Bab 4: Pembalasan Dendam!

  Tragedi ini mengancam kehancuran dunia, seperti azab yang menimpa seluruh makhluk hidup karena kesalahan besar yang telah mereka lakukan. Sementara itu, Hazel masih terdiam di tempat, terbenam dalam kesedihan atas kematian Oliver, dan berpikir apa langkah selanjutnya yang harus ia ambil.

  Larut malam, hampir jam 2 pagi, ia tak bisa pulang sebelum menemukan pelaku di balik tragedi ini. Hazel duduk dengan lutut tertekuk, punggung kaki terikat baju, dan memfokuskan diri untuk merasakan sisa-sisa aura kehadiran pembunuh.

  Hazel dapat merasakan adanya pertarungan epik di tempat ini, dengan sisa-sisa aura keberadaan sekitar 5 orang, termasuk Oliver. Ia kemudian mencari arah hawa keberadaan itu pergi dan merasakan bahwa sang pembunuh pergi ke arah lurus ke depan. Meskipun samar-samar, Hazel yakin bahwa itu adalah aura keberadaan sang pembunuh, karena jika itu orang lain, pasti mereka akan menolong Oliver.

  Setelah mengetahui arah sang pembunuh, Hazel segera bergegas mengejar, berlari secepat mungkin untuk menyusul pelaku.

  Saat berhenti di lampu lalu lintas, kebetulan seorang pengendara motor lain juga berhenti karena isyarat yang sama. Dengan tindakan impulsif, Hazel menendang helm pengendara tersebut dan dengan sigap mengambil alih kendaraannya. Beruntung kunci kontak masih terpasang, sehingga tanpa berinteraksi dengan pemiliknya, Hazel segera memacu sepeda motor itu menuju lokasi pembunuh.

  Meskipun tengah mengendarai motor dengan kecepatan tinggi, Hazel tetap mampu memusatkan perhatiannya untuk merasakan jejak aura keberadaan sang pembunuh. Jalanan yang lengang memungkinkan Hazel melaju tanpa hambatan, tanpa khawatir akan adanya tabrakan.

  Meskipun tindakannya salah karena mengambil motor seseorang dengan paksa, Hazel merasa terpaksa melakukannya karena dia tidak bisa membiarkan pembunuh Oliver bebas. Mereka harus bertanggung jawab atas perbuatan mereka.

....

  “Aduh.. duh.. duhh.... Ethan itu sakit, jangan terlalu keras memerbannya!!” Arya menggerutu kesakitan akibat terkena tembakan Oliver.

  “Ini hanyalah luka biasa jika dibandingkan dengan pelatihanku dulu. Jangan terlalu lebayy, semuanya dapat teratasi!” Ucap Ethan, pelaku sebenarnya dari pembunuhan Oliver.

  Terdapat empat pelaku pembunuhan Oliver, masing-masing dengan motif dan luka yang berbeda. Arya dan Kairos, dua mafia yang terluka akibat tembakan Oliver, Favian yang menderita cedera tulang pinggul karena pukulan keras Oliver, dan Ethan, orang yang telah membunuh Oliver dengan kejam.

  “Baiklah semuanya telah teratasi untuk sekarang, ayo kembali ke mobil! Kita harus segera melaporkan ini ke bos!”

  Menuruti perintah Ethan, semuanya bergegas membuka pintu mobil dan duduk tenang di dalamnya.

  “Bagaiman denganmu Favian? Apakah pinggul mu sudah lebih baik? Atau kau merasakan bahwa tulang pinggul mu akan patah!? Aku harap itu tidak terjadi yaa... Hahhahaha!” Kairos tertawa, semuanya mencibir ketika melihat keadaan Favian yang tidak bisa bergerak akibat cidera yang menyakitkan.

  “Diamlah bajingan! Jangan goyang-goyangkan tempat duduknya!! ....ahhh kurasa ini sudah tidak bisa disembuhkan... Aku mohon Ethan sebaiknya kita kerumah sakit terlebih dahulu untuk menyembuhkan ini. Aku tidak bisa bergerak sama sekali!”

  Favian menggerutu kesakitan akibat lukanya, yang wajar mengingat cedera tulang pinggul memerlukan perawatan medis segera.

  “Sabarlah Favian, sebentar lagi kita akan sampai cukup perkuat sabukmu saja untuk menstabilkan pinggulmu, dan ingat untuk jangan bergerak!” Tutur Ethan dengan peduli.

  Ethan adalah sosok yang paling peduli di antara mereka, saat yang lain tertawa melihat kondisi Favian, Ethan justru memberikan dukungan dan nasihat untuk menenangkannya. Dengan sifatnya yang dewasa, Ethan seolah menjadi figur yang mengayomi tim ini.

  Awalnya perjalanan cukup tenang, namun tiba-tiba Hazel muncul di belakang mereka. Ethan merasa ada yang tidak beres saat melihat pengendara di belakangnya, sehingga dia mempercepat laju mobil dan berusaha melepaskan diri dari kejaran Hazel. Hazel menyadari bahwa mereka telah mengetahui dirinya, maka dia menambah kecepatan untuk mengejar mereka.

  Ethan sebenarnya tidak gentar, namun kondisi timnya yang saat ini tidak memungkinkan untuk bertarung membuatnya ragu untuk menghadapi orang di belakangnya.

  Namun, Ethan tetap tenang karena yakin bahwa satu anak muda tidak mungkin menang melawan mereka yang memiliki kekuatan besar di markas, yang dihuni oleh bandit, mafia, dan mantan tentara.

  Ethan memerintahkan Arya untuk menghubungi yang lain agar bersiap di markas. Dengan kekuatan yang mereka miliki, mustahil bagi Hazel untuk selamat. Ethan bergegas ke markas untuk memastikan bahwa mereka siap menyambut Hazel.

  Setelah tiba di markas, Ethan segera memarkirkan mobilnya. Hazel tidak langsung menyerang, melainkan mengamati dari kejauhan untuk mencari titik masuk yang strategis. Sementara itu, Ethan dan timnya turun dari mobil, termasuk Favian yang masih terluka.

  Hazel mengamati markas dari kejauhan, merasakan adanya banyak orang di dalamnya. Ia menyadari bahwa masuk melalui pintu depan akan berisiko besar, sehingga ia memilih untuk mencari jalan masuk alternatif. Hazel berpikir bahwa pintu belakang kemungkinan sudah dijaga, sehingga ia perlu mencari cara lain untuk menyelinap masuk.

  Hazel menatap ke atas, memperhatikan atap bangunan yang mungkin bisa diterobos jika ada lubang untuk masuk. Dengan gerakan lincah, ia memanjat ke atas dengan bergelantungan pada apa saja yang bisa digapai, lalu melompat keras untuk mencapai atap.

  Setelah sampai di atap, Hazel tidak menemukan lubang atau jalan masuk yang terlihat. Ia terpaksa harus menjebol atap untuk masuk secara tak terduga, karena masuk lewat pintu depan atau belakang sudah pasti akan dihadapi dengan perlawanan.

  Hazel tidak ragu lagi untuk masuk dan membuat mereka membayar atas perbuatan mereka terhadap Oliver. Aura membunuh yang terpancar dari dirinya sangat kuat, sehingga orang-orang di dalam dapat merasakannya dengan jelas.

  “Apa-apaan aura membunuh ini!”

  “Apa ini adalah orang yang kau katakan tadi Ethan?” Salah satu mantan tentara bertanya pada Ethan, tubuhnya sangat besar tidak diragukan lagi bahwa ia dulunya adalah seorang tentara.

  “Kurasa.... Tetapi dimana dia? Aura membunuhnya sangat kuat menyebar ke seluruh ruang, sehingga aku dapat merasakannya dimana-mana!”

  Aura membunuh Hazel sangat kuat sehingga menyebar ke segala arah, membuat semua orang menoleh ke kanan kiri mencari sumber aura yang kuat itu.

  Tiba-tiba, atap meledak dan hancur, membuka lubang besar. Hazel muncul dari atas, membuat semua orang tercengang dengan aksi yang berani. Dengan aura membunuh yang kuat, Hazel berdiri tegak, mengamati sekitar dengan waspada. Ia menyadari bahwa dirinya sekarang berada di markas lawan, dikelilingi oleh musuh-musuh yang berbahaya.

  Namun, perhatian Hazel tertuju pada dua wanita yang diikat di pojok belakang ruangan - satu dengan rambut coklat dan satu lagi dengan rambut hitam. Mungkin mereka adalah korban perdagangan manusia, tapi Hazel merasa bahwa itu tidak ada hubungannya dengan tujuan utamanya saat ini. Fokusnya adalah menghancurkan semua yang ada di depannya dan mencari tahu siapa dalang di balik semuanya.

  Mereka semua tersenyum tipis melihat kehadiran Hazel, yakin bahwa anak SMA biasa ini tidak akan mampu mengubah keadaan meskipun dia datang ke markas mereka. Bahkan, mereka berpikir bahwa Hazel sedang menggali kuburannya sendiri dengan tindakan nekatnya.

  “Ooyy nak, apa yang kau lakukan? Apa kau berpikir kau dapat melawan kita? Ahaha itu mustahil nak!” semuanya tertawa, mereka mencibir karena kebodohannya.

  Namun, Hazel tidak terpengaruh oleh pandangan mereka. Pada dasarnya, manusia memiliki kemampuan adaptasi yang luar biasa. Beberapa orang dapat beradaptasi dengan cepat, mempelajari keadaan sekitar dan menyesuaikan diri tanpa perlu melalui proses trial and error yang panjang. Hazel adalah salah satu dari mereka, tubuhnya dapat secara intuitif memproses informasi sekitar dan menentukan langkah selanjutnya.

  Meskipun Hazel tidak memiliki kekuatan magis atau sihir, ia memiliki kemampuan adaptasi yang luar biasa cepat terhadap keadaan sekitarnya. Pengalaman masa lalunya yang penuh dengan bullying telah membuatnya terbiasa dengan rasa sakit, sehingga ia dapat terus melakukan aktivitas sehari-hari tanpa terlalu terpengaruh oleh penderitaan fisik yang dialaminya.

  Hazel menyadari keunikan dirinya, bahwa ia memiliki kemampuan adaptasi yang berbeda dari makhluk hidup lainnya. Ia sangat peka terhadap perubahan sekitar, bahkan dalam keadaan tidur sekalipun. Namun, Hazel cenderung tidak ingin terlibat dalam masalah orang lain, karena menurutnya itu hanya akan menambah kerumitan.

  Tanpa ragu, Hazel langsung menyerang musuh di depannya dengan gerakan maju mundur yang cepat dan gesit. Ia berlari menggocek-gocek, menghindari serangan lawan sambil mencari celah untuk menyerang balik. Meskipun dapat beradaptasi dengan baik, Hazel sadar bahwa jumlah musuh yang terlalu banyak membuatnya harus berhati-hati dalam menyerang.

  Namun, jumlah musuh yang dihadapi Hazel terlalu banyak sehingga membuatnya kesulitan untuk menghindar. Mereka terus mendesaknya, tidak memberinya ruang untuk bernapas. Hazel merasa terjepit dan harus berpikir cepat untuk keluar dari situasi ini.

  Wanita yang diikat tadi terbangun dan menyaksikan pertarungan sengit di depannya. Ia tampak bingung dan tidak mengerti apa yang sedang terjadi. Saat melihat seorang pemuda seumurnya bertarung dengan banyak penjahat, ia merasa terkejut dan penasaran tentang apa yang sebenarnya terjadi.

  “Apa yang sedang terjadi??” Gadis itu kebingungan melihat keadaan yang sedang terjadi, ia membuka lebar matanya melihat dengan seksama untuk mencerna situasi.

  “Larilahhhh!!!!” Setelah memahami situasi yang sedang terjadi, Gadis itu segera berteriak dengan khawatir.

  Hazel mengabaikannya dan fokus pada pertarungan, meskipun tubuhnya sudah banyak terkena pukulan dari berbagai arah. Ia terus memblokir dan menghindar, menunggu kesempatan untuk memberikan pukulan telak.

  Namun, situasi ini tidak bisa dipertahankan terlalu lama. Jika Hazel terus-menerus bertahan, ia pasti akan jatuh ke tangan musuh.

  Dengan mengambil risiko, Hazel melakukan gerakan "ghost steps" seperti yang pernah dilakukan Oliver, dan menendang musuh di belakangnya secara tak terduga. Gerakan ini memberikan Hazel sedikit ruang, tetapi segera dua musuh di sampingnya menyerang dari kanan dan kiri. Beruntungnya, Hazel bereaksi cepat dan menunduk untuk menghindari pukulan tersebut. Melihat celah, Hazel langsung memukul musuh di kirinya, membuat orang itu mundur sedikit.

  Hazel mundur ke belakang, lalu berdiri tegak dan memukul musuh di belakangnya. Namun, musuh itu berhasil memblokir serangannya dan membalas dengan serangan yang sama. Hazel dengan cepat meniru gerakan blokiran lawannya dan berhasil menghindari serangan tersebut.

  Dengan sigap, Hazel melakukan tendangan ke depan yang membuat lawannya terpental. Namun, ia segera terpukul dari belakang, dan di saat yang sama, seorang musuh lain di depannya bersiap untuk memukulnya. Hazel berhasil memblokir serangan tersebut dan melakukan serangan balasan lagi. Pola serangan dan pertahanan ini terus berulang, tetapi masalahnya adalah Hazel tidak bisa bertahan lama karena jumlah lawan yang terlalu banyak dan kemampuan mereka untuk bangkit kembali setelah dipukul.

  Gadis yang menyaksikan pertarungan itu merasa tidak kuat menahan emosinya, marah pada dirinya sendiri karena tidak bisa membantu apa-apa dan malah menjadi beban. Ia melihat temaninya yang berambut coklat masih tidak sadarkan diri, membuatnya merasa lebih malu dan tak berdaya. Air matanya mengalir membasahi pipinya saat menyaksikan pertarungan yang sengit itu.

  Hazel tidak memperdulikan keadaan itu, tetap fokus pada pertarungan dengan memantau pergerakan lawan di sekitarnya dan sigap menghadapi serangan yang datang.

  Memang benar bahwa semakin lama pertarungan ini berlangsung, Hazel akan semakin terdesak. Namun, Hazel telah mulai beradaptasi dengan situasi, terbiasa menghindari dan memblokir serangan lawan dengan efektif. Ia dapat bergerak lincah menghindari serangan lawan dan menahan serangan kuat dengan stabilitas yang luar biasa.

  Bahkan Hazel juga mulai lebih cepat bereaksi terhadap serangan yang akan datang, seolah-olah otaknya bekerja lebih cepat dari biasanya. Serangan-serangan itu terlihat melambat di mata Hazel, memberinya waktu yang cukup untuk mengantisipasi dan menghadapi lawan-lawannya.

  Hazel juga sudah mulai memahami pola serangan lawan, dan fisiknya semakin menguat sebagai respons terhadap situasi pertarungan yang intens. Tubuh Hazel secara intuitif menyesuaikan diri untuk menjadi lebih kuat dan tangguh, bahkan melampaui kekuatan lawan-lawannya. Dengan adaptasi yang cepat, Hazel mulai mendominasi pertarungan.

  Namun, tiba-tiba sebuah pukulan keras menghantam Hazel saat ia lengah. Meskipun begitu, serangan itu terlihat lambat bagi Hazel, dan dengan satu tangan, ia berhasil menahan serangannya. Getaran dari pukulan itu menghancurkan lantai di sekitarnya, membuat lawan-lawannya tercengang melihat kekuatan dan ketangguhan Hazel.

  “Bagaimana bisa dia?!”

  “Apa yang sedang terjadi?”

  “Bukankah pukulan itu sangat kuat?!”

  Semua orang terkejut dan tercengang melihat perubahan drastis pada Hazel. Lantai yang hancur akibat kekuatan pukulan yang ditahan Hazel membuat mereka semua kehilangan kata-kata dan mulai bingung dengan kemampuan Hazel yang tidak terduga.

  “Ekh... Bagaimana bisa? Serangan ku sudah sangat kuat!!”

  Hazel mengabaikan reaksi mereka dan hanya menatap orang yang memukulnya dengan tatapan dingin yang mengintimidasi. Orang itu merasa ketakutan, wajahnya memucat, dan berteriak "Hiii!!" dengan suara yang tercekat.

  Dengan gerakan yang sangat mudah, Hazel melempar orang itu ke arah lawan-lawannya, membuat mereka terhempas dan jatuh. Semua orang terkejut dan kaget, melihat kekuatan fisik Hazel yang tiba-tiba meningkat. Mereka mulai mundur sedikit, takut akan aksi Hazel yang tidak terduga.

  Tidak mengherankan bahwa kemampuan beradaptasi Hazel sangat cepat dan luar biasa, jauh melebihi rata-rata makhluk hidup.

  Gadis itu akhirnya merasa lebih tenang, ia sedikit bersyukur melihat Hazel mulai bangkit dan mengambil kendali. Namun, orang-orang di sekitarnya mulai panik dan berlarian mengambil senjata yang disimpan, karena mereka telah meremehkan kekuatan Hazel. Hazel dengan cepat menangkap dan menghancurkan siapa saja yang berusaha melarikan diri darinya. Tidak ada yang bisa selamat dari amukan Hazel.

  Pada dasarnya, mereka semua hanyalah amatiran yang tidak siap menghadapi seseorang sekuat Hazel. Itulah mengapa mereka gagal membunuh Hazel secara langsung, dan kini mereka harus membayar harga atas kesalahan mereka.

  Mereka akhirnya mempersenjatai diri dengan pedang atau senjata api, sementara Hazel tetap bertarung dengan tangan kosong. Ini membuat situasi terlihat tidak seimbang, namun Hazel tidak terpengaruh sedikit pun. Dengan aura yang mengintimidasi, Hazel bergerak dengan kecepatan yang luar biasa, bahkan lebih cepat dari sebelumnya. Gerakannya sangat lincah dan sulit diikuti dengan mata.

  Hazel dapat melihat pola serangan lawan dengan jelas, dan bagi dirinya, serangan-serangan itu terlihat sangat lambat. Dengan mudah, Hazel menghindar dan membalas dengan serangan yang cepat dan akurat saat lawan-lawannya berada dalam jangkauannya.

  Pertarungan terus berlanjut dengan Hazel yang terus beradaptasi dan meningkatkan kemampuannya. Gadis itu tidak ingin menjadi beban bagi Hazel, sehingga ia memanfaatkan kesempatan untuk membantu. Meskipun tangannya terikat, ia menyelinap dari belakang dan mendorong seseorang yang sedang menyerang Hazel.

  Dorongan itu membuat orang tersebut terjatuh, dan dalam kepanikan, ia menembakkan senjatanya ke arah gadis itu tanpa target yang jelas. Namun, gadis itu dengan cepat mengarahkan peluru ke tali yang mengikatnya, sehingga tali itu putus dan tangannya terbebas. Dengan bebas, gadis itu segera mengambil benda di sekitarnya dan melemparkannya ke arah orang tersebut. Orang itu cepat bangun dan menangkis serangan gadis itu, menunjukkan bahwa ia masih memiliki kemampuan untuk melawan.

  Tepat saat orang itu akan menarik pelatuk untuk menembak gadis itu, Hazel menghentikan aksinya dengan tendangan keras yang membuat orang itu terpental. Gadis itu terkejut sejenak, namun segera menyadari situasi dan mengambil pistol yang jatuh dari tangan orang yang baru saja dikalahkan Hazel. Dengan pistol di tangan, gadis itu bersiap untuk bergabung dengan Hazel dalam pertempuran.

  Mereka berdua bertarung dengan harmonis, bekerja sama secara efektif melawan para bandit, mafia, dan mantan tentara yang ada di tempat itu. Meskipun terlihat tidak mungkin bagi anak-anak SMA biasa, kemampuan adaptasi mereka yang luar biasa cepat memungkinkan mereka untuk melampaui lawan-lawannya. Kemampuan adaptasi ini menjadi kunci keunggulan mereka, memungkinkan mereka untuk menyesuaikan diri dengan situasi dan mengalahkan lawan-lawannya dengan efektif.

  Mereka bertarung bersama dengan solid, menghadapi lawan-lawannya yang tangguh seperti bandit, mafia, dan mantan tentara. Namun, tidak ada yang bisa menumbangkan mereka selama mereka bersama. Dengan kerja sama yang baik, mereka berhasil menjatuhkan hampir semua lawan-lawannya, membuat jumlah lawan yang tersisa semakin sedikit.

  Kecepatan Hazel sangat luar biasa, bahkan Ethan tidak bisa bereaksi dengan cepatnya. Dengan gerakan yang sangat cepat, Hazel menyelinap ke belakang lawan-lawannya dan menembak jantung mereka dengan tepat. Satu demi satu musuh tumbang, dan ini membangkitkan sosok yang tidak seharusnya muncul.

  Dari pintu, sosok misterius muncul dengan penampilan yang menarik perhatian. Ia mengenakan pakaian hitam dan celana hitam, dengan rambut coklat kemerahan yang menambah kesan tampan pada wajahnya. Dengan langkah santai, ia menyalakan rokok dan mengamati anak buahnya yang sedang dibantai oleh dua remaja SMA.

  Seorang mafia menembakkan pistolnya ke arah Hazel, berharap peluru mengenai target. Namun, Hazel dengan mudah menghindarinya dan langsung membalas dengan gerakan cepat. Ia mengambil tangan mafia itu dan membantingnya ke depan dengan keras, membuat lantai di bawahnya retak dan pecah. Sementara itu, seorang lainnya mencoba menusuk Hazel dari belakang dengan pisau, tapi gadis itu segera menghentikan ancaman itu dengan menembak orang tersebut.

  Sekarang semuanya sudah tumbang tersisa satu orang lagi yang dimana itu adalah sosok misterius yang baru saja datang tadi. Dia melihat Hazel dengan tatapan rendah, sedikit kagum dengan Hazel karena berhasil mengalahkan bawahannya.

  “Apa kau yang terkuat disini?!” Ucap Hazel dengan nada yang meninggi.

  “Yaa! Aku yang terkuat disini! Aku lah bos mereka, apa kau ingin menantang ku?” Sosok itu tersenyum tipis melihat nyali Hazel.

  Tanpa peringatan, Hazel melancarkan serangan ke arah orang itu dengan kekuatan yang luar biasa. Pukulan itu menimbulkan getaran di sekitarnya, dan kekuatannya begitu besar sehingga mungkin dapat menghancurkan tembok beton. Namun, orang itu dengan mudah menangkis serangan Hazel, menunjukkan bahwa dia memiliki kekuatan yang sangat besar.

  Gadis itu terkejut dan tercengang melihat orang itu mampu menghentikan pukulan Hazel. Hazel segera mundur untuk keluar dari jangkauan orang itu, seolah-olah menunggu kesempatan yang tepat untuk menyerang kembali. Jika orang itu benar-benar ingin bertarung dengan serius, dia pasti sudah menyerang Hazel lebih dulu.

  “Santai sajaa... Jangan terlalu terburu-buru! Bukankah kita baru saja bertemu? ... Sebenarnya aku ingin tahu siapa namamu?”

  “Apa aku harus memberi tahu namaku kepada orang yang akan kubunuh?”

  “Baiklah... Sepertinya anak jaman sekarang memang tidak tahu sopan santun, aku dapat paham itu, jadi, kalau begitu aku saja yang akan memperkenalkan diri! Perkenalkan namaku adalah Lares!” Orang itu memperkenalkan dirinya dengan gerakan yang anggun, sambil menempatkan tangan kanannya di dada.

  Hazel mengabaikan perkenalan itu dan langsung melancarkan serangan ke arah Lares. Dengan kecepatan yang luar biasa, Hazel datang dari samping dan mengarahkan pukulan ke kepala Lares. Namun, Lares dengan santainya menghindarinya, dan Hazel terus menyerang tanpa henti, tetapi tidak ada satu pun serangan yang dapat mengenai target.

  Lares dengan cepat bereaksi terhadap serangan Hazel, dengan mudah menghindari setiap pukulan. Saat ada celah, Lares langsung menyerang punggung Hazel dengan siku, membuat Hazel terjatuh dengan keras. Lares menginjak Hazel, tetapi untungnya Hazel dapat berguling cepat untuk menghindari injakan Lares.

  Hazel berdiri kembali menatap fokus Lares.

  “Baiklah sekarang giliranku!”

  Lares bergerak dengan kecepatan yang luar biasa, tiba-tiba dia sudah berada di belakang Hazel. Hazel yang sadar akan hal itu langsung memutar tubuhnya dan memukul Lares, tetapi Lares dengan cepat berpindah ke belakang Hazel lagi dan mencengkeram kepala Hazel dengan keras. Lares mengangkatnya dan melemparkan Hazel ke dinding, membuat Hazel terjatuh. Namun, Hazel segera bangkit kembali, menunjukkan ketahanannya yang luar biasa. Saat Hazel berbalik, dia melihat Lares sudah dekat dan bersiap memukulnya. Untungnya, Hazel dapat bereaksi cepat dan menghindari serangan Lares.

  Dinding yang terkena serangan Lares hancur berkeping-keping, seperti kaca yang pecah menjadi potongan-potongan kecil. Gadis berambut hitam itu terkejut melihat kekuatan Lares. Dengan tergesa-gesa, dia mengarahkan pistolnya ke arah Lares, tetapi yang tidak terduga, Lares dapat melesat dengan cepat ke hadapan gadis itu, membuat situasi menjadi semakin genting.

  “Heyy nona, itu tidak baik...” Lares berbicara dengan nada pelan sambil memegang tangan gadis itu dengan lembut.

  Hazel dengan bergegas langsung menendang kepala Lares sehingga Lares terpental sangat keras ke arah dinding.

  “Mundur lah! Dia adalah lawanku!”

  Menanggapi instruksi Hazel, gadis itu mengangguk dan bergerak dengan hati-hati menuju tempat yang aman. Sementara itu, Lares bangkit kembali tanpa terlihat adanya kerusakan atau rasa sakit sedikit pun pada dirinya.

  “Ahahhahha... Apakah hanya ini kemampuan? Mengecewakan!”

  Lares melesat dengan kecepatan luar biasa, memukul wajah Hazel dengan keras sehingga dia terpental. Tanpa jeda, Lares melesat lagi ke belakang Hazel yang masih dalam keadaan terpental, menunjukkan kecepatan dan ketepatan yang luar biasa. Lares terus mengulangi pola serangan ini, memukul Hazel dari berbagai arah dengan kecepatan yang tak terbendung. Akhirnya, Hazel tidak mampu lagi menahan serangan-serangan itu. Pukulan terakhir dari Lares adalah yang paling keras, dia melesat ke atas dan menghantam Hazel dengan kedua tangan terkepal, membuat hantaman itu tampak seperti ledakan yang dahsyat.

