Nadia pun terus menerus mengatakan pada Dion bila ia harus segera pulang. Yang tadinya jadwal kepulangan nya nanti siang, pada akhirnya berubah menjadi saat ini.
Di sinilah sekarang mereka, di pesawat pribadi milik keluarganya. Nadia yang bersemangat karena mendapatkan panggilan kerja, sampai menurut bila pulangnya menggunakan pesawat pribadi.
" Apa sih yang bikin kamu pengen cepat-cepat pulang? " Tanya Dion penasaran.
"Besok aku ada panggilan interview kak" Jawab Nadia senang.
" What?! Cuma karena dapat panggilan interview membuat mu mau menggunakan pesawat pribadi? " Tanya Dion terkejut.
"Ishh... Ini pengalaman pertama kak, Nadia seneng banget" Ucapnya lagi.
Dion hanya bisa menggelengkan kepalanya, ia tak habis pikir dengan apa yang ada di kepala Nadia. Sejak dulu, adiknya satu ini paling anti berpakaian keluar negeri menggunakan pesawat pribadi. Dan apaan ini? Hanya karena mendapatkan panggilan interview besok, ia semangat 45 menggunakan pesawat pribadi. What the hell?
"Perusahaan apa yang memanggilmu? " Tanya Dion seraya melipat tangannya di depan dadanya.
" Anderson kak, hebatkan? Perusahaan besar itu memanggil Nadia kak" Jawab Nadia bersemangat.
" Ck.. Memangnya perusahaan milik papa kecil apa? " Gerutu Dion tak terima.
" Ish... Ga gitu kakak ku yang paling tampan. Kalo di perusahaan papa, aku pasti akan di perlakuan layaknya putri dari perusahaan. Tak mungkin papa akan membiarkan putri kesayangannya tersakiti oleh karyawannya, karena mereka kan ga tau siapa Nadia. Dan pasti papa akan memberitahukan siapa Nadia. Kalau seperti itu Nadia tidak akan bisa merasakan bagaimana rasanya jadi karyawan dong. Berbeda dengan perusahaan lain, mereka akan memperlakukan Nadia seperti yang lainnya bukan? Karena mereka tidak tau identitas Nadia yang sebenarnya." Jawab Nadia panjang lebar.
Dion dan Salsa pun mengangguk membenarkan ucapan Nadia. Intinya ia tidak mau bekerja karena ada nama keluarganya di belakangnya.
Dion yang melihat binar kebahagiaan di wajah Nadia pun, akhirnya memilih membiarkan Nadia.Tapi ia akan mencari tahu terlebih dahulu tentang perusahaan tersebut yang sama besarnya dengan perusahaan keluarga Max.
Akhirnya, mereka pun sampai pada pukul 16:00 di waktu Indonesia. Salsa yang langsung berpamitan pulang karena ternyata supir keluarganya telah menunggu di depan bandara.
Begitupun dengan Dion dan Salsa, supir mereka sudah menunggu.
" Mang ujang, udah lama nunggu? " Tanya Nadia
"Gak juga neng, mamang baru 10 menit nunggu. Soalnya tadi macet di jalan neng" Jawab supir Nadia.
Mang ujang pun segera mengambil koper milik Nadia dan memasukan ke dalam bagasi begitupun dengan koper milik Dion.
Setelah selesai memasukan koper, mang ujang segera memasukan ke dalam mobil dan menjalankan mobil tersebut.
.
.
.
Di tempat lain,Nadia yang telah selesai membeli pakaian untuk interview besok, kini Nadia pun menyalakan motornya dan segera pergi dari butik tersebut. Ia memilih jalan tikus agar lebih cepat sampai di mansion max tetapi di tengah jalan ia melihat sebuah perkelahian yang tak seimbang.
Nadia menghentikan motornya dan memperhatikannya, ternyata laki-laki yang melawan ke tujuh orang tersebut telah mengalami luka tusuk dia harus segera di bawa ke rumah sakit untuk di tangani. Akhirnya Nadia pun turun tangan membantu pria yang sedang di kroyok.
" Gak papa deh itung-itung pemanasan sebelum interview besok hehehe " Gumam Nadia.
Nadia membuka helmnya dan langsung maju menendang salah satu orang dari belakang hingga tersungkur.
Perkelahian terhenti karena mereka melihat temannya tersungkur mereka melihat ke arah Nadia.
" Wah ada cewek cantik nih" Ucap pria berambut cepak tersenyum mesum.
"Anak kecil mending pulang cuci tangan, kaki terus bobo" Ucap pria lain tertawa.
" Lumayan nih bos cewek buat mainan nanti di markas " Ucap pria lain pada ketuanya yang berambut gondrong.
" Gue emang mau pulang tapi lo pada halangi jalan gue anj*ng " Ucap Nadia menatap tajam segerombolan pria tersebut.
Nadia mulai menghampiri seorang pria yang telah mengeluarkan banyak darah. Tiba-tiba Nadia membantu pria tersebut bangun dan mendudukannya di tepi jalan. Ia harus menyelesaikan ini dengan cepat.
Setelah Nadia menepikan pria yang sedang terluka itu ia kembali mendekati segerombolan pria itu.
" Sini om kalau mau bawa aku ke markas" Ucap Nadia genit .
Pria berambut cepak mendekati Nadia ia berniat akan merangkul Nadia tapi sebelum tanganya sampai, tanganya telah patah terlebih dahulu.
Semuanya terkejut karena mendengar suara tulang yang patah.
Krekkk
"Kurang ajar nih bocah... serang" Ucap bos segerombolan tersebut. Perkelahian tak dapat di hindari lagi sekarang Nadia melawan 5 orang berbadan tinggi besar sendirian.
Bugh
Bugh
Bugh
Kreekk
Krekk
Krekk
Bugh
Krekk
Nadia membuat gerombolan tersebut babak belur tak segan-segan Nadia mematahkan tangan atau kaki gerombolan tersebut. Gerombolan tersebut terkapar tak berdaya.
Bos gerombolan tersebut tak percaya anak buahnya di kalahkan oleh seorang wanita.
Bos segerombolan tersebut mulai duduk lemas di atas jalan Nadia berjalan ke arah bos gerombolan tersebut.
"Katakan padaku kalian gerombolan mana? " Ucap Nadia tajam.
" Kau tak pantas tau" Teriak bos tersebut.
" Apa kau lupa apa yang bisa aku lakukan padamu saat ini" Tegas Nadia.
" Jika kau tak memberi tau dari mana kalian berasal akan ku bunuh kau" Ucap Nadia mengambil belati kesayangannya.
Bos segerombolan itu mulai ketakutan saat melihat Nadia mengeluarkan belati ia yakin Nadia tak akan bermain-main dengan ucapannya.
"Kami anggota mafia black moon" Jawab bos gerombolan tersebut.
" Bagus" Ucap Nadia sebari mematahkan tangan kanannya.
Bos tersebut merasa sangat kesakitan ia tak mengira seorang perempuan yang mereka kira tak bisa apa-apa ternyata sangat mengerikan.
Nadia merogoh saku untuk mengeluarkan ponselnya dan menekan satu nomor.
" Cari keberadaan black moon dan habisi sampai ke akar-akar" Ucap Nadia langsung memutuskan telepon dan memasukan kembali ponselnya.
Nadia pun menghampiri laki-laki yang tadi di kroyok, Nadia berusaha membuat laki-laki tersebut tetap sadar.
" Hey... Apa lo bisa mendengar suara gue? " Tanya Nadia datar.
"Bukankah dia cewek yang waktu mergoki tunangannya selingkuh? " Ucap Kevin dalam hati dan tak sadar menarik ujung garis bibir itu, pria tersebut tersenyum tapi sangat tipis.
" Gak perlu nanti temen gue dateng gue sempet hubungi mereka, thanks udah nolongin gue" Ucap laki-laki itu dingin.
Nadia berjongkok di depan laki-laki itu untuk melihat luka tusukan yang di dapatkan laki-laki tersebut dari pengeroyokan tadi, Nadia menyobekan kain bajunya untuk mengikat luka di lengan lelaki itu.
Laki-laki itu memperhatikan Nadia dengan sangat teliti, Nadia terlihat sangat cantik ia memiliki kulit tubuh seputih susu, bulu mata lentik, hidung mancung dan bibir mungil.
Setelah berhasil menutup luka laki-laki tersebut.Nadia melihat ke arah laki-laki yang sedang ia bantu,Nadia melihat jelas laki-laki tersebut.
Kulit putih, hidung mancung, alis yang tegas, bibir yang sexy dan rahang yang tegas ia benar-benar ciptaan Tuhan paling sempurna menurut Nadia.
Nadia tersadar dari lamunannya ia bergegas berdiri dan membantu laki-laki tersebut berdiri. Nadia mendengar suara mobil yang mendekat ke arah nya ia pun pamit.
" Kayanya itu temen lo gue cabut" Ucap Nadia.
Nadia langsung memakai helmnya dan akan melanjutkan motornya tetapi ia di hadang oleh temen laki-laki yang di kroyok tadi.
" Lo kan yang bikin bos gue babak belur" Ucap Doni
Nadia yang di tuduh begitu tak terima ia turun dari motornya dan melepaskan helmnya,Dion yang melihat Nadia merasa terpesona dengan kecantikan nya mereka tak menyangka bahwa seorang yang membawa sebuah motor sport keluaran terbaru seorang wanita.
" Enak aja lo nuduh gue, tanya sama bos lo minggir gue mau lewat" Ucap Nadia dingin dengan tatapan tajam pada Dion.
Dion yang mendengar jawaban Nadia pun meminggirkan dirinya, Nadia bergegas naik ke motor memakai helmnya kembali dan meninggalkan tempat pengeroyokan tersebut.
Nadia melajukan motornya dengan kecepatan tinggi karena sudah pukul 10:00 malam, ia telah sampai di mension keluarga max . Ia melihat gerbang tertutup Nadia menekan kelakson motornya dan pak Tole bergegas membukakan gerbang.
" Maaf ya neng bapak ketiduran tadi" Ucap pak tole
" Iya pak gak papa, Nadia masuk dulu ya" Jawab Nadia.
Nadia pun melajukan motornya kedalam garasi , ia mulai melangkahkan kakinya menuju pintu depan dan langsung melangkah pergi menuju kamarnya. Ia langsung menjatuhkan dirinya ke atas kasur saking lelahnya Nadia pun tertidur tanpa mengganti pakaiannya.
.
.
" Gila tuh cewek dingin banget tatapannya,bos bukanya dia gadis yang waktu itu"
"Iya gue tau" Ucap Kevin sambil tersenyum dan hal itu dilihat oleh Doni.
" Sejak kapan es batu mulai mencair? " Ucap Doni sambil menggelengkan kepalanya.
" Jangan mengumpat, cepat bantu gue" Ucap Ilham
" Apa dia cenayang? " Ucap Doni dalam hati.
Akhirnya mereka pun pergi dan melajukan mobilnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments