Sengatan terik matahari membakar kulitku saat aku terlelap di kelas. Aku sendiri tak percaya bahwa aku bisa terbangun hanya karena panasnya matahari yang menyengat hari ini.
Aku adalah Hazel, seorang anak SMA biasa dengan kehidupan yang sengsara, dan saat ini aku sedang berada dikelas. Aku melihat sekelilingku, teman-temanku sudah mulai mengganti seragamnya dengan kaos olahraga.
Ahh benar aku lupa bahwa sekarang ada jadwal olahraga. batinku mengeluh.
Aku mulai bangun dan mengambil kaos olahragaku didalam tas, tetapi tidak berlangsung lama setelah itu, sekelompok pembully di kelasku datang menghampiri dan mengambil kaos olahragaku secara paksa. Mereka melemparkan kaos olahragaku ke sana kemari, mempermainkan aku seperti anak kucing yang tak berdaya.
Ini aneh mengapa hanya diriku yang selalu mereka bully?? Apa salahku?
Aku sangat membenci mereka, dan aku juga benci diriku sendiri... Menyerah pada takdir? Ahhh pada dasarnya hidup tidak memiliki makna yang intrinsik. Untuk apa kita hidup selama ini jika kita terus merasakan kesengsaraan?
Aku benci dunia ini!!
Setelah itu mereka berlari dan menyembunyikan kaos olahragaku di suatu tempat, sehingga aku harus mencarinya dan datang terlambat di jam olahraga. Pada dasarnya aku harus melakukan pembelaan, tetapi ini tidak akan ada gunanya.. Mengatakan sebenarnya sama saja menggali kuburan untuk diri sendiri.
Sehingga, aku mendapatkan hukuman push up 35x dari guru, mungkin untuk anak Workout atau gym ini hanyalah repetisi yang kecil, tetapi bagi diriku yang jarang menggerakkan tubuh, ini sangatlah berat sehingga aku harus menahan sakit dibagian lengan otot triceps dan shoulder.
Melihat dari kejauhan, anak-anak yang membully ku tadi tertawa terbahak-bahak.
Siall!!! Aku menjadi bahan lelucon bagi mereka!! Kenapa harus aku?!! Kenapaa!!??? Lagi-lagi aku hanya bisa mengeluh dan pasrah, mencoba menerima nasib dengan lapang dada.
...****************...
Saat jam istirahat tiba, aku langsung menuju atap sekolah untuk menghindari pembully tadi.
Sekolah ku memiliki 4 lantai, yang dimana lantai 1 dan 2 adalah kelas untuk anak-anak SD dan lantai 3 dan 4 adalah kelas untuk anak-anak SMA. Yaaa... Sekolah SMA ku dicampur dengan anak-anak SD, dan untuk SMP dipisah di sebelah sekolah ku. Bisa dibilang ketua yayasan ku memiliki dua sekolah yang dimana sekolah pertama dipakai untuk anak-anak SD dan SMA sedangkan, sekolah kedua dipakai untuk anak-anak SMP.
Dan ...Kembali kubawa kesendirian ku, aku berdiri sendirian di atap, menjauhkan diri dari kerumunan di bawah untuk menghindari kemungkinan bertemu mereka lagi. Bahkan aku disini sendirian tanpa memiliki seorang teman atau siapa pun itu, bahkan aku juga tidak memiliki bekal makan siang sendiri, karena dirumah aku hidup sendirian tidak memiliki orang tua, tidak ada yang menyiapkan ku makanan seperti anak-anak lain atau memberiku kasih sayang.
Aku tidak tahu apa yang terjadi kepada ayah dan ibuku, aku telah ditinggal oleh mereka sendirian sejak kecil, entah mereka sudah tiada atau meninggalkan ku karena mungkin aku memiliki kutukan yang melekat pada diriku sebagai anak pembawa sial. Pikiran itu terus menghantui ku, membuat ku semakin terpuruk dalam kebingungan.
Sekarang aku hanya bisa menatap langit melihat betapa buruknya nasibku. Sungguh aku bertanya-tanya, apakah aku akan hidup seperti ini terus? Dikekang oleh takdir dan kesendirian yang tiada akhir?
Ahh... Benar juga tidak ada gunanya aku memikirkannya, pada akhirnya aku hanya bisa terus mengeluh dan mengeluh. Sialann!!!
...****************...
Bel masuk telah berbunyi, menandakan dimulainya pelajaran IPA. Jujur, aku tidak terlalu menguasai materi ini, sehingga aku memilih duduk di bangku paling belakang dan pura-pura membaca buku sambil terlelap. Sebenarnya, disekolah aku selalu tidur mengabaikan ilmu yang diberikan, hanya itu yang bisa kulakukan untuk istirahat dari kisah hidup yang buruk ini.
Terkadang aku berhasil tidur sampai jam pelajaran selesai, tapi terkadang aku juga berakhir dengan dihukum membersihkan kamar mandi, membersihkan halaman sekolah, merangkum 10 lembar, atau bahkan membersihkan satu sekolah. Lagipula, aku bebas melakukan nya karena mereka tidak bisa menghubungi orang tua ku. Meskipun aku sadar, bahwa kebiasaan ini akan berdampak buruk pada kesempatan ku untuk naik kelas nanti.
Siksaan itu bahkan berlanjut hingga jam pulang. Mereka terus-menerus membully ku, entah dengan merampas tasku atau memukuliku hingga babak belur. Dan hari ini mereka memukuliku menyerang secara bersamaan membuat diriku tidak bisa melawan. Tetapi ditengah-tengah kekacauan itu, seseorang datang untuk membela ku, ia langsung memukul anak yang membully ku tadi tanpa takut sedikit pun. Aku sedikit tercengang, bagaimana dia bisa seberani itu padahal lawan didepannya ada 4 orang!?
Hanya dengan satu pukulan salah satu pembully tadi terpental kebelakang, nampak raut wajah kaget dari teman-temannya ketika melihat nya. Dia adalah Fredic Oliver, sama seperti diriku ia adalah seorang penyendiri tetapi dia juga sedikit berbeda dengan ku karena ia tak pernah dibully disekolah, kurasa.. karena dia kuat?
Karena tatapan dingin Oliver, semuanya membeku tak bisa bergerak, mereka masih terkejut dengan serangan Oliver yang datang secara tiba-tiba.
“Haaa!! Apa-apaan ini? Mau jadi pahlawan?” Orang yang terpental akibat pukulan Oliver tadi langsung bangun karena ia tak ingin terlihat memalukan.
Teman-teman nya juga tidak ingin menanggung malu karena ketakutan hanya karena satu orang. Mereka pun juga ikut berbicara agar tampak sebagai anak yang tangguh.
“Apa-apaan ini Oliver? Sebaiknya kau lari dari sini atau kau akan jadi seperti dirinya lohh Oliver!! AHAHAHAHA!!” Mereka tertawa terbahak-bahak.
“Diamlah!! Jika Oliver lari dari sini ...aku tidak bisa membalas pukulannya tadi kan?” ia terkikik menatap rendah Oliver, seakan-akan menganggap nya sebagai lelucon.
Semuanya langsung terdiam akibat ucapan anak yang terpental tadi, aku yakin orang yang dipukul oleh Oliver adalah bos mereka. Aku hanya bisa melihatnya dari belakang, Oliver tidak goyah sedikitpun. Mengabaikan ucapan mereka, Oliver berdiri tenang tanpa rasa takut sama sekali seolah-olah mereka bukanlah lawan yang setara dengannya.
“Tcuihh..... Pukuli saja dia sekalian!!” karena kesal telah diabaikan, anak yang terpental tadi meludah dan memerintah untuk segera menghabisi Oliver.
Semuanya segera bersiap untuk memukul Oliver, namun gerakan Ghost steps yang tak terduga dari Oliver, dikombinasikan dengan pukulan keras yang presisi dalam tinju, membuat salah satu pelaku bullying itu terpental dan kehilangan dua gigi sekaligus.
