Timang melihat I Miang pergi ke arah berlawanan.
"Liat disana! Seseorang kesana! Aku mau mencegahnya." Kata I Miang menunjuk ke area terlarang.
"Oh...aku ikut." Timang dan puang Uri mengejar dibelakang.
"Hei...kalian...!!." Puang Tompo yang baru kembali dari halaman belakang membawa dua pot bunga baru melihat temannya berlarian hanya bisa berteriak.
"Hei...apa yang kalian lakukan?! Jangan kesana?!." Puang Tompo kaget melihat arah teman-temannya pergi.Itu area terlarang. Dia cepat meletakkan pot bunga dan bergegas mengejar mereka.
Di depan, sosok yang dikejar I Miang memasuki area perpustakaan terlarang, dia terus mengejar.
"Mungkin itu murid baru yang tidak tahu tentang perpustakaan itu." Pikir I Miang dan ingin menghentikannya.
"Dia benar-benar pergi kesana?!." Timang yang sudah menyusul I Miang berseru kaget.
"Ayo, kesana! Kita mungkin masih bisa mencegahnya."
Ketiganya memasuki koridor perpustakaan terlarang, murid yang mereka kejar sudah berdiri di depan pintu perpustakaan.
I Miang mengulurkan tangan mencegah murid itu masuk tapi pintu perpustakaan tiba-tiba terbuka dan ada energi yang mendorong keras memaksanya memasuki perpustakaan, I Miang yang lengah tidak bisa mengantisipasi. Dia masuk perpustakaan diikuti Timang yang berpegangan padanya.
Bamm!!
Pintu perpustakaan tertutup kembali.
"Kau....!!!." Wajah puang Tompo pucat melihat adegan di depannya.
"Apa yang kamu lakukan?! Apa yang kamu lakukan?!." Hardik puang Tompo marah dan panik.
"Aku?! Tidak....tidak..." Puang Uri juga panik.
"Hei...ada apa?! Kenapa kalian disini?!." La Bulla yang menyelesaikan pekerjaannya diatas, menemui temannya yang bertugas di tangga dan koridor sekitar tangga. Namun, dia tidak menemukan siapapun di tangga dan sekitarnya.Dia justru mendengar suara gaduh dari arah area terlarang.
"Mereka terkurung di dalam! Dia mendorongnya!." Sahut Puang Tompo cepat. Dia menunjuk perpustakaan Terlarang dan puang Uri bergantian.
"Aku..... tidak...!!." Puang Uri menggeleng.
"Apa maksudmu? siapa di dalam, siapa yang mendorong? Bicara yang jelas."
"Tadi, baru pulang dari mengambil pot bunga di halaman belakang, saat aku sampai disini I Miang, Timang dan puang Uri berlarian ke area terlarang.Kemudian aku mengejarnya. Begitu aku sampai disini, aku melihat pintu perpustakaan terbuka dan puang Uri mendorong mereka."
"Aku tidak!." Puang Uri menggeleng menyangkal.
"Aku tidak bermaksud....tadi tubuhku, aku tidak bisa mengontrolnya."
"Kenapa kalian kesini?."
"Ada seorang murid yang berlari kesini, I Miang mengejarnya ketika kami sampai dibawah. Aku dan Timang ikut mengejar sampai depan pintu perpustakaan. Begitu pintu perpustakaan terbuka, aku tidak bisa mengontrol tubuhku dan mendorong I Miang dan Timang." Puang Uri menjelaskan meskipun mata curiga puang Tompo tidak lepas darinya.
"Sekarang I Miang dan Timang terkurung di dalam."
"Itu karena kamu mendorongnya."
"Kubilang tidak..."
"Sudah, jangan bertengkar. Kita bicarakan lagi nanti setelah semuanya berkumpul. Terpenting sekarang mengeluarkan mereka dulu." Kata La Bulla.
"Kalian tetap disini, aku akan mencari guru Wang." La Bulla melesat pergi."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments