Bab~12

Sore harinya Andrea nampak terbangun dan tak melihat jarum infus di punggung tangannya lagi, sepertinya perawat telah melepaskannya dan badannya pun sudah terasa lebih baik meskipun masih sedikit pusing.

"Di habiskan makanannya ya sayang, semoga lekas sembuh."

Terlihat sebuah catatan di atas nakasnya beserta dengan beberapa menu makanan sehat di sana, itu pasti kekasihnya yang menyiapkannya. Pria itu memang sangat baik dan juga perhatian sama seperti mantan suaminya dahulu, sayangnya hingga kini ia belum merasakan hadirnya cinta di hatinya.

Setelah itu Andrea pun segera mengambil nampan berisi makanan tersebut lantas segera memakannya, tadi siang ia melewatkan makan siangnya dan alhasil saat ini kelaparan langsung melanda perutnya.

Ngomong-ngomong apa Henry masih berada di yayasan ini, karena jika itu terjadi ia tidak mungkin bisa keluar dari rumahnya. Lagipula ia tidak mungkin meminta sang kekasih untuk membatalkan kerja sama mereka mengingat membangun rumah sakit adalah cita-cita pria itu sejak dulu, biarlah ia jalani ini semuanya meskipun untuk sementara waktu ia akan lebih berhati-hati agar tidak bertemu dengan asisten mantan suaminya tersebut. Tapi ia yakin pria itu takkan lama tinggal di sini mengingat pekerjaannya di kota pasti sangat banyak dan mantan suaminya juga tak mungkin rela di tinggal terlalu lama oleh tangan kanannya itu.

Malam harinya doktor Steve yang baru selesai mengantar Henry ke bandara segera mengunjungi kediaman sang kekasih.

"Bagaimana keadaanmu? Apa masih demam?" Tanyanya khawatir.

Andrea pun menggeleng kecil. "Aku sudah merasa lebih baik, lalu bagaimana dengan investornya maaf ya aku tak bisa menemanimu." Ucapnya dengan tak enak hati.

"Semuanya berjalan dengan lancar dan bulan depan pembangunan rumah sakit akan segera di mulai," terang dokter Steve dengan antusias. Pria itu terlihat bahagia sejak datang dan tentu saja Andrea tak ingin merusak kebahagiaannya.

"Benarkah? Aku turut senang, semoga nantinya akan bermanfaat untuk banyak orang." Andrea menimpali dengan tak bersemangat.

"Tentu saja bukankah itu tujuan kita?" Dokter Steve pun kembali tersenyum menanggapinya tanpa tahu bagaimana perasaan Andrea yang sebenarnya di mana sedang mengkhawatirkan keberadaannya akan di temukan oleh sang mantan suami.

Sebenarnya ia tak masalah bertemu dengan pria itu toh saat ini mereka telah memiliki kehidupan masing-masing, mantan suaminya bersama Lucy dan ia pun bersama dokter Steve. Namun sayangnya ia masih mencintai mantannya itu dan melihat kebahagiaan keluarga kecil mereka pasti akan membuatnya tersiksa, apa mungkin perasaan ini yang di rasakan oleh kakaknya dahulu? Cemburu sekaligus amarah menjadi satu yang tak mampu di ungkapkan dan hanya tangisan yang menggambarkan perasaannya.

Sebelumnya wanita itu memang menceritakan bagaimana masa lalunya pada sang kekasih tapi ia tak pernah mengatakan siapa mantan suaminya, biarlah semua menjadi rahasia hidupnya sendiri.

"Ngomong-ngomong di mana mereka?" Tanya Andrea ingin tahu.

"Sudah pulang sayang, tuan Henry sepertinya juga tertarik dengan daerah sini dan berencana membangun beberapa tempat wisata maupun hotel. Semoga saja itu benar terjadi karena pasti akan banyak menyerap tenaga kerja masyarakat di sekitar sini," sahut dokter Steve dan Andrea pun hanya mengangguk kecil.

Sepertinya takdir benar-benar sedang mempermainkannya dan ia harus siap untuk menghadapinya terutama menghadapi mantan suaminya nanti jika suatu saat datang kemari.

Beberapa hari kemudian.....

"Bagaimana perjalanan mu Hen?"

Pagi itu Gerard yang baru sampai kantornya nampak di sambut oleh sang asisten, sebelumnya ia memang tak ingin mengganggu pria itu setelah kepulangannya dari luar kota karena bertepatan dengan libur akhir pekan juga.

"Lumayan lancar tuan dan saya benar-benar mengagumi daerah tempat tinggal dokter Steve, indah dan juga alami." Terang Henry dengan antusias.

"Benarkah?" Gerard nampak menaikkan sebelah alisnya menatap asistennya tersebut.

"Benar tuan, mungkin membangun rumah sakit tak banyak menguntungkan kita tapi saya rasa kita bisa membangun tempat wisata yang jauh lebih menguntungkan di sana." Terang Henry memberikan sarannya.

"Ya kau benar, kita pikirkan bagaimana ke depannya nanti." Sahut Gerard menanggapi, tujuannya membangun rumah sakit di sana adalah untuk beramal sekaligus membangun koneksi mengingat keuntungan yang tak seberapa.

Sementara itu di tempat lain Jiro nampak sedang melaksanakan home schooling, meskipun belum mendapatkan sekolah yang cocok bocah itu tetap menjalankan tugasnya sebagai seorang pelajar yaitu belajar di rumah dengan bantuan seorang guru privat.

"Miss, apa yang sedang kamu lihat?" Ucap Jiro ketika guru privatnya itu nampak melihat-lihat deretan bingkai foto di dinding tak jauh dari sana, mereka kini sedang berada di ruang keluarga.

"Di mana ibu kandungmu?" Tanya wanita itu lirih setelah kembali mendekati bocah tersebut, tentu saja wanita itu mengetahui masa lalu ayah dari anak itu yang sempat ramai kala itu di mana mengumumkan jika telah memiliki seorang putra dari ibu pengganti meskipun saat itu telah memiliki seorang istri model ternama.

Jiro yang sedang mengerjakan beberapa soal yang di berikan oleh wanita itu pun langsung berhenti dan menggeleng kecil menatapnya.

"Aku tidak tahu," sahutnya.

Wanita itu pun semakin mendekat dengan wajah iba namun penuh dengan rasa penasaran. "Apa ayahmu tak pernah menceritakan ibu kandungmu?" Ucapnya lagi kali ini dengan sangat lirih seraya melirik ke arah sekitar yang nampak sepi.

Jiro kembali menggeleng. "Memang miss tahu siapa ibuku?" Tanyanya dengan polos.

"Ku rasa ibumu bukan orang baik," sahut wanita itu menanggapi.

"Kenapa miss bilang seperti itu?" Jiro pun nampak terkejut mendengarnya sekaligus ada kemarahan di matanya.

"Sayang, wanita yang baik takkan menjual rahimnya untuk mengandungmu dan setelah itu pergi. Jika miss yang mengandungmu pasti sudah miss sayang-sayang dan takkan pernah miss tinggal, kamu bukan anak miss saja miss sayang." Terang guru tersebut seraya menggenggam sebelah tangan Jiro.

"Lagipula jika kamu mau miss juga bisa menjadi ibumu bahkan lebih baik dari ibu kandungmu yang jahat itu," imbuhnya lagi. Lagipula siapa yang menolak menjadi seorang nyonya Gerard Adrian meskipun menjadi istri kedua, ketiga atau keempat sekalipun ia tak mempermasalahkannya.