Genangan darah yang tercecer di tanah membuat semua orang gemetar ketakutan, bahkan bos mereka terpaku diam, tak bisa berkata-kata melihat gerakan cepat Oliver yang mematikan.
Tak tinggal diam, salah satu temannya memberanikan diri membantu memukuli Oliver, tetapi dengan spontan Oliver langsung menghindari pukulan tersebut.
Tanpa ampun, Oliver kembali memukul lawan tepat di rusuknya, membuatnya meringis kesakitan. Kemudian Oliver mundur sedikit mempersiapkan dirinya untuk melakukan Ghost steps lagi kedepan dengan dikombinasikan tendangan yang membuat pembully tersebut terpental juga. Titik lemah Oliver mulai terbuka, dan si pembully langsung menyerang nya dengan pukulan yang mengincar sisi kiri kepala Oliver, tetapi Oliver tidak seceroboh itu, dengan ketangkasannya Oliver langsung memblokir serangan lawan untuk melindungi dirinya.
Tak sampai disitu Oliver dengan cepat merotasi kaki dan tubuh nya untuk menghadapi lawan dari sudut yang berbeda, ia melakukan pukulan lurus kedepan dengan dikombinasikan blocking alih-alih mengatur jarak antara dia dengan lawannya, dengan momentum yang sempurna, Oliver melepaskan pukulan dengan kekuatan yang cukup tinggi untuk memperbesar daya hancur serangannya. meskipun pembully tersebut masih dapat memblokir nya, tetapi tidak menghapus fakta bahwa ia terpental karena pukulan kuat dari Oliver.
Bos itu terpaku diam, terkesima oleh kecepatan dan kekuatan Oliver yang luar biasa, sehingga ia merasa pesimis dan meragukan kemungkinan menang melawan Oliver. Meski telah melakukan serangkaian Ghost steps dan pukulan keras yang menguras energi, Oliver masih menunjukkan stamina yang luar biasa, tanpa terlihat tanda-tanda kelelahan sedikit pun di wajahnya.
“A-apa.. Apa-apaan ini!?? Mu-mustahil kan?!! Apakah kau monsteeerrr!!!?”
Bos yang sebelumnya menatap dengan penuh percaya diri, kini malah terlihat gentar dan ketakutan, seolah-olah melihat sosok menakutkan di depannya.
Yang benar saja, sangat memalukan untuk bos yang beraut wajah seperti itu! Batinku tak kuat menahan tawa. Oliver sangat hebat, ia bisa menang meskipun ia kalah jumlah, bahkan dia berhasil membuat bos kecil ini ketakutan.
Oliver sangat kuat!.
Bos kecil itu kabur meninggalkan anak buahnya, yang kemudian bangun kembali dan berusaha melarikan diri sekuat tenaga, meski tubuh mereka masih terasa sakit akibat hantaman Oliver.
Oliver yang melihatnya, mengabaikan mereka menganggap bahwa merena hanya tikus kecil yang lari terbirit-birit. Kemudian Oliver menghampiri ku.
“Apa kau tidak papa?” Dengan nada yang datar, Oliver bertanya kepada ku. Ekspresi nya juga datar, aku sangat heran kenapa ada orang yang bisa berbicara dengan ekspresi datar.
“Terimakasih Oliver!” Aku tidak tahu apa yang harus aku katakan. Sangat canggung karena aku jarang berbicara dengan seseorang, tetapi aku yakin dia juga sama sepertiku.
“Ikutlah denganku!”
Oliver berbalik sebelum mengatakan nya, dan aku tidak bisa melihat wajahnya, tapi aku yakin ekspresinya tetap tenang seperti sebelumnya. Aku ragu-ragu dengan niat Oliver, namun aku mengangguk tanpa kepastian, dan memilih untuk mengikutinya, meskipun rasa penasaran terus menggelayuti pikiranku.
Apa yang ingin dia bicarakan kepada ku?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments
Rahman Fauzi
ubur ubur ikan lele
hai kamu bagus karyanya lee
2025-03-04
2
Roby Syahputra
boxing anjay
2025-04-19
1
WinterKarina
top markotop
2025-03-04
2