  Hazel kesakitan tak bisa bergerak, tubuhnya seperti akan hancur berkeping-keping. Lares melihat rendah Hazel seperti hewan yang menggeliat-liat kesakitan. Gadis berambut hitam itu tampak bingung apa yang harus ia lakukan, ia khawatir Hazel tak bisa bertahan jika terus begini. Kemudian Gadis berambut hitam itu berlari dengan pelan-pelan keluar untuk meminta bantuan tetapi Lares langsung menghadang Gadis itu ketika hendak pergi keluar. Gadis itu tercengang, ia tak bisa bergerak, aura intimidasi darinya membuat udara disekitarnya terasa tegang.

  Tepat saat itu, Hazel berdiri kembali dan berjalan perlahan menuju Lares. Lares menatapnya dengan sabar, menunggu Hazel mendekat.

  Kecepatan Lares luar biasa, dia dapat melesat dalam sekejap mata. Ini adalah kemampuan yang langka, bahkan di antara manusia yang terpilih. Mungkin kekuatan adaptasi Lares yang memungkinkan dia mencapai kecepatan itu, atau mungkin dia pernah berhadapan dengan lawan yang secepat dirinya.

  Posisi Hazel jelas tidak menguntungkan, perbedaan kemampuan antara dia dan Lares sangat besar. Mustahil bagi Hazel untuk beradaptasi dengan kecepatan Lares. Namun, Hazel tetap melawan dengan gigih. Lares terus menggunakan kecepatannya untuk menyerang Hazel secara tak terduga, membuat Hazel hanya bisa berusaha mengejar dan menyamai gerakan Lares.

  “Sepertinya membosankan juga jika terus seperti ini, kalau begitu aku akan mengakhirinya! Kau sangat lemah bocah!! Kukira kau akan menantang sedikit.”

  Lares memutari Hazel sambil menghujaninya dengan pukulan beruntun, membuat Hazel tak berdaya dan hanya bisa menerima serangan tanpa bisa membalas.

  Seratus pukulan, seribu pukulan, lima ribu pukulan, bahkan seratus ribu pukulan Hazel terima tanpa bisa mengelak. Dan untuk mengakhiri semuanya, Lares memberikan pukulan terakhir yang tepat sasaran di tenggorokan Hazel, membuat Hazel terpental dan kehilangan kesadaran, tubuhnya melayang dengan pelan.

  Apakah ini akhir dari Hazel?

  Pada saat yang sama, denyut nadi Hazel berhenti, jantungnya tidak lagi berdetak. Apakah Hazel telah meninggal atau tidak, sulit untuk dipastikan. Namun, dengan jumlah pukulan yang telah dia terima, ditambah pukulan terakhir di tenggorokannya, tubuh Hazel seharusnya sudah tidak bisa dipertahankan lagi.

  Tenggorokan sendiri merupakan sistem pernapasan. Mengenai bagian itu Hazel pastinya sudah tak bisa bernapas.

  Hazel melayang tak sadarkan diri, statusnya antara hidup dan mati tidak jelas. Denyut nadinya berhenti, jantungnya tidak lagi berdetak, dan pernapasannya terhenti karena pukulan Lares yang menghantam tenggorokannya. Perjuangan Hazel yang panjang dan gigih seakan-akan berakhir dengan sia-sia, dia datang ke tempat ini hanya untuk menemui kematian. Ini adalah akhir yang sangat tragis dan tidak bisa diterima.

  Namun, yang terjadi selanjutnya sangat tidak terduga! Hazel tiba-tiba menggigit lidahnya sendiri, sebuah tindakan yang menunjukkan bahwa meskipun denyut nadinya telah berhenti, beberapa fungsi tubuhnya masih bekerja. Meskipun jantungnya tidak berdetak, aktivitas listrik di otaknya masih berlangsung, memungkinkan beberapa organ untuk tetap berfungsi sementara.

  Otak Hazel menjadi kunci bagi kesadarannya, dan dengan kesadaran itu, dia mampu melakukan tindakan luar biasa: menggigit lidahnya sendiri untuk merangsang otot-otot yang telah lumpuh. Ini adalah tindakan yang tampaknya mustahil, namun Hazel berhasil melakukannya, membantah anggapan bahwa sesuatu tidak mungkin dilakukan.

  Setelah Hazel menggigit lidahnya sendiri, tubuh Hazel tampaknya langsung terbangun, tangannya langsung mengarah ke kepala Lares. Lares tercengang melihat Hazel dapat kembali bangun, Hazel memukul Lares dengan sekuat tenaga dengan sisa-sisa stamina nya. Tubuhnya mungkin telah berhenti sepersekian detik tadi, tetapi kemampuan adaptasi Hazel masih aktif, dan Hazel langsung memukul dengan sekuat tenaga mengenai kepalanya.

