Kitab pengelolaan tubuh yang dibawa La Dacong adalah kitab tubuh ganas merupakan pengelolaan tubuh tingkat bumi. Itu hanyalah kitab tingkat dua dari enam tingkatan kitab pengelolaan tubuh.
Tingkat kitab pengelolaan tubuh yang diketahui saat ini ada enam tingkat. Kitab tubuh kuning, kitab tingkat pertama yang melatih tubuh manusia biasa menjadi sepuluh kali lebih tangguh dari tubuh manusia biasa.
Kitab tubuh bumi berada di tingkat kedua pengelolaan tubuh yang menciptakan tubuh kebal pada tingkat tertentu. Paling rendah kebal terhadap senjata tanpa pengisian energy spiritual. Kalau mereka bisa menguasai 12 tingkatan langkah dalam kitab, mereka bisa menahan pukulan spiritual tingkat 7.
Kitab tubuh alam, pengelolaan tubuh tingkat tiga yang menciptakan kelenturan penggunanya. Inti dari tubuh ini juga masih kekebalan dan serangan balasan yang puncaknya bisa menghadapi spiritual tingkat 9.
Kitab tubuh Langit, pengelolaan tubuh tingkat empat yang menfokuskan penggunannya dalam peningkatan kecepatan. Ini menguntungkan dalam serangan.
Kitab tubuh Raja, pengelolaan tubuh tingkat lima yang menyatukan pembentujkan tubuh batu dan kecepatan.
Kitab tubuh Dewa, pengelolaan tubuh tingkat enam yang bisa membentuk tubuh cahaya atau transparan dan menyatu dengan angin.
I Miang terkantuk-kantuk mendengar ceramah pengantar penatua pertama di aula pelatihan pagi. Bukan dia tidak menghargai hanya saja dia telah membaca semua hal yang diuraikan penatua pertama itu dari buku-buku di perpustakaan leluhur yang dicatat langsung oleh generasi-generasi berbakat terdahulu keluarga La Wero.
Lagipula, semala dia begadang membaca buku tentang formasi. Belakangan ini, I Miang sedang tergila-gila mempelajari formasi. Menurutnya, formasi sama dengan pil, penyelamat hidup disaat genting. Tapi, para tetua keluarga mewajibkan semua murid keluarga mengolah tubuh, dia akhirnya disini meskipun enggan.
“Untuk mengolah tubuh, kita harus membuka 12 titik meridian di awal. Untuk membuka titik meridian, kalian harus mandi obat dan berendam ramuan.”
“Namun, setiap tubuh memiliki karakteristik berbeda. Maka obat dan ramuan yang akan diberikan juga berbeda.”
“Jadi, untuk hari ini. kalian semua mengikuti pemeriksaan tubuh dan besoknya kalian bisa mandi obat. Kebetulan, besok dan lusa belum harin wajib sekolah.”
Hari wajib sekolah jatuh pada hari pertama sampai hari keempat minggu pertama dan minggu kedua setiap bulan.untuk minggu kedua dan ketiga, hari wajib sekolah ada pada hari pertama, hari ketiga, hari kelima. Dan hari ini adalah minggu ke empat, hari kelima di bulan ketiga tahun ini.
“Untuk mendapatkan hasil terbaik dalam pemeriksaan fisik kalian, kami bekerjasama dengan para murid inti rumah tabib ‘Tarima’.”
Sekitar enam murid muda rumah tabib tarima yang menggunakan gaun biru muda muncul dan meberi salam.
“Kalian akan dikelompokkan sesuai umur kalian.” Penatua mengisyaratkan beberapa guru membantu pada tabib muda.
“Sepupu, biar aku memeriksa kondisi fisikmu.” Ye Rita menghampiri I Miang.
Ye Rita anak dari adik laki-laki ibu Miang, Puang Saling. Bukan hanya mewarisi keterampilan berobat dari keluarga Tangka, dia juga mewarisi kecantikan fisik kedua kakek neneknya. Puang Tangka dikenal pria tampan berkulit putih dengan bentuk tubuh yang proporsional. Ye Tarima dikenal kecantikan yang lembut dan menawan. Puang Tangka ahli dalam pengobatan dan membuat pil. Tarima ahli aromatic dan pijat.
“Sekarang belum giliranku.” Tolak I Miang. Meskipun dia anak kepala keluarga, dia tidak mau mendapat perlakuan khusus.
“Tubuh bangsawan lebih rumit jadi butuh waktu menanganinya.”Rita kagum dengan sikap rendah hati adik sepupunya itu.
