Tak terasa sudah waktunya pulang , kini Nadia tengah di perjalanan. Ia melihat wanita paruh baya dan gadis muda, sedang di hadang oleh sekelompok preman .Nadia menghentikan mobilnya dan keluar menghampiri para preman itu.
" Lepaskan dia" Ucap Nadia, pada sekelompok para preman tersebut.
Para preman yang jumlah 6 orang menghentikan aksinya, mereka dengan serempak berbalik dan menatap Nadia.
"Cih, ngapain cewe culun kemari. Nganter nyawa lo? " Preman satu.
Nadia tidak menjawab, ia memilih mengikat rambutnya. Karena pria-pria ini, tidak akan paham bila hanya di ajak berbicara.
" Maju kalian semua" Ucap Nadia dengan wajah tanpa ekspresi.
" Nantangin lu, hajar" Mereka pun kini berdiri mengelilingi Nadia.
Salah satu pria maju, Nadia menendang langsung ke area sensitif nya. Membuat preman itu menjerit kesakitan dan menundukan tubuhnya, karena merasakan nyeri luar biasa. Nadia menggunakan tubuh preman itu, sebagai penahan tangannya. Ia pun meletakan tangan kanan dan melakukan tendangan berputar, mengenai perut ke lima preman tersebut.
Dari jauh kedua wanita itu terkagum-kagum melihat sosok wanita yang menolongnya.
" Kakak itu sangat hebat" Gumamnya tersenyum.
Kelima preman itu mundur, dengan memegangi perutnya yang sakit. Namun mereka tidak menyerah, kembali sang preman maju menyerang Nadia. Dengan kedua kaki nya yang cepat, Nadia melakukan tendangan ke leher kedua pria itu.
Bugh
Bugh
Arghhttt
Tiga lainnya kembali maju, Nadia memasang kuda-kuda kembali. Ia memutar kepalanya, melakukan peregangan saat ketiganya maju, Nadia pun maju satu langkah dan memusatkan tenaga di kedua telapak tangannya.
Buagh
Ia mengarahkan kedua telapak tangannya, pada dada kedua pria yang menyerang Nadia di depan. Mereka berdua, jatuh terkapar di atas tanah. Nadia kembali menggerakkan tangan, kini ia memajukan sikut dan...
BUGH
Sikut Nadia tepat mengenai wajah preman yang tersisa, hanya dalam hitungan menit. Mereka berenam kini terkapar tak berdaya, Nadia mendekati kedua wanita beda usia tersebut.
"Kalian tidak apa-apa? " Tanya Nadia, dengan wajah yang masih sama. DATAR.
" T-tidak, t-terima kasih karena sudah menyelamatkan kami" Jawab gadis muda, yang kini merangkul bahu wanita yang usianya mungkin sama dengan ibunya.
" Hmm... Kalau begitu aku pamit, lain kali berhati-hatilah " Saat hendak melangkah, ia berhenti karena mendengar panggilan wanita tua tersebut.
"Nak" Nadia berbalik, tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
" Terima kasih" Ucapnya dengan senyuman lembut di bibirnya, Nadia tersenyum dan mengangguk.
" Mari" Ucap Nadia berpamitan, ia pun meninggalkan kedua wanita beda usia tersebut. Dan kembali masuk ke dalam mobil, ia pun melajukan mobilnya kembali.
Sedangkan di tempat kedua wanita yang di tinggalkan Nadia.
"Wanita yang sangat baik, ibu menyukainya" Gadis muda di sebelahnya tersenyum menyetujui sang ibu.
"Semoga berjodoh dengan kakak mu"
"Aamiin ya udah yu bu, kita pulang. Takut ayah mencari ." Ucap sang putri.
Saat ini Nadia pun telah sampai di kediaman keluarganya.
" Assalamu'alaikum para penghuni alam kubur " Salam Nadia, saat melihat ada Dion dan Rizky di ruang keluarga.
" Astaghfirullah, emang adek durukan kamu Nad" Protes Dion, yang sedang sibuk dengan laptopnya.
Nadia pun tertawa " Jawab ih salamnya"
"Waalaikumsalam" Jawab Dion dan Rizky kesal.
" Jangan kesal-kesal, nanti makin susah jodoh. Bye para jomblo akut, princess yang cantik ini mau mandi dulu" Nadia pun melangkah hendak masuk ke kamarnya dan meninggalkan kedua saudara nya."
" Ko ga sadar diri banget ya" Gumam Rizky yang masih terdengar Dion.
" Seperti itulah manusia melupakan dirinya, karena terlalu menikmati hidup" Ujar Dion
" Saking menikmati hidupnya, sampai lupa kalau sudah batal nikah. Hahay deudeuh" Ucap Rizky seraya tertawa.
