Andrea (How Are You My Son?)
Di sebuah ruangan kerja yang luas dan mewah nampak seorang bocah lelaki berusia 5 tahun sedang berdiri di atas meja dengan wajah kesal setelah berhasil membuat ruangan sang ayah seperti kapal pecah, dua sekretaris ayahnya itu pun nampak sibuk merapikan kertas-kertas yang berceceran di atas lantai dengan kewalahan.
"Tuan muda tolong jangan lakukan lagi," mohon mereka ketika bocah itu kembali mengambil tumpukan dokumen di atas meja sang ayah lalu melemparnya satu persatu padahal barang-barang yang sebelumnya di lemparnya pun masih nampak berceceran.
Sebelumnya bocah tersebut yang baru pulang dari sekolah di bawa oleh asisten ayahnya datang ke kantor, namun karena bosan menunggu sang ayah yang tak kunjung selesai meeting bocah itu pun langsung tantrum.
"Tuan muda kami mohon tolong hentikan !!" Ucap mereka lagi ketika anak bosnya itu tetap melempar satu persatu dokumen milik sang ayah tanpa peduli dengan permohonan mereka.
"Aku tidak akan berhenti jika papa tak segera datang," ucap bocah tersebut.
Salah satu dari mereka itu pun segera keluar untuk melaporkannya pada sang bos meskipun pada akhirnya ia yang akan terkena teguran karena telah mengganggu meetingnya.
Di tempat lain nampak seorang pria yang baru saja memimpin sebuah rapat kini kembali duduk di kursinya, pria itu adalah Gerard Adrian pengusaha ternama ibu kota. Pria tampan berusia 37 tahun itu terlihat tegas dengan pandangan dingin dan tak pernah terlihat senyumnya beberapa tahun terakhir ini.
Tak berapa lama tiba-tiba sang asisten membisikkan sesuatu padanya hingga membuat pria itu kembali berdiri dan mengakhiri meeting dengan lebih cepat.
"Di mana dia sekarang?" Ucapnya seraya meninggalkan ruangan tersebut dan melangkah dengan cepat di ikuti oleh sang asisten serta sekretarisnya yang sebelumnya telah mengadukan perbuatan putranya itu.
"Di ruangan anda tuan," ucap sang sekretaris dengan wajah ketakutan.
Pria yang masih mengenakan setelah jas itu segera berlalu menuju ruangannya yang berada di lantai teratas kantornya itu dan sesampainya di sana matanya pun langsung melotot ketika melihat tempatnya bekerja itu sudah layaknya gudang akibat perbuatan sang putra.
"Jiro, segera hentikan kekonyolan mu ini !!" Ucapnya dengan tegas hingga membuat sang putra yang melihatnya langsung membuang muka seraya melipat kedua tangannya di depan dada, bibirnya pun nampak mengerucut menandakan jika suasana hatinya sedang tidak baik-baik saja saat ini.
"Apa kamu sedang marah dengan papa, hm?" Ucap Gerard sang ayah yang nampak melangkah mendekatinya.
Bocah itu pun langsung memunggunginya dengan posisi tangan masih terlipat di depan dada.
"Papa juga sedang marah padamu setelah apa yang kamu perbuat hari ini, apa seperti ini sifat seorang pria?" Imbuh pria itu lagi.
"Pria sejati takkan mengingkari janji," ucap bocah bernama Jiro Adrian tersebut dengan masih memunggungi sang ayah.
Gerard nampak menghela napasnya, sebelumnya ia memang telah berjanji akan menjemput putranya tersebut di sekolah dan setelah itu mengajaknya pergi ke taman bermain mengingat hari ini adalah hari ulang tahunnya yang ke-5 tahun. Namun karena ada masalah di kantornya ia terpaksa mengadakan meeting mendadak.
Akhirnya pria itu pun menurunkan egonya lantas memutar tubuh putra kecilnya itu agar menghadap kepadanya.
"Baiklah papa minta maaf ya, tapi papa ingin bilang jika apa yang kamu lakukan hari ini sangat tidak baik dan jangan di ulangi lagi, Mengerti?" Ucapnya menatap lekat bocah tersebut dengan suara sedikit rendah.
"Hm," Jiro pun langsung mengangguk dan perasaannya mulai kembali membaik. Bocah yang selalu di manja oleh kakek neneknya itu memang suka berbuat sesuka hati saat suasana hatinya sedang buruk.
Tiba-tiba asisten pria itu datang setelah mendapatkan sebuah telepon. "Tuan saya mendapatkan kabar sedikit kurang baik dari sekolah Tuan muda," ucap Henry sang asisten.
"Katakan!!"
"Kepala sekolah mengatakan jika hari ini adalah hari terakhir tuan muda Jiro datang ke sekolah," terang pria tersebut.
"Apa?" Gerard pun nampak terkejut mendengarnya.
"Apa mereka lupa jika aku adalah donatur terbesar di sekolah itu," imbuhnya dengan geram. Berani sekali mereka mengeluarkan putranya dari sekolahnya.
"Mereka mengatakan lebih baik kehilangan satu donatur daripada harus kehilangan para siswanya tuan karena kali ini perbuatan tuan muda tidak bisa lagi di maafkan," terang sang asisten lagi.
"Memang apa yang di lakukan anak sekecil Jiro?" Gerard nampak tertawa sinis, benar-benar tidak masuk akal pikirnya.
"Tuan muda Jiro telah meninju beberapa temannya dan sebagian mengalami pendarahan di hidungnya," terang Henry menjelaskan.
"A-apa?" Gerard pun tercengang mendengarnya.
Jiro yang sebelumnya telah turun dari atas meja dan bermain di sofa kini nampak menelan ludahnya ketika mendengar pembicaraan ayahnya dan sang asisten.
"Jadi benar apa yang di katakan oleh paman Henry jika kamu telah memukuli teman-teman mu ?" Gerard pun kembali mendekati putranya tersebut.
"Mereka memang pantas mendapatkan pukulan," sahut Jiro membela diri dan bukannya meminta maaf atas perbuatannya. Tentu saja itu membuat Gerard nampak menahan emosinya.
"Apa kamu ingin menjadi preman seperti...." Gerard tiba-tiba menjeda ucapannya, kali ini ia benar-benar hilang kesabaran terhadap anaknya tersebut mengingat bukan pertama kalinya putranya itu berantem di sekolah bahkan hingga hari ini telah 10 kali di keluarkan dari sekolah yang berbeda dengan kasus yang sama yaitu memukuli teman-temannya.
"Aku hanya tidak suka mereka mengatakan jika ibuku telah mati," tukas Jiro dengan mimik sedihnya bahkan sudut matanya mulai basah.
Gerard nampak menghela napasnya. "Apapun alasannya memukul adalah perbuatan tercela dan sekarang kamu papa hukum berdiri menghadap tembok !!" Tegasnya kemudian.
Bocah kecil itu pun terpaksa menurut lantas berlalu menghadap tembok, ia akui memang bersalah tapi membela ibunya adalah hal yang benar baginya. Meskipun ia tak pernah melihat ibunya bahkan fotonya sekalipun tapi ia yakin suatu saat ibunya pasti akan datang menemuinya. Ibunya bukan orang jahat seperti yang di ceritakan oleh ayahnya tapi ibunya adalah wanita pemberani seperti dirinya.
Sementara itu di tempat lain seorang wanita dengan jas putih khas petugas medis nampak meniup lilin dengan angka 5 di atas sebuah kue setelah menyanyikan lagu selamat ulang tahun.
"Selamat ulang tahun nak, doa ibu semoga kamu selalu menjadi anak yang baik di mana pun berada." Ucapnya dengan mata berkaca-kaca.
Andrea Hinata setelah 5 tahun mengasingkan diri kini wanita itu telah menjadi seorang dokter, wanita itu mengabdikan dirinya di sebuah yayasan khusus anak-anak berkebutuhan khusus yang berhubungan dengan mental dan juga saraf di pinggiran kota kecil.
"Sayang, kamu baik-baik saja?"
Tiba-tiba seorang pria yang baru masuk nampak khawatir ketika melihat wanita itu terlihat mengusap air matanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Niͷg_Nσͷg
hahhh Sayang? 😱😱 siapa laki2 yang memanggil andrea sayang? 🤔 apakah dia seseorang yang sudah membuat andrea move on dari masalalunya 🤔🤭 jika benar...yaa selamat? 🤭 setidaknya kamu sudah bisa bangkit dari keterpurukan Dan merajut bahagia dengan orang baru 🤭
ishhh gerald 🙄 kenapa kamu racuni otak putra kamu, bukan andrea yang jahat? tapi keadaan yang jahat sama andrea..kamu seharusnya intropeksi diri, kenapa andrea memilih pergi daripada bertahan di sisimu..bukan malah mendoktrin otak putramu , dengan bilang ibunya wanita jahat 😏
2025-03-04
33
zenara
belum apa apa dah di buat mewek 😭😭😭 duh nata pergi beneran sampai 5 tahun, agak kecewa knp pergi anaknya ga di bawa😭😭😭 , loh siapa itu yang manggil sayang waduh nata kamu punya kekasih kah??? kalo iya status mu masih istrinya Gerald lo, entar ketemu Gerald, bisa tantrum tuh🤣🤣🤣
2025-03-04
8
༄༅⃟𝐐Dena🌹
Andrea jadi dokter, dokter anak 😮😮😮
Andrea sudah punya kekeasih, smoga langgeng sampai menikah 🤣🤣🤣
Thanks updatenya, awal yg menarik
2025-03-04
5