Hari ini adalah hari keberangkatan Nadia,Salsa dan Dion ke Korea. Elsa ,Max dan Rizki ikut mengantar mereka ke bandara.
" hati-hati kalian di sana, jangan kelayapan kalau nggak dikawal sama kakak kalian. Sesuai permintaan Nadia, papa tidak akan mengikut sertakan bodyguard . Huhhh...Mama benar-benar tak habis pikir denganmu Nad, sifat anggunmu hanya bertahan selama 2 tahun. Ada pesawat pribadi, malah Pilih pesawat komersial" Max yang mendengarnya pun terkekeh, putrinya memang lebih suka hidup sederhana.
" Kak, kamu harus bisa menjaga dua anak gadis Mama, jangan sampai terjadi hal yang tidak diinginkan. Walau mereka bisa bela diri, mereka tetaplah seorang wanita"Elsa terus memberi wejangan kepada 3 orang yang akan berangkat berlibur.
" Iya mama" Jawab mereka bersamaan, Nadia dan Salsa pun sampai melakukan gerakan menundukan tubuhnya.
" De, tumben kamu nggak ngerengek? "tanya Max yang heran melihat putra bungsunya terlihat senang.
" Rizky sudah besar,malu kalau harus guling-guling di sini. Lagian kak Nadia gak akan lama di sana, minggu depan juga ketemu lagi" jawab Rizki seraya memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana.
"Cih, Mama gak percaya. Pasti ada udang di balik bala-bala kamu" Elsa tahu bagaimana watak putra bungsu nya.
" Mama suudzon ih sama anak sendiri,gak boleh gitu Mah " Jawab Rizki dengan wajah seriusnya, walau pun dalam hati ia sudah merasa was-was.
Nadia yang mendengar perdebatan itu pun tertawa kecil
" Ya udah mah, pesawat kita udah mau berangkat .Mama baik-baik di rumah ya, jangan berantem terus sama Rizki. Kasian papa, pusing dengerin mama ceramah tiap hari. Assalamualaikum "ucap Nadia yang langsung berlari setelah mencium punggung tangan dan pipi Elsa dan Max.
Dion dan Salsa pun menggelengkan kepalanya dan mereka pun mencium punggung tangan Elsa dan Max.
"Kami berangkat ma, pa, dek" Setelahnya menyusul Nadia.
Setelah punggung mereka bertiga tak terlihat, Elsa, Max dan Rizki pun berbalik untuk pergi meninggalkan bandara.
Sedangkan di tempat lain ada tuan muda kevin Anderson sedang merasa pusing di kepalanya.
Pekerjaan yang masih menumpuk di tambah lagi dengan sang mama yang selalu menelpon dirinya untuk mengatakan perihal calon istri bahkan sudah seperti teror saja untuk Kevin.
Tok
Tok
Tok
"Masuk" seru Kevin saat mendengar pintu ruangannya diketuk dari luar oleh seseorang.
Ceklek.
"Ada apa? " tanya Kevin saat melihat ternyata sang asistennya yang masuk.
" Tuan muda, nyonya besar menghubungi saya dan mengatakan kalau tuan mudah diminta untuk mengaktifkan ponsel" jawab asisten Kevin memberitahu tujuannya masuk ke sana.
Ya ponsel yang tak di aktifkan oleh Kevin ponsel pribadi yang hanya berisi nomor orang-orang terdekatnya saja, seperti orang tua, keluarga, juga para sahabat terdekat. Sedangkan nomor ponsel yang berisi rekan-rekan bisnisnya berbeda lagi.
" Ya nanti saya aktifkan" jawab Kevin.
" Tapi tolong benar-benar anda lakukan tuan muda, karena kalau tidak maka sayalah yang akan menjadi bulan-bualannya nyonya besar "kata asisten Kevin lagi
" Hem" Sahut Kevin.
Doni pun langsung undur diri untuk kembali ke ruangannya, karena sebagai seorang asisten dari CEO perusahaan ternama, tugas serta pekerjaannya sangat banyak.
Benar saja, mungkin saat ini Doni baru berjalan sampai depan meja sekretaris Kevin, tapi ponsel pemuda itu sudah berdering . Hem siapa lagi yang menghubunginya kalau bukan sang Ibu suri.
"Iya Ma"
Baru Kevin mengatakan kata sesingkat itu, namun yang di sebrang sana justru langsung mengomel panjang kali lebar dengan tiada henti.
"Huhf, kalau mama cuma mau marah-marah ditelepon sama Kevin, lebih baik sekarang Kevin matikan saja karena masih banyak pekerjaan yang harus Kevin selesaikan ma"
"Oke-oke"
"Kevin, kapan kamu mau bawa calon mantu buat mama, mama sudah pengen gendong cucu seperti teman-teman mama yang lain Vin"
" Mama baru pulang dari arisan? "
" Iya"
" Kalau gitu mending ga usah ikut arisan apapun lagi, kalau cuma ujung-ujungnya jadi memprovokasi mama seperti ini"
"Tapi Vin... "
"Stop ma, Kevin lagi sibuk dan banyak kerjaan yang menumpuk, nanti kita bicara hal ini di rumah"
Mama Kevin pun memilih menurut dan langsung mematikan sambung telepon mereka.
Mama dari Kevin memang seperti ini, terlebih setelah selesai kumpul bersama teman-teman arisannya.
"Kaya ga ada hal lain yang lebih penting di bahas" Gumam Kevin yang langsung berkonsentrasi untuk menyelesaikan segela pekerjaannya.
Setelah 7 jam 17 menit di dalam pesawat, akhirnya mereka pun sampai di bandara Seoul Incheon Internasional.
" Alhamdulillah, sampai dengan selamat " Ucap Nadia yang tengah meregangkan tubuhnya karena pegal.
"KOREAAAAAA I'M COMING" teriak Salsa tanpa malu.
" Siapa dia? Aku tak kenal, aku siapa? Apa aku Anemia, ehhh Amnesia? " Gumam Nadia yang masih terdengar oleh Dion, sehingga membuatnya tertawa.
Nadia dan Dion yang merasa malu pun, langsung melangkah meninggalkan Salsa.
" HEIII... TUNGGU AKU" teriaknya lagi
Mereka pun masuk ke dalam taxi dan meminta mengantarkan mereka ke apatermen teman Dion.
Di ibu kota.
Andre terlihat melamun di perusahaan nya , sesal yang ia rasakan tak bisa mengembalikan hubungan nya dengan Nadia. Ia pun menatap undangan yang siap disebar selama ia pun menaruh kartu undangan itu di depan meja kerjanya.
" kenapa aku bisa sebodoh ini Bela sialan gara-gara dia terus menggodaku pernikahanku dengan Nadia yang tinggal sebulan pun berakhir batal.Nadia apa aku masih memiliki kesempatan."ucapnya seraya mengusap kasar wajahnya Ia pun kembali mengingat kenangan saat bersama Nadia.
Walau tidak banyak namun sikap lemah lembut dan penurut Nadia berputar di kepalanya.Padahal dia rela berubah demi dirinya,namun semua sia-sia karena kesalahannya.
BRAAAAKK
"ANDREEEEE" Teriakan yang di barengi dengan suara pintu yang terbuka dengan kasar membuyarkan segalanya.
"Tu-tuan maafkan saya. Nona Bela memaksa masuk" Ucap seorang skertaris.
Andre pun mengangguk dan memintanya keluar. Andre langsung berdiri dari kursi kebesaran nya dan berjalan mendekati jendela membelakangi Bela.
" Apa maksudnya Andre? kenapa aku harus dipecat dengan cara tidak hormat hah? " bentak Bella tak terima
" itu keputusan yang terbaik, aku tidak ingin terjerumus terlalu jauh. Cukup pernikahan aku yang hancur, aku tak ingin keluargaku pun ikut hancur hanya karena kesalahanku. Dan kesalahan terbesarku adalah menerimamu menjadi sekretarisku dan masuk ke dalam hubunganku dengan tunanganku. Bodohnya Aku tidak menyelidikimu lebih detail."jawabnya tanpa melihat ke belakang.
" Apa maksudmu Andre, ini bukan hanya kesalahanku. Salah mu juga karena tidak bisa menahan nafsumu. Jangan sok suci kamu Andre, di sini kita berdua bersalah. Bukan salahku bila Nadia akhirnya memergoki kita sedang berdua"ucap Nadia yang belum paham maksud Andre.
" Hahahahah... Aku benar-benar bodoh, bisa-bisanya aku tertipu oleh ular seperti mu. Aku tak menyangka, bila aku hanya di jadikan alat balas dendam mu pada tunangan ku" Tawa Andre terdengar sangat pilu.
" Ma-maksud mu apa? Aku mencintaimu Dre, tak mungkin aku berniat merusak rencana pernikahan mu dengan Nadia. Bahkan aku rela menjadi simpananmu selama ini" Bela mulai tergagap.
Andre pun berbalik dan berjalan mendekati Bela, ia pun langsung memegang dagu Bela dengan penuh emosi.
" Dari awal pembicaraan, aku tidak ada menyebutkan nama tunangan ku. Dan kamu mengetahuinya, padahal ia tak pernah sekali pun datang ke perusahaan ini. Kenapa aku bisa sebuta itu? Niat mu mendekati ku adalah ingin menghancurkan Nadia. Kamu yang di penuhi rasa iri dan dengki, selalu ingin menjatuhkan Nadia. Dan kini pernikahan ku yang menjadi korbannya, kamu adalah wanita yang menjijikan yang pernah aku kenal"ucap Andre yang langsung melepaskan pegangannya dengan kasar ke samping, sehingga membuat Bela terhuyung jatuh.
Deg
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments