Menemui Ara

Bagaimana hasilnya?" Arga menatap Seno penuh harap.

"Maaf Pak" Seno menunduk ketakutan karena pasti Arga akan memarahinya lagi.

"Sudah satu bulan lebih Sen, kenapa belum dapat apa-apa??!! Sebenarnya kau mencarinya atau tidak??!!" Arga menatap Asistennya itu dengan nyalang.

"Saya akan berusaha mencarinya lagi Pak. Beri saya waktu lagi!"

"Terserah, sepertinya kau memang tidak bisa diandalkan!"

Arga meninggalkan Seno di ruangannya. Selama ini Seno adalah Asisten sekaligus sekretaris andalannya yang tidak pernah mengecewakan Arga. Tapi untuk mencari Risa, Seno belum bisa menemukan seujung rambutnya saja meski sudah satu bulan lamanya.

Arga pun tak tinggal diam, dia sebenarnya juga mencari Risa mulai dari teman-temannya yang dulu hingga datang ke club malam yang dulu sering Arga datangi untuk menjemput Risa dengan paksa saat bersama teman prianya, namun Arga tidak mendapat petunjuk apapun tentang Risa.

Mereka bilang, terakhir kali melihat Risa adalah saat Risa membayar hutang kepada teman-temannya.

Kali ini pun Arga memilih pergi sendiri. Dia ingin mencari keberadaan Risa di pinggiran kota. Siapa tau Risa saat ini tinggal sana mengingat Risa sudah tidak punya rumah lagi.

Tapi, otak Arga memang berencana untuk mencari Risa, namun entah apa yang mendorongnya hingga mengendarai mobilnya menuju ke proyek apartemen miliknya.

Arga memarkirkan mobilnya di luar proyek seperti waktu itu. Dengan memakai kacamata hitamnya yang membuatnya semakin tampan, Arga bersandar pada pintu mobilnya.

Dia menatap anak-anak yang bermain di luar pagar proyeknya. Melihat satu persatu siapa tau ada anak yang ia cari di antara mereka.

Tapi Arga sama sekali tidak melihat gadis kecil dengan rambut panjang di kepang dua dan juga boneka kelincinya.

Arga menyipitkan matanya dia tampak melihat anak laki-laki yang waktu itu mengajak Ara untuk pulang.

"Hay kamu!" Arga mendekati anak laki-laki laki itu.

"Saya Om?"

"Iya, kamu Abangnya Ara yang waktu itu kan?"

"Iya" Jawab Dika yang masih ingat siapa Arga.

"Sekarang Ara di mana? Kok tidak main sama kamu?" Tanya Arga yang begitu penasaran dengan sosok Ara.

Dia teringat omongan Fatir di kantornya. Jika ada pasien yang sangat mirip dengan wajah adiknya, yaitu Andita.

Dan Arga pun baru sadar kalau Ara juga begitu mirip dengan Andita. Pantas saja saat itu Arga merasa tidak asing dengan wajah Ara.

"Ara lagi sakit jadi nggak ikut main deh Om"

"Sakit?"

"Iya, kata Emak sakitnya cukup parah jadinya harus di rumah terus deh!"

Mendengar anak yang baru pertama kali ia temui itu dalam keadaan sakit, dada Arga tiba-tiba terasa nyeri dan entah apa sebabnya.

"Kalau gitu, boleh nggak kalau Om.."

Drrtt...drrrttt...

Permintaan Arga itu harus terhenti karena ponselnya yang bergetar.

"Iya Fatma, ada apa?"

"Mas, Keysha tiba-tiba demamnya tinggi sekali. Sekarang aku bawa Keysha ke rumah sakit Catra!" Fatma terdengar panik saat ini.

"Apa?? Aku ke sana sekarang!"

"Maaf, Om harus pergi. Salam buat Ara ya?" Ucap Arga setelah panggilannya berakhir.

"Iya Om"

Arga langsung bergegas pergi dari sana untuk menyusul Fatma ke rumah sakit. Arga belum tau kenapa tiba-tiba Keysha demam karena tadi saat dia berangkat Keysha terlihat baik-baik saja.

Sementara itu, saat ini Risa juga tengah di landa panik karena tiba-tiba saja Ara pingsan setelah mimisan dengan mengeluarkan begitu banyak da rah. Dia langsung membawa Ara ke IGD agar putrinya itu mendapat pertolongan dengan cepat.

"Tolong Ara dokter, tolong anak saya!" Pinta Ara pada dokter IGD.

"Tenang dulu ya Bu. Saya tangani dulu sambil menunggu dokter Dodi datang"

"Iya dokter, tolong dokter!"

