DAAP 11

Setelah beberapa kali mencari apartemen yang sesuai, akhirnya Sofia menemukan sebuah apartemen sederhana yang cocok untuknya.

Apartemen itu memiliki dua kamar tidur, satu kamar mandi, dapur kecil, dan ruang tamu yang tidak terlalu luas. Letaknya berada di pusat kota, cukup strategis, dekat dengan berbagai fasilitas umum.

Sofia berdiri di depan bangunan itu, menatapnya dengan perasaan campur aduk. Ini adalah awal baru baginya. Dia tidak akan lagi tinggal di rumah besar bersama suami, anak-anak, dan ibu mertua yang selalu mengontrol hidupnya. Mulai hari ini, dia akan hidup sendiri, bebas menentukan apa yang ingin dia lakukan.

Dengan langkah mantap, Sofia masuk ke dalam gedung dan menuju meja resepsionis. Di sana, seorang petugas apartemen menyambutnya dengan ramah.

"Selamat siang, ada yang bisa saya bantu?" tanya petugas itu.

"Saya ingin menyewa apartemen yang tadi saya lihat," jawab Sofia dengan tenang.

Petugas itu segera mengurus administrasi. Mereka membahas harga sewa, biaya tambahan, dan peraturan yang berlaku di apartemen tersebut. Setelah semuanya disepakati, Sofia menandatangani kontrak sewa.

Setelah urusan administrasi selesai, Sofia keluar dari gedung apartemen dengan perasaan lega.

"Akhirnya, ini rumah baruku," gumamnya pada diri sendiri.

Meskipun apartemen ini tidak semewah rumah lamanya, tapi Sofia merasa nyaman. Tidak ada lagi teriakan mertua, tidak ada lagi protes anak-anak yang selalu menyalahkannya, dan yang terpenting, tidak ada lagi Robin yang mengkhianatinya.

Beruntung, selama ini Sofia selalu menyisihkan sebagian uangnya. Meskipun Robin tidak pernah memberikan uang secara bebas, Sofia selalu mencari cara untuk menabung sedikit demi sedikit selama puluhan tahun. Uang itu awalnya dia niatkan untuk kedua anaknya jika sewaktu-waktu mereka membutuhkan dalam keadaan darurat.

Namun, siapa sangka, uang itu justru menjadi penyelamatnya sekarang.

Dengan tabungan yang cukup, Sofia bisa membayar uang sewa beberapa bulan ke depan dan membeli beberapa perabot yang dibutuhkan. Ini adalah langkah pertama menuju kehidupannya yang baru.

Sofia menarik napas panjang dan tersenyum tipis.

"Mulai sekarang, aku akan hidup untuk diriku sendiri."

****

Siang itu, Mikaila duduk di sebuah kafe yang cukup ramai, namun memilih sudut yang agak sepi. Wajahnya terlihat tidak bersemangat, sesekali dia memainkan ponselnya, lalu menoleh ke arah pintu masuk.

Tak berapa lama, seorang wanita anggun melangkah masuk berusia 49 tahun. Dengan pakaian elegan, rambut tergerai rapi, dan senyum manis di wajahnya, wanita itu tampak menarik perhatian beberapa orang di sekitar.

Mikaila yang melihatnya langsung berdiri, berlari kecil mendekati wanita itu, lalu memberi salam dengan cipika-cipiki penuh keakraban.

"Tante Vanessa!" serunya riang.

Wanita itu tidak lain adalah Vanessa—sahabat Robin sekaligus selingkuhannya. Hanya Sofia yang mengetahui rahasia kelam ini, sementara Mikaila dan keluarganya masih menganggap Vanessa sebagai sekadar teman dekat Robin.

Mikaila menggandeng lengan Vanessa dengan manja, sesuatu yang tidak pernah dia lakukan kepada ibunya sendiri. Jika bersama Sofia, Mikaila selalu bersikap ketus dan tidak sabaran, tapi dengan Vanessa, dia berubah menjadi manja dan penuh senyum.

Keduanya kemudian berjalan ke sudut kafe dan duduk berhadapan. Seorang pelayan datang untuk mencatat pesanan mereka. Setelah memesan, mereka menunggu makanan datang sambil berbincang.

Vanessa, dengan suara lembut dan penuh perhatian, bertanya, "Ada apa, sayang? Biasanya kamu langsung ke rumah Tante, kenapa tiba-tiba ngajak ketemuan di sini?"

Wajah Mikaila langsung berubah masam. Vanessa yang memperhatikan perubahan ekspresi itu langsung merasa ada sesuatu yang tidak beres.

"Mama," jawab Mikaila kesal.

Vanessa mengangkat alisnya. "Kenapa dengan ibumu?"

Mikaila menghela napas panjang, lalu mulai mengungkapkan keluh kesahnya.

"Beberapa hari ini, Ibu berubah banget! Dia jadi kekanak-kanakan dan lebay. Masa cuma sakit mioma aja dia jadi seperti itu. Padahal kan yang aku baca, penyakit itu nggak berbahaya, tapi dia bertingkah seolah-olah sekarat. Menyebalkan banget!"

