Bibir yang candu

   Keisha berangkat kerja dengan hati tenang, tak seperti hari-hari sebelumnya. Keisha membereskan pentry dan bersiap untuk pulang ke rumah, Anggi mendekati Keisha.

"Keisha, kamu jangan pulang dulu ya", kata Anggi. Keisha mengernyitkan dahinya.

"kenapa memang?"

"Aku mau traktir kamu makan", kata Anggi penuh semangat.

"Memangnya kamu punya uang?", tanya Keisha yang mengerti kondisi keuangan Anggi hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya yang banyak.

"Tenang saja. Aku dapat bonus tadi dari pak Teguh", ucap Anggi.

Keisha menutup mulutnya, " Kamu jadi ani-aninya pak Teguh ya?"

"Sembarangan, aku habis menemaninya berkencan dengan pacar barunya", kata Anggi

 "pak Teguh kan sudah punya istri", kata Keisha berbisik.

"Sst ... Jangan keras-keras nanti ada yang dengar", kata Anggi sambil menempelkan jari telunjuk di bibirnya.

  pulang bekerja Anggi mengajak Keisha makan di cafe langgan mereka. Anggi memesankan 2 gelas milkshake, 2 hamburger dan kentang goreng.

"Kalau disuruh menamani kencan mau lagi aku. Lumayan dapat uang tip", ujar Anggi.

"Mending kencan sama pacar sendiri", kata Keisha.

"Aku lagi belum mikirin pacaran", kata Anggi menikmati milkshakenya.

"Gara-gara di sakiti pacar ya... ", ujar Keisha.

Anggi menganggukkan kepalanya, "Kamu juga belum punya pacar."

"Aku sedang menikmati masa mudaku", kata Keisha tersenyum lebar.

"Gayanya...", cibir Anggi.

    Anggi tahu sedikit tentang kehidupan Keisha . Dibedakan dengan anak kandungnya, selalu dimarahi setiap membuat kesalahan sekecil apapun.

   Setelah puas bercanda ria mereka pulang ke rumah masing-masing. Keisha mampir sebentar ke ATM. Matanya terkejut.

"Apa mataku salah lihat ya?", berulangkali Keisha memasukkan kartu ATM ke mesin. Hasilnya nihil tak ada serupiahpun yang dapat ditarik. Hanya saldo yang harus ditinggalkan.

"Kemarin saja aku cek masih ada 50 juta", gumam Keisha. Uang yang selama bekerja ditabung hilang seketika.

   Keisha mengambil ponselnya di tas.

"Astaga, ponselku tertinggal di rumah", guamam Keisha menepuk jidatnya.

   Tak ada gunanya terus berdiri di depan ATM Keisha memutuskan pulang. Uang di tasnya tinggal 200 ribu.

"Aku harus hemat", gumam Keisha menghela nafasnya.

  Keisha melangkahkan kakinya hendak menunggu bus, namun sebuah mobil mewah berhenti didepannya.

"Mau pulang? Ayo kuantar", kata seorang pria yang suaranya Keisha kenal. Leon membukakan pintu belakang.

"Tidak. Terimakasih", tolak Keisha.

   Setelah menunggu hingga setengah jam tak ada bus yang lewat. Tiba-tiba sebuah bayangan putih melayang membuat bulu kuduk Keisha merinding. Tanpa aba-aba Keisha bergegas masuk ke dalam mobil.

"Tadi menolak", guamam Leon.

   Leon menatap Keisha yang duduk di sebelahnya. Menatap setiap inci tubuhnya yang sudah pernah dilihatnya. Keisha yang sadar dengan lirikan Leon menatapnya tajam.

"Aku turun saja", kata Keisha hendak membuka pintu mobil.

"Bukankah kau sudah lihat tak ada bus yang lewat? Galang antarkan gadis ini pulang" Kya Leon.

"Baik tuan."

  Galang melajukan mobilnya menuju rumah Keisha. Tanpa Keisha arahkan mobil Leon berhenti tepat di depan rumahnya.

Keisha menaikan sebelah alisnya, "Darimana kau tahu tempat tinggalku? Kau menguntitku ya?"

"Tentu saja aku tahu. Aku bertanya kepada pak Wibowo", bohong Leon.

   Keisha membuka pintu mobil hendak turun dari mobil Leon.

"Kau tidak mengucapkan terimakasih padaku?", tanya Leon.

"Terimakasih", ucap Keisha singkat.

"Begitu caramu berterimakasih?", tanya Leon.

   Keisha bingung harus berbuat apa. Ia merogoh selembar uang seratus ribuan lalu memberikannya kepada Leon.

"Simpan saja uangmu. Aku bisa memberikanmu lebih jika kita melakukannya lagi", goda Leon.

