Bab 15

06:00 pagi itu

Samar Leonor mendengar suara orang-orang berbicara.

Melihat lewat cela-cela gubuk, terlihat iwan, Bimo dan Alex berbicara serius.

Menyadari Leonor sudah bangun, ia menghentikan obrolan nya.

"Kamu sudah bangun?" tanya Alex

"Iyaa"

Jawab Leonor dengan kepala yang masih pusing.

"Bersiaplah! Kamu ikut Bimo dan iwan pulang duluan"

"Terus kamu mau kemana?"

Mengerutkan keningnya melihat Alex yang tanpa cuek terhadap nya.

"Kamu tidak punya hak untuk bertanya! Pulang lah bersama mereka, aku akan menyusul"

"Baiklah?"

Jawab nya kurang semangat, pria disamping nya tidak langsung ikut pulang.

Alex membuka jaket kulitnya, memberikan nya kepada Leonor untuk menutupi bokongnya.

"Gunakan jaket ini, dibelakang mu ada sedikit noda"

Wajah Leonor bersemuh merah mendengar perkataan Alex.

Malu...! Tentu saja karena didepan nya adalah lawan jenis.

Alex meninggalkan nya didalam, memberikan waktu untuk nya.

Leonor keluar dengan jaket yang sudah terikat dipinggang ramping nya.

Bimo dan iwan yang melihat itu pun terheran, karena Alex bukan tipe orang perhatian seperti ini pada orang lain.

"Bimo, bahwa dia duluan kerumah dihutan!"

"Baik bos! Kami akan membawa non Leonor ke sana"

"Jangan khawatirkan aku"

"Apa tidak sebaiknya iwan ikut dengan mu"

ujar bimo, ia menghawatirkan keselamatan bos nya.

"Baiklah!... Iwan ikut denganku"

Bimo mengela nafas lega mendengarkan ucapan Alex.

Bimo dan Leonor menaiki helikopter, meninggalkan Alex dan iwan dihutan itu.

Mengudara cukup lama hingga Leonor pun tertidur pulas, sampai tidak sadar bahwa helikopter sudah mendarat dengan sempurna dirumah Alex dihutan.

Tidak enak untuk membangunkan non Leonor Bimo menggendong nya sampai kedalam, dan menidurkan diatas tempat tidur. Ia pun pergi meninggalkan Leonor sendiri.

Ia membuka kelopak matanya dengan perlahan.

Hingga mata bulat itu terbuka sepenuhnya, menatap dengan bingung.

"Selamat pagi non" Salah seorang wanita paruh baya dengan ramah.

Ia masih mengawasi sekelilingnya, mencoba mencari dimana keberadaan tubuhnya, mencoba mengingatnya, Tiba-tiba Kepala terasa sangat sakit.

"Auhhhh sakit" Pekik nya pelan memegangi Kepalanya.

"Hati-hati non jangan banyak bergerak dulu, nanti luka dikepala dan kaki non tambah sakit lagi," Pinta wanita itu penuh perhatian.

"Ini dimana buk, maksudnya aku dimana sekarang?."

"Ini rumah tuan lion, kamu dan Bimo barusan sampai" Wanita paruh baya itu mencoba menjelaskan, karena kasihan melihat Leonor kebingungan.

Leonor terdiam sejenak, otaknya mencoba mengingat, setahunya dia tidak punya teman atau sahabat bernama lion.

"Nona tidur dulu, Mudah-mudahan ingatan nya pulih lagi nanti" ia meninggalkan Leonor dengan tubuh lemah.

Badannya sakit semua, seperti habis digebukin satu desa.

Saat matanya melirik kearah jendela ia melihat pepohonan menjulang tinggi. Ia bangun dan melihat keluar.

"Oh iya ampun" ia menutup mulutnya dengan tangan.

Air matanya lolos begitu saja tanpa pamit. Ia mengingat rumah ini, rumah dimana ia mengalami banyak penyiksaan dari iren.

Wanita paruh baya itu datang lagi kekamar nya, tapi tidak dengan tangan kosong, ia membawa nampan berisi makanan.

Mencium baunya ia merasa kelaparan lagi.

"Aku harus makan supaya punya kekuatan untuk bertahan" Ujar Leonor pelan.

Baru saja diletakkan di depan nya, sebelumnya wanita itu meletakkan meja kecil diatas kasurnya, ia langsung memakan dengan lahap.

"Pelan-pelan saja nona" Kata wanita itu ibah,

"Apa kamu begitu lapar?"

"Iya buk, saya sangat lapar, tidak tahu kapan terakhir saya makan," katanya tangan sibuk memasukkan sendok demi sendok kemulut.

"Makanlah pelan-pelan kalau habis kita akan menambahkan nya lagi," kata wanita itu.

Wanita paruh baya yang baru bekerja di rumah Alex, dijemput Bimo dari jakarta.

"Dia kemana bu? Maksud ku laki-laki yang punya rumah ini," Matanya masih Berfokus pada makanan didepan nya.

"Oh, tuan, dia kembali ke mansion dijakartadijakarta, karena ada rapat penting dikantor"

"Apa kantor, memangnya dia punya kantor?"

"Iya non, Tuan punya kantor,"

Setelah selesai makan nona boleh keluar kamar untuk melihat-lihat sekitaran sini."

"Apa boleh" Wajahnya tidak percaya, karena ia masih berada di tengah hutan.

Mengetahui ia boleh keluar, ia bersemangat menghabiskan makanan didalam piring, hingga ludes tidak tersisa.

Ia mengerakan tubuhnya menjulurkan ke lantai.

"Auhhhhhh....!" I meringis kesakitan, telapak kakinya terasa sakit bila menyentuh lantai. Seperti ada duri didalam sana, ia mengangkat kakinya untuk melihat apa disana.

'Oh.....kakiku banyak bekas luka, bukan hanya dikaki, tapi seluruh tubuhnya terlihat banyak memar-memar, dan banyak bekas luka yang mulai kering. Kaki yang awalnya mulus tidak cacat, kini kaki itu dipenuhi banyak luka.

"Kulitku hancur banyak korengan menjijikkan" Ia meneliti semua tubuhnya, banyak luka dimana-mana, terdapat bintik-bintik kecil seperti digigit nyamuk dan serangga lain.

Tapi rasa senang karena dibolehkan keluar mengalahkan rasa sakit di kakinya. dengan langkah terpincang-pincang, ia keluar kamar.

"Ohhh matahari" Ia menolah keluar, wajahnya ceriah seakan baru keluar dari penjara.

Mentari pagi di hutan ini sangat indah.

"Aku pikir tidak bisa melihat matahari lagi " ujar Leonor.

"Terimakasih Tuhan...aku masih melihat matahari..masih bisa bernafas hingga hari ini," Ia menghirup udara dalam dalam menghembuskan melalui hidungnya.

Puas melakukan olahraga kecil-kecil, ia mengelilingi rumah itu sampai depan kolam.

Ia duduk bersilah sambil bermain air dengan wajah ceria seakan tidak ada beban pikiran.

Bimo datang menghampiri Leonor,

"Nona bersiaplah kita akan pulang kejakarta"

"Aku masih mau disini kak Bimo"

"Maafkan saya, tapi ini perintah bos Alex, mohon untuk tidak membantah" Kata Bimo dengan pelan.

"Baiklah, tapi ibu yang tadi ikut kan, maksudnya wanita tua yang ada didalam?,"

"Iya, dia akan mengikuti kita ke Jakarta"

"Baiklah, aku akan bersiap,"

***

Mansion dijakarta

Leonor bersama wanita paruh baya itu memasuki kediaman Alex.

Beberapa pelayanan baru dirumah Alex segera datang mengambil barang milik Leonor dan membawa ke paviliun belakang Mansion.

"Bu ina Leonor kangenn ibu" ujar Leonor menangis

"Sudah non jangan menangis lagi iya" mengusap punggung Leonor meredakan tangisan nya.

Mbok ina sudah diberitahu Bimo, bahwa Leonor akan kembali hari ini, ia sudah memasak makanan untuk menyambut Leonor.

"Nona mau makan dulu?," tanya bu ina lembut.

Leonor merasa terharu, ia merasa seperti mendapatkan kasih sayang seorang ibu dari bu ina.

"Aku mau langsung istirahat aja buk," ujar Leonor.

"Yasudah, kamu langsung istirahat saja" kata bu ina.

Leonor berjalan menuju paviliun belakang, ia samar mendengar suara perempuan.

dengan kaki terpincang-pincang ia menghampiri suara suara diruangan paling ujung.

Pintunya kebetulan terbuka, untuk mengobati rada penasaran nya, ia masuk keruangan besar itu, didalam ruangan Leonor ada ruangan lagi.

Ia juga masuk mmeliha-lihat, ia mendekat untuk melihat lebih bebas, seorang laki-laki duduk di kursi dengan kaki terangkat. Saling menyilang tatapan nya dingin menusuk.

"Saya minta maaf bos, tidak akan mengulangi lagi, ampuni saya bos, tolong kasihani saya." Ia memohon dengan suara begetar, wajahnya terlihat memar.

"Saya sudah bilang, saya tidak ingin punya anak dari siapapun, paham kamu!

Tapi kenapa kamu menghianati saya,"

"Saya minta maaf bos, saya salah" Si wanita bersujud di kaki Alex

"Harus berapa kali saya katakan, saya benci penghianat" ucap Alex marah.

Wanita itu menunduk memegang perutnya.

'Sepertinya dia hamil?' gumam Leonor, sebagai kaum hawa dia merasa sedih, melihat perlakuan itu, apalagi kalau memang benar dia hamil.

"Kamu sudah lama mengenal ku, kamu tahu bagaimana cara saya menghukum orang yang berhianat pada saya. Kamu juga tahu apa yang akan aku lakukan padamu" Kata alex terdengar tegas, wajahnya dingin.

"Tolong kasihani saya bos" Suara wanita itu melemah. Tungkai kakinya tidak kuat menopang beban tubuhnya, mata berkaca, nafasnya terasa berat.

Suara tembakan itu membuat nya ketakutan.

'Dia sangat tega, tidak punya hati, apa dia menembak wanita yang mengandung darah daging nya'

***bersambung***

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!