Andai kamu tau...

"Mas Arga?" Gumam Risa.

Risa langsung memalingkan wajahnya. Dia juga berdiri di samping Ara untuk menutupi wajah anaknya itu. Padahal kalau di pikir-pikir, Arga juga tidak akan tau kalau Ara adalah anaknya. Tapi entah kenapa Risa sudah ketakutan sendiri.

Jantung Risa berdetak dengan sangat kencang saat dia dan Arga mulai dekat. Saat mereka berpapasan, Risa merasakan atmosfer di sekitarnya terasa melambat. Risa bahkan bisa mencium wanginya Arga yang masih sama seperti dulu saat mereka begitu dekat meski Risa memalingkan wajahnya.

"Pa..pa.."

Deg...

Arga merasakan perasaan yang aneh ketika mendengar suara lirih dari anak kecil yang sedang didorong dengan brankar.

Dia berhenti melangkah untuk melihat anak kecil yang suaranya bisa menggetarkan dadanya itu. Tapi sayang, wajahnya tertutup oleh seorang wanita yang berdiri di sampingnya.

( Di sini kenapa Arga tidak mengenali Risa. Ya karena penampilan Risa sudah berubah ygy. Dari cara berpakaian yang lebih sederhana, bentuk tubuhnya juga berbeda karena sudah berbeda karena sudah pernah melahirkan dan lebih dewasa)

"Mas!" Panggil Fatma membuat Arga kembali memalingkan wajahnya.

"Iya!" Arga pun segera menghampiri Fatma yang memanggilnya.

( Dan ini juga, kenapa Risa dan Fatma tidak saling melihat? Kalau tau IGD pasti ada sekat-sekat pakai gorden itu kan? Nah mereka tentu nggak lihat apalagi pada panik sama anak-anaknya sendiri, sampai sini ngerti kan? )

Mendengar suara itu, Risa pun ikut menoleh ke belakang. Namun tampaknya, keputusan Risa adalah hal yang salah. Karena apa yang Risa lihat saat ini adalah gambaran keluarga yang diinginkan Ara. Keluarga bahagia antara Ayah, Ibu dan anak.

"Andai kamu tau Mas, di sini juga ada anakmu yang sedang berjuang untuk bertahan hidup" Air mata Risa jatuh tak terkendali menatap pria yang masih sangat ia cintai hingga saat ini.

"Dia juga begitu merindukan kehadiran mu. Tapi melihat ini, aku semakin yakin kalau menyembunyikan Ara adalah keputusan terbaik!" Risa kembali melangkah meninggalkan pemandangan yang begitu menyakitkan itu.

Dia tidak masalah jika Arga bahagia dengan Fatma karena dulu memang dia yang menyia-nyiakan Arga. Tapi saat ini Risa memposisikan dirinya sebagai seorang Ibu yang mengerti perasaan putrinya selama ini.

"Apa yang harus saya lakukan untuk Ara dok? Kenapa keadaannya justru semakin memburuk?" Tanya Risa saat dokter Dodi membawanya ke ruangan dokter.

Satu bulan yang lalu, saat penyakit Ara belum terdeteksi, Ara terlihat begitu sehat. Tapi setelah diagnosis itu, Ara langsung terlihat begitu lemah.

"Setelah saya periksa keseluruhan, transplantasi sel punca adalah keputusan yang terbaik untuk menyelamatkan Ara, karena untuk saat ini masih banyak waktu. Saya juga tidak ingin melihat keadaan Ara semakin memburuk kalau tidak segera di tangani dengan cara yang tepat!"

"Sel punca dok?"

"Iya, sel punca bisa di dapatkan dari orang tua, terutama Ayah kandung, bisa juga saudara kandung"

Degh...

Risa membeku, bagaimana mungkin dia bisa mendapatkan itu dari Ayah kandung Ara, sedangkan Risa saja menyembunyikan Ara dari Arga.

"Apa tidak ada yang bisa mendonorkan sel punca selain Ayah kandung dok atau saudara kandung dok?" Risa akan berusaha sebisa mungkin untuk tidak melibatkan Arga dalam hal ini.

"Bisa juga dari Ibu meski kemungkinannya kecil. Atau kita bisa mendapatkannya dari orang lain asal itu cocok!"

"Dokter, tolong periksa saya dok. Saya yang akan menjadi pendonor untuk anak saya, atau dokter bisa mencarikan pendonor dari luar dok, tolong saya dok!" Pinta Risa dengan panik karena dia sudah ketakutan sendiri mendengar siapa saja yang bisa mendonorkan sel punca untuk Ara.

