Kini Andrea telah berhasil membujuk Jiro untuk mau bermain dengan teman-temannya, sepertinya bocah itu memiliki trauma sebelumnya hingga membuatnya lebih suka menyendiri daripada berbaur dengan yang lainnya. Sebagai seorang dokter tentu saja itu adalah tanggung jawabnya dan ia akan mendalami kasus bocah tersebut seperti mencari tahu latar belakang keluarga atau orang tuanya, karena perilaku seorang anak sangat di pengaruhi oleh lingkungan rumahnya.
Sebelumnya bocah itu mengatakan jika memiliki dua ibu dan itu berarti ayahnya telah menikah dua kali, mungkin saja itu salah satu yang menjadi penyebabnya.
Andrea jadi memikirkan putranya yang ia tinggalkan beberapa tahun silam. "Bagaimana kabarmu nak, ibu sangat merindukan mu." Gumamnya, jujur ia menyesal kenapa dulu tak serta merta membawa putranya itu pergi. Ia yang kala itu baru berusia 20 tahun merasa begitu labil dan takut jika takkan mampu memberikan kehidupan yang layak padanya, belum lagi ada adik dan ibunya yang sakit-sakitan harus ia tanggung kehidupannya juga.
Seandainya dulu ia memiliki keberanian mungkin kini ia telah hidup bahagia dengan putranya, tapi sayangnya saat ini bocah itu pasti tak mengenalinya. Meskipun pada akhirnya ia akan di anggap asing tapi doanya tak pernah terputus untuk kebahagiaannya.
"Bibi dokter, kenapa melamun?"
Ucapan Jiro langsung menyadarkan wanita itu dari lamunannya, lalu ia pun segera mengulas senyumnya. "Bibi dokter lagi berpikir bagaimana membuatmu agar selalu bahagia dan tak bersedih lagi," ucapnya beralasan. Meskipun pikirannya sedang kalut dengan masalahnya sendiri ia harus tetap bersikap profesional dalam bekerja, apalagi menghadapi anak-anak yang begitu sensitif perasaannya.
"Kalau begitu jadilah ibuku," ucap Jiro dengan penuh harap, wajahnya yang polos dan kemerahan karena lelah bermain nampak menggemaskan di mata Andrea. Entah kenapa setiap menatapnya ia merasa ada getaran yang tak biasa.
"Jadi ibumu? Bukankah kamu sudah punya dua ibu?" Andrea nampak menaikkan sebelah alisnya menatap bocah itu.
"Aku tidak suka ibu kedua, aku sukanya ibu pertama tapi dia sudah pergi. Jadi bibi dokter mau kan jadi ibuku?" Mohon Jiro lagi.
Andrea pun kembali tersenyum. "Baiklah, tapi kamu harus tetap berbakti dengan ibu kedua ya. Bukankah dia yang membesarkanmu?" Ucapnya menasihati dan bocah itu pun langsung mengangguk patuh.
"Hm,"
Andrea kini mengerti jika ibu kandung bocah itu telah pergi dan sang ayah menikah lagi, sebenarnya banyak kasus yang ia tangani sama seperti kasus bocah itu dan kebanyakan anak broken home memiliki dunianya sendiri yang membuatnya terlihat aneh di mata banyak orang padahal itu adalah bentuk pelariannya karena kesepian.
Setelah memastikan bocah itu kembali bermain dengan teman-temannya, Andrea pun segera meninggalkan ruangan tersebut karena masih banyak kelas yang harus di kunjungi.
Saat hendak keluar ia melihat dua orang pria berbadan tegap nampak berdiri di depan pintu. "Siapa mereka?" Tanyanya pada rekan sejawatnya yang bertugas di ruangan tersebut.
"Mereka....."
"Itu stafnya papaku ibu," potong Jiro tiba-tiba yang rupanya mendengar pembicaraan mereka.
Andrea mengangguk, rupanya bocah itu bukanlah anak sembarangan dan ia harus berhati-hati dalam menanganinya. Kemudian wanita itu pun berlalu keluar meninggalkan kelas tersebut.
Beberapa saat kemudian Henry yang baru kembali nampak tercengang ketika melihat perubahan anak bosnya yang ceria bersama teman-temannya padahal biasanya jarang sekali ada tawa di bibir mungilnya selain kemarahan yang selalu di tunjukkannya.
"Bagaimana apa tuan muda suka berada di sini?" Ucapnya seraya meninggalkan tempat tersebut.
"Tentu saja paman, besok kita kesini lagikan?" Tukas Jiro dengan riang.
"Selama berada di sini kita akan ke tempat ini setiap hari," sahut Henry dan bocah itu pun nampak senang mendengarnya. Itu berarti ia akan setiap hari bertemu dengan Bibi dokter, meskipun ia bisa datang ke rumahnya setiap saat jika ingin.
Henry jadi penasaran sebenarnya metode seperti apa yang di lakukan oleh dokter di yayasan hingga dengan cepat merubah sikap anak bosnya tersebut.
"Kamu selalu mengawasinya kan?" Ucapnya kepada para stafnya sesampainya mereka kembali ke penginapan.
"Kami sedikit pun tak pernah meninggalkannya tuan," sahut mereka menegaskan.