“Puang Miang, anda memiliki darah bangsawan kerajaan murni sejak jaman dulu. Butuh banyak waktu untuk mengurainya. Silahkan melakukan pemeriksaan.” Penatua dua menambahkan.
I Miang tidak menolak lagi dan mengikuti ye Rita keruangan yang telah disediakan.
“Naiklah ke balai-balai untuk berbaring.” I Miang mengikuti instruksi.
“Maaf, ya. Aku akan memijitmu.”Ye Rita mulai memijit pelipis I Miang dengan lembut.
I Miang merasakan dirinya sedikit bersantai dan rasa kantuk datang menyerang. Dalam benak I Miang dia melintasi hutan dengan sungai jernih mengalir perlahan. Aroma tanah tandus yang terkena air melayang samar dibawah hidungnya. Dia berjalan ke tepi sungai dan cahaya matahari kian terik namun tak ada rasa panas yang menyentuhnya.
“ Miang…! I Miang!.” Samar seseorang memanggilnya, bahunya seperti diguncang.
“Apa kamu sudah bangun?.”Wajah bulat Ye Rita muncul di depan mukanya.
“Ah…!!kamu mengagetkanku!.” Seru I Miang tanpa sadar.
“Kamu juga mengagetkanku. Kamu tidur kayak orang pingsan.”Balas Ye Rita mengusap dadanya karena terkejut.
“Kurasa, tidurku sangat nyenyak barusan.”Ungkap I Miang dengan canggung.
“Apa kamu susah tidur belakangan ini?.”Tanya Ye Rita.
“Kadang-kadang.”
“Nanti aku beri dupa relaksasi, ini bagus untuk menenangkan pikiran juga bagus saat memadatkan energy.”
“Terima kasih kalau begitu.”
“Tidak perlu sungkan, kita masih keluarga.”
Ye Rita membantu I Miang bangun dan merapikan dirinya.
“Ayo…aku mengantarmu untuk mandi obat.” I Miang dibawa ke ruang sebelah dimana bak mandi dari kayu penuh air hangat dan berbagai tanaman bercampur bersama.
“Masuklah berendam disana. Kamu perlu berendam setidaknya tiga atau empat jam.”
Sensasi gatal dan geli awal menyapa kulitnya kemudian perlahan memudar seiring rasa segar menembus kulit dan menuju dagingnya. Meringkuk dalam air hangat cukup lama membuat I Miang mengantuk lagi.
“Jangan terlalu memaksakan diri. Jelas kamu kurang tidur.”
“Ya, aku sedang sibuk mempelajari sesuatu belakangan ini.”
“Ingatlah untuk terus memperhatikan kesehatan. Apa gunanya kamu memiliki ibu dan kakek tabib kalau kamu sakit.” Ye Rita mulai menceramahinya lagi.
“Apa ada masalah dengan pemeriksaanku tadi?.”
“Semuanya baik. Sangat baik malahan. Tubuhmu sangat cocok melakukan pengelolaan tubuh. Ada baiknya kamu menemukan kitab pengelolaan tubuh tingkat tinggi.” Ye Rita memberinya saran.
“Pengelolaan tubuh ini hanya untuk memperkuat tubuh dan mental kita saja. Kekuatan utama kita adalah energy spiritual.”
“Dulu, pengelolaan tubuh hanya dilakukan oleh orang-orang yang tidak bisa menggunakan energy spiritual namun seiring waktu, sudah banyak spirit yang melakukan keduanya bersamaan.”
“Tetap saja, selalu ada yang lebih unggul dari keduanya, kan?.”
“Eemmhhh…. Kurasa begitu.” Ye Rita tidak menyangkal pendapat I Miang.
“Tidak ada salahnya mencoba. Siapa tahu kamu menjadi spirit yang sukses mengolah keduanya dalam tingkat yang sama.”
“Kedengarannya menarik tapi itu sangat sulit dilakukan. Lagipula, tidak baik menjadi serakah.”
“Kata-katamu juga masuk akal.”
“Oh…kamu sudah menyerap semua obat.” Ye Rita terkesiap. “Ini lebih dari yang kuharapkan. Cuma dua jam. Sangat cepat.”
“Tubuhnya sangat cepat menyerap obat dan titik meridiannya terbuka lebih banyak dari orang lain. Ini bakat.Sayangnya aku tidak bisa mendorong dia mengolah tubuh. Sayang sekali!.” Ye Rita hanya bisa menghela napas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments