5. Bertemu kembali

Jessi menatap bangunan empat lantai yang ada di hadapannya. Rumah sakit terbesar di kota ini yang terlihat begitu megah. Gadis itu benar benar takjub dengan apa yang dilihatnya.

"Ayo Jess!," ujar Reska menarik pergelangan tangan Jessi memasuki rumah sakit dan langsung melangkah menuju resepsionis.

"Linda... apakah Dokter Reihan sudah datang?," tanya Reska pada salah satu resepsionis yang bertugas pagi itu.

"Dokter Reihan baru saja datang," jawab resepsionis itu dengan ramah melirik sekilas pada Jessi yang berdiri disebelah Reska.

"Kalau begitu terimakasih informasinya ya Linda," ujar Reska segara menjauhi meja resepsionis sembari menarik pergelangan tangan Jessi. Ia begitu cemas jika nantinya Dokter Reihan mempermasalahkan keterlambatan Jessi membuat tes wawancara sahabatnya itu gagal. Ia tahu betul betapa pentingnya pekerjaan ini bagi sahabatnya.

"Pagi sayang...," sapa Aiden menghadang langka Reska dengan senyuman manisnya namun pria itu kembali berekspresi datar saat menyadari kekasihnya itu bersama seseorang.

"Pagi Ai...," jawab Reska.

"Dia siapa?," tanya Aiden menunjuk Jessi berdiri disebelah tunangannya itu.

"Oh kenalkan ini Jessi, sahabat aku yang dua hari lalu aku ceritakan. Yang mau jadi asisten pribadi Dokter Reihan," jawab Reska.

"Oh...," jawab Aiden tanpa berniat untuk menyapa Jessi.

Jessi sebenernya sedikit tidak nyaman dengan sikap Aiden. Ia yakin sekali jika pria ini adalah tunangan sahabatnya. Dulu saat Reska bertunangan ia tidak bisa hadir karena sibuk dengan skripsinya dan juga ibunya yang jatuh sakit dihari yang sama dengan pertunangan Reska.

Jessi akui, pria bernama Aiden ini cukup tampan. Beruntung sekali sahabatnya mendapatkan Aiden sebagai pendamping hidup. Dari penampilan pria itu ia yakin jika Aiden bukan orang biasa.

"Kamu antar saja sahabat kamu ke ruangan Reihan. Dia sepertinya baru datang beberapa menit yang lalu," ucap Aiden menatap wajah cantik sang kekasih.

"Baiklah, aku antar Jessi dulu ya," jawab Reska diangguki Aiden.

Reska membawa Jessi ke lantai empat dimana ruangan Reihan berada. Sejujurnya ia tidak pernah nyaman dengan sepupu tunangannya itu yang selalu bersikap datar seperti kanebo kering.

"Ini ruangan Dokter Reihan, kamu bisa ketuk saja," ucap Reska saat ia dan Jessi sampai di depan ruangan Reihan.

Jessi mengangguk pelan, jujur ia sedikit gugup namun ia tidak mau mengulur waktu dan takutnya ia malah terlambat menemui calon atasannya itu.

"Semangat ya, good luck," ucap Reska lalu melangkah meninggalkan Jessi yang masih berdiri didepan pintu ruangan Reihan.

***

Tok tok tok

Jessi menghembus nafas beratnya untuk mengurangi rasa gugupnya. Jantungnya berdebar dengan kencang.

"Masuk!,"

Jessi membuka handel pintu perlahan. Suara bariton dari Reihan benar benar membuatnya semakin gugup. Dan saat pintu ruangan terbuka, ia menatap pria yang memakai kacamata duduk di kursi kebesarannya yang tampak sibuk dengan layar komputernya.

Reihan yang merasakan seseorang berdiri di ambang pintu ruangannya mengangkat kepalanya dan menatap orang itu dengan tatapan dinginnya.

"Saya...yang kemarin mengirimkan lamaran dan diminta untuk datang kesini," ucap Jessi dengan suara yang terdengar sedikit bergetar melihat tatapan tajam pria itu.

"Duduklah!," jawab Reihan.

Jessi mengangguk pelan lalu duduk di kursi yang ada di depan meja kerja Reihan. Sejujurnya ia merasa tidak asing dengan pria ini, rasanya ia pernah bertemu dengan pria itu tapi entah dimana ia tidak mengingatnya. Otaknya benar benar buntu dan blank melihat wajah rupawan atasannya ini.

"Kamu belum memiliki pengalaman kerja?," tanya Reihan masih dengan ekspresi wajah datarnya menatap Jessi dengan tajam.

"Belum Pak Dokter, tapi saja akan berusaha bekerja dengan baik," jawab Jessi dengan sungguh-sungguh.

"Kamu tahu bekerja dengan saya itu tidak semudah yang kamu bayangkan. Banyak aturan yang harus kamu patuhi," ucap Reihan.

"Saya akan berusaha mematuhinya Pak," jawab Jessi.

