Mata Pandu seketika membola lebar. Dia mencengkram kuat kursi kayu tersebut, sambil menatap tajam kearah Rania.
"Jika pihak penggugat tidak dapat memenuhi ajuan hak nafkah. Maka dengan ringan hati, saudari Rania akan membawa kasus perselingkuhan saudari Pandu ke ranah hukum!" timpal Om Danu membela.
Tuan Domanick tersenyum bangga, melihat putri kecilnya bersikap tenang, namun penuh ancaman.
Pihak Pandu sudah dikalang kabut terhadap tuntutan nafkah Rania. Pak Renaldi juga tak kalah terkejut, karena tidak menyangka Rania akan menyebutkan nominal yang begitu fantastik.
"Itu pemerasan namanya," geram tuan Mohan bergumam sendiri.
"Tuan ... Sepertinya kita harus mengalah, agar persidangan ini cepat selesai. Jika tidak, maka Pandu akan menjalani hukuman seusai Undang-Undang yang tertera," balas pak Renaldi berbisik.
'Rania benar-benar brengsek! Berani-beraninya dia memerasku seperti ini?'
"Bagaimana saudari Pandu? Apa anda sanggup memberi harta yang telah di sebutkan saudari Rania?" tanya Hakim Ketua menatap lekat Pandu.
'Aku tidak mau mendekam di dalam penjara, hanya ancaman konyol Rania'
"Baik ... Saya akan memberikan nafkah tersebut. Saya harap, gugatan ini akan segera selesai!" ucap Pandu penug kobaran api.
'Aku pun sudah ingin lepas darimu, Pandu! Sengaja tidak ku tuntut kamu, agar masalah perceraian ini cepat selesai'
"Saya tegaskan, jika memang dari kedua pihak tidak menginginkan Mediasi, maka saya nyatakan PUTUS!"
TOK!
"Sesuai gugatan dari pihak tergugat, bahwa penggugat harus bersedia menyerahkan hak nafkah, atau sebagian harta ... Sebesar 2 Milyar!"
TOK!
Rania bernafas lega, bahwa dirinya benar-benar sudah dinyatakan putus dari pernikahannya dengan Pandu.
Setelah menandatangani surat pernyataan, Pandu juga langsung bergegas keluar mengikuti langkah mantan istrinya~Rania.
Sementara di luar, para wartawan sudah menunggu keluarnya sang model.
Rania kembali memakai kacamata hitamnya, berjalan keluar dengan masih di dampingi sang pengacara. Sementara Aston dan tuan Domanick, mereka keluar lebih dulu, karena menghindar tatap dari para awak media.
"Rania ... Bagaimana proses sidangnya?"
"Bisa berikan sedikit informasi, Rania? Apa kalian sudah benar-benar putus?"
"Rania, masalah apa yang memicu ... Sehingga Pandu menggugat anda secara mendadak?"
"Tolong berikan sedikit informasi, Rania?"
Suara wartawan saling bersahut, berdesakan kearah Rania dan sang pengacara. Untuk menghormati sesama, Rania pikir tidak ada salahnya dia menjelaskan masalah hubunganya. Dan sedikit menepis semua fitnahan-fitnahan itu.
"Baik, saudara Rania sudah benar-benar PUTUS tadi! Dan bersyukur, persidangan tadi lancar tanpa hambatan apapun!" om Danu membuka suara sedikit menjelaskan.
"Dan saya disini akan menepis semua tuduhan-tuduhan dari pihak Pandu. Semua yang dia ucapkan, TIDAK BENAR ADANYA! Dia menikahi saya 2 bulan setelah saya menandatangani kontrak kerja, yang mengharuskan saya bekerja secara profesional. Dengan itu saya terpaksa menunda kehamilan saya. Perlu digaris bawahi ya ... HANYA MENUNDA, BUKAN TIDAK INGIN MEMILIKI ANAK! Sudah terimakasih," papar Rania tersenyum hangat.
On Danu menarik tangan Rania agar segera terbebas dari serangan awak media tadi.
"Terimakasih, Rania!" jawab beberapa wartawan yang bersimpati dengan kisah hidup sang Model.
Setelah kepergian Rania, Wartawan masih menunggu keluarnya pihak Pandu beserta keluarga.
Namun sayangnya, beberapa bodyguard tuan Mohan sudah berjejer untuk mengamankan pria tua itu dari serangan awak media.
"Tolong beri jalan!" gertak salah satu Bodyguard.
"Pandu ... Bisa beri sedikit informasi?"
"Kenapa anda begitu murung setelah Persidangan?"
"Pandu ...."
"Pandu ...."
"Maaf, tolong beri jalan!" ucap pak Renaldi saat berjalan di tengah-tengah desakan wartawan.
*
*
*
*
¤Agensi BlackTwins~BT Production¤
Laura berjalan begitu anggun, menggandeng lengan Leonard, saat berjalan menuju ruang Konferensi Pers saat ini.
Semua wartawan sudah siap dengan kamera mereka, menunggu kedatangan sang model.
Daniel yang dipaksa profesional dalam kerjanya, hanya bisa pasrah. Bahwa sebentar lagi model cantinya~Rania, akan tergeserkan posisinya.
Ceklek!
Daniel bangkit, saat pintunya terbuka oleh rekan kerjanya.
"Langsung ke bawah! Mr'sudah menunggumu," seru pria berambut cepak.
Daniel hanya mengacungkan satu jempolnya tanda setuju. Setelah pintu tertutup kembali, dia langsung menyandarkan punggungnya pada kursi kerja, karena pikiranya benar-benar terasa kalut.
'Maafkan aku, Rania!' batin Daniel memejamkan mata dalam-dalam.
Setelah itu dia bangkit kembali, dan langsung berjalan menuju lantai dasar.
Laura tersenyum puas saat melihat Managernya berjalan malas kearahnya.
Penampilan yang menurutnya paripurna itu, semakin membuatnya tampil bercara diri, walaupun dengan cara yang kotor.
"Daniel ... Seharusnya kau bahagia! Beberapa menit lagi, aku akan resmi menjadi modelmu! Kau tidak perlu memikirkan hal lain, Daniel!" kata Laura penuh pecaya diri.
Merasa jengah, Daniel lantas berjalan mendekat sambil berbisik, "Jangan harap!" kedua mata Daniel penuh kobaran abi dendam.
"Sudah, lebih baik kita masuk! Wartawan sudah menunggu kita," sahut Mr' Leonard.
Dengan anggunnya, Laura segera melangkahkan kaki jenjangnya masuk kedalam dengan menggandeng lengan Mr' Leonard.
Mereka bertiga duduk dengan senyum menawan, kecuali Daniel. Pria itu hanya diam dengan wajah dinginya, sambil bersedekap dada.
"Baik, saya selaku pemimpin PT Production ... Dengan konferensi terbuka ini, sata hanya mengumumkan penggantian model saya yang lama, dengan wanita cantik di sebelah saya, Laura James!"
Tunggu ...
Suara lantang itu tiba-tiba masuk kedalam ruangan, sehingga membuat fokus mereka teralihkan.
Rania masuk dengan penampilan terbaiknya, sambil membuka kacamata hitam.
Wajahnya begitu tenang, saat para wartawan sibuk memotret dirinya. Perlahan, Rania mendekat kearah meja lebar tersebut. Dia berdiri tegap seakan kedua kakinya begitu kuat. Rania tidak peduli dengan tatapan terkejut dari Laura dan juga pemilik Agensinya saat ini.
Daniel berdiri. Dia sedikit mendekatkan kepala kearah Rania.
"Kamu datang begitu tepat!" bisik Daniel.
"Rania ... Bagaimana kau bisa datang?" sentak Mr' Leonard menatap tida suka.
Laura seketika bungkam. Wajahnya masih terkejut, namun tatapanya jelas merasa terganggu dengan kedatangan Rania.
"Kenapa tidak bisa, Mr? Aku masih model disini ... Bukan begitu, Daniel?" jawab Rania tersenyum puas.
Mr' Leonard menggeram menahan muak yang kini sudah menyeruat dalam dadanya.
"Kenapa? Kenapa semuanya bungkam? Oh ... Rupanya ada beberapa wartawan disini. Dalam rangka apa? Penggeseran posisiku sebagai Model?" kata Rania seolah terkejut dengan orang-orang di sekitarnya. Setelah itu dia memalingkan wajah kearah Laura, "Waw ... Wanita SAMPAH juga ada disini? Setelah puas telanjang bersama Pandu, kini kau akan menggeser posisi modelku? Bagus ... Bagus!" Rania bertepuk tangan pelan, begitu puas.
"Jaga mulutmu, Rania!" bentak Laura menahan geram. "Kedatanganmu tidak diundang dalam Agensi ini! Jadi tolong jangan memperkeruh suasana.
Upss!
Rania seketika menutup mulutnya sekilas. Setelah itu dia tertawa pelan, namun bagai belati yang menancap relung Laura. Wajah tenang Rania seolah menenggelamkan harga diri Laura dihadapan para awak media saat ini.
...................
Bersambung~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
aryuu
putus apa cerai🤭
2025-03-22
0
stela aza
nggantung terus ceritanya 😠
2025-03-11
0