.
.
.
Saat Nadia beres mandi dan shalat, ia pun mengeringkan rambutnya menggunakan handuk.
" Manusia setengah dedemit, ko adem ayem. Ga ada calling-calling seharian ini" Ucap Nadia pada diri sendiri. Nadia pun mengambil ponselnya dan menghubungi Salsa.
1 panggilan, 2 panggilan...
" Ko ga ada jawaban sih? Kemana tuh bocah? " Nadia pun membuka aplikasi yang ia buat sendiri,untuk mengetahui titik keberadaan orang-orang yang ia cintai.
"Ada di rumah, ngapa kaga di angkat-angkat ini bocah" Nadia pun kembali menghubungi Salsa.
" Apa sih Nad, ga tau gue lagi sedih apa? " Cerocos Salsa.
" Heh kutukupret, angkat telpon tuh ucapin salam. Bukannya malah mencak-mencak, mana gue tau lu lagi sedih. Emang minta di tuker tambah lu ya, kemana aja lo baru angkat panggilan gue? Emang sedih ngapa lo?" Semprot Nadia.
" Ck... Assalamu'alaikum " Salam Salsa.
" Nah gitu, waalaikumsalam. Ini baru namanya manusia" Jawab Nadia.
" Lu pikir selama ini gue apa? " Gerutu Salsa tak Terima.
"Lah.. Pake di tanya, lu pan manusia setengah demit" Jawab Nadia tanpa rasa bersalah.
" Ngapa lu sedih? " Tanya Nadia lagi.
" Nad, hiks... Gue lagi kesel sama bonyok gue.Gue kabur ke rumah lo ya, gue numpang bentaran mah. Barang sebulan dua bulanan doang, kalo lu nawarin seumur hidup juga gue mah ikhlas Nad " Jawab Salsa.
" Emang ga ada akhlak lu ya, numpang seumur hidup. Emang ayah sama ibu ngapain lu hah? " Celetuk Nadia.
" Masa gue di kasih pilihan mau nikah dengan cowok pilihan bonyok apa lanjut kuliah di luar negri? Gila ga tuh... Heh to the lo, helloooo. Jelas ga mau dua-duanya lah gue, lu kan ga bisa jauh-jauh sama gue ya Nad. Gue kasian sama lo" Jawab Salsa, membuat Nadia ingin sekali memasukannya langsung ke dalam dus dan mengirimkannya ke Afrika. Siapa ga bisa jauh sama siapa coba?
" Kenapa ga nikah aja Sal? Kan enak tuh, tinggal diem di rumah ngurus suami. Jadi istri yang baik, menunggu jadi ibu. Terus ngurus anak-anak deh" Ucap Nadia, membuat Salsa semakin mengeraskan tangisnya, Nadia pun menjauhkan ponsel dari telinganya.
" Lu benar-benar ya, cepet ke rumah. Gue tunggu, inget lo ya jangan GULING-GULiNG
Di jalanan, kasian mang engkus malu tujuh tanjakan ntar " Ucap Nadia terkekeh.
" Emang gue ODGJ, pake guling-guling di jalan. Jalan kayang entar gue di trotoar, puas lo! " Jawab Salsa kesal, sehingga membuat Nadia semakin tertawa keras.
" Ya udah gue siap-siap, kosongin lemari buat space baju gue. Assalamualaikum " Ucap Salsa yang langsung menutup panggilan tersebut
" Waalaikumsalam.. Emang dasar ratu demit. Enak banget nyuruh gue siapin tempat di lemari? Gue sediain dus, baru nyaho lo." Gerutu Nadia, ia pun langsung melangkah keluar. Hendak ikut berkumpul dengan anggota keluarga lainnyan.
Beberapa jam kemudian. Sesuai ucapannya,Salsa pun sampai ke rumah keluarga besar Max.
"Assalamu'alaikum ya ahli kubur " Salam Salsa yang baru saja masuk dan ikut bergabung dengan yang lain.
" Waalaikumsalam ya calon di kubur " Jawab Rizky.
" Astaghfirullah... Astaghfirullah.. Itu mulut si ade minta di kecos ih " Ucap Salsa seraya memelototi Rizky.
" Ya lagian lu aneh, ngucapin salam ko kaya gitu. Tuman, nyampe juga nih bocah. Beneran lu mau ngungsi di mari? " Tanya Nadia
" Kamu beneran kabur dari rumah Sal? " Tanya Elsa sang mama
" Iya ma, salsa mau sembunyi di sini. Setaun dua taun mah, gapapa kan pah? Ihh lu mah, pake di tanya lagi. Pan gue udah wacana ma lu tadi di hengpon " Jawab Salsa seraya bertanya pada Max dan duduk di sebelah Nadia.