  Untuk pertama kalinya pukulan Hazel dapat mengenai nya, Lares terpental terkena pukulan Hazel.

  Namun, Hazel tidak berhenti di situ. Dengan tubuh yang telah beradaptasi dan melampaui Lares, Hazel dapat bergerak dengan kecepatan luar biasa, memukul dan melesat dengan cepat, membalas serangan-serangan sebelumnya. Dia terus mengulangi pola serangan ini, memukul dan melesat, hingga akhirnya dia mencengkeram kepala Lares dan membantingnya ke bawah dengan keras. Lares tak berdaya menghadapi kekuatan Hazel yang kini jauh lebih besar.

  Tubuh Hazel telah melampaui Lares, dan dia masih belum puas. Dengan kekuatan yang luar biasa, Hazel mencengkeram kepala Lares lagi dan membantingnya ke bawah berulang kali, membuat Lares tak berdaya. Aksi ini membuat Hazel tampak seperti monster yang tak terkendali, tanpa ragu-ragu dia membanting Lares dengan keras. Setelah itu, Hazel mengangkat Lares ke atas, mencengkeram kepalanya dengan sangat erat sehingga darah keluar dari luka-luka yang parah, membuat Lares menjerit kesakitan.

  Dengan gerakan yang terkoordinasi, Hazel melemparkan Lares ke atas, kemudian melakukan rotasi tubuh dan mengarahkan tendangan keras ke tenggorokan Lares. Tendangan itu membuat Lares terpental jauh ke atas, menabrak dan menghancurkan dinding sebelum akhirnya jatuh ke bawah.

  Meskipun terkena serangan keras, Lares masih berusaha untuk berdiri. Namun, Hazel segera menghentikannya dengan menginjak kepala Lares, membuatnya kesakitan dan tak bisa bergerak. Injakkan Hazel sangat keras sehingga tanah di bawahnya hancur, membuat Lares benar-benar tak berdaya.

  Hazel menekan kepala Lares dengan kuat, membuatnya sulit bernapas, hingga akhirnya Lares kehilangan kesadaran. Untuk memastikan statusnya, Hazel mengangkat Lares dan memeriksa tanda-tanda kehidupan. Meskipun Lares tidak sadarkan diri, masih ada tanda-tanda kehidupan yang membuat Hazel ingin terus menyerangnya. Dengan memegang pundak Lares, Hazel mengepalkan tangan kanannya, bersiap untuk memberikan pukulan maut ke wajah Lares.

  Pukulan kuat dari Hazel menghantam wajah Lares dengan keras, menimbulkan hembusan angin kencang di sekitarnya. Lares terpental jauh, kemungkinan besar otaknya telah rusak parah akibat pukulan tersebut. Wajahnya hancur, tengkoraknya retak, tidak ada keraguan lagi bahwa Lares telah meninggal. Ini menandai kemenangan mutlak bagi Hazel.

Benar, Hazel telah menang!!!

  Gadis tersebut gembira dia tersenyum lebar melihat kemenangan Hazel, kemudian Gadis tersebut menghampiri Hazel berniat berterimakasih kepadanya.

“Ah A-anu... Terimakasih telah menolongku!” Gadis tersebut menunduk berterimakasih dengan tulus kepada Hazel.

“Abaikan saja, aku kesini bukan untuk menolong mu...!” Hazel tampak lelah, hati nya seperti hancur berkeping-keping karena teman yang telah dianggap satu-satunya keluarga oleh Hazel, telah pergi meninggalkan nya. Mengabaikannya, Hazel berniat pergi tanpa basa-basi.

“Tunggu! Meskipun begitu biarkan aku mengetahui namamu,” Ucap Gadis tersebut.

Tak menoleh sedikitpun, Hazel terus berjalan tanpa menanggapi nya sekali pun.

“Kalau begitu!! ...Namaku adalah Kurumi!! Terimakasih telah menolong ku....!!!” Sekali lagi, ia menunduk berterimakasih dengan tulus meskipun tau bahwa tujuan Hazel bukanlah untuk menolongnya.

Suara itu tidak mendapat respons dari Hazel, dia tidak peduli dan pergi begitu saja tanpa menoleh.

Kurumi... Itu nama yang cantik!

Kurumi hanya bisa menatapnya dengan tatapan yang tajam, wajah Hazel terukir dengan sangat jelas dalam ingatannya, meninggalkan kesan yang mendalam.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!