Mikaila mengaduh dengan wajah kesal. Vanessa tetap memasang ekspresi tenang, tapi ada kilatan aneh di matanya yang tidak disadari oleh Mikaila.

Dengan suara lembut dan sikap penuh perhatian, Vanessa berkata, "Sabar ya, sayang. Mungkin ibumu hanya butuh perhatian. Kamu tahu sendiri, wanita seusia dia kadang jadi lebih sensitif. Mungkin dia hanya ingin diperhatikan lebih oleh keluarganya."

Mikaila mendengus, tapi senyum Vanessa yang penuh kelembutan seakan menenangkannya.

"Tante baik banget sih, selalu bisa mengerti aku," ujar Mikaila dengan mata berbinar. "Kadang aku berharap Tante yang jadi ibu aku, bukan dia."

Vanessa tersenyum penuh arti, tapi dengan cepat dia mengalihkan pembicaraan.

"Ngomong-ngomong, kenapa kamu keluar dari sekolah siang-siang begini? Tidak ada kelas?" tanyanya.

Mikaila mengibaskan tangannya dengan santai. "Jam kosong, jadi aku keluar sebentar."

Vanessa hanya mengangguk, lalu tak lama pesanan mereka datang. Selama makan, Vanessa dengan penuh perhatian menyuapi Mikaila sedikit demi sedikit, seolah memperlakukan Mikaila seperti anaknya sendiri.

Mikaila tersenyum senang. Dia merasa mendapatkan perhatian yang tidak pernah dia dapatkan dari Sofia. Tanpa sadar, dia semakin terpengaruh oleh Vanessa, tanpa menyadari ada sesuatu yang tersembunyi di balik sikap lembut wanita itu.

****

Sore itu, Robin memarkirkan mobilnya di depan sebuah rumah yang terlihat elegan dan mewah. Rumah itu tidak terlalu besar, tapi tertata dengan sangat rapi dan terasa nyaman. Tanpa mengetuk, Robin langsung membuka pintu dan masuk, seolah rumah itu adalah miliknya sendiri.

Begitu masuk, aroma lembut lilin aromaterapi menyambutnya, bercampur dengan harum teh hangat yang baru saja diseduh. Langkah kakinya terhenti ketika sosok wanita anggun muncul dari dalam ruangan.

Vanessa.

Dengan senyum manis, wanita berusia 49 tahun itu berjalan mendekati Robin. Meski usianya hampir setengah abad, Vanessa masih terlihat memesona dengan tubuh yang terawat dan penampilan yang selalu elegan.

Tanpa ragu, Vanessa langsung berdiri di belakang Robin dan mulai memijat punggungnya dengan lembut. "Kamu terlihat kusut sekali, sayang," ujarnya dengan suara lembut.

Robin menghela napas panjang, membiarkan dirinya menikmati pijatan Vanessa. "Sofia ... dia berubah akhir-akhir ini. Aku tidak tahu apa yang terjadi."

Mendengar nama Sofia, Vanessa yang awalnya tersenyum langsung merasa kesal, tapi dia sangat pandai menyembunyikan ekspresinya. Dia tahu, setiap kali bertemu, Robin selalu malas membahas istrinya sendiri. Biasanya, jika dia menyebut nama Sofia, Robin akan langsung mengalihkan pembicaraan.

Namun, kali ini berbeda.

"Maksudmu apa? Perubahan seperti apa?" Vanessa pura-pura bertanya dengan nada lembut, seolah peduli.

Robin menghela napas lagi. "Aku tidak tahu pasti, tapi dia jadi pendiam dan tidak lagi memperhatikan aku dan anak-anak. Dia bahkan tidak memasak untuk kami lagi. Mungkin ini efek dari penyakitnya."

Vanessa menggigit bibirnya pelan, matanya berkilat tajam sejenak sebelum dia kembali mengukir senyum manis. "Kalau begitu, biarkan dia dulu, sayang. Dia pasti hanya butuh waktu."

Vanessa melingkarkan tangannya di leher Robin, menyandarkan kepalanya di dada pria itu dengan manja. "Kamu tahu kan, aku selalu ada untukmu?" bisiknya lembut.

Robin tersenyum tipis, meraih dagu Vanessa dan menatapnya dalam. "Kamu memang selalu mengerti aku," gumamnya sebelum mendekatkan wajahnya ke wajah Vanessa.

Vanessa tersenyum penuh kemenangan. Apapun yang terjadi dengan Sofia, itu bukan urusannya. Yang terpenting, Robin tetap ada di sisinya.

Terpopuler

Comments

Tiara Bella

Tiara Bella

dasar uler....penyesalan. nnti akan km dptkan diakhir Robin

2025-03-06

1

jenny

jenny

ayooo... semangat Sofia!! kamu pasti bisa

2025-03-07

0

Chauli Maulidiah

Chauli Maulidiah

sumpah, nggilani manusia2 spt ini..

2025-03-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!