   Leon mencium bibir Keisha lalu menarik tengkuknya memberikan sedikit lumatan hingga 5 detik ciuman pun terlepas.

Plak

Keisha menapar pipi Leon dengan nafas memburu, terlihat seksi Dimata Leon. Ia memegangi pipinya lalu tersenyum miring.

"Wow! Galak tapi seksi", kata Leon. Wajah keisha merah padam. Sedang marah malah digoda.

"Dasar pria kurangajar", Keisha kesal lalu membuka pintu mobil, menutupnya dengan kasar.

Brak.

   Keisha merasa kesal lalu menghentakkan kakinya, menggosok-gosokan bibirnya yang tadi dicium asal.

"Jangan mentang-mentang orang kaya. Seenaknya saja melecehkan!", bentak Keisha yang masih terdengar makiannya oleh Leon.

   Keisha masuk kedalam rumahnya dengan perasaan marah. Ia masuk ke dalam kamarnya mencari ponselnya yang tergeletak di atas meja.

   Terdapat notifikasi rekeningnya berhasil mengirim saldo sebesar 30 juta ke rekening ibunya. Keisha merasa marah dengan seenaknya mengambil uangnya.

"Ibu mengambil uangku tanpa membicarakan dulu?", tanya Keisha melihat Reni yang tengah duduk santai menikmati teh hangatnya.

"Iya. Harusnya kamu senang rumah ini tidak jadi di segel. Masih untung kamu bisa tinggal di rumah ini", kata Reni cuek.

" tapi kenapa ibu tidak bilang dulu," kata Keisha masih kesal.

"Halah ... Kelamaan nanti keburu rumahnya di segel.

"Tadi ibu pinjam 3 juta ke rentenir buat shopping nanti kamu yang bayar ya", kata Reni. Ia tidak mu ketinggalan fashion dengan teman sosialitanya.

"Aku tidak mau", kata Keisha masuk ke dalam kamarnya.

   Keisha masuk ke dalam kamarnya. Uang yang susah payah ia kumpulkan diambil tanpa sepengetahuannya. Belum lagi hutang 3 juta.

"Hah", Keisha menghembuskan nafasnya kasar.

   Leon merebahkan tubuhnya di atas ranjangnya. Ia merasa senang dapat merasakan kembali bibir Keisha yang terasa manis.

" Sepertinya aku sudah kecanduan dengan bibirnya", gumam Leon terkekeh.

"Besok kita bertemu lagi honey."

  Namun harapan Leon pupus, tak dapat bertemu Keisha lagi dikarenakan ia harus ke London menemui kakeknya yang sedang sakit serta perusahaan disana yang sedang dalam masalah.

"kita harus menunda bertemu honey."

   Leon menghubungi Galang untuk bersiap terbang ke London.

"Halo."

"Galang, besok kita terbang ke London, katakan pada Zidan untuk memantau gadis itu selama kita di London."

"Baik tuan."

   Perusahaan di Indonesia sementara Zidan yang memegang karena Leon harus ke London.

  keesokan harinya Leon sampai di London. Ia datang ke mension keluarganya bersama Galang.

"Kau pulang, nak. Apa kabarmu?", tanya Eliza mommy Leon.

"Kabarku baik Mom. Dimana kakek?" , tanya Leon.

"Ada di kamarnya. kakek selalu menanyakanmu."

   Leon datang melamar kakeknya yang sedang berbaring dengan selimut yang menutupinya sebatas dada.

"Kakek sakit?", tanya Leon memegang tangannya yang sudah berkeriput.

"Seperti yang kau lihat", kata Joseph kakek Leon.

"Mungkin umur kakek sudah tidak lama lagi", kata Joseph lirih.

"Jangan bilang begitu. Kakek pasti sembuh dan akan bermain dengan cicit kakek", kata Leon menenangkan. Joseph tersenyum.

"Kau akan segera menikah?", tanya Joseph.

"Mungkin."

"cepatlah menikah mumpung kakek masih hidup."

   Di meja makan semua anggota berkumpul bahkan Galang yang bukan kelurganya sudah dianggap seperti keluarga.

"Leon apa benar kau akan segera menikah?", tanya Eliza senang.

"Bukan aku. Galang yang akan menikah", kata Leon.

Uhuk

   Galang tersedak lalu mengambil minumnya. Ia tersenyum.

"Waah ternyata diam-diam kau sudah punya pacar", puji Eliza. Galang yang tidak tahu apa-apa di masukkan ke topik pembicaraan. padahal majikannya tahu kalau ia sedang jomblo.

"Ajarin majikanmu itu Galang bagaimana caranya agar punya pacar."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!