Ketika melihat Ara terbaring lemah seperti itu, Risa selalu di landa rasa takut yang berlebihan karena dia takut kehilangan Ara.

Dia terus menangis dalam diam dengan tangan yang gemetar menyaksikan Ara yang masih lemas memejamkan mata.

Padahal baru saja tiga hari yang lalu Ara menjalani kemoterapinya yang ke dua. Tapi tubuh Ara justru semakin terlihat lemah seakan tidak bisa menerima obat dosis tinggi yang masuk ke dalam tubuhnya.

Belum lagi saat Ara harus menyaksikan efek samping dari obat-obatan itu. Ara yang terus merasa mual sepanjang hari, rambut panjangnya yang lebat dan hitam juga mulai rontok.

Risa benar-benar tersiksa ketika melihat semua itu. Andai saja dia bisa menggantikan rasa sakit yang Ara rasakan saat ini, Risa rela menggantikannya.

"Bertahanlah sayang, bertahanlah demi Mama!"

Tak lama kemudian, dokter Dodi pun datang untuk memeriksa Ara secara langsung.

"Apa yang terjadi Bu?"

"Dokter, tolong Ara dok. Tadi dia mimisan banyak sekali dan tiba-tiba saja pingsan!"

"Saya lihat dulu ya Bu!"

Dokter Dodi langsung memeriksa pasien ciliknya itu menggantikan dokter IGD tadi. Melihat bagaimana dokter Dodi memeriksa Ara, Risa justru di buat semakin panik.

"Bagaimana keadaan Ara dokter?" Tanya Risa setelah dokter Dodi selesai memeriksa Ara.

"Keadaannya semakin melemah. Sepertinya tubuh kecilnya ini tidak bisa menerima obat yang masuk ke dalam tubuhnya!"

Degh...

Air mata Risa semakin mengucur dengan deras. Dia tidak tau harus bagaiman sekarang.

"Setelah ini kita pindahkan Ara dulu ke ruang rawat. Nanti saya akan jelaskan bagaimana langkah selanjutnya"

"Baik dokter" Lirih Risa yang tak bertenaga lagi.

Dia hanya bisa menghampiri Ara yang telah di pasang cairan infus dan selang oksigen di hidungnya.

Risa kembali menatap putrinya dengan miris, apalagi bajunya yang kini terdapat noda merah yang begitu banyak.

"Yang sabar ya sayang, kamu pasti sembuh. Mama akan lakukan apapun buat kamu" Ucap Risa meski dia tak tau lagi harus bagaimana setelah ini karena uangnya pun hanya tinggal lima juta. Semua itu untuk biaya kemoterapi Ara dua minggu lagi saja sudah tak cukup.

Risa tak ada masukan lain lagi selain dari online shop miliknya yang pembelinya tidak terlalu banyak karena sekarang ini, usaha kateringnya sedang macet sejak saat itu. Mungkin setelah ini Risa harus memutar otak untuk mendapatkan uang lagi.

"Permisi Bu, kami antar pasien ke kamar dulu ya?"

"Baik suster, silahkan!" Risa hanya bisa mengikuti dua orang perawat yang mendorong brankar Ara.

Tapi langkah Risa tiba-tiba saja berat, kakinya seolah terpaku pada lantai karena melihat seseorang yang baru saja masuk ke dalam IGD.

"Mas Arga?" Gumam Risa.

Terpopuler

Comments

ollyooliver🍌🥒🍆

ollyooliver🍌🥒🍆

hmmm ketemu dah tuh.
kita liat arga memilih siapa untuk dia liat...apakah ikatan batinnya berfungsi atau tdk.

disituasi seperti inilah mungkin sifat asli fatma keluar atau karena keadaanlah yg membuat dia jahat...

gw harap risa tdk peduli, biar arga merasa risa bener" emng tdk menganggapnya berrti😌

2025-03-10

7

ollyooliver🍌🥒🍆

ollyooliver🍌🥒🍆

lah ngapain lu cari" si risa..udah gak ada hubunvan. lagian risa mau jual" semua harta yg lu kasih apa kagak urusan dialah...jangan sok care. 6 thun lu gak ada effort ..katanya cinte😌


hadueww dibilangin arga tuh cinta sama risa...capek gw kasih pemahaman arti sebuah cinta...dan arga gak punya itu🙄

2025-03-10

6

Uthie

Uthie

Makin selalu suka sama cerita ini 👍👍🤗
dan untungnya setiap hari Up nya 2 👍🤩
Jadi cukup mengobati rindu ingin baca terus cerita ini.... 👍👍👍🤩🤗

2025-03-10

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!