Dua bulan sudah Keisha tinggal di Mension baru, kini perutnya terlihat membuncit. Keisha berdiri di depan cermin hanya mengenakan bra dan celana dalam.
Leon memeluk Keisha dari belakang mengelus perut Keisha. Keisha memejamkan matanya.
"Lusa kita cek kandungan lagi nengok si Dede", kata Leon.
Keisha menganggukkan kepalanya, ia bersandar pada dada bidang Leon.
"Melihatmu seperti ini aku ingin memakanmu", kata Leon mencium bahu mulus Keisha mulai mencumbunya.
"Ahh", Keisha melenguh menikmati setiap sentuhan Leon.
Seperti malam-malam sebelumnya Keisha dan Leon tenggelam dalam malam panjang yang penuh dengan desahan
pagi hari tiba, Leon telah rapi dengan stelan kerjanya. Keisha terlihat menawan dengan dress biru langit dan rambutnya yang di gelung rapi.
"Aku berangkat kerja dulu ya", ucap Leon mencium bibir Keisha dan mencium perut Keisha.
"Daddy berangkat kerja dulu ya. Kalian jangan nyusahin Mommy", kata Leon diakhiri dengan usapan kecil.
Leon berangkat dengan mobil hitamnya dengan Galang yang menyetirnya. Keisha masuk ke dalam rumah. baru saja kakinya menaiki tangga menuju kamarnya terdengar langkah kaki yang tegas.
"Oh ternyata disini si jalang disembunyikan?", kata Margareth dengan senyum sinisnya.
Keisha menghentikan langkahnya, tangannya mengepal erat. Ia memutarkan tubuhnya bersiap menghadapi nenek Leon. Kali ini ia tak mau terlihat lemah.
"Dan si jalang ini yang dipilih cucumu", kata Keisha tersenyum miring.
"Oh sudah berani menjawab rupanya ", kata Margareth mendekati Keisha.
"Jangan-jangan bayi yang ada di dalam kandunganmu bukan benih Leon. Kau kan jalang banyak pria yang menidurimu", kata Margareth.
Mata Keisha membuka lebar, pandanganya tajam menatap Margareth.
"Kenapa menatapku seperti itu?. Aku tidak mau berbasa-basi denganmu. Tinggalkan cucuku sekarang juga", kata Margareth tangannya dilipat didepan dada.
"Kalau aku sudah meninggalkan Leon tapi Leon tetap memilihku aku bisa apa selain tetap bertahan dengannya", jawab Keisha dengan diselingi tertawa.
"Berapa uang yang kamu minta? Katakan! Aku akan memberikannya asal kau pergi jauh dari kehidupan Leon. Sudah ada Catrine yang akan menggantikan posisimu", kata Margareth.
"Tapi aku tak yakin Leon akan berpaling dariku", kata Keisha sedikit menyombongkan diri tak masalah. Tak sia-sia ia belajar bahasa Inggris selama berada di Mension Leon yang ternyata terdapat perpustakaan.
"Sombong sekali!", kata Margareth dengan raut marah.
"Sudahlah nek, nenek kan sudah tuaq sebaiknya istirahat saja di rumah. Akupun mau istirahat", kata Keisha menaiki tangga menuju kamarnya, tak dihiraukannya umpatan Margareth.
Setelah sampai lantai atas Keisha memerintahkan bodyguard untuk membawa Margareth pergi.
"David tolong bawa nenek Margareth keluar aku mau istirahat!", seru Keisha.
"Baik Nyonya ", David dan bodyguard satunya lagi menyeret Margareth.
"Kurangajar, berani-beraninya kau ya!"
"Awas saja akan kukatakan kepada Leon!"
"Dasar jalang sialan!"
"Lepaskan aku! Aku bisa jalan sendiri!"
Keisha menghela nafasnya. Berdebat dengan Margareth benar-benar menguras emosi.
Keisha masuk kedalam kamarnya lalu duduk di atas ranjang dengan kepalanya yang bersandar di kepala ranjang.
Keisha berusaha mengatur emosinya, ia masih merasa kesal. Setelah menikah dengan Leon neneknya tidak berhenti menganggu rumah tangganya.
Air mata dikedua sudut matanya mulai mengalir tanpa diminta. Hatinya sakit dengan umpatan Margareth. Walaupun tadi ia bisa dengan berani berdebat dengan Margareth, tapi ia tidak bisa menyembunyikan rasa sedihnya. Dielusnya perutnya yang mulai membuncit.
Setelah puas menangis, Keisha menangis hingga tertidur.
Leon pulang ke mensionnya langsung menuju kamarnya. Dilihatnya Keisha yang tidur sambil meringkuk memeluk guling. Matanya terlihat sembab seperti habis menangis.
Leon menyibak anak rambut Keisha yang menutupi wajahnya. Leon mencondongkan tubuhnya.
Cup
Leon mencium kening Keisha.
"Eunghh", Keisha menggeliat lalu membuka matanya.
"Kau sudah pulang?", tanya Keisha lirih.
Keisha bangun dari tidurnya, berdiri membukakan jas suaminya.
Leon menghentikan tangan Keisha, mengangkat dagunya.
"Apa ada masalah?", Keisha merasa bimbang ia harus bercerita tentang kedatangan Margareth atau tidak. Namun mengingat ancaman Margareth yang akan mengadukanya kepada Leon sepertinya ia harus mengatakannya.
Leon melihat Keisha yang diam saja mengernyitkan keningnya. Leon mengajak Keisha duduk di sofa lalu mengambilkan segelas air putih.
"Apa yang mengganggu pikiranmu hem?", tanya Leon setelah Keisha meminum air putih.
Keisha menarik nafasnya panjang lalu menghembuskannya pelan.
"Tadi nenek datang kesini", kata Keisha menatap ekspresi Leon.
"Apa nenek mengatakan yang membuatmu tersinggung atau mengancammu?", tanya Leon.
"Nenek memintaku untuk meninggalkanmu. Catrine akan menggantikanku menjadi istrimu ", kata Keisha dengan wajah murung.
Keisha ingin terbuka dengan suaminya. Hanya Leon satu-satunya harapanya.
Leon menghela nafasnya kasar. giginya bergemlatuk, mengingat Margareth selalu menghina Keisha bahkan di momen pernikahannya.
"Sudah jangan dipikirkan", Leon memeluk Keisha.
"Kau adalah istriku satu-satunya. Tidak ada yang akan menggantikanmu. Kita saling mencintai, jangan takut dengan ancaman nenek. Biar aku yang mengurusnya", kata Leon mencium kening Keisha. Keisha menganggukkan kepalaku.
"Sekarang kita makan malam dulu", Leon mengajak Keisha makan di ruang makan. Disana sudah tersaji sup ayam dan perkedel tahu. Makannya kesukaan Keisha kemarin ia mengatakannya kepada Lucy.
Keesokkan harinya Leon mengunjungi mension keluarga Smith. Margareth menyambutnya dengan suka cita
"Akhirnya kau pulang juga setelah beberapa bulan tidak pernah kesini", kata Margareth sambil mengunyah sandwichnya.
"Aku kemarin ke mensionmu", kata Margareth namun tak ada sahutan dari Leon.
"Istrimu itu sangat kurangajar. Masa nenek diusir pulang, kalau Catrine yang jadi istrimu pasti tidak begitu", kata Margareth.
"Kurangajar bagaimana? Berani sekali gadis murahan melakukan itu padamu?. Apa tidak pernah diajari sopan santun?", kata Joseph.
"Bukanya nenek disuruh masuk malah disuruh pulang. Menantu macam apa itu?", kat Margareth sinis.
"Keisha mengusir nenek pasti ada sebabnya ", kata Leon.
"Nenek cuma ingin menjenguk mu tapi apa yang nenek dapatkan?. Kata-kata yang kasar! Bisa-bisanya kau menikahi gadis seperti itu. Tidak ada sopan-sopanya", kata Margareth memulai playing victim.
"Berhenti mengusik pernikahanku nek. Kalau kalian tidak suka dengan Keisha tak usaha datang. Kalau terjadi apa-apa dengan kandungan Keisha aku tidak akan tinggal diam", kata Leon menggertakan giginya.
"Kau membela gadis murahan itu?", tanya Margareth.
"Kau sudah dibutakan cinta yang salah", kata Margareth lagi.
"Lebih baik kalian bercerai saja, lalu mau menikah dengan Catrine ", kata Joseph.
Leon tak menggubris ucapan kakeknya, ia bangkit berdiri hendak pergi dari Mension keluarganya.
"Bagaimana kalau anak yang dikandungnya Keisha bukan anakmu?. Dia kan jalang mau-maunya kau bertanggungjawab", kata Margareth.
Brakk
Leon menggebrak meja makan membuat Joseph dan Margareth kaget.
"Kalaupun bayi itu bukan anak Leon. Leon akan tetap bertanggung jawab. Berhenti mengina istriku!", kata Leon. pergi meninggalkan kediaman keluarganya.
Margareth merasa kesal dengan perlakuan Leon yang sudah tidak menghormatinya lagi. Margareth mengambil ponselnya menghubungi orang suruhannya.
"Halo, bunuh perempuan itu. Aku sudah mengirimkan fotonya. Jangan sampai gagal!. Aku akan memberikan bayaran yang mahal untukmu"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments