Bab~06

Siang itu Jiro di bawa oleh sang ayah bekerja mengingat belum ada pengasuh yang menjaganya, beberapa orang yang telah mendaftarkan diri sebagai pengasuh pun belum ada yang cocok dengan kriteria Gerard. Pria itu menginginkan pengasuh yang sabar menghadapi putranya, pintar dan juga harus aktif mengingat putranya pun juga sangat aktif, berapa pun akan ia bayar asalkan sesuai kriteria yang ia harapkan.

"Pa, apa aku boleh bermain mobil-mobilan di sekitar sini?" Ucap bocah itu ketika mereka berkunjung ke hotel, sejak tadi sang ayah sibuk mengecek pekerjaannya hingga membuat bocah itu mulai merasa bosan.

Gerard pun mengangguk. "Baiklah tapi bersikaplah sopan pada semua orang dan jangan mengganggu para pengunjung," pesan pria itu mengingatkan. Sebenarnya putranya sangatlah penurut asalkan keinginannya di ikuti dan juga tak ada yang membuatnya kesal.

"Tentu saja,"

Jiro lantas berlalu pergi dari sana dengan membawa mainan mobil remotnya, sejak kejadian di mall waktu itu ia mendapatkan hukuman dan semua mainannya yang berhubungan dengan kendaraan roda dua langsung di sita oleh sang ayah bahkan bocah itu pun tak di perbolehkan bermain ponsel lagi.

Kini bocah itu tampak memainkan mobilnya di sekitar ballroom dengan di awasi oleh seorang security hotel, namun tiba-tiba mobil-mobilannya pun tak sengaja mengarah ke beberapa orang tamu yang sedang asyik berbincang dan menabrak salah satu dari mereka.

Tentu saja para pengunjung hotel tersebut langsung terkejut dan sontak mengalihkan pandangannya ke arah Jiro yang juga sedang menatapnya dengan senyuman usilnya. Bocah itu memang tak pernah memiliki rasa takut menghadapi siapa pun baik orang dewasa atau orang asing sekalipun.

"Maaf tuan, beliau adalah putra tuan Gerard Adrian." Terang Henry berharap mereka memaklumi atas ulah anak bosnya tersebut.

"Tidak perlu minta maaf paman Henry, mobilku yang bersalah jadi biar dia yang minta maaf sendiri. Ayo Tayo segera minta maaflah pada paman yang kamu tabrak!!" Jiro kembali menjalankan mobilnya ke arah dokter Steve dan pria itu pun langsung duduk berjongkok lantas mengambil mobil tersebut.

"Tentu saja aku memaafkanmu," ucap dokter Steve dengan ramah. Ia sudah terbiasa menghadapi anak-anak berkebutuhan khusus jadi mudah baginya untuk menghadapi bocah normal sepertinya.

"Bagus Tayo, ayo kita pergi. Bukankah kita tidak boleh berbicara dengan orang asing?" Jiro kembali menekan remotnya hingga mobil tersebut pun langsung loncat dari tangan pria itu.

Henry nampak menelan ludahnya, betapa tidak sopannya anak bosnya itu tapi bagaimana lagi ia tidak mungkin bisa menegurnya karena pasti akan berakhir dengan perdebatan sengit di antara mereka. Meskipun masih berusia 5 tahun bocah itu sering mematahkan argumennya dengan pemikirannya yang lebih masuk akal.

"Kenapa paman Henry?" Jiro yang seakan mengerti isi kepala asisten ayahnya tersebut pun langsung menatap pria itu.

"Tidak Nak, tidak." Sahut Henry tak ingin memperpanjang masalah, jika tidak ia akan di buat mati kutu di depan para tamu hotelnya tersebut.

"Paman itu yang bersalah karena telah mengambil mobilku tanpa ijin, mobil itu tempatnya di jalan bukan di atas tangan." Terang Jiro lantas berlalu dari sana mengikuti mobilnya yang berjalan pelan di depannya.

Henry nampak menghela napas pelan. "Maafkan anak bos saya dokter, dia memang suka sekali berbicara." Ucapnya dengan tak enak hati berharap pria itu kembali memaklumi sikap Jiro.

Namun dokter Steve langsung tertawa lebar. "Tidak apa-apa tuan Henry, saya sudah biasa menghadapi anak-anak dan ku rasa anak itu sangat cerdas juga pemberani." Terang pria itu menanggapi, entah kenapa ia merasa wajah bocah itu sangat mirip dengan seseorang yang ia kenal, mungkin hanya kebetulan saja pikirnya.

Henry pun mengangguk lega. "Dia sedikit hiperaktif tuan," ucapnya menambahi.

"Tidak masalah tuan, anak-anak tetaplah anak-anak mereka akan berlaku polos sesuai dengan usianya." Timpal dokter Steve memahami, karena di yayasan yang ia bina pun masih banyak anak-anak yang lebih nakal lagi.

"Benar tuan Henry, dokter Steve sangat berpengalaman dalam menangani anak-anak terutama anak berkebutuhan khusus." Tambah salah satu dari mereka menimpali.

Henry pun nampak mendengarkan cerita mereka dengan serius hingga membuatnya memiliki ide untuk membawa Jiro ke tempat praktek dokter tersebut, semoga saja bosnya menyetujuinya mengingat tempatnya yang berada jauh dari ibu kota.

Sore harinya Gerard pun meninggalkan hotel tersebut setelah berjibaku dengan pekerjaannya, di lihatnya putranya nampak tertidur pulas dengan menggunakan pahanya sebagai bantalan kepalanya.

