Hari yang dinantikan Sofia akhirnya tiba. Hari ini adalah sidang putusan perceraiannya dengan Robin. Setelah bertahun-tahun hidup dalam pernikahan yang tidak bahagia, akhirnya Sofia akan benar-benar terbebas.
Ia mengenakan setelan semi-formal hasil desain dan jahitannya sendiri—blazer berpotongan elegan dengan celana panjang yang membuatnya terlihat anggun namun tetap berwibawa. Riasannya sederhana, tetapi cukup untuk menonjolkan aura percaya diri dan kecantikannya yang selama ini tersembunyi.
Dengan langkah tenang, Sofia mengendarai mobilnya menuju pengadilan agama. Setiap detik perjalanan, ia merasakan dadanya semakin ringan. Tidak ada lagi keraguan. Tidak ada lagi ketakutan. Hanya ada keyakinan bahwa ini adalah awal baru baginya.
Saat tiba di depan gedung pengadilan, Sofia melihat Robin, Vanessa, dan Saskia sudah berada di sana.
Saskia, yang pertama kali menyadari kedatangan Sofia, langsung berdiri dengan wajah penuh amarah. Ia ingin segera memaki Sofia, tapi tiba-tiba kata-katanya tertahan.
Matanya menatap tajam ke arah pakaian yang dikenakan Sofia.
Robin, yang awalnya bersikap acuh, ikut menoleh. Saat matanya menangkap sosok Sofia, ia tertegun.
Wanita yang dulu selalu terlihat lelah, lusuh, dan penuh beban, kini berubah total. Wajahnya tampak lebih segar, postur tubuhnya lebih tegap, dan sorot matanya lebih tajam. Seakan waktu telah berputar kembali—Sofia yang berdiri di hadapannya ini terlihat seperti wanita berusia 25 tahun.
Vanessa, yang memperhatikan ekspresi Robin, langsung berdehem keras. Wajahnya menyiratkan kecemburuan dan kegelisahan.
"Eheem ...."
Robin tersadar dari lamunannya, begitu juga dengan Saskia.
Dengan sikap arogan, Saskia menunjuk Sofia dan berkata, “Jangan sampai kau menyesal, Sofia! Setelah ini, jangan coba-coba kembali ke rumah kami dengan tangisan dan penyesalan!"
Robin menyusul, “Kau pikir bisa hidup lebih baik tanpa aku? Percayalah, kau akan datang merangkak suatu hari nanti!"
Sofia tetap diam. Senyum tipis terukir di wajahnya.
Sofia tidak tertarik membalas ucapan mereka. Tidak ada gunanya berdebat dengan orang-orang yang tidak pernah melihat nilai dirinya.
Namun, Vanessa hanya diam. Matanya menelusuri pakaian yang dikenakan Sofia, merasa heran sekaligus kesal.
‘Dari mana Sofia mendapatkan pakaian sebagus ini?’ pikirnya.
‘Apa dia mulai menggoda pria kaya di luar sana? Tapi siapa yang mau dengan wanita tua sepertinya?'
Namun, yang tidak Vanessa ketahui adalah pakaian itu adalah hasil jahitan tangan Sofia sendiri—buah dari kerja keras dan dedikasinya dalam merintis bisnisnya sendiri.
Di tengah suasana menegang itu, tiba-tiba suara familiar terdengar.
“Sofia, ayo masuk.”
Itu Rena, sahabat sekaligus pengacaranya. Ia berjalan mendekat dengan ekspresi tajam dan menyindir.
Saat melewati Robin, Saskia, dan Vanessa, Rena menatap mereka sekilas dan tersenyum sinis.
“Hati-hati, jangan sampai kalian yang menyesal nantinya,” ucapnya sambil menggandeng tangan Sofia.
Sofia hanya tersenyum tipis lalu melangkah dengan percaya diri masuk ke ruang persidangan.
Hari ini, Sofia akan menutup babak kelam dalam hidupnya. Dan setelah ini, ia akan memulai babak baru yang lebih indah—tanpa Robin, tanpa keluarga Rahardian, dan tanpa bayangan masa lalu.
****
Ruangan pengadilan dipenuhi keheningan yang tegang. Sofia duduk dengan tenang di kursinya, sementara Robin, Vanessa, dan Saskia berada di sisi lain.
Hakim membuka sidang dan mulai membacakan tuntutan.
“Setelah meninjau seluruh bukti yang telah diserahkan, termasuk rekaman dan foto-foto perselingkuhan antara tergugat, Robin Rahardian, dengan Vanessa Kusuma .…”
Suasana berubah. Robin mengepalkan tangannya, Vanessa menunduk gelisah, dan Saskia mulai menunjukkan ekspresi tidak terima.
"Maka pengadilan memutuskan bahwa gugatan cerai yang diajukan oleh penggugat, Sofia Amara, dikabulkan sepenuhnya.”
Sofia menghembuskan napas lega. Akhirnya … akhirnya semua ini akan berakhir.
Namun, tiba-tiba suara teriakan nyaring menggema di ruang sidang.
“Tidak! Ini semua fitnah! Putraku tidak mungkin selingkuh!”
Semua orang menoleh.
Saskia berdiri dari kursinya, wajahnya merah padam, matanya menatap marah ke arah hakim dan Sofia.
