Eps. 4

★★★

Nela membuka pintu rumah perlahan dengan pandangan yang memperhatikan seluruh ruangan. Terlihat sepi bahkan lampu-lampu sudah mati, tanda bahwa orang di dalam rumah pada tidur semua.

"Hufft, mommy kayaknya sudah tidur,"gumam Nela mengelus dada, melangkah sangat hati-hati tapi tiba-tiba saja ia terkaget.

"Pop!(suara sakelar lampu dinyalakan)

"Astaga," pekik nya menghentikan langkahnya.

Sayang, kamu sudah pulang?" tanya Tiara melihat sosok Nela saat lampu menyala.

"Eh mommy, bikin kaget saja hehe," balas Nela menjadi salah tingkah saat diri nya tertangkap basah oleh Tiara.

"Iyah nih mom, Nela baru pulang," jawab Nela mencoba tenang lalu menghampiri, tak lupa ia mencium punggung tangan Tiara dan mengecup pipi nya dengan kasih sayang.

"Lama banget sayang, kamu habis dari mana?" Tiara memang mempunyai rasa khawatir dengan anak gadis nya, karena memperkejakan nya di toko bunga tanpa ada pengawasan ketat dari mereka. Tapi Tiara mencoba menepis rasa itu agar Nela tidak merasa terkekang oleh nya.

"Maaf mom Nela lupa mengabari, kebetulan tadi temen Nela mengajak untuk singgah ke kafe dan makan di sana," kata Nela sedikit ada kalimat berbohong yang pasti yakin jika Tiara mempercayai nya.

"Ya sudah tidak apa-apa, klo begitu sana mandi, jangan lupa segera lah istrahat," tegur Tiara yang mungkin terdengar lembut, ia sangat percaya dengan Nela bahkan menganggap bahwa Nela bisa menjaga dirinya dengan baik.

"Ok mom, Nela mau ke kamar dulu yah," kali ini Nela cukup elus dada dan bersyukur, sikap Tiara pada nya tidak seperti yang ia pikirkan.

Tiara mengangguk sambil mengelus kepala Nela dengan lembut.

"Hem, masuk sana gih. Mommy juga mau tidur," balas nya dengan manis, tak lupa kecupan kasih sayang ia berikan juga kepada Nela.

"Makasih mom," Nela membalas ciuman nya setelah itu ia beranjak pergi ke kamar nya.

***

"Sayang, Nela sudah pulang?" tanya Robert yang melihat Tiara kembali ke kamar.

"Sudah, baru saja pulang," jawab nya menghampiri Robert yang tengah berbaring diatas tempat tidur nya.

"Tidak ada yang harus di khawatirkan dad, ayo kita tidur," titah Tiara ikut berbaring di samping Robert

"Hem, baiklah," balas Robert bernafas lega, setidak nya Nela pulang dalam keadaan baik-baik saja.

***

Robert maupun Tiara, beserta kedua anaknya sangat menyayangi Nela walaupun gadis itu sebenarnya terlahir bukan dari rahim Tiara. Tapi kasih sayang yang telah mereka berikan sangat tulus, sehingga Nela tidak menyadari jika sebenarnya dirinya hanyalah seorang anak yatim piatu.

Kecelakaan yang terjadi kepada kedua orang tua Nela 20 tahun yang lalu membuat hati Tiara tergerak untuk mengasuh Nela, Dan hal ini telah ia janjikan kepada kakak laki-lakinya yakni ayah Nela bahwa ia akan mengurus dan menganggap Nela seperti anaknya sendiri walaupun di saat itu Tiara masih gadis dan sedang berada dibangku perkuliahan.

***

Pukul satu dini hari, Desman tengah berada di depan rumah Najwa.

Entah apa yang tengah ia pikirkan sehingga hatinya tergerak untuk singgah kesana sebelum benar-benar pulang ke kediamannya.

Ting-ting..!

Bunyi bel rumah Najwa tengah terdengar dari dalam. Beruntung, Mama Bela yang masih sedang asyik menonton segera membuka pintu untuknya.

Desman tersenyum kala pintu rumah terbuka.

"Hai, tante," sapa Desman sambil mengangguk. Namun Bela tak menyahuti, ia tampak kebingungan serta ada rasa penuh tanda tanya.

Lantas, untuk apa tunangan anaknya bertamu tengah malam begini?

"Tante," panggil Desman mengernyitkan dahi melihat keanehan wajah calon mertuanya.

"Eh nak Desman, ada apa datang malam-malam begini?" sahutnya setengah kaget.

Desman tersenyum kembali. "Ehm, a-aku mau ketemu Najwa tante. Apakah dia sudah pulang?" ucap Desman menyatakan apa tujuannya kesana.

"Oh sudah, dia sedang istirahat di kamar," setelah tahu apa maksud kedatangan Desman, Bela bisa menyimpulkan kenapa Najwa begitu cemberut saat sampai kerumah.

Seratus persen bisa ia tebak jika keduanya tengah bertengkar.

"Apa boleh Desman masuk tan?" tanya Desman menyadarkan Bela yang masih setia berada di depan pintu tanpa mempersilahkan Desman masuk.

"Oh, boleh nak, silahkan masuk," sahutnya buru-buru menyingkir dan mempersilahkan calon menantunya masuk.

"Terimakasih tante," Desman memasuki rumah megah itu dan berharap Bela membiarkan Desman bertemu dengan Najwa.

"Najwa ada dikamar, pergi lah temui dia," dan benar saja, Bela memberikan ruang untuk calon menantu nya untuk bertemu dengan Najwa.

"Baik tante, permisi,"

Desman melangkah kearah dimana ada letak kamar Najwa, tanpa sepatah kata ia membuka pintu dan masuk begitu saja.

Di sana ia melihat sosok tubun Najwa tengah terbaring di atas ranjang, namun matanya tertuju di layar ponsel yang tengah ia mainkan.

"Najwa," panggil Desman dengan nada lembut, lalu melangkah menghampiri tepi ranjang.

Najwa yang menyadari segera menoleh kearah sumber suara, seketika ia terheran dengan kedatangan Desman dirumahnya tanpa sepengetahuan nya.

"Maaf jika aku lancang masuk kedalam kamar mu," ucap Desman dengan wajah bersalah.

"Ini sudah jam berapa menurut mu?" Najwa mendudukkan tubuhnya, namun mimik wajahnya terlihat seperti sedang marah pada Desman.

"Jam satu dini hari," jawabnya melirik jam di pergelangannya.

Najwa meletakan ponsel di atas nakas lalu meraih kep pengikat rambut.

"Aku pulang jam delapan tadi, lalu kenapa baru menyusul jam segini?" Najwa masih memendam amarah pada Desman tetapi jika sedikit lagi ia dipancing, maka emosinya pasti akan meledak.

"Maaf sayang," ucap Desman untuk yang kedua kalinya.

"Aku terlambat menemui mu, pekerjaan ku di kantor begitu menumpuk. Aku harap kamu mengerti," lanjutnya panjang lebar, namun semua perkataan itu tidak benar adanya.

"Alasan, kamu pikir semudah itu aku percaya," Najwa perempuan yang terbilang cerdas tentu tidak mudah percaya begitu saja.

"Sudah lah kamu tidak perlu bersandiwara di sini, lebih baik kamu pulang!" ucap Najwa dengan wajah datar, ia kembali meraih ponselnya dan memainkan tanpa memperdulikan Desman di sana.

"Aku tidak akan pulang sebelum kita baikan malam ini," pria buaya ini tentu saja punya banyak cara untuk meluluhkan hati betina nya, ia tidak berhenti membujuk sebelum Najwa luluh pada nya.

"Terserah kamu Des aku tidak peduli," Najwa masih cuek dan tidak sedikit pun menatap wajah pria itu.

"Dih, calon istri ku terlihat sangat cantik kalau lagi cemberut," misi pertama sedang ia jalankan, jika gagal maka misi kedua Desman lancarkan lagi.

Dengan pergerakan yang sangat pelan Desman duduk di tepi ranjang yang dimana Najwa sedang duduk juga disana.

"Tidak usah merayu ku Des, aku tidak akan memaafkan mu," ucap Najwa semakin merajuk.

★★★

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Mahākavi

Mahākavi

mohon maap nih Des, kagak repot apa hidup lu. Punya tunangan juga punya simpenan /Facepalm/

2025-09-02

1

Mahākavi

Mahākavi

gue tanya, ngapain Des malem2 bertamu. Ngapain coba /Facepalm/

2025-09-02

1

Lonafx

Lonafx

lagian bertamu dini hari, minimal bawa makanan lahh😆

2025-08-30

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!