Ep 2 (Revisi)

    Istana yang megah, makanan berlimpah dan pelayan yang siaga. Kehidupan layak adalah mimpi semua wanita di zaman ini. Seorang wanita duduk di depan cermin, memandang wajah anggun. Pelayan di kedua sisinya lihai memoles wajah dengan bahan-bahan alami berwarna-warni dan yang lainnya, sibuk merangkai rambut dengan perhiasan-perhiasan emas, lengkap dan mahal. Pakaian yang dia pakai selalu baru, lembut dan berkilau. Kemanapun di berjalan semua orang menunduk sopan dan ramah. Posisi yang diidam-idamkan banyak wanita. Tapi, wanita yang sedang melihat cermin itu berwajah datar, tidak tersenyum, tidak bahagia, tapi juga tidak mengeluh. Dia hanya diam, sampai proses selesai.

    Diamnya bukan karena marah tapi pikiran wanita itu sedang kalut, memikirkan keluarga yang jauh berada di barak. Setelah mendengar berita angin tentang Jenderal saat mengunjungi istana Selir Janda Liu, menjadi khawatir. Berita angin  terus menyebar hingga seorang pelayan tempat cuci leluasa bergosip tentang dirinya dan keluarganya. Permaisuri terkenal baik, dia jarang mencampuri urusan istana dalam, apalagi menghukum para pelayan. Tapi kali ini rasanya ada yang mengganjal, akhirnya dia memberi hukuman dengan cambukan rotan di betis, tidak keras, tidak lembut. Itu pelajaran.

     Dari belakang, seseorang wanita berpakaian Dayang berbicara dengan lembut kepada Permaisuri. "Yang Mulia, apa saya perlu memanggil tabib istana?" Dayang itu bernama Dayang Utama Lan, merupakan kepala Pelayan di istana Róngyù.

    Wanita yang di panggil dengan panggilan kehormatan itu menggelengkan kepalanya pelan. Dia menutup matanya sekilas lalu mengangkat tangannya, Ahyun sigap memegang tangan Permaisuri dan menuntun keluar dari istana menuju istana Janda Selir Kerajaan Liu. Aturan, tidak! Suatu ajaran yang tidak boleh di lupakan──menghormati orang yang lebih tua, sesekali mengunjunginya dan mengajaknya berbicara. Salah satu hal yang selalu dia lakukan sebagai ibu negara Kerajaan Han.

     Meski hatinya tidak tenang, dia tetap bersikeras menemui Janda Selir Kerajaan Liu. Mungkin dengan melakukan banyak hal, pikiran-pikiran negatif akan lenyap. Langkahnya ringan, di temani banyak dayang berjejer di belakang. Saat bertemu dengan selir-selir Raja atau orang-orang yang bekerja di istana, mereka menunduk sembari menyapa sopan. Permaisuri membalas dengan mengangguk lalu tersenyum kecil.

     Berbicara tentang selir-selir Raja yang berjumlah 6 orang dari berbagai latar belakang, mereka semua tinggal di istana Timur. Istana Timur, diperuntukkan untuk para Selir Raja yang belum diberikan pernikahan resmi. Jika kelak Raja memberikan gelar, maka tempat tinggal mereka juga akan berganti. Bisa di katakan bahwa mereka tidak punya kuasa apapun. Meski begitu, masih banyak yang tidak mengetahui aturan dan melakukan pelanggaran untuk mencari perhatian Raja.

     Permaisuri juga mendengar bahwa salah satu dari mereka berbohong soal kehamilan. Berpikir sangat keras, bagaimana mungkin? Pada akhirnya, selir itu dinyatakan mengalami depresi. Penyebabnya tidak lain karena keluarga yang terus menekan agar dia memiliki seorang anak laki-laki dari Raja. Tekanan itu membesar, sehingga menimbulkan delusi yang parah. Dalam Harem, anak laki-laki  bisa meningkatkan status dia dan keluarga. Tapi apalah daya, Raja tidak pernah mengunjunginya. Tidak, bukan hanya dia tapi semua selir. Permaisuri Raja merasa simpati terhadap wanita itu. Walaupun tidak pernah merasakan tekanan yang sama, dia tahu betul beratnya hidup di dalam istana, apalagi tidak memiliki kekuatan yang cukup.

     Keluarga Permaisuri terpandang dan terhormat, dengan banyak privilege tidak juga membuat Raja luluh. Rasa simpati yang dia berikan kepada selir itupun menjadi asap hitam. Mereka semua sama, tidak pernah bisa membuat Raja datang dengan mudah. Peraturan Harem yang ketat mengharuskan semua wanita Raja berperilaku terhormat. Jika Permaisuri hanya melihat satu sisi saja, maka semua wanita di dalam Harem bisa terkena hukuman. Sebisa mungkin, dia menahan diri untuk tidak ikut campur. Permaisuri berusaha memahami perasaan tergesa-gesa itu. Walaupun pada akhirnya mereka akan mendapatkan hukuman dari Janda Selir Kerajaan Liu.

     "Yang Mulia Permaisuri!" Ucap seseorang dari belakang.