“Putraku adalah seorang dosen terhormat! Mana mungkin dia melakukan hal menjijikkan seperti itu! Ini semua rekayasa wanita itu! Sofia sengaja menjebak putraku!” Saskia menunjuk lurus ke arah Sofia, matanya penuh kebencian.
Sofia tetap diam, tatapannya datar dan dingin.
Sementara itu, Rena menggeleng tidak percaya, lalu menatap Saskia dengan tatapan tajam dan sinis.
“Nyonya Saskia, jika Anda ingin membantah, sebaiknya dengan bukti. Namun sayang sekali, semua bukti perselingkuhan Robin sudah sangat jelas. Bahkan Robin sendiri tidak menyangkal, jadi mengapa Anda begitu ngotot?” ucap Rena dengan nada tajam.
Hakim mengetuk palu, “Silakan tenang, jika ada interupsi lagi, kami akan mengeluarkan pihak yang membuat keributan.”
Namun Saskia tidak peduli. Ia semakin histeris.
“Tidak! Tidak mungkin! Sofia pasti yang sudah mengatur semua ini! Kau wanita jahat! Kau ingin menghancurkan keluargaku! Kau memang perempuan tidak tahu diri! Tidak tahu berterima kasih!”
Saskia melangkah maju dengan agresif, masih menunjuk-nunjuk Sofia.
Dua petugas keamanan segera mendekat.
“Nyonya, harap keluar dari ruangan ini.”
“Aku tidak mau! Aku tidak terima! Sofia, kau—"
Saskia mencoba melawan, tetapi petugas dengan sigap mengangkat lengannya dan membawanya keluar dari ruang sidang.
Saat di seret keluar, ia masih terus berteriak. “Sofia! Kau akan menyesal! Kau akan menderita tanpa anak-anakmu! Lihat saja! Lihat saja! Aku akan membuat anak-anakmu semakin membencimu."
Teriakan Saskia semakin sayup-sayup terdengar dari luar ruang sidang.
Setelah suasana kembali tenang, hakim melanjutkan pembacaan putusan.
“Dengan demikian, pernikahan antara penggugat, Sofia Amara, dan tergugat, Robin Rahardian, dinyatakan telah berakhir secara hukum. Keputusan ini bersifat final dan tidak dapat diganggu gugat.”
Tok!
Tok!
Tok!
Palu diketuk.
Sidang resmi berakhir.
Sofia menutup matanya sejenak, menghembuskan napas panjang. Akhirnya, statusnya sebagai istri Robin telah berakhir.
Dari sudut matanya, Sofia melihat Robin menatapnya dengan ekspresi sulit ditebak. Vanessa di sampingnya menunduk, entah merasa bersalah atau takut.
Sofia tidak peduli lagi.
Ini adalah akhir dari kisah mereka—dan awal dari kebebasannya. Tanpa menoleh ke belakang, Sofia bangkit berdiri dan keluar dari ruang sidang dengan langkah anggun dan percaya diri.
Saat Sofia hendak melangkah keluar dari gedung pengadilan, langkahnya terhenti ketika mendengar suara langkah tergesa-gesa mendekatinya.
“Sofia, tunggu!”
Sofia berhenti sejenak, lalu menoleh perlahan.
Robin berdiri di belakangnya, wajahnya penuh kecemasan. Vanessa tidak terlihat di dekatnya, kemungkinan masih di dalam ruang sidang bersama Saskia yang masih belum bisa menerima kenyataan.
“Apa lagi?” tanya Sofia dingin, menatap mantan suaminya tanpa emosi.
Robin menarik napas dalam, lalu berbicara dengan suara rendah.
“Aku hanya ingin memastikan satu hal... Kau tidak akan menyebarkan video itu, kan? Aku sudah tidak mempersulit proses perceraian ini, jadi kita impas.”
Sofia menaikkan alisnya sedikit, lalu tersenyum tipis—bukan senyuman bahagia, melainkan senyuman penuh arti.
“Aku tidak tertarik menyebarkan video itu, Robin.”
Robin terlihat sedikit lega, tetapi Sofia belum selesai.
“Selama kalian tidak menggangguku lagi, aku tidak akan melakukan apa pun. Jadi... jangan pernah muncul di hadapanku lagi, jangan coba-coba menyentuh hidupku, dan jangan berani mengusik kebebasanku.”
Nada suara Sofia tenang, tetapi ada ketegasan yang tajam di dalamnya.
Robin terdiam. Ia tahu, Sofia bukan lagi wanita yang dulu selalu berusaha mendapatkan cintanya. Wanita di hadapannya kini adalah Sofia yang berbeda, yang tidak bisa dipermainkan lagi.
“Baiklah.” Robin akhirnya berkata, meskipun wajahnya terlihat tidak puas.
Sofia tersenyum sinis lalu berbalik pergi, langkahnya penuh percaya diri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
mama_im
si Vanessa pasti nanti yg ngusik, apalagi kalo bisnis shopia udah mulai naik..
2025-03-08
4
Aghitsna Agis
sofia titip semua bukti sm rena kalau terjadi apa2 srbarkan vidio perselingkuhannya robihood fan vandhoodnys biar diprvat jd dosennnya ditinggu lg kelanjutannya mks
2025-03-08
1
Ma Em
Mantap Sofia itulah wanita yg terhormat tdk akan tunduk dan takut pada ancaman tetaplah berkarya Sofia sampai Sofia sukses pasti anak2mu akan menyesal karena sdh salah menilai mu maju terus pantang mundur Sofia.
2025-03-08
1