Nadia dan Salsa berniat untuk menemui anak-anak jalanan terlebih dahulu,yang kini ada dalam pengawasan mang Asep. Jam segini biasanya mereka masih di lampu merah.
"Baiklah sebaiknya aku membelikan mereka makan siang."ucap Nadia semangat .Ia melangkahkan kakinya ke arah warteg langganannya bersama Salsa.
"Assalamualaikum,bi Isah" Salam Nadia dan Salsa dengan wajah yang ceria.
"Waalaikumsalam.Eh,ada Neng queen sama Neng Salsa,ke mana aja atuh Neng?udah hampir dua minggu nggak kelihatan" Jawab pemilik warteg yang sering dipanggil bi Isah.
"hehehe ada kok bu kita mah,sibuk Jadi pengacara biasa pengangguran banyak acara" Jawab Salsa sambil terkekeh.
"Bisa aja si eneng mah" Ucap bi isah sambil menggelengkan kepala.
Mereka berdua pun seraya mendudukkan pantatnya di kursi kayu panjang.
"Nadia Pesen nasi 50 bungkus ya,bu.Buat di bagian anak-anak sama yang lainnya" ucap Nadia
"Masya Allah Alhamdulillah,kedatangan Si Neng geulis bawa rezeki buat Ibu,tunggu ya neng Ibu bungkusin dulu" jawab Bu Isah semangat.
Nadia pun menunggu dengan sabar sesekali ia memainkan ponselnya untuk mengecek data perusahaannya sendiri, yang bahkan keluarga nya pun engga tahu.
Saat sedang asyik memainkan ponsel tiba-tiba dari arah luar ,ia mendengar suara bentakan mereka yang tengah membentak para penjual kaki lima. Yang berada tak jauh dari warteg Ibu Isah .
"Setor.....setor...."teriak salah satu preman
" Wah Nad ada mainan baru buat lu tuh" Ucap Salsa terkikik
Nadia pun menatap tajam ke arah para preman itu, ia ingin melihat sampai dimana preman itu berani membuat kekacauan.
" Maaf Kang saya teh belum ada penglaris" ucap si penjual es.
"Banyak bacot kalau lo mau dagang di mari kudu bayar iuran ngarti kagak lo" bentak si preman
"Iya saya tahu tapi saat ini saya beneran belum ada uang "jawab si penjual lagi.
Beruak
Nadia yang sejak tadi mendengar pun,langsung keluar.
" Apa yang kalian lakukan hah!! " Ucap Nadia marah.
"Kapok lu, kalau udah ada si Nadia semua habis " Jawab Salsa menggebu-gebub.
"Wah.... Wah... ada pahlawan nih . Lumayan buat angetin kita nanti malam nih bos , hahahah. " Ucap nya si preman . Rupanya ia belum tau siapa yang di hadapi kini.
Nadia menengadahkan kepalanya datar pada si preman itu, tak ada rasa takut sama sekali di matanya. Justru si preman itu yang merasa dirinya terintimidasi. Namun si preman dapat menutupinya dengan pintar. Ia semakin menarik kerah baju Nadia .
Tanpa kata, Nadia balik mer*mas pergelangan tangan si preman itu, dengan tatapan yang masih menatap langsung pada mata si preman.
"Anjirr anjir.... Sakit sakit!!!" Ucap preman itu kesakitan dan melepaskan pegangannya pada kerah baju Nadia. Nadia memelintir tangan preman itu. Lalu ia berbalik dan tentu kalian tau selanjutnya, Nadia membanting tubuh preman yang besarnya 4 kali lipat dari besar tubuhnya.
Tubuh Nadia yang mungil, membuat banyak orang yang menyepelekan kekuatannya.
Bruaaakkk
Tubuh preman itu, Nadia banting ke arah peti bekas buah-buahan yang ada di samping warteg . Sampai si peti itu, hancur berantakan.
Nadia menepuk ke dua telapak tangannya, lalu melipat kedua tangannya di depan dada.
" Rupanya kalian berani memungut bayaran di sini, Hah?! " Teriak Nadia menggelegar.
Preman itu langsung berlutut di depan Nadia, seraya mengangkat kedua tangannya yang terkepal ke atas.
Tanpa babibu , Nadia langsung menendang preman itu sampai orang itu terjatuh tersungkur .
"Br*ngsek! "Teriak ketua preman itu. Seperti biasa tidak ada raut wajah takut di wajah Nadia. Ia bukan main-main di setiap hentakan dan pukulan. Sehingga membuat para preman itu kewalahan dan juga berkali-kali mendapatkan pukulan dan tendangan dari Nadia, kini para preman itu jatuh kesakitan.
Nadia menegakan tubuhnya dan berbalik, tepat si ketua preman mengayunkan pukulan.
Namun lagi-lagi dengan mudahnya Nadia menangkap tangan tersebut, ia memelintir tangan ketua preman dan sekali ayunan. Tubuh itu tergantung dengan kerasnya, ke atas tanah.
"Bagaimana? Masih berani berulah di daerah sini? " Tanya Nadia, ketua preman itu kini berlutut di ikuti yang lainnya.
"Angkat kedua tangan kalian ke atas, jawab pertanyaan gue! "Bentak Nadia seraya menatap tajam para preman itu.
"Ti-tidak nona"jawab ketua preman
" Gue akan sering kesini dan mengawasinya langsung. Bila sampai gue mendengar aduan mengenai hal ini lagi, kalian akan tau akibatnya" Ancam Nadia.
"Ti-tidak akan terulang nona, kami janji" Jawab para preman itu sambil bergetar.
"Bagus!! Cari lah pekerjaan yang halal, bukanya menindas orang yang lemah " Bentak Nadia.
"B-baik nona, ampuni kami" Ucap ketua preman itu.
"Pergilah sebelum aku berubah pikiran" Ucap Nadia.
"N-nona" Ucap preman itu bergetar.
"Kenapa? Masih mau bertarung denganku? " Ucap Nadia tersenyum menyeringai.
Para preman itu pun langsung pergi terbirit-birit, karena ketakutan.
"Wah hebatnya sahabat aku, keren cuy " Ucap Salsa .
"Betul neng Quen ini hebat top markotop" Ucap bi isah sambil memberika dua jempol jari.
Nadia hanya tersenyum menanggapi ucap bi Isah.
"Ini neng pesanannya" Ucap bi Isah menyadarkan Nadia.
"Eh, iya... Berapa total semuanya bi? " Tanya Nadia.
"Enam ratus rebu neng" Ucap bi Isah.
Nadia menyodorkan uang tersebut .Dengan senang hati, bu Isah menerima uang tersebut.
"Alhamdulillah, makasih ya neng" Ucapnya.
"Saya yang terimakasih, bi. Kalau begitu kami pamit ya bi, assalamu'alaikum"
"Waalaikumsalam" Ucap bi isah. Ia sambil diam berdiri memperhatikan Nadia sampai tak terlihat lagi.
"Saya ga nyangka, cewek mungil itu kekuatannya luar biasa . Mungkin melebihi tenaga 5 orang dewasa" Ucap salah satu pelanggan bi Isah.
"Kaya samson ya cuy"
" Ho'oh kalau si neng Queen mau sama anak saya , saya jodohkan"
" Jangan mimpi ketinggian, kang. Saya yakin jodohnya pasti orang hebat alias bukan orang sembarangan. Karena neng queen bukan cantik fisik melainkan cantik sampai hatinya"
"Aamiinn.. Semoga Allah mengijabah do'a kamu Sul" Ucap bi Isah tersenyum.
.
.
.
.
Setelah berpamitan Nadia pun berniat untuk menemui anak-anak jalanan serta mang Asep.
" Assalamu'alaikum mang" Nadia mengucapkan salam pada Asep yang sedang merapihkan buku bacaan dan buku tulis yang akan di pakai anak-anak jalanan sebentar lagi.
"Waalaikumsalam, ya Allah Nad. Kemana aja kamu hampir 2 minggu ga kesini? Anak-anak nyariin Queen, setiap hari" Jawab Asep
" Hehe, maaf mang. Nadia lagi ada urusan , hari ini udah selesai makannya Nadia datang bawa ini buat makan siang bareng" Jawab Nadia tersenyum pepsodent, Asep hanya menghembuskan nafasnya pelan.
"Ibu sehat kan mang? Kalau butuh apa-apa jangan sungkan minta sama Nadia."
"Alhamdulillah ,sekarang ibu sudah lebih baik dari sebelumnya . Semua atas bantuan kamu Nad, entah apa yang akan terjadi sama ibu bila mamang engga ketemu sama kamu Nad. "Jawab Asep
" Semua pertolongan datang nya dari Allah mang, Nad hanya sebagai pelantara" Jawab Nadia.
Salsa yang mendengarkannya pun terharu, sahabatnya sebaik itu.
" Ya Allah, hamba benar-benar bersyukur. Dengan kehadiran gadis cantik tersebut. Berikan ia kebahagian dunia dan akhirat" Gumam Asep dalam hati
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments