Bab~07

Sore itu Jiro kembali di ajak ayahnya mampir ke hotel karena ada beberapa pekerjaan yang harus pria itu urus dan sampai hari ini ia pun belum mendapatkan pengasuh yang cocok dengan putranya tersebut hingga ia terpaksa mengajaknya pergi bekerja setelah selesai dengan home schoolingnya.

"Aku tunggu di sini saja ya papa," ucap bocah itu setelah mereka baru sampai di ballroom hotel. Rasanya bosan sekali jika harus terkurung di ruang kerja sang ayah.

"Baiklah papa pergi sebentar dan tolong jangan mengganggu yang lainnya," sahut Gerard mengingatkan. Tentu saja pria itu tak lupa meminta security hotelnya untuk mengawasi putranya tersebut.

Setelah ayahnya pergi Jiro pun nampak bermain seorang diri dan ketika melihat pria yang sedang duduk sendirian di sebuah sofa yang ada di tempat tersebut, bocah itu pun langsung melangkah mendekat. Rupanya pria itu yang ia tabrak dengan mobil-mobilannya waktu itu yang kini terlihat sedang asyik berbincang dengan seorang wanita melalui sambungan teleponnya.

Sepertinya pria itu tak menyadari keberadaannya hingga terus saja berbicara tanpa rasa terganggu. "Tentu saja sayang, ngomong-ngomong ibu kota begitu indah dan rasanya aku tak sabar ingin mengajakmu datang ke sini." Terang pria itu kemudian.

"Benarkah? Baiklah lain kali kita pergi bersama," sahut Sang wanita menanggapi dengan senyuman mengembang di bibirnya.

"Cantik," gumam Jiro ketika tak sengaja mengintip layar ponsel pria tersebut dari belakang. Terlihat seorang wanita cantik nampak tersenyum pada pria itu dan entah kenapa ia merasakan sesuatu yang aneh saat menatapnya, ada perasaan sedih yang sulit ia gambarkan.

"Apa dia kekasih paman?" Ucapnya pada akhirnya dan tentu saja itu membuat dokter Steve yang sedang fokus dengan teleponnya seketika menoleh ke belakang.

"Kau?" Pria itu pun sontak terkejut namun detik selanjutnya nampak mengulas senyumnya.

"Benar, apa dia cantik?" Ucapnya meminta pendapat pada bocah tersebut.

"Hm," Jiro pun mengangguk dengan polos. Ibunya juga pasti secantik wanita itu, sayangnya ia belum pernah melihat fotonya selama ini.

"Apa mau kenalan?" Tanya Dokter Steve lagi dan lagi-lagi Jiro mengangguk, entah kenapa rasanya ia ingin mengenalnya padahal sebelumnya ia enggan berbicara dengan orang asing.

"Sayang ini ada...." Dokter Steve nampak menjeda ucapannya ketika Andrea tiba-tiba kedatangan pasien ke dalam ruangannya. Begitulah kesibukan kekasihnya itu, waktu mereka benar-benar terbatas mengingat kesibukan mereka masing-masing.

"Aku ada pasien," bisik Andrea lantas melambaikan tangannya dan segera di matikan teleponnya. Sepertinya wanita itu tak melihat keberadaan Jiro.

"Sayangnya dia harus bekerja lagi untuk memeriksa pasien," terang dokter Steve menatap kecewa ke arah Jiro berharap bocah itu mengerti.

Anak tersebut adalah salah satu pemilik perusahaan terbesar di ibu kota ini, jika ia bisa mengambil hati anak itu maka tidak menuntut kemungkinan ayahnya akan berinvestasi di yayasannya. Sebenarnya ia ingin membangun sebuah rumah sakit besar di sekitar yayasannya hanya saja ia terkendala oleh biaya dan ia membutuhkan seorang investor mengingat daerahnya saat ini mulai berkembang dan bisnis rumah sakit adalah salah satu bisnis yang menjanjikan untuk ke depannya.

"Jadi bibi seorang dokter?" Ucap Jiro terkejut, ia tidak menyukai dokter karena ia sering di suntik dan rasanya sakit.

"Benar nak, paman juga dokter." Sahut Dokter Steve.

Mendengar itu pun Jiro langsung melangkah mundur, apa dokter tersebut di undang oleh ayahnya untuk menyuntiknya? Memikirkan hal itu bocah kecil itu pun langsung menelan ludahnya, sebelumnya ia memiliki rasa trauma dengan sebuah suntikan.

"Ada apa?" Dokter Steve tak mengerti dengan reaksi bocah tersebut, namun tiba-tiba bocah itu berlari dari hadapannya dan itu membuatnya semakin bingung.

Brukk

Jiro nampak terjatuh ketika tak sengaja menabrak seseorang. "Sayang, bukankah sudah papa bilang jangan berlarian." Gerard yang di tabraknya pun langsung membantu putranya itu bangun.

Melihat sang ayah datang Jiro sontak bersembunyi di belakang kakinya dan tentu saja itu membuat Gerard nampak terkejut. "Sayang ada apa?" Ucapnya tak mengerti.

"Bukankah papa bilang jika aku sudah tidak vaksin lagi?" Ucap Jiro meminta penjelasan.

"Tentu saja sayang, bukankah vaksin mu selesai bulan kemarin?" Gerard nampak mengernyit menatap putranya tersebut. Sebelumnya anaknya yang masih balita itu memang wajib melakukan vaksin hingga umur 3 tahun dan itu membuatnya sedikit trauma, biasanya anak lain mungkin akan merasa nyaman jika melakukannya bersama sang ibu sedangkan putranya tak mengalami fase itu.

Sebenarnya banyak hal yang membuatnya merasa marah terhadap ibu dari putranya tersebut hingga kemarahan itu pun kini berubah menjadi rasa benci. Wanita itu tega meninggalkan anak kandungnya sendiri hanya karena enggan menjalin hubungan dengan pria dewasa sepertinya, benar-benar alasan yang tidak logis.

"Lalu kenapa papa mengundang dokter datang kesini?" Jiro nampak melirik ke arah dokter Steve yang kini sedang berbincang dengan Henry.

"Dokter?" Gerard pun merasa heran, ia tidak merasa mengundang seorang dokter lalu putranya itu tahu darimana jika ada dokter di sini?

"Hm, bukankah yang berbicara dengan paman Henry itu adalah dokter." Jiro kembali menunjuk ke arah dokter Steve.

Gerard yang mengalihkan pandangannya ke arah yang di tunjuk oleh putranya itu pun nampak tak sengaja bertatapan dengan pria yang sedang bersama asistennya tersebut dan Henry yang menyadarinya pun langsung mengajak dokter Steve menemuinya mengingat sejak datang pria itu belum mengenalkannya.

"Tuan, ini dokter Steve salah satu pembicara di seminar yang di adakan selama beberapa hari di sini." Terang Henry memperkenalkan pria itu.

Gerard pun langsung menyambut jabat tangan dokter Steve dengan ramah, kemudian mereka nampak berbincang ringan sedangkan Jiro masih tetap bersembunyi di belakang paha sang ayah. Mendengar pembicaraan mereka pun bocah kecil itu nampak lega karena rupanya dokter itu hanya tamu di hotelnya.

"Saya juga berencana membuka cabang yayasan di sini hanya saja belum ada seseorang yang bisa di percaya, sebenarnya kekasih saya juga berasal dari kota ini tapi dia masih betah tinggal di daerah kami tinggal. Maklum meskipun kota kecil tapi masih sangat alami mengingat di apit oleh laut dan juga pegunungan." Terang dokter Steve lagi.

Gerard pun semakin tertarik berbicara dengan pria itu, karena selain seorang dokter pria itu juga memiliki jiwa bisnis sepertinya dan mereka bisa saling bertukar pikiran. Dalam hidup ini selain uang dan percintaan koneksi juga hal paling penting untuk di miliki.

Tiba-tiba ponsel dokter Steve berdering lalu pria itu pun langsung melihatnya dan senyumnya perlahan mengembang ketika melihat siapa yang menghubunginya.

"Maaf tuan Gerard, saya angkat telepon sebentar." Ucapnya.

"Iya sayang, maaf ya aku masih sedikit sibuk." Ucapnya seraya berlalu menjauh.

"Tidak apa-apa, tadi aku ada pasien tapi jika kamu masih sibuk nanti saja teleponnya." Sahut Andrea dari ujung telepon.

.

Gerard dan Henry yang sedang berbincang pun sontak menoleh ke arah pria itu ketika mendengar suara yang begitu tak asing di telinga mereka.

"Andrea?"

Terpopuler

Comments

Niͷg_Nσͷg

Niͷg_Nσͷg

Suara itu..suara yang merdu dan mendayu- mendayu, Ternyata masih begitu familiar di telingamu ger? kata benci itu hanya bisa terucap di bibir saja, tapi faktanya kamu tak akan pernah bisa membenci andrea 🤭 lagian kamu tak sepenuhnya tahu alasan apa yang membuat andrea memilih menyerah kan? yang tertulis di kertas , tak sesuai dengan apa yang andrea rasakan ger.

ehhhh ternyata yang membuat jiro takut jarum suntik 🤭 calon pembalap kok takut sama jarum 😂🤭 tapi emamg rata2 laki2 tuh pada takut sama jarum suntik..padahal kerjaannya suka nyuntik..ehhh 🤭🤣

Nahhh gara2 suara itu pasti gerald mulai punya penyakitt kevoo akut? apa mungkin nantinya gerald akan mencoba mencari tahu siapa wanita yang menjadi kekasihnya dokter steve? 🤔 dan mulai melakukan kerjasama dengan dokter steve?

2025-03-08

21

⏤͟͟͞͞RL𝖎𝖓𝖆 𝕯𝖆𝖓𝖎𝖊𝖑🧢

⏤͟͟͞͞RL𝖎𝖓𝖆 𝕯𝖆𝖓𝖎𝖊𝖑🧢

aseekkkkk rival rival liat rival mu gerald🤣🤣🤣🤣🤣 waaah jangan bilang hbis ini gerarld baklan cari tau ni 🤣🤣🤣🤣🤣 asek pasti nanti sering adu jotos😆😆😆😆😆

2025-03-08

10

Ais

Ais

nah kan duh ngak sabar gerard buat menemukan andrea supaya segala kesalahpahaman ini berakhir dan smoga andrea tidak mengambil keputusan yg salah lagi mengingat statusnya yg msh sah istri dr gerard smoga otornya ngak membuat kisah andrea di season 2 ini berbelit belit sdh cukup konfliknya di season 1 season 2 adalah penyelesaiannya dan steve smoga kamu bs menerima kenyataan klo ternyata wanita yg kamu anggap sbg kekasih msh berstatus istri pria lain yg saat ini sedang berbincang bincang sm kamu

2025-03-09

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!