    Permaisuri berbalik dan menemukan Lord Xuhuan berdiri bersama pengawal pribadinya.

    "Yang Mulia Lord Xuhuan, anda juga mengunjungi Janda Selir Liu?" Sopan Permaisuri.

    Lord Xuhuan tersenyum. "Bagaimana kabar anda Yang Mulia? Sudah lama sejak saya melihat anda keluar dari istana Róngyù."

    Permaisuri tersenyum kecil. "Seperti yang anda lihat, semua baik-baik saja." Balasnya ramah.

    Pria itu mengangguk pelan. "Tabib Long terampil, anda bisa memberitahunya jika memerlukan pemeriksaan kesehatan."

    Meski tidak menunjukkan ekspresi di depan keduanya, para Dayang itu saling lirik dalam posisi kepala tertunduk. Permaisuri sempat melirik mereka lalu tersenyum sopan kepada Lord Xuhuan. "Saya mendengar kehebatan Murid Tabib Lu. Tapi anda tidak perlu khawatir, Tabib istana sangat terampil." Jawaban Permaisuri membuat Lord Xuhuan menaikkan sudut bibirnya sebelah, lalu mengangguk.

    "Tentu mereka terampil." Kata Lord Xuhuan.

     Permaisuri menarik kelapanya menunduk sedikit. "Saya tidak mengganggu perjalanan anda."

    Sebelum Lord Xuhuan pergi, sekilas matanya melirik rombongan Permaisuri. Dia menjadi perbincangan lagi. Meski tidak terang-terangan.

    Dayang Lan mempersilakan Permaisuri Raja berjalan. Dari sana, mereka bisa melihat atap bangunan istana Janda Kerajaan Selir Liu. Saat mereka mendekat, Permaisuri bisa mendengar para pekerja yang sedang sibuk di depan pintu istana Janda Selir Liu. Selama perjalanan singkat itu, Permaisuri memikirkan Pertemuan antara dirinya dan Lord Xuhuan, selalu menjadi pembicaraan hangat. Dia berusaha tidak memperdulikan pandang orang, berusaha untuk bersikap bisa saja. Namun, sekali lagi, apa daya indranya masih berfungsi dengan baik.

    Banyak sekali rumor tentang mereka berdua yang tersebar di dalam istana. Yang mengkhawatirkan Permaisuri bukan dirinya tapi status tinggi Lord Xuhuan. Pria itu adalah Paman Kerajaan, penasihat Raja, seorang bangsawan keturunan Raja yang diberikan gelar terhormat bisa terkena imbas dari rumor tidak berdasar.

    "Aku baru saja akan menemuimu!" Sahut Janda Selir Liu menghampiri Permaisuri Bai.

    Permaisuri Bai tersenyum. "Udaranya sangat dingin Yang Mulia, anda bisa terkena flu," Permaisuri memanggil Dayang Janda Selir Liu. Dia mengambil tangan Janda Selir Liu lalu membawanya ke dalam istana.

    Janda Selir Liu tertawa kecil menanggapi omelan kecil Permaisuri. "Lord Xuhuan membawa oleh-oleh dari gunung Kun. Aku baru saja memindahkannya ke dalam Pot," Sembari menunjuk tanaman dengan bunga-bunga berwarna merah menyala. "Itu sangat cantik, kau bisa menanamnya di halaman istana Róngyù."

    Permaisuri Bai lagi-lagi hanya bisa tersenyum, tidak bisa menolak. "Terima kasih Yang Mulia." Ucapnya.

    Semua orang di istana pasti mengetahui bahwa bunga itu pemberian dari Lord Xuhuan, jika Permaisuri mengambilnya dan menanam bunga di halaman istana Róngyù, semua orang melihat dan membicarakannya. Satu sisi, dia tidak bisa menolak pemberian Janda Selir Liu.

    Mereka duduk saling berdampingan. Janda Selir Liu memberikan piring berisi kue bulan yang baru dia buat. "Cobalah, Yang Mulia Raja sangat menyukainya." Kata dia bangga.

    Permaisuri Bai mengambil satu potong kue bulan berwarna ungu lalu mencobanya sedikit demi sedikit. Ekspektasinya selalu tinggi, kue buatan Janda Selir Liu selalu enak.

    Mengangguk lalu tersenyum. "Selalu enak."

    Yang Mulia Raja orang yang pemilih, jika dia menyukai makanan tersebut, maka makanan itu pastilah enak. Permaisuri Bai mendengar dari bagian dapur istana, selalu ada koki yang di pecat karena tidak memenuhi standar lidah Raja.

    "Bersiaplah malam ini, aku meminta Raja datang ke istana Permaisuri." Kata Selir Liu membuat Permaisuri Bai tersedak.

    Mengatur nafasnya setelah meneguk air putih. Apa yang baru saja dia dengar?

    Bai Mengyan memeriksa pendengarannya. "Anda meminta Yang Mulia Raja datang ke istanaku?"

    Janda Selir Liu mengangguk. "Benar, Yang Mulia Raja setuju, dia bilang akan menemui Permaisuri."

     Tidak Mungkin!!

────୨ৎ────

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!