Orang-Orang di Sisi Reyhan

Mira tidak bisa tinggal diam. Kata-kata Reyhan terus terngiang di kepalanya. Jika benar ayahnya adalah penyebab kehancuran keluarga Pratama, ia harus mendengar langsung dari orang yang paling bertanggung jawab Ario Sindu, ayahnya.

Dengan tekad bulat, Mira pergi ke rumah keluarganya. Rumah besar yang dulu begitu nyaman kini terasa begitu asing baginya. Ada sesuatu yang terasa salah, sesuatu yang selama ini ia abaikan.

Saat Mira memasuki ruang kerja ayahnya, Ario Sindu sedang membaca berkas-berkas di mejanya.

"Mira? Ada apa kamu ke sini?" Pria itu mendongak dan tersenyum kecil.

Mira menarik napas dalam. "Aku ingin tahu kebenaran, Ayah."

Ario mengernyit. "Kebenaran apa?"

"Hubungan keluarga kita dengan keluarga Pratama, apa benar kita menghancurkan mereka?" suaranya bergetar.

Ario terdiam. Mata tajamnya meneliti wajah Mira, seolah menimbang-nimbang apakah putrinya siap mendengar jawabannya.

"Siapa yang memberitahumu tentang ini?" tanyanya pelan.

"Reyhan," jawab Mira tanpa ragu. "Dia bilang Ayah menghancurkan bisnis keluarganya. Bahwa Ayah membuat ayahnya kehilangan segalanya. Aku ingin tahu… apakah itu benar?"

Ario menghela napas panjang. Ia menyandarkan tubuhnya ke kursi, matanya menerawang ke langit-langit.

"Mira… dunia bisnis itu kejam, kadang kamu harus mengambil kesempatan, meskipun itu berarti menjatuhkan orang lain." katanya akhirnya.

Mata Mira membulat. "Jadi Ayah memang menjatuhkan keluarga mereka?"

Ario terdiam sejenak sebelum akhirnya berkata, "Ya."

Mira mundur selangkah. Dadanya terasa sesak.

"Ayah dan Hartono Pratama dulunya sahabat baik. Kami memulai bisnis bersama. Tapi dia terlalu percaya pada orang yang salah, dan akhirnya mengalami krisis keuangan. Aku hanya mengambil kesempatan itu."

"Tapi Ayah tahu ini akan menghancurkan mereka!" Mira berseru.

Ario menggeleng. "Bisnis tidak peduli perasaan, Mira. Aku menawarkan bantuan, tapi dia menolaknya. Dia terlalu bangga. Dan ketika semuanya runtuh, aku mengambil alih. Itu saja."

Mira merasa tubuhnya melemah. "Ayah… Pak Hartono meninggal karena serangan jantung setelah itu."

Ario menatap putrinya dalam diam, sebelum akhirnya berkata, "Kalau dia cukup kuat, dia tidak akan tumbang seperti itu."

Mira ternganga. Bagaimana bisa ayahnya mengatakan hal seperti itu dengan begitu dingin?

"Reyhan tidak akan pernah memaafkan kita," bisik Mira.

Ario menatapnya tajam. "Kamu adalah istrinya sekarang. Gunakan posisimu dengan bijak."

Mata Mira membulat. "Apa maksud Ayah?"

"Reyhan kini memiliki kekuasaan di Pratama Corp, satu-satunya warisan ayahnya yang tersisa. Jika kamu bisa membuatnya jatuh cinta padamu, kita bisa mengendalikan segalanya," ujar Ario dengan senyum tipis.

Mira merasakan sesuatu dalam dirinya hancur.

"Ayah… aku mencintai Reyhan, aku tidak bisa memperlakukannya seperti alat." suaranya bergetar.

Ario menggeleng pelan. "Cinta tidak ada gunanya dalam dunia ini, Mira."

Mira menggigit bibir. Ia berbalik dan berjalan keluar dengan langkah gemetar.

Di luar, air matanya jatuh.

Sekarang ia mengerti.

Reyhan benar. Keluarga Sindu memang menghancurkan keluarga Pratama.

Dan kini, ia harus memilih.

Tetap setia pada keluarganya.

Atau memperjuangkan cintanya pada pria yang paling membencinya.

Mira melangkah memasuki lobi gedung Pratama Corp dengan hati yang masih diliputi guncangan. Percakapannya dengan sang ayah tadi siang masih terngiang di kepalanya, membuat hatinya semakin berontak.

Namun, satu hal yang pasti, ia tidak akan membiarkan masa lalu keluarganya menjadi alasan untuk menyerah pada pernikahannya dengan Reyhan.

Ia ingin bertemu suaminya. Ingin mencari celah di hati dingin itu.

Namun, saat langkahnya hampir mencapai ruang kerja Reyhan, ia terhenti.

Di depan pintu, berdiri seorang wanita cantik dengan rambut hitam panjang bergelombang yang tertata sempurna. Dengan setelan blazer elegan dan rok pensil yang membentuk siluet tubuhnya, wanita itu tampak begitu percaya diri.

Mata mereka bertemu.

Wanita itu tersenyum tipis sebelum berkata, "Kamu pasti Mira."

Mira mengangguk, berusaha tetap tenang. "Dan kamu?"

"Rena, sekertaris Reyhan... dan sahabatnya sejak lama." jawabnya ringan.

Mira mengernyit. Ada sesuatu dalam tatapan Rena yang membuatnya tidak nyaman.

Seolah wanita itu sedang mengukurnya.

"Sahabat?" ulang Mira.

"Atau mungkin lebih dari itu, jika saja keadaan berbeda." Rena tersenyum, tetapi sorot matanya menunjukkan sesuatu yang lebih dalam.

Hati Mira mencelos.

"Aku tidak mengerti," katanya, berusaha tetap tenang.

Rena menyilangkan tangan di depan dada. "Aku mencintai Reyhan, Mira. Sejak lama."

Mira terdiam.

"Dan kamu tahu? Reyhan lebih percaya padaku daripada siapa pun. Aku yang selalu ada untuknya saat dia kehilangan segalanya. Aku yang melihat bagaimana dia berjuang untuk membangun kembali perusahaannya. Aku yang tahu semua luka di hatinya." lanjut Rena.

"Jadi?" Mira mengepalkan tangannya.

Rena mendekat, suaranya lebih rendah. "Jadi, kamu pikir kamu bisa mengubahnya? Membuatnya jatuh cinta padamu hanya karena kalian menikah?"

Mata Mira mengeras.

"Aku akan tetap mencintainya, apa pun yang terjadi." katanya mantap.

Rena tertawa kecil, tetapi ada rasa kasihan di matanya. "Kamu naif, Mira. Tapi kita lihat saja... siapa yang lebih berarti baginya."

Mira menatapnya tajam sebelum akhirnya melewati wanita itu dan membuka pintu ruang kerja Reyhan.

Di dalam, Reyhan berdiri di depan jendela besar dengan pemandangan kota yang megah. Ia menoleh sekilas saat mendengar suara pintu terbuka.

"Mau apa kamu ke sini?" suaranya dingin seperti biasa.

Mira menatapnya, hatinya penuh tekad.

"Aku ingin melihat suamiku," jawabnya.

"Sudah kamu lihat. Sekarang pergilah." Reyhan tersenyum miring, tetapi matanya tetap tanpa emosi.

Tapi Mira tidak mundur.

Ia sudah tahu bahwa perjuangannya tidak akan mudah. Terutama jika ada Rena di antara mereka.

Mira masih berdiri tegak di depan meja Reyhan, mencoba mencari celah dalam tatapan dingin suaminya. Ia baru saja menghadapi Rena di luar ruangan ini, wanita yang terang-terangan mengakui perasaannya pada Reyhan.

Namun sebelum Reyhan sempat mengusirnya lagi, pintu ruang kerja terbuka tanpa mengetuk.

Seorang pria tinggi dengan kemeja biru lengan digulung masuk dengan santai. Ekspresinya penuh percaya diri, seolah ruangan itu adalah miliknya juga. Ia membawa sebuah berkas di tangan, tapi senyum miring di wajahnya menunjukkan bahwa kehadirannya lebih dari sekadar urusan bisnis.

"Bimo," panggil Reyhan tanpa ekspresi.

Mira melirik pria itu. 'Jadi ini Bimo? Asisten Reyhan sekaligus sahabatnya sejak kecil?'

Bimo meliriknya sekilas sebelum menatap Reyhan. "Aku tadi lihat Rena di luar. Sepertinya dia baru saja memamerkan wilayah kekuasaannya."

Mira tersentak. "Apa maksudmu?"

"Oh, kau tahu, Mira. Rena memang begitu. Dia selalu mengklaim Reyhan, seolah tidak ada wanita lain yang pantas berada di sisinya." Bimo tersenyum kecil, lalu melemparkan diri ke sofa di sudut ruangan.

Mira menggigit bibirnya. "Dan kamu?"

"Aku? Aku hanya menikmati drama ini." Bimo menatapnya dengan mata penuh arti.

Reyhan mendesah, jelas tak tertarik. "Kamu mau apa, Bim?"

Bimo akhirnya menyerahkan berkas yang ia bawa. "Dokumen merger yang kamu minta." Lalu, ia kembali menatap Mira. "Dan, sepertinya aku ingin mengenal istrimu lebih jauh."

Tatapan Reyhan menggelap. "Jangan macam-macam."

Bimo mengangkat tangan dengan gaya santai. "Santai, Bro. Aku hanya penasaran... kenapa kamu masih bersikap dingin pada istrimu sendiri?"

Mira ikut menatap Reyhan, menunggu jawabannya. Tapi pria itu tidak menggubris pertanyaan itu sama sekali. Ia hanya membuka berkas yang diberikan Bimo, membolak-balik halamannya dengan acuh.

Mira menarik napas dalam. Reyhan mungkin bisa mengabaikan semua orang, tapi ia tidak akan menyerah.

Apalagi setelah tahu bahwa ada orang-orang di sekitar Reyhan yang mungkin ingin menjauhkannya.

Baik itu Ren atau mungkin... Bimo sendiri.

Bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!