"Oh ya katakan, apa alasan saya menerima kamu sebagai asisten pribadi saya?," tanya Reihan menatap Jessi penuh selidik.

"Saya-- betul-betul ingin bekerja disini Pak. Saya akan berusaha bekerja sebaik mungkin dan mematuhi aturan dari Pak Dokter," jawab Jessi dengan penuh keyakinan.

Reihan tampak mengangguk pelan. Pria itu menatap Jessi sejenak lalu membuang nafas beratnya. Ia membuka laci meja kerjanya dan mengambil sebuah kertas disana lalu memberikannya pada Jessi. "Baca ini dulu, jika kamu keberatan kamu bisa keluar dari ruangan ini," ucap Reihan memberikan kertas berisi aturan bekerja dengannya.

Jessi menerima kertas itu meski sebenarnya otaknya saat ini sedang berusaha mengingat dimana ia pernah bertemu dengan pria ini. Ia merasa pernah melihatnya tapi ia benar benar lupa.

"Jika kamu setuju dengan semua aturan itu, mulai besok kamu sudah bisa bekerja disini dan ingat saya paling tidak suka dengan orang yang tidak menghargai waktu," ucap Reihan.

Sebenarnya aturan yang dibuat oleh calon atasannya ini tidak ada yang merugikannya. Hanya saja ada satu hal yang menganggu pikirannya yaitu ia harus ikut kemanapun calon atasannya ini pergi sementara di rumah ibunya terbaring sakit.

"Bagaimana?," tanya Reihan.

Jessi menghela nafas beratnya lalu mengangguk dengan cepat. Ia harus mengambil pekerjaan ini dan tidak mau menyia-nyiakan kesempatan yang sudah ada di depan matanya. Kemana lagi ia akan mencari pekerjaan dengan posisi sekarang ini.

"Baiklah...kamu bisa tandatangani kontrak kerja kamu sekarang juga dan silahkan baca isi kontraknya, disana juga tertera gaji yang akan kamu dapatkan belum termasuk bonus jika kamu bekerja diluar jam kerja,"ucap Reihan.

Jessi seketika membola melihat gaji yang ia dapatkan yaitu Rp. 8.000.000,00. Seumur hidupnya ia belum pernah melihat yang sebanyak itu. Itu belum termasuk bonus. Ia segara membubuhkan tandatangannya lalu menyerahkan kembali kontrak kerja itu pada Reihan.

"Mulai besok kamu sudah mulai bekerja," ucap Reihan.

"Terimakasih Pak Dokter," jawab Jessi yang tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.

"Hm..," jawan Reihan kini kembali ke setelan pabriknya.

Jessi keluar dari ruangan Reihan, otaknya masih berusaha mengingat dimana ia bertemu dengan pria bernama Dokter Reihan itu."Sepertinya otakku benar benar sudah tidak lagi berfungsi dengan baik," gumam Jessi.

Bruk

"Aw...",ringis Jessi saat tubuhnya terjatuh keatas lantai saat menabrak tubuh seseorang. Entah kenapa orang-orang senang sekali menabraknya.

"Kamu tidak apa apa?," tanya seseorang mengulurkan tangannya pada Jessi.

Jessi mengadah menatap orang yang setengah berbungkuk dihadapan. Seorang pria tampan yang kini tersenyum tipis padanya. Ia memilih berdiri sendiri daripada menyambut uluran tangan pria itu dengan wajah memberengut kesal, ingin sekali ia mengatai pria ini tapi ia tidak ingin berbuat keributan di rumah sakit ini.

"Kenalkan aku Zidan," ucap pria tampan itu mengulurkan tangannya pada Jessi.

Jessi hanya diam saja menatap uluran tangan pria itu. Sebenarnya ia begitu sangat kesal karena pria yang menabraknya ini bukannya minta maaf tapi malah memperkenalkan diri.

"Jessi,", jawab Jessi menyambut uluran tangan Zidan dengan setengah hati. Ia tidak ingin berurusan dengan para pria tampan yang statusnya jauh berbeda dengannya karena ia sudah lelah dihina.

"Kamu ngapain disini?," tanya Zidan penuh selidik karena lantai ini adalah lantai dimana ruangan Reihan berada dan apakah gadis itu kekasihnya Reihan. Jika itu benar ini semua adalah berita yang bagus terutama untuk Auntynya, Dea. Yang begitu ingin Reihan segara menikah.

"Permisi, aku harus pergi ," jawab Jessi mengabaikan pertanyaan Zidan.

...****************...

Episodes
1 1.Gadis bar bar
2 2. Desakan Dea
3 3. Kumpul
4 4. Interview
5 5. Bertemu kembali
6 6. Hari pertama bekerja
7 7.Pengakuan Reihan
8 8. Di sidang
9 9. Curhatan Jessi
10 10. Rapuh
11 11.Kebencian Jessi
12 12. Masuk rumah sakit
13 13. Kesepakatan
14 14. Makan malam bersama
15 15.
16 16.
17 17. (Bab Revisi)
18 18. Kebakaran
19 19.
20 20. balapan
21 21. Meninggal
22 22. Kecurigaan Zain
23 23. Pelaku sebenarnya
24 24.Kedatangan Dea
25 25. Kekesalan Jessi
26 26. Makan siang
27 27. Rio berulah
28 28. Rencana pindah
29 29. Gagal pindah
30 30. Fitnah
31 31. Viral
32 32. Masalah selesai
33 33. Kekuatiran Reska
34 Bab 34.Asumsi Reska
35 35. Sikap Arogan Reihan
36 36. Ajakan makan malam
37 37. Salah mencari lawan
38 38. Perempuan itu?
39 39. Berharap jodoh
40 40.Tidur berpelukan
41 41.
42 42. Kecelakaan.
43 43. Salah paham
44 44. Anggap lamaran
45 45.Menyebalkan
46 46. Bujukan Reska
47 47.Tidak lagi bisa mengelak
48 48. Tentang Farid
49 49. Menyelidiki
50 50. Karena dendam pribadi
51 51. Desakan Adelia
52 52. Kesepakatan
53 53. Ketahuan
54 54. Lupa
55 55.Takut petir
56 56. Tunangan
57 57. Mulai mengatur
58 58. Kegalauan Jessi
59 kekuatiran Jessi
60 60. Bar bar
61 61. Semakin dingin
62 62 Terpesona
63 63. Mulai mencair
64 64. Kembali dekat
65 65. perkara motor
66 66. Pelaku sebenarnya
67 67.Amukan Jessi
68 68. Go publik
69 69. Semua orang tahu
70 70. hampir terciduk
71 71. Sidang putusan
72 72. Pailit
73 73. Makan malam
74 74. Bikin ulah
75 75. Kedatangan Aska
76 76. calon istriku
77 77.Pemaksa
78 78. Karma
79 79. ketidaksabaran Dea
80 80. Terkilir
81 81. Terkilir 2
82 82. Semakin dekat
83 83. Kembali viral
84 84. Jessi di culik
85 85.Amukan Reihan
86 86. Pembalasan untuk keluarga Wirata
87 87. Siuman
88 88. Sisi gelap Reihan
89 89. Memangnya kamu tidak mau menikah dengan saya?
90 90. Salah paham
Episodes

Updated 90 Episodes

1
1.Gadis bar bar
2
2. Desakan Dea
3
3. Kumpul
4
4. Interview
5
5. Bertemu kembali
6
6. Hari pertama bekerja
7
7.Pengakuan Reihan
8
8. Di sidang
9
9. Curhatan Jessi
10
10. Rapuh
11
11.Kebencian Jessi
12
12. Masuk rumah sakit
13
13. Kesepakatan
14
14. Makan malam bersama
15
15.
16
16.
17
17. (Bab Revisi)
18
18. Kebakaran
19
19.
20
20. balapan
21
21. Meninggal
22
22. Kecurigaan Zain
23
23. Pelaku sebenarnya
24
24.Kedatangan Dea
25
25. Kekesalan Jessi
26
26. Makan siang
27
27. Rio berulah
28
28. Rencana pindah
29
29. Gagal pindah
30
30. Fitnah
31
31. Viral
32
32. Masalah selesai
33
33. Kekuatiran Reska
34
Bab 34.Asumsi Reska
35
35. Sikap Arogan Reihan
36
36. Ajakan makan malam
37
37. Salah mencari lawan
38
38. Perempuan itu?
39
39. Berharap jodoh
40
40.Tidur berpelukan
41
41.
42
42. Kecelakaan.
43
43. Salah paham
44
44. Anggap lamaran
45
45.Menyebalkan
46
46. Bujukan Reska
47
47.Tidak lagi bisa mengelak
48
48. Tentang Farid
49
49. Menyelidiki
50
50. Karena dendam pribadi
51
51. Desakan Adelia
52
52. Kesepakatan
53
53. Ketahuan
54
54. Lupa
55
55.Takut petir
56
56. Tunangan
57
57. Mulai mengatur
58
58. Kegalauan Jessi
59
kekuatiran Jessi
60
60. Bar bar
61
61. Semakin dingin
62
62 Terpesona
63
63. Mulai mencair
64
64. Kembali dekat
65
65. perkara motor
66
66. Pelaku sebenarnya
67
67.Amukan Jessi
68
68. Go publik
69
69. Semua orang tahu
70
70. hampir terciduk
71
71. Sidang putusan
72
72. Pailit
73
73. Makan malam
74
74. Bikin ulah
75
75. Kedatangan Aska
76
76. calon istriku
77
77.Pemaksa
78
78. Karma
79
79. ketidaksabaran Dea
80
80. Terkilir
81
81. Terkilir 2
82
82. Semakin dekat
83
83. Kembali viral
84
84. Jessi di culik
85
85.Amukan Reihan
86
86. Pembalasan untuk keluarga Wirata
87
87. Siuman
88
88. Sisi gelap Reihan
89
89. Memangnya kamu tidak mau menikah dengan saya?
90
90. Salah paham

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!