"Bagus, ku pikir kalian juga tahu bagaimana cara mereka melakukan tugasnya." Ucap Henry kemudian.
"Mereka melakukannya dengan sangat sabar tuan terutama dokter Nata," terang mereka.
"Dokter Nata?" Henry pun langsung mengernyitkan dahinya, bukankah itu dokter yang tak sengaja ia temui tadi siang ketika mengantar Jiro?
"Benar tuan, sepertinya tuan muda Jiro sangat menyukainya." Terang mereka lagi dan Henry pun mengangguk kecil.
"Baiklah, awasi terus jika tuan muda sedang terapi karena aku tidak ingin terjadi sesuatu yang akan membuat tuan Gerard marah !!" Perintahnya kemudian.
Malam hari pun tiba dan Henry yang baru menyelesaikan pekerjaannya nampak kembali masuk ke dalam kamarnya. "Belum tidur nak?" Ucapnya ketika melihat Jiro sedang sibuk dengan buku gambarnya.
Bocah itu pun langsung menggeleng. "Masih menggambar," sahutnya tanpa menatap pria itu karena saking fokusnya dengan buku gambar di hadapannya tersebut.
Pandangan Henry nampak jatuh pada syal yang melingkar di leher bocah itu. "Apa merasa dingin?" Tanyanya ingin tahu karena selama ini ia tak pernah melihatnya memakai syal.
Jiro langsung menggeleng. "Tidak," sahutnya.
"Lalu kenapa memakai syal?"
"Tidak apa-apa," sahut bocah itu singkat.
Henry tak lagi bertanya karena sepertinya bocah itu sedang fokus dengan hobbynya.
"Paman kapan papa datang kemari?" Tanya Jiro tiba-tiba seraya mengangkat wajahnya menatap pria itu.
"Besok pagi," sahut Henry dan tentu saja itu membuat bocah itu nampak senang mendengarnya.
Sepertinya Jiro sudah tak sabar untuk memperkenalkan Andrea kepada ayahnya, ia ingin mereka dekat dan pada akhirnya wanita itu akan menjadi ibunya yang sesungguhnya jika ayahnya menikahinya nanti.
Kemudian bocah itu pun segera beranjak dari duduknya dan berlalu naik ke atas ranjangnya karena mulai mengantuk dan tak sabar untuk memulai hari esok lagi dengan menghabiskan waktunya dengan teman-teman barunya dan juga Bibi dokter.
Ternyata tak semua teman itu jahat dan perlahan ia menyadari jika menghadapi mereka tak harus dengan kemarahan tapi bersikap lembut itu lebih baik.
Saat bocah itu mulai tertidur, Henry nampak merapikan meja belajarnya dan tak sengaja menatap buku gambarnya.
"Papa, jiro, ibu Nata." Ucapnya membaca tulisan pada gambar yang di buat oleh bocah itu, di mana nampak sebuah gambar dua orang dewasa dan seorang anak berada di tengah-tengahnya.
"Ibu Nata? Dokter Nata?"
Henry nampak penasaran, siapa sebenarnya wanita itu hingga membuat anak itu langsung menyukainya padahal sebelumnya sangat sulit dekat dengan orang asing bahkan guru-gurunya di sekolahnya dulu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Niͷg_Nσͷg
Sebenarnya Yang Bikin Anak Broken home Itu Bukan Karena Ortunya Cerai saja, tapi Banyak Ortu Yg hidup Bersama Tapi Anaknya Broken Home Karena Bapak Ibunya Saling. Menjatuhkan Di Depan Anaknya Lewat omongan Hina4n Cercaan. Anak yang mendengarkan Pasti Sakit Hati Banget..dan ini bisa menyebabkan si anak mencari pelampiasan di luar..karena Sebenarnya yang dia butuhkan perhatian dan kasih sayang, tapi di rumahnya tidak dia dapatkan.
Tahukah dre? kalau anak yang kamu kasihani itu Sebenarnya adalah putramu, jika kamu tahu smeuanya, pasti orang yang akan kamu salahkan pertama kali yaa dirimu sendiri. karena kepergianmu yang meninggalkannya, menjadikan putramu jadi anak yang tidak bisa mengendalikan emosinya dan jadi anak yang insecure.
2025-03-17
16
վօօղíҽ̀࿐༅ɯιƚԋ ʅσʋҽ࿐༅
Kali ini jangan kepo dulu yaa Pak Henry siapa sebenarnya dokter Nata...
Asalkan dia bisa membantu memberikan problem solving buat Jiro biar menjadi anak yang "manis", itu sudah lebih dari cukup untuk sementara waktu...
Fokus saja dulu dengan semua perkerjaan yang berhubungan dengan perusahaan...
Biarkan Jiro menikmati kebersamanya dengan dokter Nata tanpa ada gangguan 🙌...
2025-03-18
1
mbok Darmi
ya henry memang matamu rabun masa kamu ngga ngenali andrea meskipun berubah minimal wajah nya bisa dikenali, penasaran saat gerard ketemu besok feeling ku langsung bisa tau kalau bibi dokter adalah andrea dan pastinya jiro akan dilarang ketemu sama bibi dokter akhirnya tantrum lagi jiro bahkan bisa lebih parah
2025-03-18
1