Bahaya datang

   Hari ini tiba saatnya Keisha melakukan cek kandungan. Keisha mengenakan dress warna hijau toska selutut dengan rambutnya yang dikuncir kuda. Seperti biasa ia selalu terlihat manis, apapun pakaiannya. Apalagi tubuhnya sekarang terlihat lebih berisi, pipinya mulai chubby membuat Leon gemas.

   Leon mendaftarkan Keisha secara online, baru datang langsung dipanggil di poli kandungan.

"Nyonya Keisha Maharani", panggil dokter spesialis kandungan dengan nametag Cristy.

"Silakan berbaring", kata dokter Cristy. Keisha menurut, lalu dibuka bagian bawahnya dioleskannya gel yang terasa dingin.

  Dokter Cristy menjalankan stik diatas perut Keisha yang membuncit, sedangkan Leon menatap layar monitor.

" Usia kandungannya sudah 17 Minggu ya, bayinya sehat, sudah terlihat jenis kelaminnya, yang satu laki-laki yang satunya perempuan", jelas dokter Cristy.

  Leon merasa terharu, senang melihat kedua calon buah hatinya dalam keadaan sehat.

"Tatap jaga pola makan ya yang bergizi dan minum vitamin agar bayinya berkembang dengan sehat", kata dokter Cristy.

"Baik Dok", jawab Keisha senang.

   Keisha dan Leon keluar dari rumah sakit masuk menaiki mobil.

"Kita belanja dulu", kata Leon.

"Belanja? Bukankah masih banyak stok di kulkas?", tanya Keisha mengangkat sebelah alisnya.

"Belanja peralatan bayi", kata Leon.

"Bukankah masih lama?", tanya Keisha mengangkat sebelah alisnya.

"Persiapkan dari sekarang saja biar keperluan si kembar lengkap", kata Leon. Keisha menurut saja.

   Leon melajukkan mobilnya menuju toko perlengkapan bayi. Leon turun terlebih dahulu lalu membukakan pintu untuk Keisha. Keisha turun dari mobil sambil memegangi pinggangnya.

  sampai di toko perlengkapan bayi Keisha melihat ke arah Leon memberi isyarat apa dulu yang mau dipilih.

"Kita mulai dari baju bayi", kata Leon. Keisha menganggukkan kepalanya.

"Pelayan berikan kami baju bayi baru lahir yang terbaik", kata Leon.

  Pelayan wanita berusia paruh baya mengambilkan baju bayi new born laki-laki dan perempuan beserta baju hangatnya. Untuk bayi laki-lakinya Keisha memilih warna biru, sedangkan untuk bayi perempuannya ia memilih warna pink.

  Selanjutnya Leon mengajak Keisha untuk memilih stroller bayi.

"Kamu mau yang mana?", tanya Leon.

"Yang ini saja isinya ada dua lebih praktis", kata Keisha.

"Oke. Kita ambil", kata Leon.

"Apalagi?", tanya Leon.

"Sudah ini dulu", kata Keisha.

"Box bayi. Nanti kita mendekor kamar khusus bayi", kata Leon.

"Mereka akan tidur sendiri?", tanya Keisha.

"Ya. Nantinya ... ", kata Leon.

  Setelah berbelanja keperluan bayi Leon mengajak Keisha pulang ke Mension.

  Sesampainya di Mension Leon tidak henti-hentinya mengajak bicara bayinya yang masih di dalam perut Keisha.

Duk

  Sebuah tendangan halus terasa di tangannya, bak anak kecil Leon terlonjak kegirangan.

"lihat, dia merespon!", seru Leon.

Drrt ... Drrt ... Drrt...

  Ponsel Leon bergetar. Pesan masuk dari asistennya yang mengatakan ada meeting dengan investor besar.

"Honey ada urusan di kantor. Ada investor besar untuk proyek besarku", kata Leon.

"Ya sudah kau kesana saja", kata Keisha .

"Tapi kau bagaimana?", tanya Leon khawatir.

"Aku akan baik-baik saja. Disini ada banyak pelayan dan pengawal", kata Keisha mengenangkan.

"Ya sudah. Ini ponsel baru untukmu. Kalau ada apa-apa hubungi aku, disitu sudah ada nomorku", kata Leon. Ia mengajarkan Keisha cara menggunakan ponselnya yang terlihat mahal.

Drrt ... Drrt ...

  Ponsel Keisha bergetar dengan nama kontak "Suami Tampanku". Keisha mengangkat alisnya sebelah. Leon terkekeh.

"Ya sudah aku berangkat dulu. Aku akan memerintahkan para pengawal untuk memperketat keamanan Mension. Kau jangan kemana-mana ya. Di rumah saja", kata Leon mengecup kening Keisha.

"Kalau aku bosan bagaimana?", kata Keisha . Memangnya ia burung yang terus dikurung.