"Tuan, tadi di hotel saya bertemu dengan dokter yang menjadi salah satu pembicara di seminar." Ucap Henry sembari mengemudikan mobilnya pelan sore itu.

"Hm, apa ada masalah dengan pelayanan hotel?" Tanya Gerard, sebagai penyedia tempat tentu saja pria itu ingin mengetahui bagaimana pendapat para costumernya.

"Tidak ada tuan, hanya saja dokter itu sangat berpengalaman dalam menangani anak-anak dan saya rasa tak ada salahnya jika kita berkonsultasi dengan beliau perihal tuan muda Jiro." Henry nampak berbicara dengan sangat berhati-hati berharap bosnya itu tidak tersinggung.

"Memang ada apa dengan putraku? Dia baik-baik saja dan sangat sehat," Gerard pun menatap aneh asistennya tersebut.

"Maksud saya bukan itu tuan,"

"Sudahlah Hen, aku tahu maksudmu. Lagipula sudah berapa kali ku bilang putraku tidak kelainan jiwa, dia hanya terlalu aktif saja. Nanti jika sudah besar juga akan berubah." Tegas Gerard.

Pria itu memang selalu tersinggung jika ada orang lain yang mengatakan putranya memiliki kelainan jiwa. Bukankah anak-anak sudah biasa terlalu aktif apalagi anak lelaki?

"Baik tuan, tolong maafkan saya." Henry tak lagi membahasnya, beberapa tahun terakhir ini bosnya memang sangat sensitif dan jarang menerima saran dari orang lain.

Tak terasa beberapa hari telah berlalu dan hari ini adalah hari terakhir dokter Steve berada di ibu kota dan esok pagi akan kembali pulang.

"Apa mau menitip sesuatu?" Ucap pria itu ketika menghubungi Andrea sore itu setelah selesai seminar, kini pria itu nampak duduk di ballroom hotel sembari menikmati secangkir kopi.

"Tidak, aku hanya ingin kamu kembali dengan keadaan sehat." Sahut Andrea dari ujung telepon.

Mendengar itu pun dokter Steve nampak mengulas senyumnya, meskipun wanita itu tidak pernah romantis tapi selalu perhatian padanya.

"Tentu saja sayang, ngomong-ngomong ibu kota begitu indah dan rasanya aku tak sabar ingin mengajakmu kesini." Terang pria itu kemudian.

"Benarkah? Baiklah lain kali kita pergi bersama," sahut Andrea menanggapi dengan senyuman mengembang di bibirnya dan itu membuat dokter Steve nampak menatap gemas wajah wanita yang sedang memenuhi layar ponselnya tersebut.

"Apa dia kekasih paman?"

Tiba-tiba Jiro telah berada di belakang pria itu duduk seraya menatap wajah Andrea di layar ponselnya, dokter Steve yang terkejut pun langsung menoleh ke belakang.

Terpopuler

Comments

Niͷg_Nσͷg

Niͷg_Nσͷg

Deg Deg jederrr....bagaimana perasaan andrea jika dia melihat wajah laki2 kecil yang tiba2 muncul memenuhi layar hp...wajah yang mirip dengannya? Dan suara poloss seorang anak yang begitu cerdas, dengan segala pertanyaan yang pastinya bikin andrea berdebar-debar...yakin deh? meski mereka berdua belum saling kenal, tapi yang namanya ibu...pasti merasakan perasaan berbeda saat melihat wajah dan celotehan jiro, secara tidak langsung pasti andrea merasakan ada ikatan batin dan mengingatkan dirinya sama putranya...yukk dre? datang ke kota...tempat di mana separuh hati dan jiwamu berada...anakmu membutuhkan dirimu dre? dia butuh pelukan dan dekap hangatmu...tak ada pelukan hangat dan kasih tulus, selain kasih sayang ibu kandung....putramu tak kekurangan harta benda, tapi putramu haus kasih sayang dan perhatian dari ibunya dre?

semoga saja...Gerald mau mendengarkan dan menerima saran dari Henry...siapa tahu nanti dokter steve akan merekomendasikan andrea sebagai dokter pribadi jiro 🤭 nggak sabarr ....menunggu momen di mana anak dan ibunya bertemu? entah bersama siapa nantinya, hati andrea akan berlabuh...tapi untuk sekarang ini? hanya berharap jiro bertemu dengan andrea..kasihan? jiro anak yang cerdas , dia bukan anak nackal...dia cuma butuh ibunya? 🤧

2025-03-07

20

վօօղíҽ̀࿐༅ɯιƚԋ ʅσʋҽ࿐༅

վօօղíҽ̀࿐༅ɯιƚԋ ʅσʋҽ࿐༅

Ngagetin aja sih kamu baby boy, sukanya nongol tiba-tiba tanpa ngasih aba-aba /Drool/...
Dia Mama Andrea yang sedang kamu rindukan Ji...
Bolehkah jadi ayangnya paman dokter...

Nah gimana Ndre kaget engga tetiba ada "tuyul" 😆 yang nimbrung obrolan kalian...
Dia putramu Ndre yang kamu tinggalkan..
Sudah tumbuh menjadi anak cerdas dan pemberani...
Yang terkadang bisa bikin kalang kabut orang2 terdekat karena tingkah ajibnya /Facepalm/...
Semoga saat kamu melihat Jiro di layar ponsel milik dokter Steve, secepatnya bisa menyadari kalau dia adalah baby boymu yang sedang kau rindukan selama ini...

2025-03-08

1

C bell

C bell

kuharap jiro jatuh dlm pesona Andrea 🤭 biar mereka segera bertemu

2025-03-07

7

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!