"Hengpon... Hengpon, otak lu ngehing ceu popoooooon" Sela Nadia
" Boleh... tentu saja boleh, mau masuk ke KK papa juga boleh" Jawab sang papa
" Kalo pindah KK mah jangan pah, kasian ibu sama ayah. Anaknya cuman satu, nanti malah asal ngambil lagi di ragunan buat gantinya " Jawab Salsa yang langsung buat semua orang tertawa.
" Kak Dion kemana? " Tanya Salsa celingukan.
" Tadi pamit mau ke rumah temannya, katanya mau menyusun rencana buat pergi ke Jepang buat pemotretan " Jawab Nadia, Salsa pun mengangguk.
Setelah berbincang-bincang sebentar mereka pun akhirnya masuk ke kamar masing-masing.
.
.
.
Kevin yang tidak seperti biasanya datang ke kediaman orang tuanya, dan kini ia sedang duduk di ruang makan sebelum menu makanan selesai di buat. Hal itu membuat heran para koki dan juga takut sekaligus.
Mereka pun merasa tengah memasak di hadapan chef juna. Apalagi di tambah dengan tuan mudanya yang terus mengembangkan senyuman. Rasanya ini seperti jebakan yang akan membuat mereka terperangkap ke dalam babak PRESSURE TEST, gila memang.
" Kenapa kalian terlihat tegang? " Tanya Kevin.
Deg
Tubuh mereka pun semakin tegang, bahkan salah satu kokinya menjatuhkan spatula yang ia pegang saking kagetnya.
" Hei, come on. Aku bukan chef juna yang akan menilai masakan kalian, aku di sini hanya orang yang tengah menunggu makanan untuk makan. Kenapa kalian harus setegang itu? " Tanya Kevin lagi, ia benar-benar heran dengan para koki.
" Karena kehadiran mu bagaikan pocong yang tiba-tiba muncul di sebuah taman yang berisi orang-orang tengah berkencan, MENGEJUTKAN " Ucap sang mama yang baru saja masuk ke dapur.
" Ck.. Apa tidak ada perumpamaan yang lebih baik? Kenapa harus pocong yang mengganggu orang kencan? " Gerutu Kevin tak terima.
" Kamu juga kenapa sih bang, tumben-tumbenan mau makan di mari. Bikin orang-orang terkejut dengan kehadiran mu, kaya JALANGKUNG aja." Kevin yang mendengar jawaban ibunya pun hanya mendelik tak terima. Dari tadi, ia di sama kan dengan para makhluk halus. Heran, Jangan-jangan ibunya adalah leader dedemit. Sampai hapal jadwal mereka muncul.
" Jangan-jangan bener apa kata papa mu, kalo kamu ketempelan jin" Lanjut yang membuat para koki berusaha menahan tawanya.
" Mam is enough! " Ucap Kevin dengan suara agak tinggi, sedangkan tawa pun sedah pecah.
Kevin pun melipat kedua tangannya dan terus menatap ibunya yang belum berhenti tertawa.
"Allahu Akbar... MasyaAllah.. Sebenarnya gadis seperti apa yang membuat mu benar-benar berubah aneh seperti ini bang? Mama tak sabar ingin bertemu dengannya dan berterimakasih padanya karena telah meruntuhkan gunung es yang ada pada dirimu" Ucapnya setelah ia bisa mengendalikan tawanya.
" Yang pasti dia adalah gadis istimewa dan abang yakin mama dan papa akan menyukainya" Ucap Kevin tersenyum.
"Secepatnya bawa dia kemari bang, nanti kalau di ambil orang tau rasa " Ucap Kania.
"Is mama dekat aja belum ini baru mau abang kejar,waktu malam kemarin ketemu tapi kayanya tak semudah itu buat ngedapetin nya. " Ucap Kevin kesal.
Kania pun akhirnya mengangguk, ia percaya wanita itu pasti istimewa.karena sudah membuat gunung es mencair. Hihi
"1 bulan, dalam 1 bulan kamu harus bisa menaklukkan nya" Pinta Kania.
"What? It's Impossible mom" Jawab Kevin
" Why? Did you gobe up before trying? " Tanya kania
" Bukan begitu mom, Nadia bukan gadis yang mudah di taklukan hanya dengan rayuan dan barang mewah " Jawab Kevin
" Oke, yang pasti kamu nanti bawa menantu ku kesini "
" Iya.. Iya " Jawab Kevin kesal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments