Setelah Dion sampai,ia pun langsung menyuruh Nadia dan Salsa mengikutinya. Mereka pun masuk ke dalam mobil, tak ada perbincangan apapun di dalam mobil.
Nadia yang memang sudah mengantuk dan lelah karena mengikuti Salsa, tak terasa telah memejamkan matanya. Sedangkan Salsa merasa dirinya berada di kutub utara.
" Bisa-bisa gue beku lama-lama diam di dalam mobil. Ka Dion, nakutin kalau marah"ucap Salsa dalam hati,Ia pun memalingkan wajahnya ke samping dan lebih memilih memperhatikan jalanan.
Setelah sampai, Dion pun menggendong Nadia masuk ke apartemen. Salsa yang mengikuti Dion dari belakang hanya mendengung pelan.
"Asik ya jadi Nadia, punya 3 sodara laki-laki ko pada ganteng banget semuanya, sayang lagi sama Nadia. Seandainya gue bukan anak tunggal, kayanya seneng banget hidup gue di kelilingin saudara kaya Nadia" Salsa kembali bermonolog dalam hatinya.
" Tidurlah sudah malam besok kita akan pulang" ucap Dion setelah merebahkan tubuh Nadia.
Salsa pun mengangguk malas mengiyakan perintah Dion.
" Kamu juga adik Kak Dion" Ucap Dion yang tahu dengan apa yang ada dalam pikiran Salsa dan mengacak rambutnya.
Salsa pun tersenyum dan mengangguk dengan semangat Dion pun pamit dan masuk ke dalam kamarnya.
Setelah menyimpan semua barang belanjaanya.Ia pun lanjut melangkah ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang terasa lelah dan berkeringat.
" Masih jam 11.00 malam tapi mata udah gak bisa diajak nonton drakor yo wis lah turu ae." Salsa pun merebahkan tubuhnya setelah selesai membersihkan tubuhnya di sebelah Nadia.
.
.
.
Kebetulan hari ini wekeend di sisi lain ada seorang pemuda yang sedang berada di ruang gym pribadi miliknya yang ada di rumah. Bisa dibilang termasuk salah satu pria yang peduli dengan kesehatan, terbukti dengan dirinya yang begitu menjaga pola makan, tidak merokok dan juga tidak mengkonsumsi alkohol serta rajin berolahraga setiap pagi walau hanya sekedar lari di treadmill 15 sampai 30 menit.
Dirasa sudah cukup berkeringat, Kevin memutuskan untuk masuk ke kamarnya. Duduk sejenak di balkon kamar menikmati udara pagi sambil memeriksa beberapa email pekerjaan yang masuk padanya.
Ada banyak puluhan telepon dari sang mama, tapi Kevin membiarkannya begitu saja. Bukan mau jadi anak durhaka, tapi cuma ga mau merusak moodnya saja. . Karena dirinya cukup tau hal apa yang akan di bahas sama mama setiap kali menghubunginya.
Cukup lumayan lama, hingga keringat di tubuh Kevin bahkan sudah mengering, pemuda itu kemudian melangkahkan kaki ke arah kamar mandi untuk membasuh tubuhnya yang sudah terasa sangat lengket.
Tak membutuhkan waktu yang lama, hanya butuh beberapa menit saja, tuan muda Anderson itu sudah keluar dari kamarnya menuju ke arah ruang makan untuk sarapan pagi.
" Selamat pagi tuan Kevin" Sapa Bi Inah kepala art di kediamannya.
" Pagi bi "sahut Kevin.
Walaupun terkenal dengan pengusaha muda yang dingin tak tersentuh, tapi Kevin adalah tipe orang yang hangat jika bersama orang-orang terdekatnya.
Di meja makan sudah tersaji avocado toast dan satu gelas susu untuk menu sarapan Kevin.
Beginilah kehidupan Kevin setiap hari, makan sendirian. Karena pemuda itu memilih untuk tinggal di rumah nya sendiri di bandingkan diam di ruang kediaman ke dua orang tuanya . Padahal di sana ke dua orang tuanya cuman hidup bertiga bersama adik bungsunya.
.
.
.
Kini sang mentari pagi telah hadir menyinari bumi. Di salah satu ruangan di apartemen terlihat dua gadis yang tengah berlutut dengan menjewer kedua telinganya di hadapan seorang pria.
Yups...itu adalah Nadia dan Salsa yang sedang dihukum oleh Dion,karena kejadian semalam.
" Apa kalian tidak bisa bersabar menunggu Kakak pulang? "tanya Dion seraya meletakkan kedua tangannya di pinggang.
" Aku sudah sabar, tapi Salsa yang terus merengek meminta keluar seperti anak-anak" jawab Nadia.
Salsa yang dituduh pun hanya bisa melirik dengan matanya dan mulut yang komat-kamit. Ia tak bisa marah karena apa yang diucapkan Nadia sebuah kebenaran.
"Tapi kan kamu juga menikmatinya, buktinya saat kamu melawan pria copet itu. Wajahmu terlihat bahagia, seperti sedang mendapatkan mainan baru" Ucap Salsa.
" Hah... Kalau ngomong, jangan suka bener ya." Ucap Nadia yang membuat Dion menahan tawanya.
"Ehem... Dek, kakak tahu kamu jago beladiri. Tapi mau bagaimanapun kamu ini seorang perempuan, untung ia tidak mempunyai komplotan. Bagaimana bila ternyata Ia mempunyai sebuah kelompok dan balik menyerangmu" Tegur Dion.
" Tapi kan Kak, masa aku harus diam aja lihat orang kesulitan. Bukan Nadia banget,yang diam aja di saat ada orang yang membutuhkan pertolongan."jawab Nadia seraya memutar bola matanya.
Dion pun hanya bisa menghembuskan nafasnya, adiknya yang satu ini memang beda dengan perempuan lainnya.
Bila perempuan lain yang merengek ingin barang-barang mahal, tapi tidak dengan Nadia. Ia justru merengek ingin belajar bela diri. Bila perempuan lain sibuk dengan kegiatan sosialitanya, namun berbeda dengan Nadia. Ia lebih senang menyibukan diri dengan belajar dan berlatih.
"Berkemaslah siang nanti kita akan kembali ke Indonesia" Dion akhirnya menyerah,Percuma mengeluarkan suara hingga berbusa mulutnya karena adiknya akan selalu menjawab apa yang ia ucapkan.
"Siap kapten" ucap Nadia dan Salsa serempak, mereka pun langsung berlari masuk ke dalam kamar.
" Entah senang atau sedih memiliki adik sepertinya"ucap Dion pelan seraya menggelengkan kepalanya. Ia pun masuk ke dalam kamar untuk mengambil koper yang udah siap sejak semalam.
Saat tengah sibuk berkemas ponsel Nadia pun berbunyi.
" Nomor doang angkat jangan sal? " Tanya Nadia.
" Angkatlah ceceu, siapa tau itu salah satu perusahaan yang mau merekrutmu" Jawab Salsa.
" Iya juga ya, ko gue ga kepikiran kesitu dari kemarin-kemarin? " Ucap Nadia.
"Maksud lo? " Tanya Salsa heran.
" Udah beberapa hari ini, banyak telepon masuk dari no tak terdaftar." Jawab Nadia dengan polosnya.
" Ya Allah, sleding kepala dosa ga sih? " Komentar Salsa kesal.
"Ssssstttt... " Nadia pun menempelkan jari telunjuknya di mulut Salsa agar diam, sampai ujung jarinya masuk ke lubang hidung Salsa.
" Anjir.. Emang lu ya" Ucap Salsa kesal seraya menepis tangan Nadia, sedangkan Nadia menahan tawa dan menjawab panggilan tersebut.
" Iya selamat siang" Salsa pun langsung menempelkan telinga ke belakang ponsel yang ada di telinga Nadia.
"........... "
"Serius mbk? Kapan interview nya? "
"...... "
"Siap mba, jam 9 pagi ya. Langsung ke lantai 20,ketemu langsung dengan mbk ina. Ok mbk siap, udah saya catet. Ehh, tunggu mbk ini perusahaan apa ya? Masa iya saya dapet panggilan interview ga tau nama perusahaan yang manggil saya, nanti kalo nyasar ke KUA gimana? Ga mau lah saya, calon lakinya belum ada".
Salsa yang mendengar ucapan nyeleneh Nadia pun, langsung mencekik longgar leher Nadia. Nadia pun menahan tawanya, setelah ia mendapatkan jawaban nama perusahannya.
Nadia pun berpamitan dan menutup panggilan tersebut.
" Dasar PA, ga ada sopan-sopannya ya lu sama orang yang mau interview lu" Ucap Salsa yang ingin sekali menyumpal mulut Nadia dari tadi.
Setelah Nadia selesai berbicara dengan orang yang berada di telpon, ia pun langsung menyengir bagaikan kuda kepada Salsa karena kekonyolan dirinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments