DCMMK. 04

Brak!

"Oh my God!" Umpatnya saat menyadari jika dia menabrak mobil di depannya.

"Astaga, bagaimana ini?" gumamnya lagi setelah melihat mobil apa yang ditabraknya di depan sana.

Jantungnya berdebar kencang saat melihat ada orang yang keluar dari mobil tersebut. Sementara yang berada di dalam mobil itu pun langsung mengumpat saat ada orang yang menabrak mobilnya.

"Shit!" umpat pemilik mobil tersebut saat hal itu terjadi.

Clara mulai menghadapi orang tersebut, karena dia tau jika memang dirinya yang bersalah.

Semua ini karena ulah ayahnya. Andai saja ayahnya tidak menghubunginya mungkin ini tidak terjadi.

"Maaf, tuan. Saya benar-benar minta maaf. Saya janji akan mengganti rugi Ats kerusakannya, tapi-" kata-kata Clara terputus saat melihat siapa yang datang.

Sungguh, ini benar-benar membuat dirinya tidak bisa berkata-kata lagi karena melihat siapa yang datang menghampiri dirinya saat ini.

"Helo, darling!" sapa laki-laki itu ketika bertemu dengan Clara.

Lihat betapa sombongnya laki-laki ini. Melihatnya saja sudah membuatnya benar-benar merasa muak.

"Tuan, wanita ini-"

"Stttt..." Robert memberi instruksi pada anak buahnya untuk tidak melanjutkan kata-katanya lagi karena dia tidak peduli dengan apa yang terjadi pada mobilnya.

Setelah mengatakan hal itu, atensi Robert kembali fokus pada wanita yang ada di depannya saat ini.

"Hey, mau kemana babe? kenapa terburu-buru sekali?" tanya Robert sambil memegang tangan Clara karena gadis itu ingin pergi meninggalkannya.

Merasa dirinya di lecehkan membuat Clara langsung menyentak tangannya dan bahkan dia menampar wajah laki-laki itu untuk yang kedua kalinya.

"Lapaskan tangan ku!" sentak Clara yang tidak ingin di sentuh sembarangan oleh orang tidak di kenal seperti ini.

Robert hanya bisa diam ketika mendapatkan perlakuan seperti itu dari Clara. Lagi pula ini salahnya dan wajar saja wanita itu marah padanya.

"Aku ingatkan untuk pertama dan terakhir kalinya kepada anda Tuan. Aku tidak peduli dengan apa yang Anda pikirkan tentangku tapi aku tegaskan sekali lagi, bahwa aku tidak akan tinggal diam jika ada sampai berani melakukan hal ini lagi. Sudah pernah aku katakan bahwa aku bukan wanita yang sama seperti yang bisa anda perlakukan di luar sana. Jadi berhenti melakukan hal itu, karena aku benar-benar tidak akan tinggal diam!" ucap Clara yang langsung pergi meninggalkan Robert begitu saja.

Dia benar-benar tidak peduli dengan apa yang terjadi pada laki-laki itu. Bahkan dia juga pergi meninggalkan mobilnya begitu saja tanpa ingin bertanggung jawab atas apa yang telah terjadi.

Saat ini tujuan Clara hanya satu, pergi ke rumah ayahnya. Entah apa yang akan terjadi di rumah itu dia juga tidak tau pasti. Yang jelas dia harus datang ke sana hanya untuk mengetahui apa tujuan sang ayah memanggil dirinya.

Clara sendiri buru-buru pergi meninggalkan tempat kejadian, dan tujuan utamanya saat ini rumah sang ayah.

Sementara Robert, dia semakin penasaran akan wanita itu hingga membuatnya semakin bertekad untuk mendapatkannya. Bagaimana pencariannya dia benar-benar harus bisa mendapatkan Clara. Tidak peduli dengan apa yang harus dia lakukan, hingga jam benar-benar akan berusaha untuk mendapatkan wanita itu.

"See you, baby..." ucapnya diiringi dengan senyuman iblis.

Melihat Robert yang tersenyum begitu mengerikan membuat anak buahnya langsung merinding. Mereka tahu betul apa yang sedang direncanakan laki-laki itu jika sudah begini. Pasti akan terjadi sesuatu pada wanita itu ataupun keluarganya. Mereka yakin 100% bahkan 1000% untuk hal ini.

Ya, Clara sudah tiba di rumah ayahnya. Dia makan turun dari mobilnya dan masuk begitu saja tanpa mengucapkan salam terlebih dahulu. Karena menurutnya juga percuma, percuma melakukan hal itu karena mereka tidak akan ada yang peduli dengan sikap baiknya.

"Di mana ayahku?" tanya Clara pada seorang wanita yang duduk dengan begitu angkuhnya di Sofa.

Tak lain dan tak bukan, wanita itu adalah Revina. Adik tirinya. Anak dari wanita yang dinikahi ayahnya.

Melihat respon Revina terhadap pertanyaan yang memuat Clara hanya bisa menggelengkan kepalanya saja. Dia melupakan satu hal dan kenapa harus bertanya dengan wanita itu, padahal dia sudah jelas-jelas tahu jika adik tirinya itu tidak akan pernah menjawab apapun pertanyaan darinya.

"Dasar tidak tau diri!" umpat Clara yang langsung memancing amarah Revina.

"Apa maksudmu mengatakan hal seperti itu hah? siapa yang kau katakan tidak tahu diri?" sentak Revina yang merasa tidak terima dengan apa yang Clara katakan.

"Kenapa? memangnya ada yang salah dengan apa yang aku katakan? lagi pula aku mengatakan dasar tidak tahu diri dan aku tidak menyebut siapa orang yang tidak tahu diri itu. Lalu kenapa tiba-tiba kamu marah? apa aku udah menyebut namamu" jawab Clara yang membuat Revina semakin meradang.

Dia langsung ingin menyerang kakak tirinya itu, tapi dengan sikap Clara menangkisnya hingga membuat wanita yang ingin mencelakai dirinya itu malah celaka lagi dulu.

"Ahk...ibu...." Revina berteriak ketika dia jatuh tersungkur akibat ulahnya sendiri.

Mendengar suara teriakan putrinya membuat Liliana langsung menghampiri anak kesayangannya. Begitu juga dengan ayahnya Clara.

"Revina, kamu kenapa sayang?" tanya Liliana ketika melihat putrinya tersungkur, sementara Clara berdiri di hadapannya.

"Ini semua karena ulahnya, ibu. Dia mendorong ku hingga membuat ku terjatuh seperti ini." jawab Revina yang sengaja menyalahkan Clara.

Seperti biasanya, Clara tidak ingin ambil pusing dengan semua itu. Dia sudah tahu karena setiap kali mereka bertemu pasti hal seperti ini akan terjadi.

"Apa itu benar Clara?" tanya ayahnya.

"Apa jika aku mengatakannya tidak ayah akan percaya? aku rasa tidak seperti itu. Sekali pun di rumah ini dikelilingi dengan CCTV, ayah tidak akan pernah percaya denganku. Bukan begitu ayah?" jawab Clara karena memang seperti itu kenyataannya.

"Clara! kenapa kamu bicara seperti itu sayang? ayah minta maaf jika ayah-"

"No! ini bukan dari ayah yang sebenarnya. Meminta maaf? katakan padaku apa yang ayah inginkan. Ayah tidak akan pernah mungkin minta maaf begitu saja jika tidak ada sesuatu dibaliknya. Jadi katakan saja apa yang ayah inginkan?" ujar Clara langsung to the point.

Dia tidak ingin membuang-buang waktunya, hanya untuk mendengarkan omong kosong seperti ini.

Lagi pula itu bukaan ayahnya yang meminta maaf, bahkan kata-katanya saja pun terdengar begitu lembut. Sungguh, benar-benar tidak bisa dipercaya.

"Baiklah jika kamu ingin seperti itu. Besok, kamu akan bertunangan dengan seorang laki-laki yang telah memintamu pada ayah. Dia-"

"Apa maksud ayah melakukan semuanya? ayah tidak berhak menentukan apapun atas hidupku. Aku berhak memilih jalan hidupku sendiri, dan ayah tidak berhak untuk mengaturnya!" potong Clara Karena dia sudah tahu maksud dan tujuan ayahnya melakukan semua ini.

Tidak mungkin ayahnya mengundangnya begitu saja ke rumah jika tidak ada sesuatu yang dia inginkan. Dan sudah terbukti bukan? bawa laki-laki itu bahkan ingin menjodohkannya tanpa bicara lebih dulu padanya. Luar biasa sekali!

***

Terpopuler

Comments

💛⃟🤎🏠⃟ᴛᴇᴀᴍ ɢͩᴇͥɴͩᴀᷲᴘͪ🥑⃟𝐐⃟❦

💛⃟🤎🏠⃟ᴛᴇᴀᴍ ɢͩᴇͥɴͩᴀᷲᴘͪ🥑⃟𝐐⃟❦

auwwww.......😱
ugghh ...mana terasa tamparan yg Clara berikan untuk Robert ....palingan serasa di elusss ya ......🤭

2025-03-11

2

💛⃟🤎🏠⃟ᴛᴇᴀᴍ ɢͩᴇͥɴͩᴀᷲᴘͪ🥑⃟𝐐⃟❦

💛⃟🤎🏠⃟ᴛᴇᴀᴍ ɢͩᴇͥɴͩᴀᷲᴘͪ🥑⃟𝐐⃟❦

haish dasar kang ngadu....dikit² teriak.....kek anak kecil aja Revina /Curse/

2025-03-11

1

💛⃟🤎🏠⃟ᴛᴇᴀᴍ ɢͩᴇͥɴͩᴀᷲᴘͪ🥑⃟𝐐⃟❦

💛⃟🤎🏠⃟ᴛᴇᴀᴍ ɢͩᴇͥɴͩᴀᷲᴘͪ🥑⃟𝐐⃟❦

pasti Robert deh yg minta tunangan dgn Clara....🤔

2025-03-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!