Janda Selir Liu bertanya-tanya, mengapa para wanita ini bisa masuk ke dalam istana. Tidak menarik, tidak berpengaruh dan tidak juga beradab. Dia tidak bisa berkata-kata lagi. Dari sekian banyak wanita diluar sana yang bisa di jadikan selir, putranya memilih mereka. Sungguh pilihan yang merugikan.
Mengapa begitu? Masalah hari ini bukanlah yang pertama. Dia sudah sering menghukum wanita-wanita di istana Timur. Janda Selir Liu bahkan sudah lupa alasan mereka dihukum saking banyaknya. Sedang, Permaisuri angkat tangan, dia tidak ingin menginjakkan kaki di istana Timur dan segala macam persoalannya. Permaisuri pernah menyampaikan alasan mengapa dia harus menghindari istana Timur. Saat itu, Janda Selir Liu memaklumi.
Permaisuri tidak ingin muncul kontak negatif dengan Yang Mulia Raja karena persolaan para wanitanya. Sebenarnya, Permaisuri sudah sering mengatakan kepada Janda Selir Liu, jika Raja ingin mengambil Selir seharusnya, mengambil selir dari keluarga berpendidikan. Demikian, bisa membantu Raja mengurus Kerajaan. Pada akhirnya dia memilih 6 wanita yang bertolak belakang. Jika dia tidak salah ingat, ada dua anak dari menteri ekonomi yang terkenal keras dan banyak menentang keputusan putra mahkota terdahulu. Tidak ada yang tahu alasannya, hanya Raja dan mungkin, pengawal pribadinya.
Tapi setelah di pikirkan baik-baik. Alasan apapun bukanlah masalah. Keanehan yang paling terlihat adalah ketika Raja tidak mengurus mereka dengan baik setelah memasukkan mereka ke dalam istana timur. Seolah-olah Raja hanya ingin memenuhi istana dengan manusia. Jika memang mereka bisa menyenangkan Raja, lantas untuk apa semua kekacauan ini?
Dulu, Janda Selir Liu beranggapan bahwa ada kesalahpahaman antara keduanya sehingga Raja bersikap dingin. Sebelum Pengangkatan Raja, Janda Selir Liu ingat Raja dan Permaisuri pernah bertemu di arena perburuan. Mereka sempat terlibat konflik yang menyebabkan kemarahan Raja yang saat itu masih berstatus sebagai Putra Mahkota. Konflik yang melibatkan sepupu Permaisuri dan adik Raja.
Namun, setelah berlalu waktu──dia menyadari bahwa perasaan acuh dan dingin itu bukan hanya diperlihatkan oleh Raja saja tapi juga Permaisuri. Berusaha memahami sikap Permaisuri, perlahan tidak nyaman setelah banyak kebijakan Raja yang menyudutkan keluarga, keluarga Jenderal. Lagi, Janda Selir Liu memaklumi.
Dengan semua yang terjadi di istana, dia merasa perawatan kecantikan awet muda yang diberikan oleh tabib Long tidak akan bekerja. Janda Selir Liu menghela nafas berat dan memandang Permaisuri yang berada di sampingnya. Berat, Permaisuri tidak berbicara, semua orang tahu dia jarang mengambil arah yang sama dengan para selir Raja.
"Permaisuri," Panggil Janda Selir Liu.
Permaisuri Bai menyadari Janda Selir Liu ingin dia mengambil tanggungjawab atas keputusannya. Wanita itu berpikir, jika dia diam lagi maka selanjutnya bukan para selir Raja yang kehilangan muka tapi dirinya. Permaisuri bersuara memanggil dayang utama yang mengurusi urusan Harem.
"Dayang Utama, hukum mereka sesuai dengan aturan Harem" Perintah Permaisuri membuat semua orang membelalak kaget.
Hukuman sesuai aturan Harem, maka mereka harus masuk ke dalam penjara selama 3 malam, dihukum 10 kali pukulan lalu dikurangi porsi makanan selama 1 minggu. Aturan yang keras dibuat agar tidak ada pelanggaran. Mereka lupa, bahwa selama ini Permaisuri tidak ingin menghukum bukan tidak bisa memberi hukuman.
Istana Dayang utama harem menganggukkan kepala, dia menunduk sopan dan memerintahkan anak buahnya membawa ke 6 wanita itu meninggalkan dua wanita yang berpengaruh di Harem dan para kasim, dayang serta pelayan keduanya. Ketika mereka ingin kembali ke kediaman Janda Selir Liu, seseorang dari istana Raja datang membawa pengumuman.
Yang membuat Janda Selir Liu dan Permaisuri Bai terkejut ketika anggota keamanan istana juga ikut menemani. Mereka berpakaian lengkap dengan pedang di sisinya.
"Permaisuri, terima dekrit Raja." Sahut pengantar yang dia kenal sebagai kasim kepercayaan Raja.
Dekrit itu di buka, lalu mereka menunduk dan mendengarkan dengan seksama. Permaisuri tahu ini bukan sesuatu yang baik. Dia mulai merasa cemas setelah sisi dirinya mengingat rumor yang tersebar di luar.
"Pada malam sebelum gerhana bulan berlangsung, Keluarga Bai telah merencanakan pemberontakan,"
Permaisuri yang tadinya menunduk terkejut bukan main lalu mengangkat kepalanya. "Pemberontakan!?"
"Dekrit ini belum selesai saya bacakan Yang Mulia Permaisuri,"
"Tunggu!" Teriak Janda Selir Liu. "Apa maksudnya ini? Pemberontakan apa?"
"Saya akan melanjutkannya Yang Mulai Janda Selir Liu,"
Kasim itu melihat kedua orang yang ada di sampingnya dan melanjutkan membaca dekrit.
"Pada malam sebelum gerhana bulan berlangsung, Keluarga Bai telah merencanakan pemberontakan dengan niat melakukan kudeta terhadap tahta Raja, karenanya, seluruh Keluarga Utama Bai akan dieksekusi. Sebagai anak sulung Jenderal besar Bai An, Permaisuri dianggap bersalah. Namun, sebagai Permaisuri, dia setia dan berakhlak, karena statusnya yang agung, Permaisuri di hukum masuk ke istana dingin dan meminum racun."
Tidak bernafas. Permaisuri diam di tempatnya. Dia mendengar semua kata yang keluar dari mulut kasim. Dia jelas-jelas mendengar hukuman yang jatuh kepadanya. Tapi, bukan itu yang membuat badannya kaku, melainkan hukuman keluarga utama Bai yang menghentikan detak jantungnya. Eksekusi!?
Apa yang mereka maksud? Pemberontakan? Eksekusi!?
Setelah rasa kaku yang menjalar di sekujur tubuhnya menghilang, Permaisuri akhirnya bisa bergerak. Dia mengangkat badannya tapi ketika hampir berdiri sempurna, kakinya tidak bisa berpijak dengan semestinya, dia terjatuh ke bumi. "Tidak Mungkin, keluarga Bai selalu setia! Ada yang salah. Kasim, dimana Yang Mulia Raja. Beritahukan Yang Mulia Raja, saya ingin bertemu dengannya."
Pelayan dan Janda Selir Liu memegangi tubuh Permaisuri. Rasa terkejut yang membuat indra mereka seolah-olah tidak berfungsi. Janda Selir Liu yang ingin mengeluarkan banyak pertanyaan pada akhirnya hanya bisa memancarkan lewat matanya.
Pertanyaan Permaisuri tidak dijawab oleh Kasim. Pria paruh baya itu lalu meminta pengawal wanita yang bekerja di biro keamanan membawa Permaisuri ke istana dingin. Saat sebelum, permaisuri berpindah tangan, Janda Selir Liu menghalangi dengan tubuhnya. "Dimana rasa hormatmu! Dia masih Permaisuri!" Teriak Janda Selir Liu.
Para pengawal itu beralih melihat Kasim yang tetap memaksa membawa Permaisuri ke istana dingin dan menerima hukuman.
"Kami hanya menjalankan tugas Yang Mulia! Mohon kerjasamanya!" Katanya.
Tidak ada yang bisa menghentikan Janda Selir Liu, dia menahan Permaisuri sampai pengawal Raja bernama Jin Ran datang. "Yang Mulia Janda Selir Liu, Raja meminta bertemu dengan anda." Ucapnya.
Janda Selir Liu tidak bergerak. Seakan tahu, maksud Jin Ran yang diperintahkan agar dia tidak menghalangi pemindahan Permaisuri ke istana dingin.
Permaisuri menguatkan tumpuan dan berdiri. Dia memegang tangan Janda Selir Liu yang menggenggam erat tubuhnya. "Yang Mulia, anda harus pergi."
Awalnya, Janda Selir Liu tidak ingin melepaskan Permaisuri tapi, wanita itu memaksa. Dia mendekatkan bibirnya pada telinga Janda Selir Liu dan membisikkan beberapa kalimat. "Anda tidak perlu khawatir Yang Mulia. Saya lahir dengan kekuatan fisik dan kecerdasan yang baik. Saya perlu tahu bagaimana keadaan keluargaku." permaisuri meminta bantuan agar Janda Selir Liu melihat keadaan keluarganya jika mereka sudah sampai di istana.
────୨ৎ────
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments