2. Ngeri

Penolakan Naya berakhir sia-sia. Kini ia bahkan sedang berdiri sembari memaparkan materi yang diamanahkan kepadanya. Jika ditanya apakah dirinya gugup? Jawabannya tentu saja IYA. Namun ia bisa apa? Tidak bisa apa-apa selain melakukan perintah. Semua mata kini memandang ke arahnya, namun tatapan yang dilayangkan Ryan berbeda dari yang lain. Naya bisa merasakan teduh dan damai pada tatapan tajam itu, hal yang tidak dimiliki oleh semua orang. Kalian pasti juga pernah merasa tenang hanya karena tatapan seseorang, isn't it?

"Jika ada yang belum dipahami, raise your hand dan silahkan bertanya!" ucap Kevin selaku moderator.

Ada 3 orang yang mengangkat tangannya, salah satunya adalah Ryan. Dengan pembawaan yang luwes, Naya menjawab tiga pertanyaan tadi dengan sangat baik. Meskipun pada pertanyaan Ryan terdapat sedikit adu argumen.

Suara ribut-ribut yang berasal dari luar ruangan menarik atensi mereka semua yang berada dalam ruangan. Seorang ibu-ibu terlihat marah-marah di depan ruangan OSIS yang kebetulan bersebelahan dengan ruangan gugus Sejahtera.

"HEH, SEENAKNYA SURUH ANAK SAYA BAWA POT BUNGA, BAWA TEMPAT SAMPAH, BAWA PERMEN, KALIAN GAK PUNYA UANG KAH SAMPAI MENGEMIS LEWAT CARA INI?"

"Nay!" Kevin dengan cepat menyusul Naya yang meninggalkan ruangan.

"Jangan keluar dari pintu." pesan Erwin. Ia tahu betul bagaimana karakter seorang Naya.

Naya berdiri mendampingi ketua OSIS nya, "Ada yang bisa dibantu, Bu?" tanyanya dengan penuh kelembutan.

"GAK ADA! SAYA GAK BUTUH BANTUAN DARI ANAK KECIL SEPERTI KALIAN." jawab si ibu.

"Terus kenapa ibu marah-marah?" heran Naya.

"KARENA KALIAN TIDAK BECUS. MENGEMIS LEWAT CARA MURAHAN SEPERTI INI. GAK SEKALIAN ANAK SAYA DISURUH BAWA LOGAM MULIA?"

"Bagian mana yang membuat ibu berpikir bahwa kami mengemis?"

"Nay!" Haris Maulana selaku ketua OSIS menahan bahu Naya untuk tidak banyak bicara.

"Lepas, Haris!" ucap Naya, ia menatap tajam temannya sekilas.

"POT BUNGA DAN TEMPAT SAMPAH SEBANYAK ITU UNTUK APA KALAU GAK DIJUAL LAGI? PERMEN? KALIAN BENAR-BENAR GAK PUNYA UANG KAH?"

"Bu, pelan kan suaranya." Naya memperingati. "Telinga kami di sini masih berfungsi dengan baik. Nama anak ibu siapa?"

"Fara."

Naya menatap Erwin, seolah meminta tolong untuk mencari anak yang namanya Fara. Kurang dari dua menit, seorang adik kelas datang.

"Bu, kenapa ke sini?" tanya si anak. Ia sepertinya kaget dan juga malu mendapati sang ibu marah-marah di sekolah.

"Ibu hanya mengajari para kakak kelasmu ini." jawab si ibu dengan sangat angkuh.

"Bu, tempat sampah yang kami suruh bawa tidak akan disimpan di sekolah ini, tapi akan dibawa pulang ke rumah masing-masing peserta MOS begitu kegiatan selesai. Adapun pot bunga yang disuruh bawa, itu untuk ditanami bibit buah oleh mereka semua lalu dibawa pulang sebagai kenang-kenangan MOS mereka. Sementara permen yang berjumlah 30 butir itu akan mereka bagikan kepada masing-masing teman gugus mereka. Saya pikir keberadaan kami di sekolah ini sudah sangat mampu membuat ibu berpikir bahwa tidak ada yang mengemis atau semacamnya, karena ibu tahu sendiri berapa banyak biaya untuk masuk ke sini dengan kata lain tidak ada yang miskin di sini. Kecuali ibu yang memang tidak mampu untuk membeli tempat sampah, pot bunga dan juga permen 30 butir." ucap Naya panjang lebar sebelum kembali ke ruangannya.

"Huuu!"

"Awokawok"

Muka si ibu merah padam, sepertinya sangat malu. Ia langsung pergi tanpa berkata apapun lagi.

"Ngeri kali kak Naya." celetuk Kiki.

"Wah, diam seolah tak bertenaga, bergerak seperti macan." teman sebangkunya menimpali.

"Nay, minum dulu!" Erwin memberikan air minum kepada Naya.

Naya lalu menghabiskan air yang diberikan oleh Erwin, "terima kasih." ucapnya. "Silahkan pulangkan mereka, sekarang sudah jam 3. Saya mau ke toilet dulu."

Tepat pukul 3, para peserta MOS meninggalkan ruangan masing-masing.

"Kak!"

Langkah Naya terhenti, ia tidak menoleh karena malu, wajahnya sembab setelah menangis.

"Ini tissue, barangkali kak Ara membutuhkannya."

Naya mengambil tissue itu, "terima kasih."

Melihat Naya yang melangkah pergi, Ryan juga ikut pergi. Meskipun kepalanya penuh dengan rasa penasaran tentang seniornya yang satu itu.

✨✨✨

Glabela Naya nampak begitu membaca notifikasi pada layar ponselnya, Arrayan Marimahesa mengirimi Anda permintaan pertemanan . Jarinya keseleo, tanpa sengaja menyentuh ikon Terima . Tidak lama kemudian sebuah pesan masuk. (Bdw, ini jaman FB yaaww ^_^)

Arrayan Marimahesa: you okay kak?

Entah kenapa hati Naya tergerak untuk membalasnya.

Nayara Vaneesha: Okay. Terima kasih tissue nya. Nanti saya ganti yaa.

Arrayan Marimahesa: Bayarannya bisa dalam bentuk lain?

Nayara Vaneesha: Apa?

Arrayan Marimahesa: Kak Ara hanya perlu menjawab pertanyaan ini, kenapa tadi nangis? Padahal kak Ara gak salah.

Nayara Vaneesha: Saya tuh paling gak bisa marah. Kalau marah, ujung-ujungnya nangis.

Arrayan Marimahesa: Aneh sih, tapi keren. Ngeri juga.

Nayara Vaneesha: :))

Arrayan Marimahesa: Aseek, dikasih senyum sebelum tidor. Selamat tidur kak, see you tomorrow!

Naya tidak lagi membalas pesan Ryan, karena ia keburu tertidur.

✨✨✨

"Ada yang marah-marah nih." goda Naka pada adiknya.

"Apa sih kak?" pipi Naya bersemu merah. Ia bisa menebak jika kakaknya sudah mengetahui perihal kejadian kemarin.

Naka tertawa terbahak-bahak, "sarapan gih, nanti kakak anterin."

"Ihh, tumben baik. Biasanya adek disuruh jalan kaki, mana jauh pula."

"Karena papa yang suruh." jujur Naka.

Naya mencebikkan bibirnya, lalu menyantap makanannya. Papanya kemana? Tentu saja sedang lari pagi. Mamanya? Sejak kecil ia ditinggal oleh sang ibu dan hanya hidup bertiga dengan papa dan kakaknya.

"Kakak bingung, papa meminta kakak untuk daftar PAPK."

"Terus?"

"Kakak gak mungkin ninggalin kamu, dek. Disisi lain papa juga sangat ingin anaknya jadi abdi negara."

"Nanti adek bantu ngomong ke papa." janji Naya.

Naka berseru senang karena janji adiknya. Soal rayu merayu, berikan kepada Nayara Vaneesha, dia adalah jagonya.

"Tapi kalau dikasih pilihan, kakak harus pilih yaa, gak boleh lari dari kenyataan terus-terusan." Naya mengingatkan.

"Siap, sistaah!" Naka hormat. Apapun ia lakukan asalkan tidak jauh dari adik dan papanya.

Setelah sarapannya habis, Naya lalu meminta untuk diantar. Ia benar-benar ingin menghemat tenaga dan juga waktu pagi ini. Jarak satu kilo meter bukanlah hal mudah baginya jika moodnya sedang berantakan seperti sekarang ini.

Tiba di depan gerbang sekolah, Naya mencium punggung tangan kakaknya. "Terima kasih kak!" ucapnya.

Naka merapikan rambut adiknya, "Semangat senior!" katanya. "Ini jajan untuk hari ini." ia memberikan selembar uang pecahan 20 ribu.

Naya nyengir, "Asek asek!" ia mengajak kakaknya berhi-5.

"Wah, saya juga mau kak." seru Kevin dari gerbang.

"Dasar bocil!" gerutu Naka, tapi tetap mengeluarkan uang 5 ribu dari saku celananya.

Namun meskipun begitu, Kevin tetap berseru senang. "Xie Xie!" ia menundukkan badannya sekilas.

Interaksi mereka tidak luput dari perhatian orang-orang yang lewat. Bagi pelajar lama, ini tentu bukan hal yang baru, tapi tetap saja mereka nyengir ketika menyaksikannya. Bagi murid baru yang masih menjalani MOS, hal tadi mengundang tanya dan juga tawa.