Jiro tiba-tiba menarik tangannya dengan kasar lantas beranjak berdiri. "Ibuku tidak jahat, Miss yang jahat." Teriaknya nyaring hingga membuat guru tersebut sontak terkejut, sejauh ini ia tak pernah kesulitan mengajari bocah itu karena selalu kooperatif dengan segala aturannya makanya ia heran beberapa sekolah sempat mengeluarkannya.

"Kalau ibumu tidak jahat dia tidak mungkin meninggalkan mu," wanita itu pun mulai terpancing dengan amarah bocah tersebut.

Jiro nampak mengepalkan tangannya kemudian melempar semua buku-bukunya di atas meja, setiap kali emosi bocah itu selalu tantrum tak karuan dan membuang semua yang ada di dekatnya.

"Tuan muda tolong hentikan," Miss Angel pun nampak panik namun itu tak membuat Jiro menghentikan perbuatannya.

"Miss Angel yang jahat bukan ibu," teriak bocah itu dengan nyaring.

"Miss yang jahat," imbuhnya lagi dengan semakin nyaring hingga membuat para pelayan dan nyonya Merry yang sebelumnya berada di kamarnya langsung datang.

"Ada apa ini?" Teriak wanita paruh baya itu meminta penjelasan.

Melihat nyonya besarnya datang, miss Angel pun pura-pura menangis. "Maaf nyonya saya tidak bisa mengajar lagi tuan muda, dia sangat sulit untuk di beritahu." Terangnya mengadu lantas berlalu pergi dari sana.

"Tunggu miss Angel, tolong maafkan cucu saya dan asisten akan memberikan mu uang saku nanti." Ucap nyonya Merry sebelum wanita itu benar-benar pergi.

"Terima kasih banyak nyonya," Miss Angel pun mengangguk kecil lantas berlalu pergi dengan senyuman mengembang di bibirnya meskipun saat ini ia kesal karena rencananya untuk mendekati Gerard batal sebelum di mulai.

Terpopuler

Comments

Niͷg_Nσͷg

Niͷg_Nσͷg

Astagfirulloh..Astagfirulloh berat banget ujiannya? mau nggak ngomel2 tapi kok kelakuan miss angel, bikin esmoni 🤦‍♀️ emangnya anda siapa miss? apakah anda mengenal baik dengan ibunya jiro? sampai anda memprofokasi pikiran anak kecil, buat membenci ibunya. bukankah anda seorang guru, yang seharusnya bersikap lebih bijak, seorang guru seharusnya bisa di GUGU LAN DI TIRU bukan malah memberikan contoh yang tidak baik..lagian siapa yang mau dnegan anda? Anaknya saja tidak mau dnegan anda apalagi ayahnya.

Dre...apakah kamu tak merasakan kerinduan sama anakmu? kasihan jiro dre? kepergianmu membawa luka hati dan trauma, anak sekecil itu harus menghadapi banyaknya orang2 palsu. jika kamu melihat keadaan anakmu..pasti kamu akan menyalahkan dirimu sendiri, karena apa yang kamu pikirkan tak sesuai kenyataan. anakmu membutuhkanmu...sebanyak apapun harta yang dia punya? hanya dirimu yang jiro butuhkan.

2025-03-12

19

⏤͟͟͞͞RL𝖎𝖓𝖆 𝕯𝖆𝖓𝖎𝖊𝖑🧢

⏤͟͟͞͞RL𝖎𝖓𝖆 𝕯𝖆𝖓𝖎𝖊𝖑🧢

adeehh henry knpa kmu cpat banget kemabli,duhhh msih panajng ini crtanya😂😂😂 tpi gk apa meskipun penasaran namun stia mennati up nya


duhhh miss dsar kau yg jahat

2025-03-12

4

💜⃞⃟𝓛 ˢ⍣⃟ₛ EmohDimaru💃

💜⃞⃟𝓛 ˢ⍣⃟ₛ EmohDimaru💃

haruskah seorang guru berbicara kayak gitu pada muridnya,, jangan salahkan jiro jika berbuat kasar padamu

2025-03-12

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!