"Saya juga akan membantu untuk mencari donor dari luar dok" Ucap Fatir yang sejak tadi memang ada di sana bersama Risa.

"Tapi itu pasti akan sangat sulit dokter, karena golongan darah Ara adalah B-" Jawab dokter Dodi.

"Apa?? B-??!!" Sontak tubuh Fatir terasa lemas.

Saat ini, dia seperti dejavu. Dia seperti kembali ke masa di mana pertama kali mendengar Andita terkena kanker darah stadium akhir.

Saat itu Andita begitu kesusahan mencari pendonor dengan golongan darah yang sama yaitu B- karena Ayahnya sudah meninggal dan milik Kakaknya tidak cocok.

Semua yang ada saat ini sungguh membingungkan untuk Fatir. Selain wajah Ara dan Andita yang mirip, penyakit mereka juga sama, dan sekarang bahkan golongan darah mereka sama.

"Pemilik golongan darah ini sangat langka. Bahkan hanya 0,07℅ dari seluruh penduduk negara ini"

"Apa tidak ada cara lain dokter?"

"Hanya kemoterapi, itu pun tidak cukup jika melihat reaksi tubuh Ara yang seakan menolak semua itu"

Seluruh tubuh Risa langsung lemas mendengarnya. Bagaimana mungkin dia bisa mendapatkan donor dengan golongan darah langka itu.

Sama halnya dengan Fatir yang saat ini masih diam dengan pikirannya sendiri. Ada banyak hal yang terus berputar-putar dalam otaknya saat ini.

"Bu Risa tenang dulu, saya akan mencoba mencari pendonor untuk Ara. Tapi Bu Risa juga harus menghubungi kluarga Bu Risa yang memiliki golongan darah yang sama dengan Ara, karena keluarga adalah yang paling besar kemungkinan bisa menyelamatkan Ara"

"Baik dokter, terima kasih"

Risa berjalan dengan lemas saat keluar dari ruangan dokter Dodi di ikuti oleh Fatir di belakangnya.

"Gimana ini dokter?" Tubuh Risa merosot ke lantai dengan tangisnya yang pecah di lorong yang sepi.

"Saya akan bantu kamu sebisa saya Risa. Kamu harus kuat demi Ara!" Fatir ikut berjongkok menenangkan Risa dengan menepuk bahu Risa.

Saat ini pikiran Fatir hanya tertuju pada seseorang yang kemungkinan besar bisa membantu Risa dan Ara. Fatir tidak akan mengalami hal yang sama untuk kedua kalinya. Melihat orang dengan penyakit yang sama harus meninggalkan dunia ini.

Risa hanya bisa mengangguk dan menghapus air matanya dengan kasar. Dia tidak mau terlihat menyedihkan di depan putrinya.

"Sekarang kembalilah ke ruangan Ara, dia pasti mencari mu!" Entah mengapa sejak tadi Fatir tidak memanggil Risa dengan formal seperti biasanya.

"Iya dokter"

"Saya pergi dulu!"

Fatir segera meninggalkan Risa. Dia merogoh ponsel di kantungnya untuk menghubungi seseorang.

"Di mana lo?"

"....." Sahut seseorang yang Fatir hubungi saat ini.

"Bagus, gue ke sana sekarang!" Fatir segera memutuskan panggilan teleponnya kemudian berjalan dengan cepat menuju tempat yang di tunjukkan oleh orang yang baru saja ia hubungi.

Terpopuler

Comments

tinimawon

tinimawon

sudah sy duga pasti mereka tidak bertemu baru 6 thn tidak berjumpa aja udah ngak mengingat ya padahal dlu km 26 thn reuni smp aj masih inget satu sama lain ya ..ya ..ya tapi tidak apa² nanti jg bakalan ketemu itu arga sama ara dan satu lagi risa begitu egois ya uang mepet demi kesembuhan anak aja hrs di sembunyikan kan ngak hrs rujuk

2025-03-11

6

ollyooliver🍌🥒🍆

ollyooliver🍌🥒🍆

ayah kandunh juga juga gak selalu cocok, setauku dari adik kandung juga bisa, bisa dari satu ayah dan ibu, bisa juga dari berbeda ayah alias bukan anak arga yg penting satu ibu kandung. maksudnya anak dari risa dengan pria lain.

2025-03-11

1

Adiba

Adiba

ngerti thor.......ini udh jelas banget penjelasan dari authornya terima kasih....klw ada yg gak ngerti berarti namanya OON hehehe becandabya permirsahhhhh, jng marah...puasaaaa 🤭💗✌

2025-03-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!