Episodes
1 1. Masa Orientasi Siswa
2 2. Ngeri
3 3. Senior Galak
4 4. Kesayangan Naya
5 5. Barter
6 6. Barter Lagi
7 7. Night Festival
8 8. Terima Kasih
9 9. Junior Badung
10 10. Selamat Pagi!
11 11. Dugaan
12 12. Brondong
13 13. Naya's Home
14 14. Perusuh
15 15. Nebeng
16 16. Pekan Semarak Kemerdekaan
17 17. Rumah Mertua
18 18. Saya Terus!
19 19. Sea
20 20. Jebakan
21 21. Masak Bersama
22 22. Senja Bersamamu
23 23. Naya's Birthday
24 24. Celebration
25 25. Perempuan Saya
26 26. Indomie Telur
27 27. Sok Cool
28 28. Beban
29 29. Godaan Naka
30 30. Special Day
31 31. Special Day (2)
32 32. Menghitung Waktu
33 33. US Ganjil
34 34. BN Cup
35 35. Berdua Denganmu
36 36. Hari-hari Tanpa Ryan
37 37. Pagelaran
38 38. Bertemu Untuk Bertengkar
39 39. Rahasia
40 40. Marahnya Seorang Erwin
41 41. 3 Orang Jomblo
42 42. Kabupaten H
43 43. Perkara Belang
44 44. Saya Raya....
45 45. Cemburu yaa?
46 46. Papa's Daughter
47 47. Pisang Ijo VS Kue Kina
48 48. Pelulusan
49 49. Langit Jingga
50 50. Obat Ampuh
51 51. Menuju 2874 MDPL
52 52. Pos 9
53 53. 2874 MDPL
54 54. Choice
55 55. Perpisahan
56 56. Penyesalan
57 57. Wabah
58 58. Permintaan Naya
59 59. Tentang Ryan
60 60. 4 Tahun Kemudian
61 61. Tidak Baik-baik Saja
62 62. Lamaran
63 63. Setelah 8 Tahun
64 64. Rahasia
65 65. Kejutan Untuk Ibu
66 66. Berdamai
67 67. Netizen
68 68. Membangun Keluarga
69 69. Mengenal Lebih Dekat
70 70. Persembahan Untuk Naya
71 71. Rumah Mertua Beneran
72 72. Keluarga Baru
73 73. Ryan Si Posesif
74 74. Cerita Pak Nadim
Episodes

Updated 74 Episodes

1
1. Masa Orientasi Siswa
2
2. Ngeri
3
3. Senior Galak
4
4. Kesayangan Naya
5
5. Barter
6
6. Barter Lagi
7
7. Night Festival
8
8. Terima Kasih
9
9. Junior Badung
10
10. Selamat Pagi!
11
11. Dugaan
12
12. Brondong
13
13. Naya's Home
14
14. Perusuh
15
15. Nebeng
16
16. Pekan Semarak Kemerdekaan
17
17. Rumah Mertua
18
18. Saya Terus!
19
19. Sea
20
20. Jebakan
21
21. Masak Bersama
22
22. Senja Bersamamu
23
23. Naya's Birthday
24
24. Celebration
25
25. Perempuan Saya
26
26. Indomie Telur
27
27. Sok Cool
28
28. Beban
29
29. Godaan Naka
30
30. Special Day
31
31. Special Day (2)
32
32. Menghitung Waktu
33
33. US Ganjil
34
34. BN Cup
35
35. Berdua Denganmu
36
36. Hari-hari Tanpa Ryan
37
37. Pagelaran
38
38. Bertemu Untuk Bertengkar
39
39. Rahasia
40
40. Marahnya Seorang Erwin
41
41. 3 Orang Jomblo
42
42. Kabupaten H
43
43. Perkara Belang
44
44. Saya Raya....
45
45. Cemburu yaa?
46
46. Papa's Daughter
47
47. Pisang Ijo VS Kue Kina
48
48. Pelulusan
49
49. Langit Jingga
50
50. Obat Ampuh
51
51. Menuju 2874 MDPL
52
52. Pos 9
53
53. 2874 MDPL
54
54. Choice
55
55. Perpisahan
56
56. Penyesalan
57
57. Wabah
58
58. Permintaan Naya
59
59. Tentang Ryan
60
60. 4 Tahun Kemudian
61
61. Tidak Baik-baik Saja
62
62. Lamaran
63
63. Setelah 8 Tahun
64
64. Rahasia
65
65. Kejutan Untuk Ibu
66
66. Berdamai
67
67. Netizen
68
68. Membangun Keluarga
69
69. Mengenal Lebih Dekat
70
70. Persembahan Untuk Naya
71
71. Rumah Mertua Beneran
72
72. Keluarga Baru
73
73. Ryan Si Posesif
74
74. Cerita Pak Nadim

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!