"Siapa namamu nona?", tanya Leon.
"Keisha.", jawab Keisha
Leon menggendongnya seperti koala, memegangi kedua pahanya tanpa melepaskan ciumannya menuju kamar yang sudah dibookingnya.
Membuka kamarnya perlahan lalu mengunci pintunya, menidurkan gadis itu ke ranjangnya perlahan, lalu menatapnya sejenak.
Terlihat gadis itu menggeliatkan tubuhnya.
"Tolong... Aku... panas.", rintih gadis itu membuat Leon mengernyitkan dahinya.
Tanpa sengaja Keisha membuka bagian bawah dressnya.
"Awh...sakit."
"Oh shit!", Leon menggeram.
"Ternyata gadis itu sedang dalam pengaruh obat.", Leon tak melewatkan kesempatan itu.
"Sedikit bersenang-senang tak masalah bukan?", ujar Leon tersenyum miring. Melupakan rasa kesalnya taas pengkhianatan Jesica mantan kekasihnya yang lebih memilih tidur dengan rekan bisnisnya.
Sret
Dengan sekali tarikan Leon berhasil merobek dress gadis itu. Leon terpesona dengan keindahan tubuh gadis itu. Dengan kelembutan meniduri gadis itu, saat tahu gadis itu masih perawan Leon bersemangat hingga berkali-kali melakukan pelepasan tanpa pengaman.
Keisha yang sedang dalam pengaruh obat perangsang tak dapat berpikir jernih. Ia hanya ingin hasrat yang bergejolak segera reda.
Mentari pagi masuk ke celah gorden membuat Keisha terbangun dari tidurnya. Kepalanya berdenyut nyeri.
Drrt...drrt...drrt..
Terdengar suara ponsel bergetar. Leon terbangun dari tidurnya lalu mengangkat panggilan dari asistennya.
"Halo tuan, Pak Wibowo ingin membicarakan sesuatu dengan anda. Ini penting katanya."
"Iya sebentar aku akan bersiap.", kata Leon. Ia adalah seseorang yang disiplin.
"Galang tolong kau persiapkan dress wanita lalu bawa ke kamarku.", kata Leon.
"Dress?", tanya Hans di seberang sana.
"Sudah kau jangan banyak tanya. Antarkan saja!", kata Leon tak mau dibantah.
"Ba...baik tuan."
Galang menenteng sebuah paperbag pesanan tuanya. Tangannya ragu takut kena semprot.
Tok...tok...tok
Ceklek
Leon muncul dengan pakaian yang sudah rapi. Galang hendak masuk namun Leon tak mengijinkannya.
"Disini saja. Kau tunggu diruang pertemuan, aku akan menyusul.", kata Leon dengan mata tajamnya yang membuat Galang takut .
"Pasti tuan Leon habis tidur sama perempuan.", gumam Galang
Leon melirik ke sampingnya terdapat seorang wanita yang masih terbuai dalam mimpinya.
"Sorry honey, aku tinggal sebentar.", Leon menatap wajah damai Keisha.
Leon menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Setelah rapi Leon menuliskan sesuatu pada secarik kertas, lalu pergi meninggalkan kamarnya.
"Ahh...", Keisha meringis memegangi kepalanya.
Melihat sekelilingnya, bukan di kamarnya, melainkan di sebuah kamar hotel. Ia berusaha mengingat kembali apa yang terjadi padanya.
Keisha menghadiri acara ulang tahun perusahaan tempatnya bekerja bersama Anggi, lalu ia meminum jus yang diberikan seorang pelayan, setelah meminumnya tubuhnya terasa panas. Ia berdansa dengan seorang pria asing lalu mereka bercumbu hingga berakhir di sebuah kamar.
Keisha menutup mulutnya.
"jangan-jangan...", Keisha langsung melihat dirinya yang ternyata hanya tertutup selimut sebatas dada. Ia langsung membuka dibawahnya yang ternyata polos tak mengenakan sehelai benang pun. Terlihat dress merah marun yang tergeletak dibawah ranjang yang sudah dirobek.
Keisha turun ke bawah dengan selimut yang membungkus tubuhnya.
"Awwh...", bagian area sensitifnya terasa sakit. Dengan cepat ia menyingkap selimutnya yang ternyata terdapat sebuah noda merah. Darah yang telah mengering bukti bahwa mahkotanya telah terkoyak.
"hiks... Aku sudah ternoda.. Aku ,sudah kotor...", isaknya. Terdapat sebuah notes diatas meja.
Maaf sudah merobek pakaianmu. Ini sebagai ganti. Jangan pergi, tunggu aku keluar sebentar.
Leon
Keisha melihat sebuah paperbag yang isinya sebuah dress beserta dalamanya.
Keisha masuk ke dalam kamar mandi, menangis sejadi-jadinya dibawah guyuran shower, menggosok-gosokan tubuhnya yang kasar yang penuh dengan tanda merah.
"Kenapa nasibku buruk sekali... Arggh!", ratap Keisha.
"Aku tidak bisa menjaga diri. Aku kotor.", batin Keisha sambil menangis.
"Aaaa...", raung Keisha.
Setelah selesai mandi dan puas menangis Keisha memakai dress pemberian pria itu yang bernama Leon.
Tanpa menunggu pria itu Keisha pergi meninggalkan kamar hotel.
Tepat jam 9 pagi Keisha sampai dirumahnya. Terlihat Reni yang berkacak pinggang menatapnya tajam.
"Darimana saja tadi malam tidak pulang?" , Keisha nyelonong masuk tanpa menghiraukan Reni.
"Heh jalang. Kalau orangtua tanya itu dijawab!", maki Reni.
Keisha masuk ke dalam kamarnya lalu mengunci pintu. Ia menangis sejadi-jadinya.
3 hari sudah Keisha tak masuk kerja. Tubuhnya demam. Ia merasa lemas tak berenergi meladeni kemarahan keluarga di rumahnya.
"Heh bangun! dasar pemalas!", maki Reni menyingkap selimut secara kasar.
"Aku lagi sakit Bu.", kata Keisha.
"Alasan saja. Bilang saja kamu pura-pura. Kerja sana.", Keisha bangkit dari tidurnya lalu bergegas mandi dan memakai pakaian kerja.
"Cepat berangkat! Ingat sudah untung kami adopsi kamu. Sekarang kamu harus membalas budi !", bentak Reni. Sedangkan Laras yang melihatnya hanya tersenyum sinis.
Untung saja tadi malam ia sudah meminum obat, jadi lumayanlah untuk berangkat kerja.
Di tempat kerja Anggi memberondong banyak pertanyaan .
"Kamu kenapa Kei nggak masuk kerja? kemarin waktu ulang tahun perusahaan kamu kemana sih di cari-cari nggak ada?", tanya Anggi.
"Aku kemarin sakit. Aku kemarin buru-buru pulang Karena ibu sakit.", kata Keisha sambil menunduk. Tak mungkin ia menceritakan kejadian memalukan itu.
"Kamu sakit Keisha? Sudah minum obat belum?" ,tanya Tomi.
"Aku punya Bodrex nih.", kata Tomi yang memang selalu sedia membawa obat.
"Nggak usah aku sudah tidak apa-apa kok. sudah mendingan.", jawab Keisha.
"Kalau kenapa-napa bilang ya. Aku punya berbagai obat.", kata Tomi.
"Tuh ada apotek berjalan.", kata Anggi terkekeh.
"Keisha kamu diminta mengantarkan minuman ke ruang meeting.", kata Sandi bagian staf.
"Iya pak. Siap.", jawab Keisha.
"Huh. Untung tadi sudah minum obat.", guamam Keisha menyeka keringat yang mulai bercucuran.
5 cangkir kopi telah tertata rapi di atas nampan. Keisha membawanya dengan hati-hati. Menaiki atas tangga dimana biasanya diadakan meeting.
Tok...tok...tok...
Keisha mengetuk pintu.
"Masuk.", kata suara didalam ruangan.
Ceklek
Keisha menekan hendle pintu lalu masuk ke ruang meeting.
Keisha meletakkan secangkir kopi untuk setiap orang. Saat terakhir akan meletakkan cangkir, sebuah suara terasa familiar disertai bau parfum maskulin.
"Kamu."
Keisha mendongakkan kepalanya. Terlihat pria tampan bermata biru khas wajah bule, seperti pernah melihatnya. Mata Keisha membulat sempurna, tangannya gemetar tak sengaja kopi yang masih mengepulkan asap tersiram.
"Leon", gumam Keisha pelan . Pria itu, pria yang menidurinya.
"Awwh!", sontak saja semua orang yang berada di ruang meeting melihatnya.
"Ma...maaf..", ucap Keisha gemetar.
"It's oke.", kata pria itu yang parasnya seperti bule.
"Maaf Mister, saya akan beri peringatan kepada karyawan yang tidak becus bekerja.", kata Wibowo sambil melirik Keisha.
"Tidak apa-apa paman.", Kata Leon sambil melirik Keisha kasihan.
Pak Wibowo merasa tak enak hati terhadap rekan bisnisnya. Dilihatnya karyawannya yang tidak becus bekerja.
"Kamu! Temui saya di ruangan!", kata pak Wibowo dengan nada tinggi.
Keisha menunduk sambil membersihkan cangkir yang pecah.
"Setelah ini pasti aku akan dipecat. Oh Tuhan dimana lagi aku harus mencari pekerjaan.", ratap Keisha dengan wajah sedihnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments
×Wanda×
Ceritanya menginspirasi dan memotivasi, thank you author 🙏
2025-03-06
0