"Kau bisa berjalan-jalan berkeliling Mension, atau boleh keluar tapi tetap ada pengawal yang menjagamu. Mungkin baku akan pulang telat", kata Leon mengecup perutnya dan berakhir dengan ciuman di bibirnya.

"Ini untukmu. Pakai saja sesukamu", kata Leon memberikan sebuah kartu hitam.

"Hati-hati", kata Keisha.

   Leon menganggukan kepalanya lalu melangkah keluar.

  Sepeninggal Leon Keisha menghabiskan waktunya di depan televisi selama berjam-jam. Ia merasa bosan. Tiba-tiba saja pikirannya tertutuju pada pizza di samping mensionya. Keisha memakai cardigan warna hitam.

"Aku ingin makan di sana", kata Keisha.

  Keisha melangkahkan keluar kamarnya menuruni anak tangga sambil memegangi perutnya.

"Nyonya mau kemana?", tanya Lucy.

"Aku mau keluar sebentar. Aku ingin makan pizza", kata Keisha.

"Aku saja yang beli Nyonya dirumah saja", kata Lucy.

"Tidak. Aku ingin makan disana."

"Baiklah. Biar David yang akan mengantarmu", kata Lucy.

"Tidak perlu. Tidak akan terjadi apa-apa, aku hanya ke samping Mension. Tidak perlu khawatir ", kata Keisha. Ia tidak leluasa jika mkan didampingi pengawal.

"Tapi Nyonya kalau terjadi apa-apa denganmu kami yang akan disalahkan Tuan Leon", kata Lucy.

"Don't worry. Aku hanya sebentar saja", kata Keisha.

  Keisha melangkahkan kakinya keluar dari gerbang Mension. Ia sudah membayangkan memakan pizza dengan menu yang berlimpah. Hari ini moodnya sedang bagus, tanpa Keisha sadari seorang pria berjubah hitam mengikutinya dari belakang.

  Keisha memutar tubuhnya merasa ada yang mengikutinya. Namun setelah ditengok tak ada siapapun, Keisha mempercepat langkahnya.

   Sampailah di kedai pizza yang hanya berjarak 2 rumah dari mensionya. Seorang pelayan menghampiri Keisha yang baru saja mendapatkan bokongnya di kursi.

"Mau pesan apa nona?", tanya seorang pelayan pria. Ia tahu tamunya adalah istri dari tuan Leon.

"benar-benar cantik. Mirip Bae Suzy artis asal Korea Selatan", gumam pelayan tersebut.

"Aku pesan satu pizza dong keju yang banyak ", kata Keisha yang tidak sadar dipandangi pelayan tersebut.

"Eh ... Iya. Pizza keju ya?", kata pelayan pria itu dengan terkejut.

"Iya", kata Keisha.

  Pelayan pria itu pergi meninggalkan Keisha membuatkan pesanannya.

Setelah lima belas menit akhirnya pesanannya Keisha tiba. Keisha makan dengan lahap sampai belepotan.

"Ini benar-benar pizza paling enak yang pernah kumakan", gumam Keisha mengusap perutnya setelah merasa kenyang.

Keisha bangkit berdiri menuju kasir lalu menyerahkan kartu hitamnya.

"Oh iya tambah 5 bungkus ya", kata Keisha. rencananya untuk di makan di mensionya beserta para pelayannya.

Setelah membawa lima tumpuk pizza Keisha melangkah keluar pulang ke mensionnya namun baru beberapa langkah seorang pria dengan pakaian jubah hitam, wajah yang ditutup topeng datang menghadangnya.

Pria itu membekap Keisha membawanya ke mobil pergi ke sebuah gudang yang sepi. Keisha benar-benar merasa takut.

Pria itu mengeluarkan pisau lipat dari samping jubahnya.

"Si ... Siapa kau? Jangan sentuh aku!", teriak Keisha.

"To ... Akh!", belum sempat Keisha berteriak minta tolong pisau lipat itu menggores lehernya membuat darah segarnya keluar. Air mata Keisha keluar membasahi pipinya, kedua tangannya diikat ke belakang. Sialnya Keisha lupa tidak membawa ponsel .

"Sebaiknya langsung kubunuh saja", kata pria itu. Keisha menggelengkan kepalanya.

Jleb

"Aakh!", ujung pisau itu sedikit menancap perutnya.

Bugh

sebuah benda dipukulkan kepada pria itu, membuat pria bertopeng itu pingsan.

. Wanita berjaket hitam itu membuka ikatan Tanga Keisha lalu membawanya ke mobil.

"Ayo masuk kita pergi dari sini", kata wanita itu.

Terpopuler

Comments

Mrs.Riozelino Fernandez

Mrs.Riozelino Fernandez

maaf kk Thor...
penggunaan kata mu kurang tepat untuk panggilan boss atau atasan kita...
lebih baik akan menjaga nyonya🙏

2025-04-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!